cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Penelitian Teknologi Industri
ISSN : 2085580X     EISSN : 26144069     DOI : -
Jurnal Penelitian Teknologi Industri (JPTI), adalah jurnal ilmiah yang bertujuan untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitian dan pengembangan, tinjauan ilmiah, paket ilmiah dan kajian dalam bidang kimia proses dan teknologi yang dilakukan oleh para peneliti/perekayasa baik yang berasal dari Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado maupun instansi lainnya.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 8 No. 2 Desember 2016" : 9 Documents clear
PENGARUH BAHAN PENGENTAL PADA SAUS TOMAT Sjamsiwarni Reny Sjarif; Shinta Wahyu Apriyani
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.094 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v8i2.2220

Abstract

Buah tomat merupakan komoditi hortikultura yang mudah mengalami kerusakan karena kandungan air yang tinggi. Salah satu cara dengan mengolah menjadi produk saus tomat dengan penambahan bahan pengental. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh bahan pengental terhadap mutu saus tomat fisikokimia dan pembuatan produk saus tomat dengan formula terbaik. Penelitian dilakukan dengan perlakuan bahan pengental yaitu hunkuwe/ pati kacang hijau, maizena/ pati jagung, tapioca dan karagenan 7% dengan tambahan lain konstan. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif ditampilkan dalam bentuk table dan gambar. Parameter yang diuji berdasarkan SNI  mutu saus tomat.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa produk saus tomat yang dihasilkan dengan menggunakan pengental hunkuwe, maizena, tapioca dan karagenan tidak berpengaruh terhadap fisik produk saus tomat dari bau,rasa dan warna yaitu normal khas tomat. Jumlah padatan terlarut untuk bahan pengental hunkuwe 42,3 maizena 42,2, tapioca 41,3 dan karagenan 41,5 Brix,20°C. Hasil uji keasaman dihitung sebagai asam asetat untuk hunkuwe 2,25, maizena 2,46, tapioca 2,55 dan karagenan 2,51%. %. Cemaran mikroba Angka lempeng total berkisar antara 46x101-93x101 koloni/g dan kapang berkisar antara1x101-5x101 koloni/g. Uji penilain organoleptik terhadap tekstur produk saus tomat diperoleh nilai tertinggi 3,7 yaitu agak suka sampai suka dengan bahan pengental karagenan. Dibandingkan dengan SNI 01-3546-2004 syarat mutu saus tomat memenuhi syarat mutu untuk semua kriteria parameter yang diujikan dalam penelitian ini.             Kata kunci: Saus tomat,hunkuwe, maizena, tapioka, karagenan
PENGARUH METODE PENGOLAHAN DAN UMUR PANEN KELAPA TERHADAP KUALITAS DAN KANDUNGAN SENYAWA FENOLIK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) Anton Muis
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.244 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v8i2.2383

Abstract

Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa yang diperoleh dari buah kelapa segar diproses secara mekanik atau alamiah dengan atau tanpa pemanasan, tanpa melalui pemurnian atau penambahan bahan kimia. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui pengaruh metode pengolahan dan umur panen terhadap kualitas dan kandungan senyawa fenolik VCO. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan 2 (dua) perlakuan yaitu: metode pembuatan VCO dan umur panen kelapa, Pengujian kandungan senyawa fenolik secara kualitatif (screening fitokimia) dan komposisi asam lemak menggunakan Gas Chromatography Mass Spectro (GCMS). Disamping itu juga akan dilakukan pengujian rendeman dan kualitas minyak pada umumnya meliputi: kadar air, FFA dan Bilangan Peroksida. Data pengujian kemudian dianalisis secara deskritif. Hasil dari penelitian ini dapat dilihat bahwa semakin umur panen kelapa, rendemen VCO semakin tinggi begitupun sebaliknya.Rendemen tertinggi dihasilkan pada metode pengeringan kelapa parut dan yang terendah adalah dengan metode minyak pancing. Kadar air VCO yang dihasilkan dalam penelitiaan ini sesuai dengan standar menurut APPC 0,1 % - 0,5 % dan SNI VCO No. 7381 tahun 2008 kadar air maksimal 0.2%. Bilangan peroksida,Kadar FFA VCO tersebut sesuai dengan standar SNI VCO No.7381 tahun 2008 kadar FFA maksimal 0.2%, kecuali pada minyak yang berasal dari kopra putih (pembanding) memiliki kadar FFA 0.5%.Semakin meningkat umur panen buah kelapa kandungan total senyawa fenoliknya semakin meningkat namun total senyawa tokoferol dan flavonoid cenderung menurun . Total senyawa fenolik tertinggi pada pembuatan VCO dengan metode kelapa parut dan terendah yaitu metode pemanasan minimal. Total senyawa tokoferol terendah pada pengolahan VCO dengan metode menggunakan starter sedangkan yang tertinggi yaitu metode fermentasi spontan. Total senyawa flavonoid tertinggi yaitu pembuatan VCO dengan metode dari kelapa parut  dan yang terendah dengan metode minyak pancing.apabila didasarkan padakandungan asam laurat maka semua metode dan umur panen kelapa pada penelitian ini dapat digunakan dalam pembuatan VCO.Kata kunci: VCO, Senyawa Fenolik
PENINGKATAN CITA RASA BUMBU WOKU PADA IKAN TUNA Fetty Indriaty
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.589 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v8i2.2222

