cover
Contact Name
Hedrikson Marnes Ander
Contact Email
pppm.polnustar@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
pppm.polnustar@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. kepulauan sangihe,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Sesebanua
ISSN : 25977105     EISSN : 26552868     DOI : 10.54484
Core Subject : Health,
Tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dibidang Kesehatan.
Arjuna Subject : -
Articles 87 Documents
UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS PADA PASIEN STROKE DI RSD LIUN KENDAGE TAHUNA Intan Puspita Dolontelide; Iswanto Gobel; Jelita Siska Herlina Hinonaung
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stroke merupakan kondisi yang dapat memengaruhi jutaan orang di dunia, mengakibatkan keterbatasan fungsional kronis secara signifikan dan penurunan kualitas hidup penderita. Mobilisasi pada penderita stroke di rumah sakit tidak hanya dilakukan oleh petugas fisioterapi tetapi juga sebagai kewajiban seorang perawat. Tujuan: menggambarkan upaya pemenuhan kebutuhan mobilitas pada pasien stroke di RSD Liun Kendage. Metode: Deskriptif dengan pendekatan studi kasus di RSD Liun Kendage. Subyek studi kasus sebanyak 2 orang. Pengumpulan data dengan cara observasi, pemeriksaan fisik, rekam medik, dan wawancara. Hasil: Pasien I belum menunjukkan pemenuhan kebutuhan mobilitas, sedangkan pasien II menunjukkan pemenuhan kebutuhan mobilitas setelah dilakukan tindakan. Kesimpulan: Masalah gangguan pemenuhan kebutuhan mobilitas pada pasien stoke dapat teratasi setelah dilakukan asuhan keperawatan. Saran: Perawat diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal pada pasien stroke dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Stroke is a condition that can affect millions of people in the world, impact in significant chronic functional limitations and decreased quality of lives of sufferers. Mobilization of stroke patients in hospital were not only did by physiotherapists, but also as a nurse's duty. The aim of this reaseach to describe efforts to meet the mobility needs of stroke patients at Liun Kendage Hospital Tahuna. Method: Descriptive with a case study approach in Liun Kendage Hospital. The case of this study subjects were two people. Data collection were observation, physical examination, medical records, and interviews. Results: I (first) Patient have not shown the fulfillment of mobility needs, while II (second) patient showed the fulfillment of mobility needs after the action. Conclusion: The problem of impaired mobility needs in stoke patients can be resolved after nursing care. Suggestion: Nurses can improve the quality of optimal nursing care services in the stroke patients by following the development of science.
GAMBARAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA DI SMA NEGERI 1 TAMAKO KECAMATAN TAMAKO KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Keszya Rafena Lamogia; Christien Rambi; Agneta Sartika Lalombo
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meningkatnya perilaku seksual pranikah dapat berdampak pada kehamilan di luar nikah. Remaja yang memaparkan hamil di luar nikah terus meningkat setiap tahunnya dan mencapai 521 orang atau naik 14,75 persen di tahun 2012. untuk mengetahui gambaran perilaku seksual pranikah pada remaja SMA Negeri 1 Tamako. Desain penelitian deskriptif dengan metode survey. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Tamako pada tanggal 16 Mei sampai dengan 28 Mei 2017. Variabel dalam penelitian ialah perilaku seksual pranikah dengan hasil ukur melakukan atau tidak melakukan. Jenis perilaku seksual yang diukur ialah berciuman, bercumbu, necking, petting, oral sex, dan intercourse. Penelitian ini menggunakan kuesioner baku dari Sitorus yang dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan teori. Data diolah dengan Ms. Excell. 56 persen responden sudah pernah melakukan perilaku seksual dalam berpacaran sedangkan 44 persen responden tidak pernah melakukan. Perilaku seksual yang dilakukan terdiri dari berciuman (54 persen), bercumbu (38 persen), necking (17 persen), petting (13 persen), oral sex (12 persen), intercourse (17 persen). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden sudah pernah melakukan perilaku seksual dan berciuman merupakan perilaku seksual yang paling banyak dilakukan. Perlu diaktifkan guru BK sebagai wadah konseling, lebih mengaktifkan kegiatan kesiswaan khususnya kegiatan kerohanian, serta bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dalam pemberian penyuluhan tentang pendidikan seks dan kesehatan reproduksi. Increased prematial sexual behavior can impact pregnacy outside marriage. Adolescents who pregnancy outside marriage increase each year and 521 people up to 14,75 percent in 2012. This reseach aim to find out the number of prematial sexual behavior of student in Senior High School of Tamako. This reaseach used descriptive with survey method. The sampling technique used total sampling that according to inclusion criteria. The reseach was conducted in Senior High School Tamako on May 16 to 28 2017. The variable of this reaseach in the pramatial sexual behavior with the results of measuring did or not practice the sexual behavior. The types of sexual behavior measure by kissing, making out, necking, petting, oral sex, and intercouse. This reseach used a Sitorus’s questionnaire and modified by researcher based on theory. Data presented by Microsof Exel. 56 percent had ever sexual behavior of dating while 44 percent of respondents had never ever kissing 54 percent, fondling 38 percent, necking 17 percent, petting 13 percent, oral sex 12 percent and intercourse 17 percent. This reseach concluded that the majority of respondents had ever sexual behavior and kissing was the most commonly did by respondents. Conselor teacher need to be actived as a conseling agency, and have to activate students forum in campus such as spiritual activitie and cooperative between the Health Department to give information about sex education and reproductive health.
