cover
Contact Name
Sapta
Contact Email
ftuiba@iba.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
sapta303@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
TEKNIKA
ISSN : 23553553     EISSN : 26865416     DOI : -
Core Subject : Engineering,
TEKNIKA: Jurnal Teknik is a peer-reviewed scientific journal managed by Department of Engineering and published by the Faculty of Engineering Universitas IBA. TEKNIKA: Jurnal Teknik is published in two editions a year, the April and October editions. Contributors to Jurnal TEKNIKA: Jurnal Teknik come from researchers, academics (lecturers and students) in the field of informatics.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 6 No 1 (2019)" : 9 Documents clear
PERBANDINGAN NILAI BAKAR BRIKET BATUBARA DAN BRIKET ARANG (CAMPURAN CANGKANG BINTARO (Cerbera Manghas) DAN BAMBU BETUNG (Dendrocalamus Asper) Ida Febriana; Zurohaina Zurohaina; Sahrul Effendy
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.203 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v6i1.99

Abstract

Charcoal briquettes are smokeless fuels which are a type of solid fuel whose fly substance is made low enough so that the smoke generated on its utilization will not interfere with health. In this study charcoal briquettes were made from bintaro shell waste and betung bamboo using tapioca flour adhesives. This study aims to obtain the best quality sub-bituminous coal briquettes and coal briquettes. In this study the carbonization temperature used was 400ᵒC and the composition of raw materials for bintaro shells and betung bamboo was 50:50, the composition of raw materials for sub-bituminous coal and straw 90:10. The method used in this research is experiment or experimental method, with fuel value collection using ASTM D5865-03 standard. The results obtained from this study are for charcoal briquettes with 4000C carbonization temperature Inherent Moisture value of 1.91%, ash 2.29%, volatile matter 23.79%, fixed carbon 72.01% and calorific value 5878.7 kal / gr, and for coal briquettes obtained value Inherent Moisture 0.52%, ash 4.42%, volatile matter 17.98%, fixed carbon 77.08% and calorific value 7152.6 kal / gr. The fuel value of coal briquettes is greater than that of charcoal briquettes, but the combustion value of charcoal briquettes includes a good calorific value as an alternative energy source, and is in accordance with the SNI standard of 5000 kal / gr, even close to the Japanese standard 6000 cal / gr. Keywords: Bintaro, briquette, calorific value
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMASANGAN GAS ALAM DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENGURANGAN KEMISKINAN (Pemasangan Gas Alam di Kecamatan Sukakarya Kabupaten Musi Rawas) Ely Mulyati; Abi Hendratno
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.223 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v6i1.100

Abstract

Masyarakat Sukakarya sebagian besar merupakan petani karet dan sebagian juga berpropesi sebagai petani sawit Kondisi harga karet dan sawit yang tidak stabil menyebabkan masyarakat Sukarya mengalami kesulitan ekonomi, sementara biaya hidup semakin bertambah dengan naiknya harga bahan pokok secara terus menerus. Salah satu kebutuhan pokok masyarakat adalah gas, namun harga gas selalu mengalami kenaikan terus menerus. Wacana pemerintah Kabupaten Musi Rawas dan PT.PERTAMINA untuk menjadikan Kecamatan Sukakarya sebagai pilot project pemasangan gas alam di Kabupaten Musi Rawas merupakan angin segar yang menggembirakan bagi sebagian masyarakat Kecamatan Sukakarya, karena harga pemakaian gas alam jauh lebih murah dibandingkan dengan pemakaian gas dengan menggunakan tabung. Untuk melakukan investasi yang cukup besar maka PT. PERTAMINA (Persero) dilakukan study kelayakan untuk pemsangan gas alam. Dari hasil study kelayakan yang di ambil dari aspek Finansial dan Ekonomi maka Proyek Pemasangan Gas alam berdasarkan kriteria penilaian dengan variasi suku Bunga 5%, 12% dan 15 % diperoleh NPV > 1; IRR dengan i1% = 2,9401, i1% = 5.7955 dan I 5% = 7.7217 diperoleh nilai NPV positif, BCR 1,04 > 1 , PP selama 8,67 tahun yang hasilnya positif dan diatas Nol maka proyek pemasangan gas alam Sukakarya layak untuk dilaksanakan. Salah satu inidikator penurunan tingkat kemiskinan penduduk adalah berkurangnya biaya pengeluaran, berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan gas alam maka biaya pengeluaran masyarakat akan mengalami penghematan sebesar 34% - 61 % bila dibandingkan dengan menggunakan gas dalam tabung. Kata kunci: Kelayakan Ekonomi dan Finansial, Penghematan, gas alam
ANALISIS PEMILIHAN PERUMAHAN SEDERHANA BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (Studi Kasus Perumahan Di Kecamatan Sematang Borang-Sako Palembang) delli noviarti; Muhammad Muhammad Farouk
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.936 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v6i1.101

