cover
Contact Name
Mieke
Contact Email
mieke@esaunggul.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
inohim.ueu@esaunggul.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM)
Published by Universitas Esa Unggul
ISSN : 23548932     EISSN : 26559129     DOI : -
Core Subject : Health,
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) is a scientific publication devoted to disseminate all information contributing to the understanding and development of Health Information management, Health Informatics and Health Information Management System.
Arjuna Subject : -
Articles 153 Documents
Hubungan Faktor Individu Dan Faktor Risiko Ergonomi Dengan Keluhan Low Back Pain (LBP) Pada Penjahit Sektor Usaha Informal CV. Wahyu Langgeng Jakarta Tahun 2014 Beauty Kartika Widyasari; Affan Ahmad; Farid Budiman
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 2, No 2 (2014): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.415 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v2i2.107

Abstract

AbstrakSalah satu bentuk gangguan Musculoskeletal Disorders (MSDs) di industri konveksi pakaian adalah keluhan Low Back Pain (LBP). Faktor yang dapat menyebabkan timbulnya keluhan ini antara lain faktor individu seperti umur, jenis kelamin dan masa kerja ; faktor pekerjaan seperti postur kerja janggal (awkward posture), posisi kerja statis, pergerakan berulang (repetisi) dan penggunaan tenaga berlebihan (ketelitian).Untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor individu dan faktor risiko ergonomi dengan keluhan Low Back Pain (LBP) pada penjahit di sektor usaha informal.Jenis penelitian bersifat deskriptif analitik dengan desain Cross Sectional (potong lintang). Populasi dalam penelitian ini adalah penjahit di CV. Wahyu Langgeng Jakarta yang berjumlah 30 orang dan diambil sampel sebanyak 30 orang yang dipilih secara teknik Nonprobability Sampling dengan menggunakan Sampling Jenuh (sensus). Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat Pearson Product Moment.Rata-rata umur responden 46-55 tahun  (63,3%), dimana responden wanita (60%) dengan masa kerja > 10 tahun (40%). Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 16 orang (53,3%) yang selalu merasakan adanya keluhan nyeri pada daerah punggung bawah (low back pain). Dengan nilai Sig. (2-tailed)  < α ( 0.000 < 0.05) yang berarti Ho ditolak makaada hubungan yang signifikan antara usia, jenis kelamin, masa kerja, postur janggal (awkward posture), posisi kerja statis dan pergerakan berulang (repetisi) dengan keluhan Low Back Pain (LBP) pada penjahit sektor usaha informal di CV. Wahyu Langgeng Jakarta.Berdasarkan hasil penelitian, faktor individu seperti umur, jenis kelamin, masa kerja, postur janggal (awkward posture), posisi kerja statis dan pergerakan berulang (repetisi) dapat mempengaruhi adanya keluhan Low Back Pain (LBP) pada penjahit.Disarankan agar penjahit berolahraga secara teratur, dapat mengubah posisi duduk agar otot-otot punggung tidak menjadi tegang dan meminimimalisir terjadinya keluhan Low Back Pain (LBP).Kata kunci: faktor individu, faktor risiko ergonomi, keluhan low back pain
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Resume Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum dr. Soegiri Lamongan Tahun 2016 Arfian Eka Nurwahyu Utomo
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 4, No 2 (2016): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.655 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v4i2.98

