cover
Contact Name
Lia Cundari
Contact Email
liacundari@ft.unsri.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal_tekim@unsri.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Teknik Kimia
Published by Universitas Sriwijaya
ISSN : 08530963     EISSN : 27214885     DOI : -
Jurnal Teknik Kimia merupakan publikasi tulisan ilmiah hasil riset dan pengalaman lapangan di bidang Teknik Kimia, mulai dari prinsip dasar atau fundamental sampai pada penerapan/aplikasinya di industri. Jurnal Teknik Kimia dalam versi cetak telah diterbitkan sejak tahun 1996. Jurnal Teknik Kimia juga diterbitkan dalam versi on line mulai tahun 2013. Pada versi on line dapat diakses publikasi di Jurnal Teknik Kimia sejak tahun 2008 sampai sekarang.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 24 No 1 (2018): Jurnal Teknik Kimia" : 10 Documents clear
Pengaruh konsentrasi NaOH serta rasio serat daun nanas dan ampas tebu pada pembuatan biofoam Pamilia Coniwanti; Roosdiana Mu?in; Hendra Wijaya Saputra; M. Andre R.A.; Robinsyah
Jurnal Teknik Kimia Vol 24 No 1 (2018): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan secara terus menerus berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Untuk mengatasi dampak tersebut diperlukan kemasan makanan alternatif yang ramah lingkungan dan dapat menggantikan penggunaan styrofoam. Biodegrable foam atau biofoam merupakan kemasan makanan alternatif pengganti styrofoam yang dibuat dari bahan alami, yaitu pati dan serat. Serat daun nanas dan ampas tebu memiliki kandungan selulosa sebanyak 62,90% dan 37,65%. Dengan kandungan selulosa yang cukup tinggi ini maka serat daun nanas dan ampas tebu dapat dijadikan sebagai pilihan alternatif dalam pembuatan biofoam. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variasi konsentrasi NaOH serta rasio massa serat daun nanas dan ampas tebu terhadap kualitas biofoam. Biofoam ini dibuat dengan teknik thermopressing dan waktu pencetakan 30 menit, temperatur pencetakan 170°C, konsentrasi NaOH sebesar 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10% serta rasio serat daun nanas dan ampas tebu 100:0, 75:25, 50:50, 25:75, 0:100. Karakteristik biofoam ditandai dengan adanya uji kuat tarik, kuat tekan, daya serap air, kadar air, dan biodegradable. Hasil karakteristik biofoam terbaik dengan konsentrasi NaOH 5% serta rasio massa serat daun nanas dan ampas tebu 75:25 memiliki persentase kuat tarik sebesar 16,35%, kuat tekan sebesar 3,70%, daya serap air sebesar 15,60%, kadar air sebesar 6,90%, dan sifat biodegradable sebesar 4,49%.
Pembuatan briket dari campuran limbah plastik LDPE dan kulit buah kapuk sebagai energi alternatif Muhammad Faizal; Achmad Daniel Rifky; Irwanto Sanjaya
Jurnal Teknik Kimia Vol 24 No 1 (2018): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap tahun penggunaan bahan bakar fosil mengalami peningkatan, yang mengharuskan untuk mecari sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil. Kulit buah kapuk merupakan limbah perkebunan yangjumlahnya berlimpah di indonesia dan memiliki kadar selulosa yang cukup tinggitetapi masih kurang pemafaatannya secara maksimal. Pencampuran limbah kulit buah kapuk dengan bahan baku yang memiliki nilai kalor tinggi seperti limbah plastik ldpe dinilai dapat dijadikan sebagai energi alternatif yaitu biobriket. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan biobriket dari kulit buah kapuk dan limbah plastik LDPE.Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah temperatur karbonisasi, komposisi campuran dari arang kulit buah kapuk dan limbah plastik LDPE. Temperatur karbonisasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu 400?C, 500?C dan 600?C. Variabel komposisi bahan baku yang digunakan pada penelitian ini yaitu 100% KBK: 0% LDPE, 95% KBK: 5% LDPE, 90% KBK: 10% LDPE dan 85% KBK: 15% LDPE. Perekat yang digunakan barupa tepung kanji dengan kadar campuran 10% dari total berat biobriket. Pada penelitian ini diperoleh biobriket dengan kualitas optimal pada temperatur karbonisasi 500?C dengan komposisi 85% kulit buah kapuk (KBK) dan 15% Plastik LDPE dimana diperoleh nilai kalor sebesar 6985,35 cal/g, kadar karbon padat 51,12%, kadar air lembab 4,65%, Kadar abu 4,23% dan kadar zat terbang 39%.
Pengaruh jenis pelarut, temperatur dan waktu terhadap karakterisasi pektin hasil ekstraksi dari kulit buah naga (Hylocereuspolyrhizus) Tamzil Aziz; M. Egan Giovanni Johan; Dewi Sri
