cover
Contact Name
Hartono, M.Pd.I
Contact Email
yudipoday@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
yudipoday@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. situbondo,
Jawa timur
INDONESIA
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist
ISSN : 26213699     EISSN : 26152568     DOI : -
Core Subject : Religion,
Al Bayan: adalah Jurnal Ilmu Al- Qur'an dan Ilmu Hadist yang diterbitkan oleh LPPM STIQ Wali Songo Situbondo dua kali dalam satu tahun yaitu pada bulan januari dan juli. Jurnal ilmiah yang kami kelola memuat tema seputar Al Qur'an dan Hadist dan kajian-kajian keislaman lainnya.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 4 No 1 (2021): Januari" : 8 Documents clear
Potret Penguburan Janazah Dalam Islam Merupakan Bentuk Kepedulian Sosial Dunia-Akhirat imam baihaki
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 4 No 1 (2021): Januari
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35132/albayan.v4i1.93

Abstract

Sikap saling tolong menolong, dan saling peduli menjadi salah satu cirri khas dalam budaya Islam, kepedulian sosial dalam Islam bukan sekedar slogan, melainkan menjadi dasar keimanan. Berkaitan dengan hubungan sosial Allah mengingat hubungan ini dengan perintah merealisasi ukhuwah, kecintaan, kasih sayang, saling menghormati, tolong menolong, saling mempersatukan, solidaritas, bahkan sampai kepada tingkat itsar (mendahulukan orang lain) dalam masalah kehidupan. Dalam hal ini dalam Al-qur`an memerintahkan untuk tolong menolong dalam aksi kepedulian sosial, lebih lebh jika keluarga kita membutuhkan pertolongan untuk dibantu. Terlebih jika sanak saudara kita meninggal, mereka membutuhkan pertolongan kita yang sangat tinggi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam potret penguburan jenazah dari berbagai tempat banyak yang menimbulkan persoalan, tradisi penguburan jenazah sering kali menjadi pembicaraan dikalangan masyarakat. Sehingga penelitian pustaka ini sedikit memberi ulasan tentang bagaimana tradisi penguburan jenazah dalam Islam yang merujuk kepada Al`Quran dan Hadist.
Plurarisme Beragama Dalam Perspektif Hadist Novia Nengsih
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 4 No 1 (2021): Januari
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35132/albayan.v4i1.99

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis larangan dan kebolehan pengucapan selamat natal kepada umat kristiani melalui perspektif hadis dan pendapat para ulama. Ulama yang melarang pengucapan selamat natal karena memahami pengucapan selamat natal merupakan bagian dari tasyabuh. Ulama yang membolehkan pengucapan natal karena berargumentasi bahwa pengucapan selamat natal merupakan toleransi dalam pluralisme beragama dan tidak menganggap pengucapan natal itu bagian dari tasyabuh. Hasil analisis ini mengungkapkan bahwa mengucapkan selamat natal boleh karena tidak ada satu hadispun yang melarangnya secara langsung dan hal itu bukan merupakan tasyabuh, tetapi hanya bentuk toleransi dalam pluralisme beragama, serta orang non muslim yang tinggal di Indonesia tergolong kafir zimmi yang perlu dilindungi bukan kafir harbi.
Kontribusi T.M Hasbi Ash-Shiddieqy Dalam Pengembangan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Di Indonesia Muhammad Faisal
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 4 No 1 (2021): Januari
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35132/albayan.v4i1.101

Abstract

Kajian terhadap pengembangan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir di Indonesia memiliki kemajuan yang sangat pesat dari abad ke abad. Banyak kitab tafsir karya ulama Nusantara yang telah hadir hingga sampai sekarang ini. Dalam sejarah pengembangan Ilmu Al-Qur’an dan tafsir tercatat nama T.M Hasbi Ash-Shiddieqy, sosok yang sangat fenomenal dikarenakan banyaknya karya-karya beliau termasuk Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Karya beliau yaitu Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an (Ulumul Quran) serta Kitab Tafsir Al-Qur’an Majid An-Nur dan Kitab Tafsir al-Bayan merupakan karya-karya beliau yang sangat fenomenal hingga terus dikaji sampai sekarang ini. Penelitian ini bersifat kepustakaan (Library Research) yang bersifat kualitatif., kemudian metode yang diterapkan pada pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode dokumentasi. Tahapan mengolah data dan menganalisa data yang sudah dikumpulkan, penulis menggunakan metode diskriptif analisis. Dari hasil penelitian penulis menunjukkan bahwa sosok Hasbi Ash-Shiddieqy merupakan ulama dan cendikiawan yang sangat berkontribusi besar dalam pengembangan Studi Ilmu Al-Qur’an dan tafsir di Indonesia. Ini dibuktikan dengan hadirnya karyakarya beliau yaitu sejarah dan pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir,Ilmu-ilmu Al-Qur’an, serta kitab tafsir Al-Qur’an Majid An-Nur dan Kitab Tafsir al-Bayan. Dan terus dijadikan rujukan penelitian dan pengembangan studi ilmu Al-Qur’an dan Tafsir di Indonesia sampai sekarang.
Pemimpin Ideal Perspektif Al-Qur'an Wely Dozan; Qohar al Basir
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 4 No 1 (2021): Januari
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35132/albayan.v4i1.102

