cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
heme@unbrah.ac.id
Editorial Address
Gedung Dekanat Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Jalan Raya By Pass Km 15 Aie Pacah Padang – Sumatera Barat
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Health and Medical Journal
ISSN : 26852772     EISSN : 2685404X     DOI : https://doi.org/10.33854/heme
Core Subject : Health, Science,
Health & Medical Journal with registered number pISSN: 2685-2772 and eISSN: 2685-404X is a peer-review journal published by Medical Faculty of Universitas Baiturrahmah. The frequency of publishing is two issues in a year. The topics covered include the fields of Allergy and Immunology, Anesthesiology, Cancer and stem cells, Cardiovascular, Cell and Molecular Biology, Children's Health, Dermato-venereology, Geriatrics, Histopathology, Internal Medicine, Neuro-psychiatric treatment, Ophthalmology, Otorhinolaryngology, Physical medicine and rehabilitation, Physio-pharmacology, Pulmonology, Radiology, Surgery includes orthopedics and urology, Obstetrics and Gynecology, Science of nutrition, Clinical Pathology, Anatomy Pathology, Parasitology, Microbiology, Public Health and Medical Education. Submissions are welcome from other clinically relevant areas. However, the Journal emphasizes publishing high-quality and novel research.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 3 (2023): HEME September 2023" : 10 Documents clear
Nevus Unius Lateris with Hemophilia: A rare case report Ammarilis Murastami; Siti Efrida Fiqnasyani; Zilpa Widyastuti; Nugrohoaji Dharmawan
Health and Medical Journal Vol 5, No 3 (2023): HEME September 2023
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v5i3.1314

Abstract

Latar Belakang: Nevus Unius Lateris (NUL) adalah kelainan bawaan jaringan kulit langka, ditandai distribusi lesi unilateral mengikuti garis Blaschko. Lesi ditemukan pada tahun pertama kehidupan dengan bercak coklat kekuningan, batas yang jelas, dan permukaan verukosa. Pemeriksaan multidisiplin dianjurkan untuk menegakkan diagnosis dan memberikan penatalaksanaan yang tepat. Terapi bertujuan untuk mengangkat dan menghancurkan lesi hiperkeratosis dengan pembedahan/non-pembedahan. Elektrokauter dapat menjadi pilihan untuk membantu mencegah perdarahan setelah operasi dermatologis, terutama hemofilia. Kasus: Tn. A, 24 tahun, pekerjaan wiraswasta, datang dengan keluhan utama beberapa plak yang meninggi di belakang lehernya. Keluhan pertama muncul sebagai bintik pada usia 6 tahun dan naik perlahan, dan menyebar luas. Pasien memiliki riwayat hemofilia A. Pemeriksaan dermatologis, beberapa nodul verukosa hiperpigmentasi bertangkai dengan batas teratur, garis yang jelas tersusun secara linier mengikuti garis Blaschko di daerah coli posterior. Hasil pemeriksaan dermoskopi menunjukkan pola sirkular hiperpigmentasi dengan struktur epidermis eksofitik dan pola serebriform. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan hiperkeratosis, akantosis, papilomatosis minimal, dan deposit melanin dengan kepadatan ringan-sedang. Pasien didiagnosis dengan nevus unius lateris dan diterapi bedah listrik. Pasien diberikan antibiotik sistemik oral dan analgesik selama lima hari setelah prosedur dan disarankan untuk kontrol pada hari ketiga, dan pengangkatan jahitan dilakukan pada hari ketujuh. Kesimpulan: Beberapa perawatan medis dan bedah telah dicoba, tetapi tidak ada pengobatan yang ideal atau dapat diterima secara universal. Namun, kekambuhan dapat terjadi berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah pengangkatan lesi dengan metode apa pun. Terapi dengan bedah listrik dapat dipilih untuk membantu mencegah perdarahan yang mungkin terjadi setelah prosedur melalui target hemostasis dan untuk kerusakan jaringan superfisial.
Profil Nilai Tinjauan pada Hasil CBT UKMPPD di Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Tahun 2017-2021 Resti Rahmadika Akbar; Muhammad Fajry Azzuhry; Yuri Haiga
Health and Medical Journal Vol 5, No 3 (2023): HEME September 2023
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v5i3.1282

