cover
Contact Name
Dody Candra Harwanto
Contact Email
dcharwanto@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
dcharwanto@gmail.com
Editorial Address
Jalan Diponegoro 233 Ungaran, Jawa Tengah
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Tonika: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Seni
ISSN : 26544466     EISSN : 26851261     DOI : 10.37368
Core Subject : Art,
Tonika merupakan jurnal interdisiplin yang mengkaji pelbagai isu dan diskursus musik. Jurnal ini mengapresiasi artikel-artikel dalam ranah kajian teoretis, filosofis dan aplikatif berdasar pada penelitian dan pengkajian. Artikel-artikel di Tonika berorientasi untuk menyebarluaskan dan mengembangkan pengetahuan seni guna merespon perkembangan global sehingga dapat bermanfaat bagi para akademisi, praktisi, peneliti dan pengajar.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 4 No 1 (2021): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2021" : 7 Documents clear
Mendengarkan dan Memahami Musik Daniel Sema
Tonika: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Seni Vol 4 No 1 (2021): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Musik ialah seni abstrak yang sulit dijelaskan dengan kata-kata karena bunyi hampir tak ada sangkut pautnya dengan pengalaman kehidupan manusia sehari-hari. Di dalam keabstrakannya inilah ada tuntutan kepada penikmat seni untuk memberikan perhatian yang lebih besar daripada seni lain yang lebih nyata. Orang pada umumnya mendengarkan musik sebagai aktivitas sampingan, bukan yang terutama, sebab musik biasanya dianggap sebagai sarana hiburan. Oleh karena itu, musik tidak boleh membebani pendengarnya. Akan tetapi, mendengarkan musik sesungguhnya bukan dilakukan dengan cara demikian, sebab pada pengertian hakiki mendengarkan musik ialah mendengarkan dengan seksama demi tercapainya kemampuan apresiasi terhadapnya dan mampu mengalami pengalaman estetis darinya. Agar dapat mendengarkan musik dengan baik dan berhasil (terutama musik seni), seseorang harus memiliki modal yang cukup, yaitu pengetahuan musik yang memadai, yang mencakup mulai dari hal-hal teknis hingga bentuk musik yang kompleks. Kemampuan intelektual seorang pendengar untuk merangkai, mengurai, menyusun pola-pola tertentu yang berkaitan dengan musik akan membuat sejauh mana musik tersebut bermakna. Pengetahuan ini akan membuatnya mengerti apa yang didengarnya dan membawanya kepada pengalaman estetis yang mungkin belum pernah dirasakan sebelumnya.
Tujuan dan Fungsi Musik dalam Ibadah Gereja Rajiman Andrinus Sirait
Tonika: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Seni Vol 4 No 1 (2021): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam ibadah umat Kristen, musik merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan. Ketika kita berbicara tentang musik dalam ibadah gereja, pertanyaan-pertanyaan seperti berikut ini sering ada seperti: Peran apa yang dimainkan musik dalam ibadah sehingga dapat memotivasi jemaat untuk menyembah Tuhan? Apakah fungsi dan tujuan dari musik dalam sebuah ibadah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis menggunakan pendekatan metode kualitatif studi pustaka untuk lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam. Dari metode tersebut juga hasil penelitian diharapkan dapat ditransferkan atau diterapkan di tempat lain. Dari hal ini penulis menemukan bahwa musik ini menjadi bentuk ekspresi dan sarana komunikasi antara umat kepada Tuhan. Lalu dapat juga sebagai sarana pemulihan bagi jiwa kita dan tidak kalah pentingnya dapat sebagai pengantar akan firman Tuhan sebelum hamba Tuhan akan menyampaikan kotbah di atas mimbar. Dari musik yang dibawakan juga dapat menjadi perenungan bagi setiap jemaat yang mengikuti. Tidak saja jemaat bahkan pelayan yang mengambil bagian dalam ibadah tersebut.