Abstract

AbstrakSetiap rumah sakit diwajibkan untuk menyelenggarakan rekam medis. Mengingat pentingnya dokumen rekam medis untuk rumah sakit, maka diperlukan adanya pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis. Didalam rekam medis terdapat lembar resume medis yang sangat penting dilengkapi. Ketidaklengkapan pengisian resume medis akan membuat proses pengobatan lanjutan kepada pasien terganggu karena data yang ada tidak berkesinambungan dari pelayanan sebelumnya, mutu pelayanan rumah sakit akan menurun, dan dokter yang merawat pasien tersebut tidak dapat melakukan perawatan berjenjang. Tujuan penelitian ini untuk mengatahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan resume medis pasien rawat inap di RSUD Dr. Soegiri Lamongan Tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dan menggunakan desain cross sectional. Dalam penelitian ini didapatkan hasil analisis bivariat dengan nilai signifikasi untuk hubungan pengetahuan dan kelengkapan resume medis p values = 0,035, sikap dengan kelengkapan resume medis p values = 0,14, dan perilaku dengan kelengkapan resume medis p values = 0,025. Ada hubungan bermakna antara pengetahuan dokter dengan kelengkapan resume medis, sikap dokter dengan kelengkapan resume medis, dan perilaku dokter dengan kelengkapan resume medis.Kata kunci : Pengetahuan, sikap, perilaku, kelengkapan resume medis
Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Petugas Terhadap Keterlambatan Klaim Biaya Rawat Inap Pasien BPJS Kesehatan di Rumah Sakit X Tahun 2018 Wiwik Viatiningsih
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 6, No 2 (2018): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.025 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v6i2.9

Abstract

AbstractDelay is execution of a job is not in accordance with a predetermined time or not on time. The delay is influenced by various factors. Some of them are knowledge, attitudes and behaviors. Delay claims hospitalization costs resulting cash flow of BPJS Kes patiens hospital disrupted so would disrupt hospital operations are likely to impact the delivery of health care to patients. The purpose of this study was to determine the relationship of knowledge, attitudes and behavior towards officials delay hospitalization expenses claims BPJS Kes patiens in RS X. The method used is quantitative approach to the study of observational and cross-sectional design. The population of this study is related to the implementation of the officer claims hospitalization costs BPJS Kes are doctors, cashier, Laboratory, Radiology, Medical Records, and Verification numbering 25 people, while the sample used is saturated sample is the number of the population. Analysis of the data used is univariate and bivariate (chi-square). The results showed that the implementation cost of hospitalization BPJS Kes claim not timely 48%. Knowledge workers on hospitalization expenses claims provisions BPJS Kes 52%. and good officer behavior is 52%. Bivariate test results indicate that there is a significant relationship between knowledge, attitudes and behavior towards hospitalization expenses claims delays BPJS Kes Patiens where P <0.05. The odds ratio for knowledge is 59.813, and behaviors  35.840. Delay claims hospitalization patien BPJS Kes patiens will result in the timely payment of claims that are not necessary for the implementation of quality improvement officers claim not too late. To improve the knowledge, attitudes and behaviors required personnel training, seminars, socialization, motivation, improved work discipline and responsibility towards work.Keywords : knowledge, attitudes, behavior, and delay claims.AbstrakKeterlambatan adalah pelaksanaan suatu pekerjaan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan atau tidak tepat waktu. Keterlambatan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa diantaranya yaitu pengetahuan, dan perilaku. Keterlambatan klaim biaya rawat inap pasien BPJS Kesehatan dapat mengakibatkan cash flow rumah sakit terganggu sehingga akan mengganggu operasional rumah sakit yang akan berdampak pula kepada pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, dan perilaku petugas terhadap keterlambatan klaim biaya rawat inap pasien BPJS Kesehatan di RS X Cikupa-Tangerang penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan observasional serta disain penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah petugas yang terkait dengan pelaksanaan klaim biaya rawat inap pasien BPJS Kesehatan yaitu dokter, bagian Kasir, Laboratorium, Radiologi, Rekam Medis, dan Verifikasi yang berjumlah 25 orang, sedangkan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh yaitu jumlah dari seluruh populasi. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat (chi square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan klaim biaya rawat inap pasien BPJS Kesehatan tidak tepat waktu 48%. Pengetahuan yang baik petugas tentang ketentuan klaim biaya rawat inap pasien BPJS Kesehatan 52%. dan perilaku petugas yang baik 52%. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, dan perilaku terhadap keterlambatan klaim biaya rawat inap pasien BPJS Kes dimana P < 0,05. Odd ratio untuk pengetahuan 59,813, dan perilaku 35,840. Keterlambatan klaim biaya rawat inap pasien BPJS Kes mengakibatkan pembayaran klaim tidak tepat waktu sehingga diperlukan peningkatan kualitas petugas agar pelaksanaan klaim tidak terlambat. Untuk meningkatkan pengetahuan, dan perilaku petugas diperlukan pelatihan, seminar, sosialisasi, pemberian motivasi, peningkatan disiplin kerja dan tanggung jawab terhadap pekerjaan.Kata kunci : Pengetahuan, keterlambatan, klaim.
Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dan Higiene Sanitasi Lingkungan Dengan Status Gizi Anak Balita di Desa Nifuboke Tahun 2016 Romida Simbolon
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 5, No 2 (2017): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.646 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v5i2.133

