cover
Contact Name
Sarkadi
Contact Email
sarwahita@unj.ac.id
Phone
+6285881133995
Journal Mail Official
sarwahita@unj.ac.id
Editorial Address
Kampus A Universitas Negeri Jakarta Gedung Ki Hajar Dewantara Lt.6 - 7, Jalan Rawamangun Muka, Jakarta 13220
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
ISSN : 02167484     EISSN : 25978926     DOI : https://doi.org/10.21009/sarwahita
The aim of this journal publication is to disseminate the conceptual thoughts or ideas and research results that have been achieved in the area of community services. Sarwahita, particularly focuses on the main problems in the development of the sciences of community services areas as follows: Community Services, People, Local Food Security; Training, Marketing, Appropriate Technology, Design; Community Empowerment, Social Access; Student Community Services; Border Region, Less Developed Region; Education for Sustainable Development.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 226 Documents
PENINGKATAN PENGETAHUAN PASIEN DAN KELUARGA PASIEN DALAM PENATALAKSANAAN DAN PENCEGAHAN ANEMIA Reska Handayani; Ramaita; Anggra Trisna Ajani; Milya Novera
Bahasa Indonesia Vol 20 No 02 (2023): Sarwahita : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/sarwahita.202.5

Abstract

Hemoglobin levels, hematocrit, and erythrocyte count all decline in anemia, which is characterized by a reduction in the number of erythrocyte masses. Iron deficiency, also referred to as iron deficiency anemia, is the most typical cause of anemia. According to the 2018 Basic Health Research (Riskesdas), anemia affects 3–4 out of 10 teenagers in Indonesia based on the characteristics of age groups 5–14 years and 15–24 years, respectively. The Pariaman City Hospital's interne chamber was the location of the community service project, which was carried out in April 2023 with a target audience of 15 patients and their families. In order to change preventative behavior and improve health status, the goal of this community service is to promote patient and family understanding about anemia prevention and management. The process for carrying out community service is divided into three stages: planning, carrying out, and evaluating. According to the findings of the community service project, the patient's family had a low level of awareness about the prevention and management of anemia before receiving counseling (pre-test) and a high level of knowledge after receiving counseling (post-test). The hospital is advised to keep offering ongoing health education to patients' families regarding the prevention of anemia and discharge planning for patients with reference to managing a healthy diet and nutrition. Abstrak Anemia adalah keadaan dimana terjadi penurunan jumlah masa eritrosit yang ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin, Hematokrit dan hitung eritrosit. Penyebab paling umum dari anemia adalah kekurangan zat besi atau yang disebut dengan anemia defisiensi zat besi. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan anemia di Indonesia menurut karakteristik umur 5-14 tahun sebesar 26,8% dan umur 15-24 tahun sebesar 32,% artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Pelaksanaan pengabdian masyarakat dilaksanakan pada bulan April 2023 dengan sasaran Pasien dan Keluarga Pasien di ruangan Interne RSUD Kota Pariaman berjumlah 15 orang. Tujuan Pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga pasien terhadap pencegahan dan penatalaksanaan anemia sehingga adanya perubahan perilaku yang bersifat preventif dalam meningkatkan derajat kesehatan. Metode dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat dengan tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Hasil pengabdian masyarakat didapatkan bahwa tingkat pengetahuan keluarga pasien tentang pencegahan dan penatalaksanaan Anemia sebelum diberikan penyuluhan (Pre test) adalah rendah yaitu sebesar 66.7 % dan setelah diberikan penyuluhan (post test) meningkat menjadi tinggi yaitu sebesar 86.6 %. Disarankan kepada pihak rumah sakit agar terus memberikan promosi kesehatan secara berkesinambungan kepada keluarga pasien terkait pencegahan anemia dan discharge planning bagi pasien dalam mengatur pola makan serta gizi yang seimbang.
PSIKOEDUKASI GERAKAN ANTI NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Dimas Setyadi Putra; Wahyu Adi Susilo
Bahasa Indonesia Vol 20 No 02 (2023): Sarwahita : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/sarwahita.202.4