Abstract

Pendahuluan: Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) adalah suatu tahap dalam proses program pendidikan kedokteran yang dilaksanakan secara nasional terhadap mahasiswa kedokteran. Pelaksanaan ujian tersebut mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Profesi Dokter Indonesia (SNPPDI) serta memiliki fungsi sebagai exit exam yang bersifat nasional dengan tujuan untuk menjamin mutu lulusan pendidikan dokter kompeten dan terstandar nasional. Computer Based Test (CBT) UKMPPD termasuk kedalam penilaian sumatif karena pelaksanaannya bertujuan untuk menentukan kelulusan dalam suatu proses pembelajaran seseorang. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil nilai tinjauan pada hasil CBT UKMPPD di Fakultas  Kedokteran Universitas Baiturrahmah tahun 2017-2021. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif menggunakan data sekunder dengan jumlah sampel 19 periode CBT UKMPPD Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah tahun 2017-2021. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai CBT UKMPPD per-periode. Hasil: Berdasarkan hasil analisis data didapatkan persentase kelulusan terendah berada pada periode November 2020 (15,7%) sedangkan kelulusan tertinggi berada pada periode Agustus 2018 (86,9). Pada tinjauan 5 tahun 2019-2021 terjadi kelemahan pada materi psikiatri, pernapasan dan endokrin, metabolik dan nutrisi, hematologi dan imunologi. Pada tinjauan 6 tahun 2019-2021 terjadi kelemahan pada materi terapi. Pada tinjauan 7 tahun 2020-2021 terjadi kelemahan pada materi anak, sedangkan materi dewasa dan lansia sudah mengalami penurunan sejak tahun 2018. Pada periode Agustus 2017, Mei 2018, Agustus 2018, Februari 2019, Agustus 2019 nilai rerata institusi telah mencapai NBL sedangkan pada periode Agustus 2017, 2018, 2019 nilai rerata instintusi telah mencapai NBL bahkan lebih tinggi dari nilai rerata nasional. Kesimpulan: Perlu perhatian pada topik psikiatri, pernapasan, endokrin dan metabolikhematologi imunologi, penguatan pada keterampilan 4A sampai ke terapi atau penatalaksanaan. Berdasarkan kelompok usia, kasus lansia perlu perhatian.
Faktor yang Berhubungan dengan Pengendalian Tekanan Darah Pasien Hipertensi Usia 15-64 Tahun Raden Roro Ariesna Muharany; Yanti Harjono Hadiwiardjo; Meiskha Bahar; Nunuk Nugrohowati
Health and Medical Journal Vol 5, No 3 (2023): HEME September 2023
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v5i3.1291