Abstract

AbstractNutrition status greatly affects the growth and development of toddlers even if severe conditions can cause death. Factors associated with nutritional status are socioeconomic, sanitary hygiene, internal factors of the body. The purpose of this research is to know the relationship of mother education, knowledge about nutrition, income per capita, number of family member and environmental sanitation hygiene with nutritional status of children under five in Nifuboke Village 2016. This research use cross sectional method. The subjects were 38 respondents, using Z test. The result of this research is that most of the rensponden have high school education 21 people, income per capita <Rp.123.835, - 29 people, knowledge less 26 people, family member 32 people, sanitation hygiene environment 19 people and nutrition status is enough 23 people. The result of the test shows that there is a relationship of mother education (Z = 0,132, r = 0,805), there is relation of income per capita (Z = 0,046, r = 0,281), there is relation of knowledge (Z = 0,064, r = 0,392) Z = 0.143, r = 0.870), there is an environmental sanitation hygiene relationship (Z = 0.144, r = 0.880). The conclusion is that there is a relationship of mother education, income per capita, mother knowledge, number of family member and environmental sanitation hygiene with nutritional status of children under five in Nifuboke Village Year 2016.Keywords: nutrition status, toddler, motherAbstrakStatus gizi sangat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita bahkan jika keadaan parah dapat menyebabkan kematian. Faktor yang berhubungan dengan status gizi adalah sosial ekonomi, higiene sanitasi, faktor internal tubuh. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan pendidikan ibu, pengetahuan tentang gizi, pendapatan perkapita, jumlah anggota keluarga dan higiene sanitasi lingkungan dengan status gizi anak balita di Desa Nifuboke tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Subjeknya adalah ibu balita sebanyak 38 responden, dengan menggunakan uji Z. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar rensponden memiliki pendidikan SMA 21 orang, pendapatan perkapita <Rp.123.835,- 29 orang, pengetahuan kurang 26 orang, anggota keluarga sedikit 32 orang, higiene sanitasi lingkungan 19 orang dan status gizi cukup 23 orang. Hasil uji menunjukkan ada hubungan pendidikan ibu (Z = 0,132, r = 0,805), ada hubungan pendapatan perkapita (Z = 0,046, r = 0,281), ada hubungan pengetahuan (Z = 0,064, r = 0,392),ada hubungan jumlah anggota keluarga (Z = 0,143, r = 0,870), ada  hubungan higiene sanitasi lingkungan (Z = 0,144, r = 0,880). Kesimpulannya adalah ada hubungan pendidikan ibu, pendapatan perkapita, pengetahuan ibu, jumlah anggota keluarga dan higiene sanitasi lingkungan dengan status gizi anak balita di Desa Nifuboke Tahun 2016.Kata Kunci: status gizi, balita, ibu
Evaluasi Penerapan SIKDA Optima Dengan Pendekatan HOT-Fit Pada Aspek Sumber Daya Manusia Di Wilayah Puskesmas Johar Baru Jakarta Pusat Laela Miftahul Jannah; Syefira Salsabila
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 7, No 1 (2019): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.951 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v7i1.159