Jurnal Teknik Kimia Vol 24 No 1 (2018): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyak industri di Indonesia yang menggunakan pektin, mulai dari industri makanan dan minuman hingga industri tekstil. Indonesia merupakan negara pengimpor dan pemakai pektin yang cukup besar. Alternatif dari permasalah ini adalah pemanfaatan limbah kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus). Untuk produksi pektin, umumnya menggunakan pelarut asam seperti HCl dan H2SO4, karena sifatnya yang toksik maka pada penelitian ini digunakan pelarut asam asetat dan etanol 96%. Dengan menggunakan variabel temperatur dan waktu ektraksi diketahui pengaruhnya terhadap karakterisasi pektin yang dihasilkan. Karakterisasi pektin antara lain yield, kadar abu, kadar air, berat ekivalen, kadar metoksil, kadar asam galakturonat dan derajar esterifikasi. Hasil penelitian didapatkan bahwa yield pektin pelarut asam asetat tertinggi pada temperatur 70oC selama 60 menit sebesar 13,51% dan terendah pada temperatur 50oC selama 30 menit sebesar 1,74%. Namun hasil dari pelarut etanol 96% merupakan massa campuran karena etanol melarutkan zat warna, pektin dan sukrosa. Massa campuran tertinggi pada pada temperatur 70oC selama 180 menit sebesar 0,076% dan terendah pada temperatur 50oC selama 30 menit sebesar 0,029%. Pektin yang dihasilkan merupakan pektin dengan bobot molekul tinggi dan bermetoksil tinggi. Mutu pektin yang dihasilkan tinggi karena kadar asam galakturonat semakin tinggi dan derajat esterifikasi yang berbanding terbalik.
Purifikasi minyak jelantah menggunakan karbon aktif dari kulit durian Siti Miskah; Tine Aprianti; Sarah Swasti Putri; Siti Haryanti
Jurnal Teknik Kimia Vol 24 No 1 (2018): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kulit durian merupakan salah satu jenis buah yang mengandung selulosa cukup tinggi berkisar 50 % ? 60 % yang dapat digunakan untuk pembuatan karbon dalam proses purifikasi minyak jelantah. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh massa adsorben dan waktu kontak terhadap purifikasi minyak jelantah. Pembuatan adsorben dari kulit durian melalui proses karbonisasi pada suhu 500 ºC selama 2 jam. Purifikasi minyak jelantah dilakukan dengan variasi massa adsorben 2, 3, 4, 5, 6 gr dan waktu adsorpsi 30, 60, 90, 120, 150 menit. Hasil penelitian terbaik untuk asam lemak bebas, bilangan peroksida, dan massa jenis minyak berturut-turut adalah pada waktu 150 menit dan massa adsorben 6 gram yaitu sebesar 0,0515 %, 1,41 Meq O2/kg, dan 0,9022 gr/ml.
Pengaruh konsentrasi NaOH dan waktu hidrolisis terhadap kadar selulosa pada daun nanas Selvia Aprilyanti
Jurnal Teknik Kimia Vol 24 No 1 (2018): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu sentra penghasil buah nanas (Ananas Comosus) yang tersebar dikota-kota seperti Prabumulih, Ogan Ilir dan Muara Enim. Melimpahnya hasil buah nanas tersebut akan diiringi dengan meningkatnya limbah daun nanas yang belum termanfaatkan dengan optimal. Limbah nanas saat ini sedang dikembangkan dalam pembuatan pulp sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas. Untuk memperoleh kualitas pulp yang sesuai untuk pembuatan kertas diperlukan sumber bahan baku yang memiliki kandungan selulosa cukup tinggi. Limbah daun nanas memiliki kandungan selulosa antara 69,7 ? 71,5 %. Namun selain selulosa, daun nanas juga memiliki kandungan lignin yang harus dihilangkan. Untuk memperoleh kandungan selulosa yang optimal dilakukan proses hidrolisis secara kimiawi menggunakan larutan NaOH. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH terhadap kadar selulosa dari hidrolisis daun nanas dengan memvariasikan penambahan larutan NaOH pada konsentrasi 0,1 N; 0,2 N; 0,3 N; 0,4 N dan 0,5 N. hasil dari proses hidrolisis selanjutnya dilakukan analisa kadar selulosa menggunaka metode Chesson. Sehingga diperoleh hasil bahwa kadar selulosa yang tertinggi yaitu sebesar 66,3% pada saat penambahan larutan NaOH 0,2 N.
Pengaruh konsentrasi NaOH serta rasio serat daun nanas dan ampas tebu pada pembuatan biofoam Pamilia Coniwanti; Roosdiana Mu’in; Hendra Wijaya Saputra; M. Andre R.A.; Robinsyah Robinsyah
Jurnal Teknik Kimia Vol 24 No 1 (2018): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jtk.v24i1.183