Abstract

Rumah merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dan termasuk pada kebutuhan pokok atau primer. Pemilihan rumah tinggal tentu sangat penting karena kemungkinan sebagian besar orang akan menempatinya dalam jangka waktu yang panjang. Umumnya ada 4 hal yang sangat penting dalam pemilihan suatu perumahan, yaitu masalah harga rumah, lokasi rumah terhadap sarana umum, type rumah, dan kondisi lingkungan. Keempat pertimbangan di atas merupakan hal yang paling sering dinilai konsumen calon pembeli perumahan dalam membeli perumahan. Ada beberapa cara penilaian dari bebrapa kriteria, salah satunya adalah dengan cara perhitungan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), dimana semua hal dinilai berdasarakan normalisasi matriks yang digunakan dalam perhitungannya. Setiap calon konsumen akan dibagikan kuisioner, dimana calon pembeli yang berperan sebagai resonden akan memberikan penilaian mengenai pembandingan antrara nilai perumahan satu dengan perumahan yang lain yang berdekatan. Ketiga komplek perumahan yang dijadikan penelitian adalah perumahan dengan harga ekonomis yang diperuntukan bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR) atau di bawah UMR kota Palembang. Kata Kunci : Perumahan, AHP, MBR.
AUSTEMPERING DENGAN PENDINGIN OLI PADA BAJA STRIP JIS G4801 SUP 9 Asmadi Asmadi; reny afriany; Siti Zahara Nuryanti; Ahmad Nawawi
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.156 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v6i1.103

Abstract

Pada penelitian ini baja yang digunakan yaitu baja pegas, karena baja pegas merupakan baja karbon medium yang mengandung 0,52% C – 0,60% C dan memiliki kekerasan tinggi namun keuletannya rendah. Baja Pegas kemudian dilakukan proses Austempering. Spesimen dibagi dua bagian; yaitu: spesimen tanpa perlakuan dan spesimen di Austenisasi pada suhu 850°C, kemudian diquench dengan minyak oli pada suhu 320°C dan ditemper dengan variabel waktu 2 menit, 4 menit dan 6 menit selanjutnya dilakukan pendinginan udara. Dari pembacaan grafik temperatur Ms, didapat temperatur Ms yaitu 320°C karena untuk proses Austempering diambil diatas temperatur Ms. Variasi waktu tahan ini akan memberikan nilai yang berbeda terhadap hasil uji kekerasan dan uji Impact. Dari hasil pengujian diperoleh; uji kekerasan dengan waktu tahan 6 menit memiliki angka kekerasan terkecil yaitu 302,3 HV dan nilai kekerasan terbesar adalah 380,5 HV untuk waktu tahan 2 menit. Kondisi sebaliknya nilai ketangguhan tertinggi 0,296 J/mm2 untuk waktu tahan 6 menit dan nilai ketangguhan terendah yaitu 0,185 J/mm2 untuk waktu tahan 2 menit. Dapat disimpulkan bahwa dengan variasi waktu tahan, nilai kekerasan berbanding terbalik dengan nilai ketangguhan. Kata kunci: proses austempering, pengujian kekerasanvickers, pengujian impact
PENGARUH ADITIF BAWANG PUTIH TERHADAP KARAKTERISTIK DAN BIODEGRADASI BIOPLASTIK DARI BIJI DURIAN sisnayati sisnayati; Surya Hatina; Ani Rahmi
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.519 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v6i1.104