Abstract

Pendahuluan: Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi permasalahan penyebab kematian terbesar dengan prevalensi tertinggi di provinsi DKI Jakarta sebesar 13,4%. Kejadian hipertensi di wilayah Puskesmas Kecamatan Makasar mencapai 4.986 kasus pada bulan Januari - Oktober tahun 2022. Terdapat 3 faktor yang akan diteliti yaitu pengetahuan, sikap, dan kepatuhan minum obat. Tujuan penelitian: untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, sikap, dan kepatuhan minum obat terhadap pengendalian tekanan darah pasien hipertensi usia 15-64 tahun di Puskesmas Kecamatan Makasar tahun 2022. Metode: Penelitian menggunakan desain studi cross sectional dengan populasi penelitian pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Makasar. Sampel sebanyak 71 responden diambil dengan teknik consecutive sampling. Kriteria inklusi adalah pasien hipertensi usia 15-64 tahun yang telah mendapatkan pengobatan antihipertensi dan memiliki data rekam medis 3 bulan terakhir (Agustus, September, dan Oktober) di Puskesmas Kecamatan Makasar tahun 2022. Kriteria eksklusi berupa riwayat penyakit kronik, kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, dan melakukan aktivitas ringan. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner dan data rekam medis. Analisis statistik menggunakan uji chi-square dengan nilai p<0,05. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan (p-value = 0,04; OR = 37,200; 95%CI = 3,243 - 426,674), sikap (p-value = 0,022; OR = 15,273; 95%CI = 1,451 - 160,732), dan kepatuhan minum obat (p-value = 0,028; OR = 13,750; 95%CI = 1,314 - 143,852) terhadap pengendalian tekanan darah pasien hipertensi usia 15-64 tahun di Puskesmas Kecamatan Makasar tahun 2022. Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna atau signifikan antara tingkat pengetahuan, sikap, dan kepatuhan minum obat terhadap pengendalian tekanan darah pasien hipertensi usia 15-64 tahun yang berarti tingkat pengetahuan tinggi, sikap baik, dan kepatuhan minum obat yang tinggi dapat mempengaruhi tekanan darah terkendali.
Studi Kejadian Stunting pada Anak yang Ditinjau dari Aspek Biologi Molekuler: Literature Review Ira Suryanis
Health and Medical Journal Vol 5, No 3 (2023): HEME September 2023
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v5i3.1285

Abstract

Stunting adalah masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan panjang badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Anak yang menderita stunting lebih rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa berisiko mengidap penyakit degeneratif. Dampak stunting juga mempengaruhi kecerdasan anak yang akhirnya mempengaruhi tingkat pengembangan SDM di Indonesia. Faktor resiko stunting terkait Faktor Hereditary memainkan peran utama sebanyak 80%. Peneliti sajikan hasilnya dalam ringkasan naratif, biasanya digunakan dalam tinjauan sistematis. Untuk mengidentifikasi determinan stunting anak di dunia berdasarkan studi molekuler, kami lakukan pencarian kata kunci di PubMed, PubMed Central (PMC), dan Web of Ilmu. Untuk PubMed dan PMC. Masih tingginya kasus stunting di Indonesia dikaitkan dengan masih rendahnya penelitian stunting ke arah biologi molekuler, diharapakan adanya penatalaksanaan dalam penurunan percepatan stunting kearah preventif medice melalui pendekatan biologi molekuer. Perlu penelitian lebih lanjut terkait dengan faktor herditas, genetik, dan protein lain sebagai biomarker stunting dan adanya pengaruh defisiensi hormon pertumbuhan yang lebih besar berkontribusi pada kejadian stunting.
Pemberian Dosis Tinggi D-galactose Jangka Pendek secara Intraperitoneal untuk Menginduksi Proses Aging pada Tikus Jantan Ronald Winardi Kartika; Veronika Maria Sidharta; Tena Djuartina; Kris Herawan Timotius; Chyntia Retna Sartika; Ignatio Rika
Health and Medical Journal Vol 5, No 3 (2023): HEME September 2023
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v5i3.1370