Abstract

AbstractJohar Baru Health Center is one of the Public Health Center that has implemented SIKDA Optima. SIKDA Optima is a generic application that is optimized or adjusted according to the Health Center needs which is involving the third-party called vendors. To find out whether SIKDA Optima is effective or not, an evaluation is needed. The purpose of this study was to evaluate the implementation of SIKDA Optima at Johar Baru Health Center on the Human Resource Aspect with the HOT-Fit Approach. This study used a quantitative approach with observational survey and cross sectional design. The population in this study was 98 users and the sample was 79 users. Data collection used a questionnaire, with data analysis using multiple linear regression. The results of multiple linear regression test showed that there was a significant influenced between the use of SIKDA Optima and the satisfaction SIKDA Optima’s user with the real benefits of SIKDA Optima at Johar Baru Health Center in Central Jakarta (p-value 0,000001) with the regression equation of real benefits = 5,716 - 0,016(System Usage) + 0.776 (SIKDA Optima User Satisfaction). The coefficient determination (R2) is 66,6%. It means that variability of real benefits can be explained 66,6% by SIKDA Optima User Satisfaction and System Usage, while 33,4% is explained by other factors.Keywords: SIKDA Optima, HOT-Fit; Human Resource, Johar Baru Health CenterAbstrakPuskesmas Johar Baru merupakan salah satu puskesmas yang telah menerapkan SIKDA Optima. SIKDA Optima adalah SIKDA generik yang di optimalkan sesuai dengan kebutuhan puskesmas yang melibatkan pihak ketiga yaitu vendor. Untuk mengetahui apakah SIKDA Optima sudah efektif dan efisien, maka diperlukan suatu evaluasi. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi penerapan SIKDA Optima di Wilayah Puskesmas Johar Baru Jakarta pada Aspek SDM dengan Pendekatan HOT-Fit. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan survey observasional dan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebesar 98 user dan besar sampel sebanyak 79 user. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, dengan analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil uji regresi linier berganda diperoleh bahwa ada pengaruh secara signifikan Penggunaan SIKDA Optima dan Kepuasan Pengguna SIKDA Optima secara simultan terhadap Manfaat Nyata SIKDA Optima di Wilayah Puskesmas Johar Baru Jakarta Pusat (p-value 0,000001) dengan persamaan manfaat nyata = 5,716 - 0,016 (Penggunaan System) + 0,776 (Kepuasan Pengguna SIKDA Optima). Koefisien determinasi ( R2) sebesar 66,6%. Hal ini berarti bahwa keragaman manfaat nyata dapat dijelaskan oleh Kepuasana Pengguna SIKDA Optima dan Pengguna Sistem sebesar 66,6% sedangkan 33,4% dijelaskan oleh faktor lain.Kata Kunci: SIKDA Optima, HOT-Fit; Sumber Daya Manusia, Puskesmas Johar Baru
Tinjauan Kompetensi Koder Dalam Penentuan Kode Penyakit dan Tindakan Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Luviany Gouw; Laela Indawati
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 5, No 1 (2017): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.21 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v5i1.122