Abstract

Penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan secara terus menerus berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Untuk mengatasi dampak tersebut diperlukan kemasan makanan alternatif yang ramah lingkungan dan dapat menggantikan penggunaan styrofoam. Biodegrable foam atau biofoam merupakan kemasan makanan alternatif pengganti styrofoam yang dibuat dari bahan alami, yaitu pati dan serat. Serat daun nanas dan ampas tebu memiliki kandungan selulosa sebanyak 62,90% dan 37,65%. Dengan kandungan selulosa yang cukup tinggi ini maka serat daun nanas dan ampas tebu dapat dijadikan sebagai pilihan alternatif dalam pembuatan biofoam. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variasi konsentrasi NaOH serta rasio massa serat daun nanas dan ampas tebu terhadap kualitas biofoam. Biofoam ini dibuat dengan teknik thermopressing dan waktu pencetakan 30 menit, temperatur pencetakan 170°C, konsentrasi NaOH sebesar 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10% serta rasio serat daun nanas dan ampas tebu 100:0, 75:25, 50:50, 25:75, 0:100. Karakteristik biofoam ditandai dengan adanya uji kuat tarik, kuat tekan, daya serap air, kadar air, dan biodegradable. Hasil karakteristik biofoam terbaik dengan konsentrasi NaOH 5% serta rasio massa serat daun nanas dan ampas tebu 75:25 memiliki persentase kuat tarik sebesar 16,35%, kuat tekan sebesar 3,70%, daya serap air sebesar 15,60%, kadar air sebesar 6,90%, dan sifat biodegradable sebesar 4,49%.
Pembuatan briket dari campuran limbah plastik LDPE dan kulit buah kapuk sebagai energi alternatif Muhammad Faizal; Achmad Daniel Rifky; Irwanto Sanjaya
Jurnal Teknik Kimia Vol 24 No 1 (2018): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jtk.v24i1.184

Abstract

Setiap tahun penggunaan bahan bakar fosil mengalami peningkatan, yang mengharuskan untuk mecari sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil. Kulit buah kapuk merupakan limbah perkebunan yangjumlahnya berlimpah di indonesia dan memiliki kadar selulosa yang cukup tinggitetapi masih kurang pemafaatannya secara maksimal. Pencampuran limbah kulit buah kapuk dengan bahan baku yang memiliki nilai kalor tinggi seperti limbah plastik ldpe dinilai dapat dijadikan sebagai energi alternatif yaitu biobriket. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan biobriket dari kulit buah kapuk dan limbah plastik LDPE.Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah temperatur karbonisasi, komposisi campuran dari arang kulit buah kapuk dan limbah plastik LDPE. Temperatur karbonisasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu 400˚C, 500˚C dan 600˚C. Variabel komposisi bahan baku yang digunakan pada penelitian ini yaitu 100% KBK: 0% LDPE, 95% KBK: 5% LDPE, 90% KBK: 10% LDPE dan 85% KBK: 15% LDPE. Perekat yang digunakan barupa tepung kanji dengan kadar campuran 10% dari total berat biobriket. Pada penelitian ini diperoleh biobriket dengan kualitas optimal pada temperatur karbonisasi 500˚C dengan komposisi 85% kulit buah kapuk (KBK) dan 15% Plastik LDPE dimana diperoleh nilai kalor sebesar 6985,35 cal/g, kadar karbon padat 51,12%, kadar air lembab 4,65%, Kadar abu 4,23% dan kadar zat terbang 39%.
Pengaruh jenis pelarut, temperatur dan waktu terhadap karakterisasi pektin hasil ekstraksi dari kulit buah naga (Hylocereuspolyrhizus) Tamzil Aziz; M. Egan Giovanni Johan; Dewi Sri
Jurnal Teknik Kimia Vol 24 No 1 (2018): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jtk.v24i1.186