Abstract

Woku adalah bumbu makanan khas Sulawesi Utara yang terbuat dari berbagai macam bumbu, biasa digunakan untuk memasak atau membumbui daging dan ikan.Penelitian peningkatan cita rasa bumbu woku pada ikan tuna telah dilaksanakan.Tujuan penelitian yaitu mengetahui formulasi bumbu inti woku yang diaplikasikan pada ikan tuna.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif.Data yang diperoleh dianalisis secara diskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel, histogram, yang menjadi perlakuan yaitu penambahan bumbu inti 10, 15, 20, 25 dan 30%. Pengamatan dilakukan terhadap penampakan, warna, rasa, kadar air, protein, lemak, abu, Angka Lempeng Total (ALT), kapang. Hasil penelitian yang terbaik yang dapat direkomendasikan yaitu pada perlakuan penambahan bumbu inti rasa woku 30% (E) diperoleh kadar air 66,96%, protein 22,33%, lemak 3,73%, kadar abu 2,12%, angka lempeng total (ALT) 1,5x105 koloni/g dengan penampakan 4,13 (suka), rasa 4,5 (suka), dan warna 4,16 (suka).        Kata Kunci: ikan, bumbu “woku”
REKAYASA ALAT PENGERING MULTIGUNA SISTEM ROTARY Nicolas Tumbel
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.945 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v8i2.2219

Abstract

Prinsip kerja pengering rotary dryer adalah menggunakan panas yang dialirkan secara langsung dengan bahan yang akan dikeringkan melalui drum yang berputar. Sumber panas yang digunakan berasal dari api gas LPG yang bersentuhan dengan permukaan drum pengering. Suhu pemanasan dapat diatur secara manual dengan menyetel gas yang keluar dari tabung gas. Sistem rotary digunakan agar pengeringan bersifat merata. Alat pengering yang dirancang secara keseluruhan memiliki panjang 220 cm, lebar 62 cm dan tinggi 50 cm. Alat digerakkan menggunakan motor listrik. Komponen alat meliputi drum pengering, thermometer, motor listrik 1 Hp/1420 rpm dengan reducer 50:1, dan gas LPG. Alat pengering diuji untuk mengeringkan jagung sebanyak 50 kg, pada suhu pengeringan sekitar lama 70-75oC  dengan lama pengeringan 10 jam. Hasilnya adalah kadar air jagung turun dari 30,37% menjadi 16,13%, tidak terdapat kerusakan pada jagung seperti butir pecah ataupun perubahan warna. Sementara dalam proses ada kehilangan hasil sebesar 1% yang disebabkan tertinggalnya bahan di dalam alat. Kata kunci : alat pengering, rotary dryer, jagung
PENGARUH PENAMBAHAN SARI BUAH NENAS PADA PERMEN KERAS Fetty Indriaty
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.894 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v8i2.2223