Abstract

Dewasa ini penggunaan plastik memiliki peranan penting dalam industri modern. Plastik sering digunakan sebagai pengemas makanan. Akan tetapi, penggunaaan plastik dapat mencemari lingkungan, karena sulit didegradasi secara alami. Salah satu cara menguranginya yaitu dengan penggunaan plastik biodegradable. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh banyaknya penambahan ekstrak bawang putih dan gliserol pada tepung biji durian dalam pembuatan bioplastik. Bioplastik ini dibuat dengan melarutkan tepung biji durian dengan aquades ditambah dengan gliserol dan ekstrak bawang putih. Selanjutnya variasi rasio ekstrak bawang putih (0%, 5%, 10%, 15%), dengan gliserol (25%, 35%, 45%, dan 55% dari berat tepung biji durian). Karakteristik biodegradable ditandai dengan adanya uji biodegradasi, uji kuat tarik dan elongasi. Hasil karakterisasi plastik biodegradable yang memiliki kinerja optimal diperoleh dari plastik biodegradable dengan kuat tarik 0,71 Mpa, persen elongasi 16,38%, dan waktu degradasi 14 hari. Kata Kunci: biji durian, gliserol, bawang putih dan plastik biodegradable
PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR TERHADAP WAKTU PENGERASAN AWAL (INITIAL SETTING) DAN KEKUATAN BETON K-250 Amelia Rajela
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.386 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v6i1.105

Abstract

Retarder adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk menghambat waktu pengikatan beton. Sehingga beton tidak cepat mengeras (Setting Time), dimana retarder berfungsi menunda proses pengikatan semen dengan membentuk lapisan tipis pada partikel semen sehingga memperlambat reaksi semen dengan air. Retarder biasa ditambahkan pada beton pada kondisi dimana jarak antara tempat pengadukan beton dengan tempat penuangan adukan cukup jauh, sehingga diperlukan waktu pengerasan beton yang lama, maka dalam penelitian ini digunakan campuran berbasis gula pasir yang di coba dengan variasi persentase 0,1%, 0,2%, dan 0,3% dari berat semen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bahan tambah larutan gula pasir terhadap waktu ikatbeton dan kekuatan beton. Dari penelitian yang dilakukan waktu ikat semen maksimum terdapat pada persentase gula 0,3% yaitu sebesar 5,5 jam (175%) dari beton normal, dan hasil pengujian kuat tekan rata-rata maksimum terdapat pada campuran gula 0,3% yaitu sebesar 263,11 Kg/cm2 atau naik sebesar 6,86% dari nilai beton normal yang diambil pada umur beton 28 hari. Kata kunci: Beton Normal, Gula Pasir, Waktu Pengerasan , Kuat Tekan Beton
KAJIAN KUAT LENTUR BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON (fc’= 25 MPa) MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI MUSI Sari Farlianti; sapta sapta
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.593 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v6i1.106

Abstract

Pada penelitian ini dilakukan pengujian kuat tekan dan kuat lentur dengan menggunakan bahan dan Job Mix Formula (JMF) yang sama dan dilakukan pembuatan benda uji secara bersamaan dengan pembuatan campuran beton dalam satu adukan. Untuk pembuatan benda uji kuat tekan menggunakan cetakan silinder dengan diameter 150mm dan tinggi 300mm, sedangkan untuk pengujian kuat lentur, digunakan benda uji dengan ukuran 150mm x 150mm x 600mm. Pengujaian kuat tekan mengacu pada SNI 1974;1990 dan ASTM C39M, pengujian kuat lentur mengacu pada SNI 2834;2002. Dari hasil pengujian kuat tekan beton didapatkan kuat tekan rata-rata sebesar 25,06 MPa sedangkan kuat tekan rata-rata rencana dalam disain campuran beton (Job Mix Design) sebesar 34,84MPa (dengan margin 9,84MPa), akan tetapi melampaui kuat tekan yang disiyaratkan sebesar 25 MPa dengan benda uji yang tidak memenuhi syarat sebesar 5% (k=1,64), ini mengindikasikan ikatan antara mortar dan agrerat kasar kurang baik. Untuk kuat lentur yang dihasilkan berdasarkan hasil uji di laboratorium didapatkan kuat lentur rata-rata sebesar 3,28 MPa dengan Momen Retak (crack) berdasarkan SNI 2847;2013 sebesar 1.84.500 N.mm, lebih besar dari Momen Retak berbasarkan hasil uji kuat tekan dengan menggunakan rumus runtuh SNI 2847;2013, yaitu sebesar 1.743.750 N.mm, mengindikasikan bahwa pada penelitian ini disain campuran beton dan pembuatan benda uji telah sesuai prosedur. Kata kunci : Kuat Lentur, Kuat Tekan, Momen Retak
ANALISA PENGARUH RADIUS HIDUNG PAHAT TERHADAP NILAI KEKASARAN PADA PEMBUBUTAN BAJA KARBON RENDAH ST-37 Tarmizi Husni; Rita Djunaidi; yeny pusvyta; Aqino Aqino
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35449/teknika.v6i1.102