THE GAMBARAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN NYERI PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOKARD AKUT DI RSD LIUN KENDAGE TAHUNA Cynthia Makanaung; Iswanto Gobel; Meistvin Welembuntu
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gejala yang paling sering dirasakan oleh pasien dengan Infark Miokard Akut (IMA) adalah Nyeri dada. Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak dijumpai di Rumah Sakit dan sangat menganggu serta menyulitkan seseorang. Tujuan Studi Kasus ini yaitu diketahuinya gambaran penerapan asuhan keperawatan kebutuhan rasa nyaman nyeri pada pasien IMA. Metode yang digunakan penulis adalah deskriptif yang berfokus pada kebutuhan rasa nyaman nyeri pada pasien infark miokard akut. Penelitian dilaksanakan di RSD liun Kendage Tahuna pada bulan April dan Mei 2018, instrumen yang digunakan yaitu pengkajian Keperawatan Medikal Bedah (KMB) dan pengkajian nyeri Numerik. Data dikumpulkan melalui wawancara, hasil Lab dan rekam medik pasien. Hasil yang didapatkan pada kedua pasien subjek studi kasus setelah dilakukan proses keperawatan yakni nyeri berkurang dari skali 7 menjadi skala 3. Kesimpulan: Semua proses keperawatan dapat dilaksanakan. Saran : Pasien dan keluarga terus melakukan teknik yang sudah diajarkan dalam mengatasi nyeri, untuk perawat agar lebih meningkatkan pelayanan yang ada terutama dalam tindakan mengatasi gangguan rasa nyaman nyeri dan untuk peneliti selanjutnya hasil karya ilmiah ini dapat dijadikan referensi serta acuan untuk dikembangkan. The most common symptom felt by patients with Acute Myocardial Infarction is chest pain. Chest pain is one of the most common complaints in hospitals, very disturbing and complicated. This study aimed to recognize the need for pain reliefs in patients with Acute Myocardial Infarction. The method used in this study was descriptive study which focuses on the need for pain relief in patients with acute myocardial infarction. The study was conducted at Public Hospital Liun Kendage Tahuna on April and May 2018, the instruments used were the Surgical Medical Nursing assessment and Numerical pain assessment. Data was collected through interviews, Lab results and patient medical records. The results obtained from the two patients after received the nursing care was the pain reliefs from scale 7 reduce to scale 3. Conclusions: All nursing processes could be implemented. Suggestion: Patients and families should continue for doing the techniques to reduce pain; The nurses should improve nursing services, especially in pain reliefs; and for further researchers the results of this study can be used as references and the basic knowledge for the development of the futher study.