Abstract

Islamic leadership stands on divine leadership (ketauhidan), that every human being is only submissive and obedient to the leader of Allah SWT. The character of a leader in Islam has its own characteristics, because in Islam it carries a very large mission in bringing the values ​​of Islamic teachings. The Al-Qur'an has universally regulated various aspects of life, one of which is the concept of an ideal leader in order to create peace and tranquility in people's lives. Islam views that humans are born on earth to become caliphs according to the basis of the Al-Qur'an which has been outlined. This paper is here to explore several verses that specifically discuss leadership and provide the objectives and characteristics that must be possessed in realizing the concept of an ideal leader in the perspective of the Qur'an. The author formulates several concepts and characteristics possessed by ideal leaders including, First, Al-Ilm (People who are knowledgeable. Second, Mujahid (People who always struggle). Third, Mutay (People who always sacrifice. Fourth, a caliph has the potential even in a actually can keep lust in doing leadership Fifth, Mutajarrid (People who totality).
Sadd Al-Dzari'ah Sebagai Hukum Islam Kawakib Kawakib; Hafidz Syuhud; Yusuf Yusuf
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 4 No 1 (2021): Januari
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35132/albayan.v4i1.103

Abstract

Fiqh merupakan hukum produk hasil ijtihad para ulamā sehingga menghasilkan hukum yang sesuai dengan tujuan syariat Islam untuk kemaslahatan umat manusia yang semakin berkembang seiring dengan situasi dan kondisi perubahan zaman. Para Ulamā dituntut untuk selalu peka terhadap problematika sosial di masyarakat. Akan tetapi, perbedaan latar sisial-kultural para fuqaha' menyebabkan perbedaan pendapat. Perbedaan tersebut tentunya menimbulkan konsekuwensi dalam pembentukan hukum Islam. sebagaimana perbedaan tersebut adalah tentang kehujjahan Sadd al-Dzarî’ah antara Ibnu al-Qayyim dan Ibnu Hazm. Ibnu al-Qayyim memandang bahwa konsep sadd al-dzarî’ah sebagai hujjah dalam Hukum Islam selain itu, Ibnu al-Qayyim selalu memberi memotivasi selalu berijtihad, karena pintu ijtihad tidak ditutup dan mengecam kepada orang yang melakukan taklid. Berpikiran rasional diutamakan agar tidak terpaku kepada teks. Dengan pemikiran ini beliau lebih longgar dalam menetapkan dasar-dasar hukum meskipun tidak ada nash yang secara rinci mengakui kehujjahan sadd al-dzarî’ah. Berbeda dengan Ibnu Hazm bahwa selama tidak ditemukan nash yang merubah ketentuan hukumnya sehingga kehujjahan sadd al-dzarî’ah tidak bisa diterima. Dengan demikian,Perbedaan pendapat ini berimplikasi kepada beberapa kasus yang tidak sama ketentuan hukumnya antara Ibnu al-Qayyim dan Ibnu Hazm. Contoh; jual beli secara tempo lalu si penjual membeli lagi barang tersebut secara kontan dengan harga yang lebih murah. Dalam masalah ini, jika di dekati dengan sadd al-dzarî’ah, maka transaksi ini haram karena praktek jual beli ini berorientasi untuk melakukan praktek riba yang diharamkan. Sedangkan menurut Ibnu Hazm, jual beli ini tidak dilarang karena sudah sesuai dengan ketentuan syara'.
Metode Pemahaman Hadist Menurut Muhammad Al-Ghazali Didi Suardi
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 4 No 1 (2021): Januari
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35132/albayan.v4i1.104