Abstract

Pendahuluan: Injeksi D-galaktosa (D-gal.i.p.) intraperitoneal yang dapat mempercepat penuaan telah digunakan untuk mengembangkan model penuaan. Penelitian sebelumnya menggunakan D-galaktosa jangka panjang selama 4 minggu untuk menginduksi penuaan pada mencit menimbulkan kesulitan waktu dan biaya pengobatan. Para peneliti sedang mencoba mencari tahu apakah pemberian D-gal dosis tinggi dalam jangka pendek. aku p. pada tikus mampu menginduksi tanda-tanda signifikan yang mirip dengan penuaan alami, yaitu peningkatan stres oksidatif dan myostatin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jalur penuaan otot pada tikus akibat pemberian D-galaktosa dosis tinggi dalam waktu singkat. Metode: Rancangan penelitian studi eksperimen, in vivo, dilakukan di laboratorium terpadu FKIK Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta menggunakan 22 ekor tikus Sprague Dawley, jantan, umur 6-12 minggu, berat 200-350 gram. Sebelas ekor tikus diinduksi intraperitoneal (G-ip) D-galaktosa 300 mg/kg/hari selama 7 hari. 11 ekor tikus sisanya diinduksi dengan NaCl 0,9% i.p (N-ip). Pada penelitian ini pengukuran berat badan, lingkar gastrocnemius, CRP dan kadar myostatin blood elisa dibandingkan antara hari ke 7 dan hari ke 0 untuk melihat efek sistemik injeksi D. Galaktosa. Data dianalisis menggunakan SPSS versi 20. Hasil: Pemberian D-gal jangka pendek. i.p secara signifikan meningkatkan peradangan sistemik. dan tingkat myostatin. Pada kelompok perlakuan terjadi peningkatan aktivitas superoksida dismutase meskipun lebih rendah dibandingkan NaCl 0,9% i.p. kelompok. Kesimpulan: Dosis Tinggi Waktu singkat D-gal. injeksi mungkin membuat penuaan alami yang dapat berkembang pada tikus paling cepat satu minggu.
Berbagai Tanaman di Indonesia untuk Tabir Surya Fauzana Nazifah; Satya Widya Yenny
Health and Medical Journal Vol 5, No 3 (2023): HEME September 2023
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v5i3.1334

Abstract

Indonesia adalah salah satu negara dengan paparan sinar matahari yang tinggi dan sebagian besar penduduknya bekerja diluar ruangan sehingga memerlukan suatu perlindungan kulit. Sinar matahari selain memberi manfaat juga mempunyai dampak buruk pada kulit jika terpapar secara berlebihan. Sinar ultraviolet UVB dan UVA bekerja secara sinergis merusak kulit sehingga dibutuhkan pencegahan atau perlindungan untuk mengurangi dampak buruk pada kulit akibat radiasi tersebut.  Jika paparan sinar matahari berlebihan, jaringan epidermis kulit tidak mampu sepenuhnya melawan efek negatif sehingga diperlukan perlindungan, salah satunya dengan tabir surya. Tabir surya merupakan pelindung kulit dari paparan sinar matahari karena ikatan yang saling berkonjugasi sehingga ikatan tersebut beresonansi saat terpapar sinar UV dan akan menurunkan energi untuk melindungi kulit. Tabir surya memiliki dua mekanisme kerja yaitu secara fisik dengan memantulkan dan membiaskan sinar UV yang mengenai kulit dan secara kimia dengan cara menyerap sinar UV yang dipancarkan oleh matahari. Pada daun tumbuhan terdapat zat alami yang dapat diekstrak dan dapat bertindak sebagai sumber potensial tabir surya karena bersifat fotoprotektif. Daun-daunan seperti daun kersen, daun cempedak dan daun binahong mempunyai kemampuan untuk melindungi kulit melalui senyawa yang terkandung di dalam tanaman yang berupa senyawa bioaktif seperti senyawa fenolik dan didukung oleh adanya senyawa yang bersifat antioksidan.
Carcinoma Endometrioid Ovary pada Struma Ovarii Syamel Muhammad; Puja Agung Antonius; Susan Meuthia; Aisha Savannah
Health and Medical Journal Vol 5, No 3 (2023): HEME September 2023
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v5i3.1361