Evaluasi Pelatihan Sangkakala di Gereja Higher Than Ever sebagai Media Pendidikan Seni Septian Cipto Nugroho; Wadiyo Wadiyo; Agus Cahyono; Wahyu Lestari
Tonika: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Seni Vol 4 No 1 (2021): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan musik ibadah di Gereja yang begitu dinamis, terus bergerak, dan menciptakan hal-hal baru menjadikan musik ibadah di Gereja perlu mendapat perhatian. Evaluasi terhadap musik ibadah di Gereja menjadi penting untuk membentuk musik ibadah di Gereja semakin baik. Demikian juga pentingnya evaluasi terhadap pelatihan sangkakala di Gereja Higher Than Ever yang dilaksanakan seminggu sekali, supaya pelatihan sangkakala di Gereja Higher Than Ever terlaksana dengan maksimal dan memperoleh hasil yang maksimal. Teori utama yang digunakan untuk membedah masalah yaitu teori evaluasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya materi yang masih kurang diajarkan dalam pelatihan sangkakala di Gereja Higher Than Ever yaitu materi pernafasan. Begitu pentingnya materi pernafasan dalam instrumen tiup yaitu untuk tetap menjaga kesehatan. Saran yang diberikan peneliti yaitu dengan memberikan materi pernafasan diafragma sebagai pernafasan yang tepat untuk meniup sangkakala. Sehingga akan membantu pemain sangkakala untuk menghasilkan tiupan yang baik, dan menjaga kesehatan peniup sangkakala agar tidak terkena penyakit hernia atau turun berok.
Musik dalam Konteks Pendidikan Anak Usia Dini MS Viktor Purhanudin; R. Agustinus Arum Eka Nugroho
Tonika: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Seni Vol 4 No 1 (2021): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Musik merupakan suatu kajian yang melekat dalam tubuh kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Oleh karena itu, semua peserta didik PAUD diajarkan oleh gurunya materi tersebut. Dengan demikian guru PAUD mesti mengusai musik agar proses kegiatan belajar bidang musik dapat berjalan secara baik yang tunduk terhadap kurikulum 2013 PAUD. Namun sayang, mayoritas guru PAUD kurang begitu mengusai musik, akibatnya tatkala mereka menggelar pembelajaran musik tidak berjalan mulus terkadang juga melenceng dari aturan main kebijakan kurikulum 2013 PAUD. Dalam tulisan ini diungkapkan pelbagai persoalan tentang musik yang berkorelasi dengan PAUD. Pelbagai persoalan tersebut diantaranya: Pertama, deskripsi umum tentang musik. Kedua, posisi musik dalam kurikulum 2013 PAUD. Ketiga, prosedur pelaksanaan kegiatan belajar mengajar musik di PAUD. Dari hasil studi pustaka, musik merupakan entitas yang sangat kompleks, dalam kurikulum 2013 PAUD musik dipakai untuk menstimulasi perkembangan afektif kognitif dan psikomotor peserta didik, sementara inti pembelajaran musik di PAUD dijalankan dengan pendekatan humanistik.
Formulasi Musik Deret dalam Penciptaan Komposisi Programa Berjudul Kupu-Kupu Terakhir Robby Ferdian; Fajry Sub'haan Syah Sinaga; Agung Dwi Putra
Tonika: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Seni Vol 4 No 1 (2021): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

“Kupu-Kupu Terakhir” merupakan sebuah karya musik yang berjenis musik programa, karya musik ini memuat cerita tentang fenomena pencemaran udara dengan menggunakan bahasa musikal. Pencemaran udara yaitu sebuah bencana modern, sebuah bencana yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi yang tidak dapat ditanggulangi dengan baik. Hal ini dapat menimbulkan bencana yang dahsyat bagi kelangsungan hidup manusia. Objek material yang digunakan pada karya ini dihasilkan dari proses interpretasi pengkarya terhadap hal-hal unik, menarik sekaligus hal memprihatinkan yang terdapat di lingkungan yang telah terpapar oleh pencemaran udara. Berdasarkan objek material tersebut, pengkarya membuat sebuah narasi musik yang menceritakan tentang kehidupan kupu-kupu normal yang terkena dampak dari pencemaran udara dan dimasuki oleh polutan, sehingga lama-kelamaan kupu-kupu tersebut akhirnya mati dan kehilangan tempat tinggalnya. Penciptaan pada karya ini diawali dengan melakukan penelitian terhadap lingkungan, khususnya udara dan mengidentifikasi karakteristik dari binatang kupu-kupu, polutan (unsur dan senyawa yang menciptakan polusi), dan suasana homeostasis (Keseimbangan lingkungan). Kemudian pada perwujudannya material tersebut diinterpretasikan menjadi bahasa musikal dengan menggunakan tekhnik penciptaan pada musik Barat.