PENERAPAN TEKNIK RELAKSASI AROMATERAPI LAVENDER PADA KLIEN DENGAN NYERI POST SECTIO CAESAREA Fanda Fransiska Kakuhese; Christien Rambi
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap wanita pada umumnya mengharapkan persalinan yang aman. Salah satu jenis persalinan yaitu Sectio Caesarea (SC). Masalah utama pada klien Post Sectio Caesarea adalah nyeri. Aromaterapi lavender merupakan salah satu terapi non farmakologis. Sudi kasus menerapkan teknik relaksasi aromaterapi lavender pada klien dengan nyeri post Sectio Caesarea. Jenis penelitian deskriptif yang dilaksanakan pada bulan Mei 2019 di RSD Liunkendage Tahuna dengan 3 orang ibu post SC sebagai responden. Instrumen penelitian menggunakan lilin aromaterapi lavender, penilaian skala nyeri 0-10 (0 tidak nyeri, 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang, 7-9 nyeri berat terkontrol, dan 10 nyeri tidak terkontrol), dan format pengkajian maternitas. Responden diberikan aromaterapi lavender selama ± 30 menit dan dilakukan selama 2 hari perawatan (pagi dan sore hari). Setelah dilakukan teknik relaksasi aromaterapi lavender terjadi penurunan skala nyeri pada ketiga klien. Klien pertama dari skala 6 (sedang) menjadi nyeri 2 (ringan), klien kedua dari skala 6 (sedang) menjadi skala 2 (ringan), dan klien ketiga dari skala 5 (sedang) menjadi skala 1 (ringan). Teknik relaksasi aromaterapi lavender mampu diterapkan pada ketiga klien dan menghasilkan penurunan skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi lavender dari skala nyeri sedang menjadi skala nyeri ringan, sehingga aromaterapi ini dapat dijadikan intervensi perawatan pada klien post sectio caesarea untuk menurunkan nyeri. Every woman in general expects safe delivery. One type of labor is sectio caesarea. The main problem in post sectio caesarea is pain. Lavender aromatherapy is a non-pharmacological therapy. Apply lavender aromatherapy relaxation techniques to clients with post sectio caesarea pain. Descriptive research method was conducted in May 2019 at public hospital Liunkendage Tahuna with three (3) post SC mothers as respondents. Research instrument used lavender aromatherapy candles, observation sheet of pain scale from 0 to10 (0 no pain, 1-3; midle pain, 4-6; severe pain, 7-9; controlled severe pain, 10; uncontrolled severe pain and maternity reasearch format. After applies relaxation techniques by lavender aromatherapy in 30 minutes and two days did treatment (morning and afternoon) scale of pain was down. First client from scale six (midle) to pain scale two (relief) second client from six scale (midle) to two (relief) and thrid client from scale five (midle) to one (relief). Lavender aromatherapy relaxation techniques can be applied to all clients and those was decreased in pain scale before and after applied lavender aromatraphy and from midle to relief scale pain and it mean aromatherapy can be used as a treatment intervention in Post Sectio Caesarea client to reduce pain.
PENERAPAN MOBILISASI DINI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUANGAN DAHLIA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LIUN KENDAGE TAHUNA TAHUN 2019 Ridikthan Antameng; Christien Rambi; Yeanneke Lisbeth Tinungki
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persalinan melalui Sectio Caesarea (SC) dilakukan dengan membuat sayatan di dinding rahim, sehingga menyebabkan adanya luka bekas operasi yang cukup besar. Luka bekas operasi ini seringkali membuat ibu merasa khawatir dan takut untuk melakukan pergerakan, selain itu luka tersebut juga menimbulkan nyeri pada ibu. Akibatnya ibu cenderung lebih memilih berbaring saja dan tidak mau melakukan mobilisasi secara dini setelah operasi. Mobilisasi dini sangatlah penting bagi ibu post Sectio Caesarea karena dapat membantu proses penyembuhan luka operasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran penerapan mobilisasi dini pada ibu Post Sectio Caesarea di ruangan Dahlia Rumah Sakit Umum Liun Kendage Tahuna. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan kepada 3 klien post Section Caesarea yang dilakukan mobilisasi dini dan telah dilaksanakan pada tanggal 10 sampai dengan 19 Mei 2019. Instrumen penelitian menggunakan format pengkajian keperawatan maternitas, lembar observasi, dan SOP penerapan mobilisasi dini. Data penelitian disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan penjelasan secara narasi. Hasil penelitian diperoleh bahwa ketiga klien mampu melakukan mobilisasi dini sesuai tahapan mobilisasi, walaupun terdapat sedikit hambatan pada salah satu klien di salah satu tahapan. Dapat disimpulkan bahwa semua klien mampu melakukan mobilisasi dini dengan baik. Perawat sebaiknya selalu menerapkan mobilisasi dini sebagai salah satu perawatan pada ibu post sectio casarea. Delivery through Sectio Caesarean (SC) is done by making an incision in the uterine wall, causing a large enough surgical scar. These scars often make mothers feel worried and afraid to move, in addition to these wounds also cause pain for the mother. As a result, mothers tend to prefer lyingdown and do not want to early mobilization after surgery. Early mobilization is very important for the mothers post SC because it can help the process of healing wound surgery. This research aims to look at the description of the application of early mobilization in 3 mothers post SC as the respondents in the Dahlia Room of Liunkendage Hospital. This research was used a descriptive method wih a nursing process and it was carried out on May, 10 until 19, 2019 used the maternity asseessment, early mobilization procedures format, and observation sheets. The research data was presented into the table with narrative explanation. The results showed that the 3 clients were able to early mobilization according to mobilization steps, althought there were few problems in one of the clients in one of the steps. It can be concluded that all clients were able to early mobilization very well. Nurses should be always implementation early mobilization as one of the threatments for the mothres post SC.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI RUANGAN ANGGREK RSD LIUN KENDAGE TAHUNA Ira Besinung; astri juwita mahihody; conny surudani