Abstract

Hadist sebagai sumber pokok ajaran Islam yang kedua setelah al-Qur`an. Untuk memahaminya secara mendalam dibutuhkan kajian secara komprehensif dengan metode dan pendekatan yang benar agar mampu menangkap maksud dan kandungan dalam sebuah hadist. Sesuai dengan perkembangan zaman, para ulama kontemporer terus mencoba memahami sebuah hadist dengan metode pemahaman mereka masing-masing. Di antara ulama kontemporer tersebut yaitu Muhammad al-Ghazali. Muhammad al-Ghazali menawarkan beberapa metode untuk memahami hadist Nabi Muhammad SAW. Metode pemahaman hadist dan implementasinya yang dikemukakan oleh Muhammad al-Ghazali telah memberi kontribusi yang cukup besar dalam menjawab berbagai persoalan umat Islam saat ini. Metode pemahaman hadist yang ditawarkan oleh Muhammad al-Ghazali dalam kitabnya as-Sunnah an-Nabawiyah dimana sebuah hadist harus diukur berdasarkan 4 (empat) kriteria keshahihan matan hadist, Pertama: Matan hadist harus sesuai dengan al-Qur`an, Kedua: Matan hadist harus sesuai hadist shahih lainnya, Ketiga: Matan hadist harus sesuai dengan fakta sejarah, dan Keempat: Matan hadist harus sesuai dengan kebenaran Ilmiah. Artinya setiap hadist yang bertentangan dengan prinsip ajaran al-Quran, fakta sejarah dan kebenaran ilmiah menurutnya ditolak.
Sabar Dalam Al-Qur'an Khoirul Ulum; Ahmad Khoirur Roziqin
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 4 No 1 (2021): Januari
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35132/albayan.v4i1.106

Abstract

Selama empat belas abad ini, khazanah intelektual Islam telah diperkaya dengan berbagai macam perspektif dan pendekatan dalam menafsirkan al-Quran. Di antaranya adalah dengan menggunakan metode tematik. Metode tafsir tematik adalah menetapkan topik atau masalah yang akan dibahas kemudian menghimpun ayat-ayat yang mempunyai pengertian yang sama dengan topik dan dilengkapi dengan hadis-hadis yang relevan dengan pokok bahasan dan yang perlu dicatat topik yang dibahas diusahakan pada persoalan yang langsung menyentuh kepentingan msyarakat agar Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup dapat memberi jawaban terhadap problem masyarakat itu. Secara bahasa “صَبَرَ” dapat berarti tabah hati, manahan, menanggung, mencegah, sedangkan secara istilah sabar dapat berarti mencegah dalam kesempitan, memlihara diri dari kehendak akal dan syara’ dan dari hal yang menuntut untuk memeliharanya. Adapun term-term lain yang identik dengan “صَبْر” Sabar adalah Iffah (عِفَّة), Hilm (حِلْم), Qana’ah (قَنَعَةُ), dan Zuhud.Terkait sabar dalam al Qur’an, ditemukan beberpa konsep bahwa sabar dalam beberapa hal, yaitu; sabar dalam ketaatan, sabar dalam menghadapi kemaksiatan, sabar dalam mengingat perbuatan dosa dan sabar dalam meghadapi kesulitan.
Maulid Nabi Antara Islam dan Tradisi Nahdiyah Nahdiyah; Saiffuddin Saiffuddin
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 4 No 1 (2021): Januari
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35132/albayan.v4i1.222

Abstract

Islam merupakan penyempurna dari agama samawi lainnya. Syariatnya berpedoman pada al quran dan hadits sebagai tolak ukur utama dalam menentukan baik buruknya suatu pekerjaan baik bersifat individual maupun sosial. kebenaran ajarannya bersifat absolut tak pernah terlekang oleh zaman dan waktu. Dalam hal tradisi, islam sangat menjunjung tradisi baik yang berkembang dengan dimasyarakat. Tidak sedikit tradisi ataupun adat istiadat yang mayoritas dianut oleh umat muslim sesuai dengan ajaran islam. sebagai contoh dalam jurnal ini adalah tradisi maulid nabi Muhammad saw. Artikel ini mengangkat tentang tradisi praktek maulid nabi Muhammad saw berdasarkan kajian sosiologi makna maulid di sini adalah lebih kepada peringatan kelahiran nabi Muhammad Saw yang telah menjadi tradisi dalam suatu masyarakat, daerah dan negara tertentu, Dengan demikian perayaan maulid nabi Muhammad saw yang dilakukan oleh masyarakat muslim sangat terkait dengan dimensi keagamaan sehingga Nampak tidak bisa dipisahkan dengan pranata-pranata social yang meliputi nilai dan norma agama.

Page 1 of 1 | Total Record : 8