Abstract

Narkoba is a popular acronym among the public, law enforcement and social media in Indoensia, which stands for narcotics, drugs and hazardous materials. Another term is NAPZA, which stands for narcotics, psychotropic and addictive substances. Drugs abuse is used by someone without a medical condition. This affects abusers in social life, as well as if done by teenagers where it will have a negative impact on their environment. Therefore, it is necessary to provide material to increase the knowledge of adolescents, this is useful because drug abuse in adolescent groups is a complex problem and requires an organized, continuous and comprehensive handling which actively involves adolescents and the community. Drug addiction in Indonesia is growing rapidly, especially for those who are in productive age or adolescents. This service was first carried out by giving a pretest, followed by material presentation, and ended with giving a post-test to determine the increase in participants' knowledge after the service was carried out regarding the anti-drug movement.. This services followed by 20 participant and he results of this training were analyzed using the Wilcoxon test with an average pretest score of 80 and post-test score of 90 with significance (0.000), this shows that there is an increase in the knowledge of the participants before and after being given the material so that the teenagers who have received this training are able to fortify themselves from drug abuse and become influencers in their environment to continue to voice the anti-drug movement that can be applied to everyday life. Abstrak Narkoba merupakan akronim yang populer di kalangan masyarakat, penegak hukum dan media sosial yakni singkatan dari narkotika, obat, dan bahan berbahaya. Adapun istilah lain yakni NAPZA singkatan dari narkotika, psikotropika dan zat adiktif. Penyalahgunaan narkotika dilakukan seseorang tanpa kondisi medis atau di luar pengawasan dari tenaga kesehatan atau dokter. Hal ini mempengaruhi penyalahguna dalam kehidupan bermasyarakat, sama halnya jika dilakukan oleh remaja dimana akan berdampak negatif di lingkungannya. Oleh karenanya perlu diberikan materi dalam meningkatkan pengetahuan remaja, hal ini berguna karena penyalahgunaan narkoba pada kelompok remaja adalah permasalahan kompleks dan membutuhkan suatu penanganan yang terorganisir, kontiyu dan komprehensif dimana aktif melibatkan remaja dan masyarakat. Pecandu narkoba di Indonesia berkembang secara pesat khususnya bagi mereka yang berada di usia produktif atau remaja. Pengabdian ini pertama dilakukan dengan pemberian pretes,dilanjutkan dengan pemaparan materi, dan diakhiri dengan pemberian postes untuk mengetahui peningkatan pengetahuan peserta setelah dilakukan pengabdian mengenai gerakan anti narkoba. Pengabdian ini melibatkan 20 peserta dengan dan hasil dari pelatihan ini dianalisis menggunakan uji wilcoxon dengan rata-rata nilai pretes 80 dan postes 90 dengan signifikansi (0.000), hal ini menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan peserta sebelum dan sesudah diberikan materi sehingga para remaja yang telah mendapatkan pelatihan ini mampu membentengi dirinya dari penyalahgunaan narkoba dan menjadi pemengaruh di lingkungannya untuk terus menyuarakan gerakan anti narkoba yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
PELATIHAN PEMANFAATAN PHET INTERACTIVE SIMULATIONS SEBAGAI SARANA PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 BAGI GURU MGMP IPA MTS KABUPATEN SLEMAN Widodo Setiyo Wibowo; Allesius Maryanto; Sabar Nurohman; Laifa Rahmawati
Bahasa Indonesia Vol 20 No 02 (2023): Sarwahita : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/sarwahita.202.3