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) sering terjadi pada anak balita disebabkan sistem pertahanan tubuh anak yang rendah. Inflamasi pada anak dengan ISPA dapat menyebabkan terjadinya penyempitan jalan napas sehingga anak mengalami gangguan oksigenasi. Tujuan: Diketahuinya asuhan keperawatan gangguan kebutuhan oksigenasi pada anak dengan infeksi saluran pernapasan akut. Metode: Studi Kasus dengan pendekatan proses keperawatan, dengan subyek penelitian yaitu satu pasien anak yang didiagnosis ISPA. Hasil: Keluarga pasien mengatakan anaknya mengalami batuk berlendir dan mengalami kesulitan mengeluarkan lendir, N 120x/m, RR 32x/menit, dan SB 38oC. Implementasi berupa mengukur TTV, mengkaji batuk klien, menganjurkan minum air hangat, dan mengatur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi. Kesimpulan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga hari maka ketidakefektifan bersihan jalan nafas dapat teratasi. Saran: Sangat diharapkan bagi masyarakat khusus orang tua, untuk lebih berperan dalam mengatasi masalah kesehatan anak terutama ISPA. Background: Acute respiratory infections (ARI) often occur in children under five due to the child's low immune system. Inflammation in children with ARI can cause narrowing of the airway so that children experience oxygenation disorders. Objective: Identification of nursing care in children with acute respiratory infection in fulfilling oxygen needs. Methods: A case study with a nursing process approach, with research subjects being one child client diagnosed with ARI. Result: The client family said his child had a slimy cough and had difficulty passing mucus, HR 120x / m, RR 32x / m, and BT 38oC. Implementation involves measuring vital signs, assessing the client cough, encouraging drinking warm water, and adjusting the client position to maximize ventilation. Conclusion: After taking nursing intervention for three days, the ineffectiveness of the airway clearance can be overcome. Suggestion: It was desirable for the community specifically parents, to have more role in overcoming child health problems especially ARI.
HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI KAMPUNG PETTA SELATAN Jelita Siska Herlina Hinonaung; Iswanto Gobel; Meistvin Welembuntu; conny surudani
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di dunia setiap 40 detik terdapat satu orang meninggal akibat penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner (PJK) menempati urutan pertama penyakit kardiovaskuler di Indonesia. Faktor risiko PJK yaitu faktor risiko yang dapat dikurangi, diperbaiki atau dimodifikasi dan faktor risiko yang bersifat alami atau tidak dapat dicegah. Jenis kelamin merupakan salah satu faktor risiko yang tidak dapat diubah sedangkan Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan salah satu faktor yang dapat dimodifikasi. Adanya faktor risiko menyebabkan seseorang akan menderita penyakit jantung koroner. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan penelitian tentang faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner. Tujuan: mengetahui jenis kelamin dan Indeks Massa Tubuh (IMT) berisiko terhadap kejadian Penyakit Jantung Koroner. Metode: Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan besar sampel sebanyak 32 responden yang diambil secara total sampling. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berjenis kelamin perempuan (59 persen) dan IMT dalam kategori normal (53 persen). Kesimpulan: jenis kelamin dan IMT tidak berisiko menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner. Saran: Diharapkan masyarakat adanya kesadaran untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan secara teratur. In the world every 40 seconds there be one person dying from coronary heart disease. Coronary heart disease (CHD) ranks first in cardiovascular disease in Indonesia. CHD risk factors are risk factors that can be reduced, corrected or modified and risk factors that are natural or cannot be prevented. Gender is one of the risks factors that cannot be changed while Body Mass Index (BMI) is one of the factors that can be modified. The existence of risk factors causes a person will suffer from coronary heart disease. Therefore, it is important to conduct research on risk factors that can cause coronary heart disease. Objective: To determine sex and body mass index (BMI) at the risk of coronary heart disease. Method: This research design used cross-sectional with a sample size of 32 respondents taken in total sampling. The results showed the majority of respondents were female (59 percent) and BMI in the normal category (53 percent). Conclusion: Gender and BMI have no risk of causing coronary heart disease. Suggestion: Hoped that the community will have awareness to check themselves into health facilities regularly.