Kesenian Kentrung di Kabupaten Jepara: Kajian Interaksionisme Simbolik Dody Candra Harwanto
Tonika: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Seni Vol 4 No 1 (2021): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesenian kentrung merupakan sastra tutur yang di dalamnya menggunakan cerita, pantun, dan instrumen rebana. Aspek musikalnya dapat dilihat dari penyajian cerita dan pantun yang dinyanyikan, serta dari permainan instrumen rebana yang berfungsi sebagai visualisasi cerita dan membentuk pola irama. Perilaku manusia yang mengkomunikasikan berbagai simbol-simbol bermakna dalam proses interaksi sosialnya, juga dapat dilihat pada saat pertunjukan kesenian kentrung. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis pertunjukan kesenian Kentrung di Kabupaten Jepara yang dikaji menggunakan teori interaksionisme simbolik dari Blumer. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan desain penelitian studi kasus interpretatif, sedangkan pengumpulan datanya menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumen yang relevan untuk menjawab rumusan masalah. Hasil penelitian ini antara lain 1) interaksi simbolik antara pemain dengan leluhur melalui syair yang dinyanyikan oleh seniman pada awal dan akhir pertunjukan sebagai simbol penghormatan, permohonan izin, dan mendapatkan keselamatan selama pertunjukan berlangsung dalam interaksinya dengan Tuhan maupun leluhur yang berada pada tempat pertunjukan; 2) interaksi simbolik antara pemain dengan penonton melalui pertukaran simbol yang diberi makna dalam membentuk perilaku antar individu; dan 3) interaksi simbolik antara pemain dengan pemain melalui teks cerita, pantun, dan pola permainan instrumen rebana sebagai simbol dalam proses komunikasi untuk menyajikan pertunjukan yang harmonis, estetis, dan membentuk cerita yang utuh.
Martin Luther dan Reformasi Musik Gereja Sunarto Sunarto; Irfanda Rizki Harmono Sejati
Tonika: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Seni Vol 4 No 1 (2021): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Humanisme memicu Reformasi Protestan di awal abad ke-16. Di Jerman, Martin Luther (1483-1546) ada dalam daftar pengaduan ke pintu Gereja Kastil di Wittenberg pada tahun 1517, ia dalam barisan panjang individu untuk menyuarakan keberatan terhadap berbagai praktik Gereja. Reformasi pertengahan abad ke-16 merupakan upaya yang lebih sistematis dan positif untuk menahan atau memenangkan kembali orang percaya ke Gereja Katolik Roma, sebagian melalui ajaran dan praktik, sebagian melalui musik. Pengaruh Luther memastikan pendekatan yang lebih liberal terhadap liturgi dan musiknya. Seorang biarawan Agustinus dengan pelatihan, dan seorang tradisional oleh Luther berusaha untuk melestarikan sebanyak mungkin upacara Gereja kuno (termasuk plainchant dan polypony), hanya melarang elemen-elemen itu. Martin Luther dianggap sebagai Bapa Reformasi dan meskipun ia berkhotbah tentang perlunya kembali ke iman Kristen Alkitab ia juga mendukung musik. Dia sendiri yang bermain lute dan seruling. Teolog Jerman dan pendiri Gereja Lutheran. Dia mempengaruhi semua reformator Gereja abad ke-16 ke tingkat yang lebih besar atau lebih kecil oleh tulisan-tulisan dan kegiatannya, tetapi tidak seperti beberapa dari mereka, Luther memberikan tempat yang penting untuk musik. Artikel ini menjelaskan peran penting Martin Luther dalam perkembangan musik liturgi Kristen di Eropa.

Page 1 of 1 | Total Record : 7