Abstract

Kanker ovarium merupakan penyebab utama kematian pada wanita yang didiagnosis sebagai kanker ginekologi. Tingginya angka kematian akibat kanker ovarium karena mayoritas kasus bersifat asimptomatik dan skrining yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis masih kurang. Hal ini menyebabkan kanker ovarium dikenal sebagai silent killer. Etiologi spesifik kanker ovarium hingga belum diketahui dengan pasti, namun teradapat beberapa faktor risiko yang berperan terhadap terjadinya kanker ovarium. Faktor risiko genetik diduga berkaitan erat dengan kejadian kanker ovarium, diantaranya mutasi pada gen TP53, BRCA1 dan BRCA2.  Diagnosis kanker ovarium sulit dilakukan pada stadium dini karena tidak adanya gejala spesifik.  Untuk menegakkan diagnosis kanker ovarium dibutuhkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti CT scan, USG, pemeriksaan tumor marker dan biopsi. Hingga saat ini, pembedahan masih menjadi penatalaksanaan utama bagi kanker ovarium. Pemeriksaan histopatologi juga perlu dilakukan untuk menentukan keganasan, jenis kanker, dan penentuan staging. Kemoterapi adjuvan diberikan pada pasien setelah pembedahan, kecuali jika penyakit hanya terbatas pada ovarium dan  pada kanker yang tidak bisa dioperasi. Prognosis kanker ovarium bergantung dari jenis kanker, stadium  dan komplikasi yang terjadi. Pada jurnal ini dilaporkan kasus seorang pasien perempuan, berusia 59 tahun dengan carcinoma endometrioid ovary pada struma ovarii.
Hubungan Daya Tahan Kardiovaskular dan Aktivitas Fisik terhadap Tekanan Darah Mahasiswa Usia 18-21 Regita Siska Ananda; Mila Citrawati; Yanti Harjono Hadiwiardjo; Nugrahayu Widyawardani
Health and Medical Journal Vol 5, No 3 (2023): HEME September 2023
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v5i3.1292

Abstract

Pendahuluan: Indonesia memiliki data kejadian hipertensi menurut Riskesdas pada tahun 2018 dengan penduduk berusia lebih dari 18 tahun yaitu sebesar 34,11%, dan DKI Jakarta sebagai provinsi dengan kejadian peningkatan prevalensi hipertensinya tertinggi merupakan awalan bagi generasi selanjutnya untuk mulai memahami bahwa penting menjaga kondisi tubuh dari terjadinya peningkatan tekanan darah. Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang tidak dapat di kontrol dan dapat di kontrol, salah satu contoh faktor yang dapat di kontrol adalah ketahanan kardiovaskular dan aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin dapat mencegah meningkatnya tekanan darah melalui mekanisme melebarnya pembuluh darah dan proses pembakaran lemak di pembuluh darah jantung dan aliran darah akan lencar. Daya tahan kardiovaskular adalah mampunya sistem paru, jantung, dan pembuluh darah dalam bekerjasama untuk mengangkut dan memberikan oksigen pada sel agar digunakan untuk metabolisme tubuh yang hasilnya dimanfaatkan untuk beraktivitas dalam waktu yang panjang tanpa kelelahan yang berarti. Maka dari itu, seseorang dengan daya tahan kardiovaskular yang baik maka kualitas aktivitas fisiknya baik ringan atau berat tidak akan membuat seseorang tersebut mengalami kelelahan yang berarti. Tujuan penelitian: Mengetahui hubungan daya tahan kardiovaskular dan aktivitas fisik dengan tekanan darah mahasiswa usia 18-21 tahun. Metode: Penelitian ini berjenis analitik obervasional yang menggunakan pendekatan secara potong lintang atau cross sectional. Proses penelitian dilakukan pada bulan Oktober hingga November tahun 2022 dengan jumlah responden sebanyak 78 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian diambil dengan metode probability cara simple random sampling. Analisis data setelah dilakukannya pengambilan data menggunakan uji alternatif Fisher. Hasil: Penggunaan uji alternatif Fisher dalam menganalisis hubungan akibat tidak terpenuhinya ketentuan untuk uji Chi-square menunjukan nilai p = 0,038 bagi hubungan daya tahan kardiovaskular dan tekanan darah, begitu juga untuk aktivitas fisik, dengan makna terdapatnya hubungan antara daya tahan kardiovaskular dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah. Kesimpulan: Terdapatnya hubungan antara daya tahan kardiovaskular dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah menunjukan terdapatnya manfaat dari melatih daya tahan kardiovaskular dan melakukan aktivitas fisik sebagai bentuk preventif peningkatan tekanan darah. Melakukan hal seperti berjalan kaki, jogging, bersepeda, dan kegiatan sederhana lainnya dapat melatih tubuh untuk beradaptasi dalam melakukan kegiatan sehari-hari agar tidak mudah mengalami lelah yang berarti dan menyebabkan peningkatan tekanan.
Peranan Imunohistokimia dalam Menentukan Origin dari Carcinoma of Unknown Primary Origin pada Kasus Massa Intra-abdomen Rina Addina; Noza Hilbertina
Health and Medical Journal Vol 5, No 3 (2023): HEME September 2023
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v5i3.1343