Abstract

Abstract To determine code of Illnes and Procedures, it’s often found inaccuracies codes provided by the coder. Based on Kepmenkes 377 on 2007 explained about the competence that must be owned by Medical Recorders and Health Information. In practice the provision of code can’t be separated from the competence that must be owned by the coder so that the resulting code is more accurate. The research is descriptive qualitative research to know the coder competency’s needed to support the accuracy of generated code. Informant in this research is inpatient coder at RSUP Fatmawati. Data collected by interview method, after data collected then data processed, analyzed and presented in the form of qualitative analysis. The results of this research showed that the SPO of Code of Illness and Procedures on Fatmawati Hospital has been running well. Educational background and work experience play a role in improving the quality of the code accurately and completely. Competencies already owned by coders are about how to coding using ICD-10 and procedures codes using ICD-9-CM, anatomy, medical terminology, pharmacology, communication and english. Competencies that have not been possessed are competence about another examination to support a diagnose, result of laboratory examination, and drug therapy. The average code accuracy produced by 5 inpatient coder personnel is 71.98% accurate and 28.02% is not accurate. Thus, for the coder to owned the competencies that have not been owned to attend training, seminars, and more attention to explanation in the ICD.Keywords: competency, coder, inpatient AbstrakDalam penentuan kode penyakit dan tindakan, seringkali ditemukan ketidakakuratan kode yang diberikan oleh petugas koder. Berdasarkan Kepmenkes 377 tahun 2007 dijelaskan mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh Perekam Medis dan Informasi Kesehatan. Dalam praktek pemberian kode tidak terlepas dari kompetensi yang harus dimiliki oleh koder supaya kode yang dihasilkan menjadi akurat. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif untuk mengetahui kompetensi apa yang dibutuhkan koder untuk menunjang keakuratan kode yang dihasilkan. Informan dalam penelitian ini adalah koder rawat inap di RSUP Fatmawati. Data dikumpulkan dengan metode wawancara, setelah data terkumpul maka data diolah, dianalisis dan disajikan dalam bentuk analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SPO Pemberian Kode Penyakit dan Tindakan di RSUP Fatmawati sudah berjalan dengan baik. Latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja berperan dalam meningkatkan kualitas kode yang akurat dan lengkap. Kompetensi yang sudah dimiliki koder yaitu mengenai cara mengkode dengan ICD-10 dan kode tindakan menggunakan ICD-9-CM, anatomi, terminologi medis, farmakologi, komunikasi dan bahasa inggris. Kompetensi yang belum dimiliki adalah kompetensi mengenai pemeriksaan penunjang, hasil pemeriksaan laboratorium, dan terapi obat. Rata-rata ketepatan kode yang dihasilkan oleh 5 tenaga koder rawat inap adalah 71,98% akurat dan 28,02% tidak akurat. Dengan demikian, agar koder lebih menguasai kompetensi yang belum dimiliki dapat mengikuti pelatihan, seminar, dan lebih memperhatikan keterangan dalam ICD.Kata kunci : kompetensi, koder, rawat inap
Analisis Distribusi Tenaga Rekam Medis Dalam Pelayanan Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan di Puskesmas Kota Serang Tahun 2016 Detia Nurpelita Sari; Nanda Aula Rumana
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 4, No 1 (2016): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.744 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v4i1.86

Abstract

AbstractAvailability of qualified health personnel in adequate amounts is essential for health development in the region to achieve better health development. Related to the importance of health personnel, distribution of personnel medical records must be done evenly so that the hospital or health providers to get medical records personnel in accordance with their competence. Puskesmas (Community Health Center) is a public health care facilities are very important in Indonesia, therefore personnel medical records are needed in the health center. This study aims to determine the distribution of medical records in Puskesmas Serang city 2016 by 4 aspects of educational background, employment status, training history and length of service. research conducted in Serang city health center that was conducted in June 2016. The sampling technique using saturated samples taken from a population of 63 sebanayak personnel medical records medical records personnel. Research shows the number of medical record personnel educational background in medical records and health information by 11 (17.4%) medical records personnel, medical record number of workers whose employment status of civil servants (PNS) was 48 (76.2%) medical records personnel and Labor Contract (TKK) amounted to 15 (23.8%) medical records personnel, medical record number of workers who have a history of training in medical records amounted to 10 (15.9%) medical records personnel, stocking of average personnel medical records in Puskesmas Kota Serang have a long service life of 10 years. Expected for the recruitment of new medical records in health centers in the city of Serang next order medical records personnel who received educational background in medical records and health information.Keywords: distribution, personnel, medical record Abstrak Ketersediaan tenaga kesehatan yang bermutu dalam jumlah yang memadai sangat penting bagi pembangunan kesehatan di daerah untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan secara lebih baik. Terkait pentingnya tenaga kesehatan, ditribusi tenaga rekam medis harus dilakukan secara merata agar rumah sakit atau penyelanggara kesehatan mendapatkan tenaga rekam medis yang sesuai dengan kompetensinya. Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia oleh karenanya tenaga rekam medis sangat dibutuhkan di Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi tenaga rekam medis di Puskesmas Kota Serang Tahun 2016 berdasarkan 4 aspek yaitu latar belakang pendidikan, status kepegawaian, riwayat pelatihan dan lama masa kerja. penelitian dilakukan di puskesmas Kota Serang yang dilaksanakan pada bulan Juni 2016. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh yang diambil dari populasi tenaga rekam medis sebanayak 63 orang tenaga rekam medis. Hasil Penelitian menunjukan jumlah tenaga rekam medis yang berlatar belakang pendidikan rekam medis dan informasi kesehatan sebanyak 11 (17,4%) orang tenaga rekam medis, Jumlah tenaga rekam medis yang berstatus kepegawaian Pegawai Negeri Sipil (PNS) berjumlah 48 (76,2%) orang tenaga rekam medis dan Tenaga Kerja Kontrak (TKK) berjumlah 15 (23,8%) orang tenaga rekam medis, Jumlah tenaga rekam medis yang mempunyai riwayat pelatihan tentang rekam medis berjumlah 10 (15,9%) orang tenaga rekam medis, Rata-rata tenaga rekam medis di Puskesmas Kota Serang mempunyai lama masa kerja 10 tahun. Diharapkan untuk penerimaan tenaga rekam medis baru di Puskesmas di Kota Serang selanjutnya agar tenaga rekam medis yang diterima beratar belakang pendidikan rekam medis dan informasi kesehatan.Kata Kunci : Distribusi, Tenaga , Rekam Medis.
Pengaruh Pelaksanaan Caring Perawat Terhadap Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bandung Mira Asmirajanti
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 2, No 2 (2014): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.872 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v2i2.112

