cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL FARMASI GALENIKA
ISSN : 24069299     EISSN : 25794469     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Farmasi Galenika merupakan Jurnal ilmiah yang menerbitkan paper hasil penelitian di bidang sains dan teknologi farmasi.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue " Vol 2 No 01 (2015): JURNAL FARMASI GALENIKA" : 7 Documents clear
AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L) Sovia, Evi
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 2 No 01 (2015): JURNAL FARMASI GALENIKA
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.338 KB)

Abstract

Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) merupakan salah satu tanaman obat yang berpotensi. Salah satu khasiat dari belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) yaitu sebagai antidiabetes. Bagian dari tanaman belimbing wuluh yang sering digunakan adalah buah dan daun. Pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi belimbing wuluh pada umumnya bersifat polar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antidiabetes ekstrak daun belimbing wuluh dengan tiga pelarut  yang berbeda kepolarannya. Daun belimbing wuluh diekstraksi dengan menggunakan pelarut yang berbeda kepolarannya yaitu heksan, etil asetat dan etanol. Semua ekstrak distandarisasi dengan cara dilakukan karakterisasi dan penapisan fitokimia. Selanjutnya ekstrak diuji aktivitas antidiabetes terhadap tikus yang diinduksi aloksan. Empat puluh ekor tikus dibagi menjadi sepuluh kelompok yaitu kelompok kontrol yang diinduksi aloksan dan diberi CMC (Carboxy Methyl Cellulose), kelompok normal yang hanya diberi CMC tanpa induksi aloksan, kelompok perlakuan yang diinduksi aloksan dan diberi ekstrak etanol dan ekstrak etil asetat daun belimbing wuluh dengan dosis masing-masing 125, 250 dan 500 mg/kg bb, ekstrak heksan 500 mg/kg bb dan glibenklamid 0,65 mg/kg bb. Kadar glukosa darah diukur sebelum induksi, sesudah induksi dan 2 minggu setelah perlakuan. Hasil pengukuran kadar glukosa darah pada akhir penelitian menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara kelompok kontrol (333,3±28,4g/dl) dengan kelompok yang diberi ekstrak etanol dan etil asetat dengan dosis 125, 250, dan 500mg/kb bb yaitu 101±59,6; 94,8±8,9; 77,8±15,2; 125±25,3; 158±44,9 dan 119±39,9 secara berurutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut yang paling baik adalah ekstrak etanol, sedangkan dosis yang paling efektif adalah ekstrak etanol  dengan dosis 125 mg/kg bb. Ekstrak etanol juga mempunyai aktivitas antidiabetes yang lebih baik dibandingkan dengan ekstrak etil asetat, sedangkan ekstrak heksan tidak mempunyai aktivitas antidiabetes.
Aktivitas Antimikroba Minuman Probiotik Sari Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.) Terhadap Escherichia coli dan Shigella dysenteriae Dewi, Mira Andam
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 2 No 01 (2015): JURNAL FARMASI GALENIKA
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.244 KB)

Abstract

Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang jika dikonsumsi dalam jumlah cukup dapat memberikan manfaat kesehatan untuk inangnya. Jambu biji merah (Psidium guajava L) merupakan salah satu jenis buah yang banyak dihasilkan di Indonesia yang mengandung monosakarida berupa fruktosa dan glukosa yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini melakukan uji aktivitas antimikroba minuman probiotik sari jambu biji merah terhadap bakteri saluran pencernaan yaitu Escherichia coli dan Shigella dysenteriae. Metode penelitian meliputi penapisan fitokimia, pembuatan minuman probiotik, pengujian kualitas dan uji aktivitas. Hasil penapisan fitokimia buah jambu biji merah menunjukan adanya flavonoid, tanin serta polifenol. Minuman probiotik dibuat menjadi 2 formula. Formula 1 (F1) tanpa penambahan susu skim dan formula 2 (F2) dengan penambahan susu skim konsentrasi 7,5%. Keduanya menggunakan kombinasi starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus (1:1). Pengujian kualitas minuman probiotik meliputi organoleptik (bentuk, warna, aroma, rasa), nilai pH serta uji kualitatif dan kuantitatif asam laktat. Hasil pengujian menunjukan kadar asam laktat dan nilai pH untuk F1 dan F2 berturut-turut adalah 1,65%; 1,98%; 4,98; 4,20. Pengujian aktivitas minuman probiotik menggunakan metode Angka Lempeng Total (ALT). F1 menghasilkan pengurangan jumlah populasi Escherichia coli sebesar 7,55% pada jam ke 0 dan 26,61% pada jam ke 72, Shigella dysenteriae sebesar 8,26% pada jam ke 0 dan 28,34% pada jam ke 72. Pada F2 menghasilkan pengurangan jumlah populasi Escherichia coli sebesar 10,43% pada jam ke 0 dan 31,65% pada jam ke 72, Shigella dysenteriae sebesar 11,41% pada jam ke 0 dan 35,43% pada jam ke 72. F2  merupakan formula terbaik dalam mengurangi 2 populasi bakteri uji pada pengenceran 107 cfu/mL.
Studi Etnofarmakognosi- Etnofarmakologi Tumbuhan Sebagai Obat Di Kampung Naga Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya Mariani, Ria
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 2 No 01 (2015): JURNAL FARMASI GALENIKA
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.992 KB)