Abstract

Pendahuluan : Carcinoma of Unknown Primary Origin (CUP) adalah kelompok kanker yang heterogen yang didefinisikan oleh adanya penyakit metastasis tanpa tumor primer yang teridentifikasi pada presentasi awal. Pemeriksaan Imunohistokimia (IHK) harus digunakan untuk mengidentifikasi asal jaringan. Laporan Kasus : Kami melaporkan sebuah kasus CUP pada laki-laki berusia 52 tahun dengan keluhan benjolan di perut sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pemeriksaan computerized tomography (CT) Scan memberikan kesan Gastrointestinal Stromal Tumor (GIST), tidak tampak massa pada traktus gastrointestinal, hepar,vesika felea, lien, ginjal, vesika urinaria dan prostat. Tindakan laparatomi dilakukan, pemeriksaan makroskopik didapatkan jaringan berukuran 24 cm x 22 cm x 6 cm, penampang putih kecoklatan. Pemeriksaan mikroskopik didapatkan kesan suatu GIST. Pemeriksaan IHK memperlihatkan ekspresi negatif untuk antibodi DOG1, CD117, CK7, CDX2, HepPar1 dan ekspresi positif untuk antibodi CK19 dan CD10. Kesimpulan : Penegakan diagnosis kasus ini berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, radiologis, pemeriksaan histopatologi dan pemeriksaan lanjutan dengan IHK menyingkirkan GIST dan mengkonfirmasi origin hepatocellular carcinoma (HCC) berdasarkan ekspresi CK19 dan CD10. Hepatocellular carcinoma memiliki prognosis yang buruk jika positif terhadap pulasan CK19 (>5% sel tumor). Pemeriksaan IHK sangat dibutuhkan pada tumor dengan lokasi dan morfologi yang tidak jelas.
Peranan Protein Circulating FAM19A5 sebagai Faktor Ateroprotektif terhadap Proliferasi dan Migrasi Vascular Smooth Muscle Cell Prima Adelin; Rahma Triyana
Health and Medical Journal Vol 5, No 3 (2023): HEME September 2023
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v5i3.1287

Abstract

Obesitas merupakan penyakit metabolik yang telah mencapai proporsi epidemi. Salah satu penyakit terkait obesitas adalah Penyakit Arteri Koroner / Coronary Artery Disease (CAD)melalui suatu proses aterosklerosis. Patogenesis CAD merupakan suatu proses yang kompleks mencakup kombinasi dari adanya disfungsi endotel, penumpukan lipid di tunika intima, teraktivasinya respons imun, dan proliferasi dan migrasi sel otot polos vascular/ Vascular Smooth Muscle Cell (VSMC). VSMC berperan pada terbentuknya imunitas terhadap aterosklerosis salah satunya melalui mekanisme melalui pembentukan artery tertiary lymphoid organs (ATLOs). Family with sequence similarity 19 member A5 (FAM19A5) merupakan sitokin baru yang terutama diekpresikan terutama di otak dan adiposity. Peranan FAM19A5 dalam meregulasi homeostasis kardiovaskuler yaitu melalui mekanisme endokrin atau parakrin. FAM19A5 yang dihasilkan dari adiposit sehat akan berikatan dengan sphingosine-1 phosphate receptor 2 (SIPR2) pada sel otot polos vaskuler yang akan menghambat proliferasi dan migrasi VSMC melalui molekul sinyaling G-12/13 dan RhoA.

Page 1 of 1 | Total Record : 10