Abstract

Banyak industri di Indonesia yang menggunakan pektin, mulai dari industri makanan dan minuman hingga industri tekstil. Indonesia merupakan negara pengimpor dan pemakai pektin yang cukup besar. Alternatif dari permasalah ini adalah pemanfaatan limbah kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus). Untuk produksi pektin, umumnya menggunakan pelarut asam seperti HCl dan H2SO4, karena sifatnya yang toksik maka pada penelitian ini digunakan pelarut asam asetat dan etanol 96%. Dengan menggunakan variabel temperatur dan waktu ektraksi diketahui pengaruhnya terhadap karakterisasi pektin yang dihasilkan. Karakterisasi pektin antara lain yield, kadar abu, kadar air, berat ekivalen, kadar metoksil, kadar asam galakturonat dan derajar esterifikasi. Hasil penelitian didapatkan bahwa yield pektin pelarut asam asetat tertinggi pada temperatur 70oC selama 60 menit sebesar 13,51% dan terendah pada temperatur 50oC selama 30 menit sebesar 1,74%. Namun hasil dari pelarut etanol 96% merupakan massa campuran karena etanol melarutkan zat warna, pektin dan sukrosa. Massa campuran tertinggi pada pada temperatur 70oC selama 180 menit sebesar 0,076% dan terendah pada temperatur 50oC selama 30 menit sebesar 0,029%. Pektin yang dihasilkan merupakan pektin dengan bobot molekul tinggi dan bermetoksil tinggi. Mutu pektin yang dihasilkan tinggi karena kadar asam galakturonat semakin tinggi dan derajat esterifikasi yang berbanding terbalik.
Pengaruh konsentrasi NaOH dan waktu hidrolisis terhadap kadar selulosa pada daun nanas Selvia Aprilyanti
Jurnal Teknik Kimia Vol 24 No 1 (2018): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jtk.v24i1.187

Abstract

Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu sentra penghasil buah nanas (Ananas Comosus) yang tersebar dikota-kota seperti Prabumulih, Ogan Ilir dan Muara Enim. Melimpahnya hasil buah nanas tersebut akan diiringi dengan meningkatnya limbah daun nanas yang belum termanfaatkan dengan optimal. Limbah nanas saat ini sedang dikembangkan dalam pembuatan pulp sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas. Untuk memperoleh kualitas pulp yang sesuai untuk pembuatan kertas diperlukan sumber bahan baku yang memiliki kandungan selulosa cukup tinggi. Limbah daun nanas memiliki kandungan selulosa antara 69,7 – 71,5 %. Namun selain selulosa, daun nanas juga memiliki kandungan lignin yang harus dihilangkan. Untuk memperoleh kandungan selulosa yang optimal dilakukan proses hidrolisis secara kimiawi menggunakan larutan NaOH. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH terhadap kadar selulosa dari hidrolisis daun nanas dengan memvariasikan penambahan larutan NaOH pada konsentrasi 0,1 N; 0,2 N; 0,3 N; 0,4 N dan 0,5 N. hasil dari proses hidrolisis selanjutnya dilakukan analisa kadar selulosa menggunaka metode Chesson. Sehingga diperoleh hasil bahwa kadar selulosa yang tertinggi yaitu sebesar 66,3% pada saat penambahan larutan NaOH 0,2 N.
Purifikasi minyak jelantah menggunakan karbon aktif dari kulit durian Siti Miskah; Tine Aprianti; Sarah Swasti Putri; Siti Haryanti
Jurnal Teknik Kimia Vol 24 No 1 (2018): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jtk.v24i1.188

Abstract

Kulit durian merupakan salah satu jenis buah yang mengandung selulosa cukup tinggi berkisar 50 % – 60 % yang dapat digunakan untuk pembuatan karbon dalam proses purifikasi minyak jelantah. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh massa adsorben dan waktu kontak terhadap purifikasi minyak jelantah. Pembuatan adsorben dari kulit durian melalui proses karbonisasi pada suhu 500 ºC selama 2 jam. Purifikasi minyak jelantah dilakukan dengan variasi massa adsorben 2, 3, 4, 5, 6 gr dan waktu adsorpsi 30, 60, 90, 120, 150 menit. Hasil penelitian terbaik untuk asam lemak bebas, bilangan peroksida, dan massa jenis minyak berturut-turut adalah pada waktu 150 menit dan massa adsorben 6 gram yaitu sebesar 0,0515 %, 1,41 Meq O2/kg, dan 0,9022 gr/ml.

Page 1 of 1 | Total Record : 10