Abstract

Proses pembubutan adalah suatu proses pengurangan material atau penyayatan logam untuk membentuk suatu produk dengan cara pemutaran benda kerja. Dalam proses ini akan terdapat pengaruh dari hasil pemakanan terhadap kekasaran permukaan benda kerja. Kekasaran permukaan sebuah benda kerja dapat dinyatakan dengan berbagai cara, yang paling sederhana adalah dengan menganggap jarak antara puncak tertinggi dan lembah terdalam sebagai ukuran dari kekasaran permukaan. Kekasaran permukaan yang dihasilkan oleh bentuk berkakas sayat dan ingsutan sebagai akibat dalamnya alur-alur proses pengerjaan, dimana proses ini akan ditinjau terhadap benda kerja tersebut dengan pemakanan yang tetap dan dengan sudut yang berbeda demi mendapatkan hasil yang baik.Penelitian ini dilakukan dengan proses memvariasikan hidung pahat terhadap nilai kekasaran pada pembubutan baja karbon rendah ST-37.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat geometri yang terbaik pada proses permesinan dengan mesin bubut, sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja.Analisa yang dilakukan dengan menguji nilai kekasaran permukaan benda kerja menggunakan alat uji kekasaran berupa SJ-201P Surface Roughness tester. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa radius hidung 0,5 mm, dengan kecepatan putar benda kerja (n) 409,46 Rpm, kecepatan pemakanan (feed) 0,4 mm/r, dan kedalaman potong (a) 3 mm, didapat nilai kekas kekasaran permukaan benda kerja paling kasar yaitu: Ra 0,521 µm, sedangkan pada radius hidung 1,5 mm, tingkat kehalusan permukaan cenderung lebih halus dengan Ra 0,329 µm, sedangkan kecepatan potong dan kedalaman makan konstan. Kata Kunci : Pembubutan, Kekasaran, Radius, Hidung Pahat
PENGARUH TEMPERATUR DAN PERINGKAT BATUBARA TERHADAP KONSENTRASI PRODUK GAS DALAM PROSES PIROLISIS BATUBARA Ratih Diah Andayani
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.471 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v6i1.107

Abstract

Konsumsi batubara akan terus mengalami peningkatan khusunya di sektor kelistrikan seiring dengan bertambahnya jumlah pembangkit listrik Tenaga uap (PLTU). Agar produksi batubara tidak hanya mennggali dan menjual ,maka perlu upaya untuk meningkatkan nilai tambah dengan mengkonversi batubara sebagai bahan bakar gas dengan proses pirolisis. Komposisi gas produk proses pirolisis batubara secara kuantitas sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya, peringkat batubara,jenis dan asal batubara, temperatur operasi, tekanan,laju alir gas inert, untuk itu perlu suatu penelitian yang dapat memberikan informasi mula terhadap kuantitas produs gas yang diperlukan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pemanfaatan batubara sebagai sumber energi gas yang memiliki nilai tambah. Penelitian difokuskan untuk melihat pengaruh temperatur pirolisis dan peringkat batubara terhadap konsentrasi produk gas. Batubara yang digunakan peringkat sub-bituminus dan peringkat HVC-Bituminus. Sampel gas dianalisis dengan menggunakan gas kromatografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur pirolsis dan peringkat batubara berpengaruh terhadap perolehan kuantitatif produk gas, dengan kenaikan temeperatur gas CO2 selalu menurun dengan kenaikan temperatur sampai 700 oC, Sedangkan gas Oksigen menunjukkan kecenderungan yang tidak signifikan. Produk gas CO, Hidrogen dan Metana, menunjukkan kecenderungan yang sebaliknya yaitu meningkat dengan kenaikkan temperatur hingga 700oC . Dengan kenaikan peringkat batubara, konsentrasi gas hasil menjukkan kecenderungan berkurang, perolehan gas H2, O2, CH4, CO, dan CO2, maksimim diperoleh pada batubara peringkat sub-bituminus pada temperatur pioilisis 700 oC masing-masing sebesar 1,11 %-bertat; 0,28 %-berat; 6, 02 % dan 3,68 %-berat batubara Kata Kunci: Temperatur operasi, Peringkat batubara, Energi gas

Page 1 of 1 | Total Record : 9