Abstract

Practicum activities cannot be separated from science learning. However, in online learning, this is not easy to do. Therefore, this community service activity aims to train the ability of science teachers to use PhET Interactive Simulations as a practical tool in learning science in the era of learning from home (BDR) due to the Covid-19 pandemic. The subjects were the science teachers of MTs/ junior high school in Sleman Regency Special Distric of Yogyakarta. This activity was carried out virtually using video conferencing and e-learning media, and was attended by 27 participants. Generally, the stages of the program include preparation, implementation and evaluation. Evaluation data were collected using questionnaires and product assessment sheets and analyzed using descriptive statistics. The results shows that the trainees are able to use PhET Interactive Simulations in conducting science lab work virtually. It can be seen from the increase in knowledge about the basics of PhET, the ability to download and install PhET, operate PhET, and compile worksheets to apply PhET.The results hopefully help science teacher in improving science learning quality in study from home program. Abstrak Kegiatan praktikum tidak dapat dilepaskan dalam pembelajaran IPA. Akan tetapi dalam pembelajaran secara daring, hal ini tidak mudah untuk dilakukan. Oleh karenanya, kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk melatih kemampuan guru-guru IPA dalam menggunakan PhET Interactive Simulations sebagai sarana praktikum dalam pembelajaran IPA di era belajar dari rumah (BDR) akibat pandemi Covid-19. Khalayak sasaran dalam kegiatan ini adalah guru-guru IPA anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA MTs Kabupaten Sleman DIY. Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual dengan media video conferencing dan e-learning, serta diikuti oleh 27 guru. Tahapan-tahapan kegiatan ini meliputi persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Data evaluasi dikumpulkan dengan angket dan lembar penilaian produk dan dianalisis secara statistik deskriptif. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa guru-guru IPA telah mampu menggunakan PhET Interactive Simulations sebagai sarana praktikum dalam pembelajaran IPA secara daring. Hal ini terlihat dari peningkatan pengetahuan tentang dasar-dasar PhET, kemampuan mendownload dan menginstall PhET, mengoperasikan PhET, serta menyusun worksheets untuk mengaplikasikan PhET. Hasil pelatihan diharapkan dapat membantu para guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di era BDR.
STRATEGI MENDAMPINGI DAN MENSTIMULASI DALAM MENINGKATKAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI CERGAM (CERITA BERGAMBAR) Dina Amalia; Aliva Rosdiana
Bahasa Indonesia Vol 20 No 02 (2023): Sarwahita : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/sarwahita.202.6

Abstract

Requirements for entry into primary school are not only based on the age limit of the child, but also on reading requirements. Besides that, the lack of interesting image visualization media makes it seem monotonous and boring for children. The purpose of this dedication to the community is to provide knowledge for teachers and parents at Ilman Nafi' tutoring in Kudus Regency regarding strategies to assist and stimulate early childhood reading. Calistung stands for reading, writing and calculating, these three are basic abilities that a person must possess in order to learn other things more easily. The method of counseling activities starts from event preparation, pre-test before giving material, giving material through power point slides, post-test evaluation, and closing. The instrument in providing material is power point, to carry out the pre-test and post-test using a questionnaire. The output to be achieved is that the teacher and parents make the Cergam (Cerita Bergambar) media and practice and apply it so that they can increase children's interest in reading. The PkM gap analysis is to minimize the need for Calistung through fun reading strategies with Cergam media. The results of the service obtained a pre-test score of 15% and an increase in the post-test score to 100%, the increase in scores from before and after giving the material shows that the counseling has succeeded in increasing knowledge for teachers and parents of Ilman Nafi's tutoring. Abstrak Persyaratan untuk masuk ke sekolah dasar tidak hanya didasarkan pada batas usia anak, tetapi juga pada persyaratan membaca. Selain itu kurangnya media visualisasi gambar yang menarik sehingga terkesan monoton dan membosankan bagi anak. Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat ini untuk memberikan pengetahuan bagi guru dan orang tua di bimbingan belajar Ilman Nafi’ Kabupaten Kudus mengenai strategi mendampingi dan menstimulasi membaca anak usia dini. Calistung adalah singkatan dari membaca, menulis, dan menghitung, ketiganya merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang agar dapat mempelajari hal lain dengan lebih mudah. Metode kegiatan penyuluhan mulai dari persiapan acara, pre-test sebelum pemberian materi, pemberian materi melalui slide power point, post-test evaluasi, dan penutupan. Instrumen dalam memberikan materi adalah power point, untuk melakuakan pre-test dan post-test menggunakan angket. Luaran yang ingin dicapai adalah guru dan orang tua membuat media Cergam (Cerita Bergambar) serta mempraktikkan dan menerapkan melalui media Cergam sehingga dapat meningkatkan minat membaca anak. Gap analysis PkM yaitu meminimalisir kebutuhan Calistung melalui strategi membaca menyenangkan berbantu media Cergam. Hasil pengabdian diperoleh nilai pre-test sejumlah 15% dan meningkat pada nilai post-test menjadi 100%, kenaikan nilai dari sebelum dan sesudah pemberian materi menunjukkan bahwa pemberian penyuluhan berhasil menambah pengetahuan bagi guru dan orang tua bimbingan belajar Ilman Nafi’.
AKSI PEMBERDAYAAN DAN EDUKASI SECANTING (SEMANGAT CEGAH STUNTING) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 4 ULU PALEMBANG Resy Asmalia; Putri Rizki Amalia Badri; Dientyah Nur Anggina anggina; Rizki Oktarina; M. Dzaky Habiburrahman; Memo Naufal Othman
Bahasa Indonesia Vol 20 No 02 (2023): Sarwahita : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/sarwahita.202.10