Abstract

Buah nenas merupakan buah yang tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama karena kadar air yang relatif tinggi (85,3%), menyebabkan nanas mudah rusak, susut, dan cepat busuk. Salah satu usaha pemanfaatannya yaitu dengan mengekstarak atau mengambil sarinya dan mengolah menjadi permen. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan permen nenas keras dan disukai oleh panelis dengan penambahan beberapa konsentrasi sari buah nenas. Metode yang digunakan adalah metode percobaan secara Rancangan Acak Lengkap, dua kali ulangan dengan dengan perlakuan penambahan sari sari buah (0, 20, 25, 30 dan 35%) serta perbandingan jumlah sukrosa dan glukosa 70:30 (% b/b). Pengamatan dilakukan terhadap mutu dari permen nenas sesuai dengan persyaratan kembang gula keras SNI 3547.1:2008 meliputi kadar air, kadar sukrosa, kadar gula reduksi, kadar abu dan vitamin C. Hasil penelitian menunjukkan penambahn sari buah nenas memberikan pengaruh nyata pada kadar sukrosa yaitu antara 63,03-75,09%, gula tereduksi 11,06-21,69%, kadar air antara1,08-1,14%. Kadar Vitamin C berkisar antar 1,90-2,01 mg/g. Semua memenuhi syarat mutu kembang gula keras SNI3547.1:2008. Secara organoleptik rasa, bau, warna dan tekstur  disukai penelis.                           Kata kunci : permen keras, nenas
PEMBUATAN PAPAN LAMINATING DARI TULANGAN BAMBU MENGGUNAKAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI BAHAN PENGISI DAN PEREKAT Broerie Pojoh
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.831 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v8i2.2164

Abstract

Kebutuhan akan bahan bangunan seperti kayu untuk pembuatan rumah panggung sangat besar. Pasokan bahan bangunan untuk mendukung industri rumah panggung  tidak dapat sepenuhnya dipasok oleh bahan baku lokal karena semakin menipisnya hutan produksi yang menghasilkan kayu berkualitas baik. Di lain pihak, bambu merupakan tumbuhan lokal yang dimanfaatkan secara luas antara lain sebagai bahan bangunan. Penggunaan bambu untuk menggantikan peran kayu telah mulai dilakukan antara lain dengan membuat papan komposit atau papan laminasi dengan menggunakan bahan perekat seperti PVC. Di lain pihak, plastik digunakan secara masif sebagai bahan kemasan, misalnya untuk botol atau gelas AMDK. Karena kesadaran yang masih rendah maka limbah kemasan plastik banyak berakhir sebagai sampah di badan-badan air. Penggunaan limbah plastik sebagai bahan pengisi dan perekat pada papan laminating tulangan bambu menarik untuk dilakukan. Penelitian dilakukan dengan metode percobaan untuk membuat papan laminating dari beberapa jenis plastik dengan menggunakan bantuan alat cetak sistem panas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis plastik PP (ex-gelas AMDK dan tutup botol berwarna) dapat digunakan untuk menghasilkan papan laminating tulangan bambu yang kompak dan keras.Kata kunci: limbah plastik kemasan AMDK, bambu petung, tulangan bambu, papan laminating
FORTIFIKASI TEPUNG TULANG IKAN TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA BAKSO IKAN Mariati Edam
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.235 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v8i2.1918