Abstract

Telah dilakukan studi etnofarmakognosi– etnofarmakologi tumbuhan sebagai obat di Kampung Naga, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Metode penelitian ini meliputi studi area dan studi etnofarmakognosietnofarmakologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tumbuhan yang digunakan sebagai obat di Kampung Naga meliputi 28 suku yang terdiri dari 51 jenis, dengan suku tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah  Asteraceae. Tumbuhan obat tersebut paling banyak digunakan sebagai penambah stamina tubuh. Daun merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan, sedangkan kebun merupakan tempat yang paling banyak tumbuhan tersebut diperoleh. Cara pengolahan tumbuhan obat paling banyak dilakukan dengan cara direbus.
Penetapan Kadar Total Fenol dan Aktivitas Antioksidan dari Jus Buah Lima Spesies Jeruk (Citrus sp.) Juanda, Dadang
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 2 No 01 (2015): JURNAL FARMASI GALENIKA
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.112 KB)

Abstract

Jeruk merupakan buah yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, jenis jeruk cukup banyak diantaranya jeruk sunkist (Citrus sinensis Osbeck), jeruk purut (Citrus hystrix D. C.), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), jeruk bali (Citrus maxima Merr) dan jeruk garut (Citrus nobilis Lour), kandungan senyawa aktif yang diketahui cukup banyak diantaranya senyawa fenolat yang diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk menetapkan kadar senyawa fenol dan aktivitas antioksidan dari dari beberapa spesies jeruk. Buah jeruk diblender  dan filtrat yang diperoleh  di freeze dry sehingga didapat jus kering. Jus jeruk ditentukan kadar total fenol dengan menggunakan reagen Folin Ciocalteau dan aktivitas antioksidan diuji secara in vitro menggunakan metode peredaman radikal bebas DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Kadar fenol total  dari jeruk sunkist, jeruk purut, jeruk nipis, jeruk bali dan jeruk garut secara berurutan  98,6 ; 141,7; 81,7; 71,3; 67,4 (mg asam galat/100 g jus). Aktivitas antioksidan dari jeruk sunkist, jeruk purut, jeruk nipis, jeruk bali dan jeruk garut  memberikan EC50 (Efisien Konsentrasi) secara berurutan 732,00; 1.255,07; 1.631,80;  1.739,72; 2.192,2 µg/mL..  
Reseptor P2Y G-Protein Couple Receptors (GPCRs): Target Menarik Pengembangan Obat Baru Damayanti, Sophi
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 2 No 01 (2015): JURNAL FARMASI GALENIKA
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.366 KB)