Abstract

Stunting is a condition of growth failure in children due to malnutrition for a very long time. The prevalence of stunting in South Sumatra reached 28.98%. Interventions that need to be done to reduce the prevalence start from the first 8000 days of life starting (HPK) from toddlers to adolescents. The purpose of this activity was to increase knowledge and improve the health of mothers, toddlers and adolescents so as to reduce the prevalence of stunting. The targets of this activity were mothers who have stunted toddlers, stunted toddlers and adolescent girls in the working area of Puskesmas 4 Ulu Palembang. The methods used were anthropometric measurements on toddlers and adolescents, haemoglobin measurements on adolescents, SECANTING education using snakes and ladders game media and crossword puzzles. Evaluation of the activity was carried out by giving a pretest-posttest questionnaire. The service team involved were the lecturers of FK UMPalembang, UMPalembang’s cross-program students and the PERMAHUM Organisation of South Sumatera. The results of this activity were that participants understood the efforts of providing high protein supplementary food for toddlers and preventing anaemia in adolescent girls as a form of stunting prevention. Suggestions that can be given are to conduct stunting education routinely to reduce the prevalence of stunting and improve the health status of the Indonesian people. Abstrak Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang sangat lama. Prevalensi stunting di Sumatera Selatan mencapai 28.98%. intervensi yang perlu dilakukan untuk menurukan prevalensi tersebut dimulai dari 8000 Hari Pertama Kehidupan dimulai dari balita hingga remaja. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menambah pengetahuan serta meningkatkan kesehatan ibu, balita dan remaja sehingga dapat menurunkan prevalensi stunting. Sasaran pada kegiatan ini adalah ibu yang memiliki balita stunting, balita stunting dan remaja putri di wilayah kerja Puskesmas 4 Ulu Palembang. Metode yang dilakukan adalah pengukuran antropometri pada balita dan remaja, pengukuran hemoglobin pada remaja, edukasi SECANTING menggunakan media permainan ular tangga dan teka-teki silang. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan pemeberian kuesioner pretest-posttest. Tim pengabdian yang dilibatkan adalah dosen FK UMPalembang, mahasiswa lintas prodi UMPalembang dan Organisasi PERMAHUM Sumatera Selatan. Hasil dari kegiatan ini adalah peserta memahami upaya pemberian makanan tambahan tinggi protein bagi balita dan pencegahan anemia pada remaja putri sebagai bentuk pencegahan stunting. Saran yang dapat diberikan adalah melakukan edukasi stunting secara rutin untuk menurunkan prevalensi stunting dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia
MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU UNTUK PEMBELAJARAN INOVATIF KURIKULUM MERDEKA DI SMP PATTIMURA Nur Aeni Marta; Djunaidi; Sri Martini
Bahasa Indonesia Vol 20 No 02 (2023): Sarwahita : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/sarwahita.202.9