Abstract

Tepung tulang ikan mengandung unsur penyusun tulang berupa kalsium, fosfor dan bahan-bahan yang mengandung nitrogen seperti asam-asam amino pembentuk protein kolagen. Kalsium dibutuhkan untuk proses pembentukan dan perawatan jaringan rangka tubuh serta beberapa kegiatan penting dalam tubuh seperti pembekuan darah, kontraksi otot, menjaga keseimbangan hormon dan katalisator pada reaksi biologis. Salah satu dampak dari defisiensi kalsium yang sekarang ini banyak terjadi adalah osteoporosis. Pemanfaatan tepung tulang ikan dapat dilakukan dalam bentuk pengkayaan sebagai salah satu upaya fortifikasi zat gizi dalam makanan. Bakso merupakan salah satu produk makanan yang tepat untuk dilakukan fortifikasi kalsium, karena bakso banyak digemari dan dapat dinikmati oleh semua kalangan  baik balita, anak-anak, ibu hamil, orang dewasa maupun lanjut usia. Hal ini merupakan alternatif pencegahan dampak defisiensi kalsium yang sekarang ini banyak terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik fisiko-kimia bakso ikan dengan fortifikasi tepung tulang ikan. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari satu faktor yaitu fortifikasi tepung tulang ikan yang terdiri dari 5 level perlakuan yaitu 0, 2.5, 5, 7.5 dan 10% sebanyak dua kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik fisik bakso ikan dengan fortifikasi tepung tulang ikan yaitu uji gigit bakso ikan bernilai 5-7 dengan kriteria lemah–agak kuat, sedangkan uji lipat  semua perlakuan bernilai 5 yaitu kriteria tidak retak bila dilipat 2 kali. Karakteristik kimia bakso ikan dengan fortifikasi tepung tulang ikan yaitu kadar protein tergolong tinggi yaitu berkisar 12.46-15.90%, kadar lemak semua perlakuan mengandung 0.55%, abu berkisar 1.45-5.67% dan kalsium berkisar 0.68-1.07%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fortifikasi tepung  tulang ikan berpengaruh menurunkan karakteristik fisik yaitu uji lipat dan karakteristik kimia yaitu protein tetapi dapat menaikkan kadar abu termasuk mineral kalsium dari bakso ikan.Kata Kunci: Bakso Ikan,  Fortifikasi, Kalsium, Tulang Ikan.
PENGARUH LARUTAN SULFIT PADA BAHAN BAKU KELAPA TERHADAP MUTU KOPRA PUTIH Hilda Kaseke
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.51 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v8i2.2218

Abstract

Penelitian pengaruh perlakuan larutan sulfit pada bahan baku kelapa terhadap mutu kopra putih telah dilaksanakan. Penelitian menggunakan alat pengering tungku kopra putih berbentuk kubus dengan dimensi: panjang 360cm x 130 cm dan tinggi 200 cm, yang merupakan alat dengan pemanasan langsung model konveksi bebas(direct hot air dryer) yang mana uap panas dari LPG mengenai belahan kelapa yang ditiup oleh blower dan kipas angin kemudian udaranya dikeluarkan melalui exhausting atau lubang ventilasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan perlakuan lama penyimpanan dan perendaman dalam larutan sulfit. Pengamatan dilakukan terhadap kadar air, kadar lemak, warna, dan kadar asam lemak bebas. Kopra putih yang terbaik didapatkan pada kopra putih yang bahan bakunya diberi perlakuan perendaman dalam larutan sulfit, baik selama 6 jam dan 24 jam,warnanya putih keabu-abuan.Kopra putih yang dihasilkan memenuhi Standar Industri Indonesia untuk kopra.Kata kunci: Kopra putih, larutan sulfit, lama penyimpanan
KARAKTERISTIK KIMIA DAN ORGANOLEPTIK PERMEN JELLY RUMPUT LAUT Angcivioletta Moniharapon
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.417 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v8i2.2075

Abstract

Permen jelly adalah salah satu bentuk diversifikasi dari produk rumput laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimia dan organoleptik permen jelly rumput laut. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah karakteristik kimia meliputi kadar air, kadar abu, gula reduksi, kadar sukrosa dan uji logam berat. Penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan yaitu A1B1 (rumput laut  10% : gelatin 0%, kemasan polipropilen), A1B2 (rumput laut 10% : gelatin 0%, kemasan aluminium foil, A2B1 (rumput laut 10% : gelatin 5%,  kemasan polipropilene) dan A2B2 (rumput laut 10% : gelatin 5%,  kemasan aluminium foil). Data dianalisis secara dekriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik kimia dari permen jelly rumput laut dengan perlakuan menggunakan gelatin dan tanpa gelatin menghasilkan permen jelly rumput laut yang masih memenuhi standar SNI permen jelly, kecuali kadar sukrosa. Panelis menyukai permen jelly rumput laut dari semua perlakuan untuk warna, rasa, tekstur dan bau dengan skala 3-4 (suka sampai sangat suka).Kata Kunci : Permen jelly, rumput laut, gelatin, polipropilen

Page 1 of 1 | Total Record : 9