Abstract

AbstractHospital is a health care institution that provides vary widely in the services, one of which is a nursing service. Nurses have continuous contact with the patient. the patient will be satisfied  if obtain health service the same with patient expectations or exceed patient expectations. Patient satisfaction to nursing care is determined by caring behaviors of nurses. This study aimed to analyze the effect of the implementation of caring behaviors of nurses to patient satisfaction in the inpatient unit grade 3 General Hospital Bandung. The sample was 77 nurses in inpatient care at the General Hospital Bandung. The results showed that there was no effect of patient satisfaction to nursing care with caring behaviors of nurses or not. Conclusion this research is Nurse must continue to improve the knowledge of nursing care with caring behaviors of nurses,  caring behaviors of nurses standards need to be made fully integrated with the rest of nursing standard services or standard procedure operational and nurses need to be kept informed about community demands for nursing services is gradually.Keywords: caring, nursing service, patient satisfaction AbstrakRumah Sakit merupakan institusi yang memberikan berbagai pelayanan kesehatan, salah satunya adalah pelayanan keperawatan. Perawat mempunyai kontak yang kontinyu dengan pasien. Pasien akan merasa puas apabila layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapanya dan sebaliknya. Kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan sangat ditentukan oleh sikap caring yang diberikan oleh para perawat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pelaksanaan caring perawat terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap kelas 3 Rumah Sakit Umum Daerah Bandung. Sampel penelitian ini adalah 77 orang perawat di rawat inap di Rumah Sakit Umum Bandung. Hasil penelitian dengan menggunakan uji regresi linier sederhana menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh kepuasan pasien yang dilayani perawat secara caring atau tidak secara caring. Saran yang diberikan peneliti yaitu Perawat harus terus meningkatkan pengetahuan tentang pelayanan keperawatan berlandaskan caring, standar caring perlu dibuat terintegrasi dengan seluruh Standar Asuhan atau Standar Operasional pelayanan keperawatan dan perawat perlu terus diinformasikan tentang tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang makin lama makin meningkat.Kata kunci: caring, pelayanan keperawatan, kepuasan pasien
Pengaruh Kualitas Jasa Sistem Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna Komputer di RS.Pantai Indah Kapuk Sarkosih Sarkosih; Lily Widjaya
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 3, No 1 (2015): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.943 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v3i1.77