Abstract

Teachers are guided by the curriculum in carrying out their duties in the field of education. In Indonesia, the current curriculum is the Merdeka curriculum. However, there is no standard format in the independent curriculum. This of course challenges teachers who are still experiencing the transition process from the K-13 curriculum to the Merdeka curriculum, especially Pattimura Jagakarsa Junior High School. For this reason, teachers need to improve their competence so that they can adapt to the dynamics of the world of education. The purpose of this service activity is to improve teacher competence so that learning activities can run effectively. This competency improvement was carried out through a two-day workshop with speakers from UNJ academics. The methods used are lectures, self-study, discussions, simulations, and questions and answers. The result is that 45% of teachers understand the planning and implementation of learning in the Merdeka curriculum, 32% of teachers understand enough, 23% of teachers still really need assistance. The trainees (teachers) are also able to make creative, interesting and innovative electronic modules. This indicates that the competence of the teachers has increased and they are ready to implement the Free Learning curriculum at Pattimura High School Jagakarsa. Abstrak Guru berpedoman pada kurikulum dalam menjalankan tugasnya di bidang pendidikan. Di Indonesia, kurikulum yang berlaku saat ini adalah kurikulum Merdeka. Namun, tidak ada format yang baku pada kurikulum merdeka. Hal ini tentu menyulitkan para guru yang masih mengalami proses transisi dari kurikulum K-13 ke kurikulum Merdeka, khususnya Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pattimura Jagakarsa. Untuk itu, guru perlu meningkatkan kompetensinya agar dapat beradaptasi dengan dinamika dunia pendidikan. Tujuan kegiatan pengabdian ini untuk meningkatkan kompetensi guru sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Peningkatan kompetensi ini dilakukan dengan workshop yang dilaksanakan selama dua hari dengan narasumber dari akademisi UNJ. Metode yang dilakukan adalah lecturing, independent self study, diskusi, simulasi, dan Q&A. Hasilnya 45% guru telah memahami perencanaan dan implementasi pembelajaran pada kurikulum Merdeka, 32% guru cukup memahami, 23% guru masih sangat butuh pendampingan. Para guru sekaligus peserta pelatihan juga mampu membuat modul elektronik yang kreatif, menarik, dan inovatif. Hal tersebut menandakan kompetensi para guru meningkat dan siap menerapkan kurikulum Merdeka Belajar di SMP Pattimura Jagakarsa.

Filter by Year

2014 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 20 No 02 (2023): Sarwahita : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 20 No 01 (2023): Sarwahita : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 19 (2022): Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 19 Edisi Khusus Tahun 2022 Vol 19 No 03 (2022): Sarwahita : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 19 No 02 (2022): Sarwahita : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 19 No 01 (2022): Sarwahita : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Edisi Khusus) Vol 18 No 02 (2021): Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 18 No 01 (2021): Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 17 No 02 (2020): Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 17 No 01 (2020): Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 16 No 02 (2019): Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 16 No 01 (2019): Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 15 No 02 (2018): Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 15 No 01 (2018): Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 14 No 02 (2017): Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 14 No 01 (2017): Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 13 No 2 (2016): SARWAHITA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 13 No 1 (2016): SARWAHITA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 12 No 2 (2015): SARWAHITA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 12 No 1 (2015): SARWAHITA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 11 No 2 (2014): SARWAHITA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 11 No 1 (2014): SARWAHITA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat More Issue