Abstract

P2Y purinergik reseptor adalah bagian dari G-protein couple receptor (GPCRs), group reseptor yang merupakan target utama pada berbagai pengobatan. Hingga kini, delapan subtipe reseptor P2Y telahdiidentifikasi. Kelompok pertama dari P2Yadalah reseptor P2Y1, P2Y2, P2Y4, P2Y6, dan P2Y11. Reseptor P2Yditemukan di berbagai lokasi di dalam tubuh seperti otak, limfosit, paru-paru, sel darah dan lain-lain. Salah satu reseptor yaitu reseptor P2Y12 memainkan peran utama dalam aktivasi trombosit. Reseptor ini dilaporkan untuk mengambil bagian dalam amplifikasi dan penyelesaian aktivasi platelet dan agregasi antagonis reseptor P2Y12 yang telah dikenal untuk pengobatan adalah clopidogrel dan ticlopidin. Berdasarkan lokasi dan peran P2Y reseptor dalam berbagai fungsi tubuh, dapat disimpulkan bahwa P2Y reseptor merupakan salah satu reseptor yang dapat dijadikan pengembangan obat secara rasional berdasarkan target. 
Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Faringitis Di Suatu Rumah Sakit Di Kota Bandung Lisni, Ida
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 2 No 01 (2015): JURNAL FARMASI GALENIKA
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.903 KB)

Abstract

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan yang sangat serius baik di dunia maupun di Indonesia. Angka kejadian ISPA di Indonesia menurut Riskesdas 2013 adalah sebesar 25,0%. Infeksi saluran pernapasan seperti faringitis mewakili sebagian besar kasus. Faringitis sebagian besar disebabkan bakteri Streptococcus group A β-Haemolytic. Salah satu obat utama untuk mengobati faringitis adalah antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dalam pengobatan faringitis dapat menyebabkan terjadinya resistensi dan berbagai efek samping, maka perlu dilakukan evaluasi penggunaan obat sebagai bentuk jaminan mutu penggunaan obat untuk menilai kesesuaian penggunaan antibiotika pada pengobatan faringitis. Penelitian dilakukan menggunakan metode observasional dengan penyajian data secara deskriptif dan pengumpulan data secara retrospektif. Berdasarkan hasil penelitian pada periode  bulan Januari sampai April 2015 diperoleh 56 pasien yang diteliti. Diketahui jumlah pasien yang menderita faringitis yaitu pasien anak 53,57% dan pasien dewasa 46,43%. Semua pasien yang diteliti menerima terapi antibiotik. Antibiotik yang banyak digunakan adalah golongan sefalosporin (89,29%), dengan sefiksim (60,71%). Hasil dari analisis kualitatif diketahui bahwa pasien menerima antibiotika sesuai indikasi adalah 100 %,  dosis yang sesuai sebesar 96,49%,  lama terapi yang sesuai sebesar 87,72%, penggunaan antibiotika kombinasi yang memiliki efek sinergis sebanyak 1(satu) pasien. Tidak terdapat duplikasi, namun terdapat potensi interaksi obat dengan jumlah 14 kasus.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Dan Fraksi Kulit Batang Dan Daun Sungkai (Peronema Canescens Jack) Terhadap Staphylococcus Aureus Atcc 25923 Dan Escherichia Coli ATCC 25922 Kusriani, R. Herni
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 2 No 01 (2015): JURNAL FARMASI GALENIKA
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.733 KB)

Abstract

Sungkai (Peronema canescens Jack) merupakan tanaman asli Indonesia yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai obat kumur dan luka ringan. Penelitian ini  bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri dari kulit batang dan daun Sungkai dan mengetahui golongan senyawa yang diperkirakan aktif sebagai antibakteri. Ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Fraksinasi menggunakan ekstraksi cair-cair dengan pelarut n-heksan, etil-asetat dan metanol. Pengujian aktivitas antibakteri dengan metode microdillution, dan metode bioautografi kontak untuk mengetahui golongan senyawa yang diperkirakan aktif sebagai antibakteri. Hasil pengujian menunjukan kulit batang sungkai tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Sedangkan Ekstrak daun sungkai, fraksi etilasetat, fraksi metanol memiliki Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) terhadap S. aureus berturut-turut 1024 µg/ml, 1024 µg/ml dan 512 µg/ml, sedangkan terhadap E. coli, ekstrak dan fraksi memiliki KHM dan KBM  512 µg/ml. Hasil uji bioautografi kontak terhadap S.aureus dan E. coli dari ekstrak dan fraksi-fraksi daun Sungkai menunjukan bahwa senyawa yang diperkirakan aktif sebagai antibakteri adalah golongan senyawa alkaloid dan flavonoid. Kesimpulan Fraksi metanol daun Sungkai memiliki aktivitas antibakteri yang paling baik terhadap S.aureus dan E.coli  dengan KHM dan KBM 512 µg/ml  

Page 1 of 1 | Total Record : 7