Abstract

AbstrakThe successful development of information systems is not only determined by how the information system can process information very well but is determined also by the suitability of the work environment. User satisfaction is one among the various factors determining the success of information system development. This study aims to determine the effect of the quality of information systems services to the computer user satisfaction in Pantai Indah Kapuk hospitals North Jakarta. The study was conducted with cross-sectional and analytic description of the method by the number of sample of 58 respondents who worked in the Department of Nursing consists of outpatient administration section, administration and sexy infirmary medical records and collected by sampling saturated. Dimensions of service quality information system is the performance, aesthetics, ease of maintenance and repair, uniqueness, reliability, durability, quality and usability appropriate suitability. Dimensional computer user satisfaction is the content or the content, accuracy, format, ease of use and timeliness. Most respondents aged less than 40 years old, female, high school educated, work in the section Administration Outpatient and have service life of over 10 years. The average score of service quality information system 46.64 (± 3.717) and the average computer user satisfaction scores 29.29 (± 2.872). The statistical test shows the influence of the quality of information systems services to the computer user satisfaction in the Department of Nursing (r = 0.608 and p <0.05) and the coefficient of determination 36.97. Improving the quality of information system services will increase user satisfaction computers that improve the quality of service.Keywords: The quality of information systems services, the computer user satisfaction
Tinjauan Pelaksanaan Standar Prosedur Operasional Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi Rara Sabrina Sukma; Siswati Siswati
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 5, No 2 (2017): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.508 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v5i2.138

Abstract

AbstractCompliance in the implementation of standard operational procedures of medical record distribution did not work well in RSUD Kota Bekasi. All medical record distribution officers perform their duties but not in accordance with the instructions contained in standard operating procedures.The purpose of this study is to get an idea of the compliance of distribution officers in the implementation of standard operational procedures of medical record distribution by using descriptive method. This research method describes the object of research at present based on factual, the data obtained then compiled, processed, analyzed, and presented in the form of reports.The results of the compliance study of the standard operating procedure of medical record distribution has not been running well. The factors that influence the compliance of officers in the implementation of standard operational procedures are the lack of socialization about the standard of distribution operational procedures, so that officers do not understand the contents of the standard operating procedures of the distribution, the attitude of the less responsible officers, and the average education factor high school graduate.The conclusion of the results of this study is the lack of compliance in the implementation of standard operational procedures distribution that could cause problems such as medical records are missing. The suggestion is the need to socialize the standard of distribution operational procedures to the distribution officer and the need for firmness in cracking down on the officers who work not in accordance with standard operating procedures that have been set.Keywords: Medical records, Standard operational procedures, DistributionAbstrakKepatuhan dalam pelaksanaan standar prosedur operasional distribusi rekam medis tidak terlaksana dengan baik di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi. Seluruh petugas distribusi rekam medis melaksanakan tugasnya namun tidak sesuai dengan instruksi yang tertera didalam standar prosedur operasional.Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran tentang kepatuhan petugas distribusi dalam pelaksanaan standar prosedur operasional distribusi rekam medis dengan menggunakan metode deskriptif. Metode penelitian ini menggambarkan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan factual, data yang didapatkan kemudian disusun, diolah, dianalisis, dan disajikan dalam bentuk laporan.Hasil penelitian kepatuhan pelaksanaan standar prosedur operasional distribusi rekam medis belum berjalan dengan baik. Ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan petugas dalam pelaksanaan standar prosedur operasional yaitu faktor tidak adanya sosialisasi tentang standar prosedur operasional distribusi sehingga membuat petugas tidak memahami isi dari standar prosedur operasional distribusi tersebut, faktor sikap petugas yang kurang bertanggung jawab, dan faktor pendidikan yang rata-rata lulusan SMA.Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah belum terciptanya kepatuhan dalam pelaksanaan standar prosedur operasional distribusi yang bisa dapat menimbulkan masalah sepeti rekam medis yang hilang. Sarannya adalah perlunya mensosialisasikan standar prosedur operasional distribusi kepada petugas distribusi serta perlunya ketegasan dalam menindak petugas yang bekerja tidak sesuai dengan standar prosedur operasional yang telah ditetapkan.Kata kunci : Rekam medis, Standar prosedur operasional, Distribusi

Page 4 of 16 | Total Record : 153