PENGARUH AROMATERAPI LEMON (CITRUS) TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA MAHASISWI KEPERAWATAN Christien Rambi; Chatrina Bajak
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu tanda seorang perempuan telah memasuki masa pubertas ialah terjadinya haid, dimana keluhan yang seringkali terjadi pada saat haid ialah nyeri (dismenore). Dismenore sering menggangu aktivitas perkuliahan. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk menurunkan nyeri ialah dengan menggunakan aromaterapi lemon (citrus). Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui gambaran nyeri sebelum dan sesudah tindakan serta pengaruh aromaterapi lemon dalam menurunkan dismenore. Desain penelitian ialah quasi eksperiment dengan one grup pre post test design without control. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 orang mahasiswi Prodi Keperawatan Jurusan Kesehatan. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling berdasarkan pertimbangan beberapa kriteria, yaitu mengalami dismenore, belum pernah melakukan aromaterapi, bersedia menjadi responden, dan kooperatif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2019, menggunakan aromaterapi lemon dan lembar observasi nyeri NRS. Pengolahan data menggunakan SPSS versi 22 dengan uji wilcoxon. Responden terbanyak berumur 18 tahun (37,5 persen) dan berada pada semester VI (40 persen), rata-rata responden sebelum diberikan aromaterapi pada hari pertama merasakan nyeri ringan dengan skala nyeri terendah 3 dan tertinggi 6, namun mengalami penurunan skala nyeri setelah diberikan aromaterapi, yaitu terendah 3 dan tertinggi 5. Di hari kedua dengan skala terendah 1 dan tertinggi 5 sebelum diberikan arometerapi, kemudian berubah menjadi 0 (terendah) dan 3 (tertinggi) setelah diberikan aromaterapi. Hasil uji wilcoxon diperoleh nilai p sama dengan 0,000 (kurang dari 0,05), artinya terdapat pengaruh pemberian aromaterapi lemon (citrus) terhadap penurunan dismenore. Kesimpulan penelitian ini ialah terdapat pengaruh pemberian aromaterapi lemon (citrus) terhadap penurunan dismenore. Saran yang dapat diberikan ialah aromaterapi lemon dapat digunakan sebagai salah satu terapi dalam menurunkan dismenore. One sign that a woman has entered puberty as the occurrence of menstruation, where complaints that often occur during menstruation are pain (dysmenorrhea). Dysmenorrhea often even interferes with lecturing activities. One of therapy to reduce dysmenorrhea is using lemon (cytrus) aromatherapy. This purpose of the research is to know the description of dysmenorrhea before and after therapy and the influence of lemon aromatherapy to reduce dysmenorrhea. This research used quasi experimental research with one group pre and post test design without control. Total samples in this study were 40 female students of the Nursing Study Program, while the sampling technique was purposive sampling based on several criteria : responden had dysmenorrhea, had never do aromatherapy, agree to be a respondent, and cooperatif . The research was conducted in July to October 2019, using lemon aromatherapy and NRS pain observation sheets. Data processing using SPSS 22 with Wilcoxon test. Most respondents were 18 years old (37.5 percent) and were in semester VI (40 percent). The average respondents before being given lemon aromatherapy felt middle pain with a scale 3 (lowest) until 5 (highest) on the first day, but the pain scale was decreased after given aromatherapy which is a scale 3 (lowest) until 5 (highest). Wilcoxon test results obtained P value same as 0.000 ( less than 0.05), meaning that there is an influence of lemon aromatherapy to decrease dysmenorrhea. The conclution of the study is an effect of lemon aromatherapy on the decrease in dysmenorrhea. So, aromatherapy lemon (citrus) can be used as a therapy to reduce dysmenorrhea.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI Andi Suyatni Musrah; Widyawati
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama pada remaja putri. Remaja putri mengalami anemia karena perdarahan menstruasi, pola hidup remaja putri seperti pola makan dan pola tidur berubah menjadi kurang teratur misalnya sering terlambat makan atau kurang tidur. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit anemia pada remaja putri kelas XI Angkatan 2018/2019 di SMKN 16 Bengkuring. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan desain Cross Sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling, sampel pada penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas XI angkatan 2018/2019 di SMKN 16 Bengkuring yaitu sebanyak 56 siswi. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-Square. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebanyak 41 persen remaja puteri mengalami anemia. kemudian terdapat hubungan antara pola menstruasi (p-value sama dengan 0,000) dan pola makan (p-value sama dengan 0,122) dengan kejadian anemia. Kesimpulan pada penelitian yaitu kejadian anemia lebih banyak terjadi pada remaja putri dengan pola menstruasi yang tidak normal dibanding dengan remaja putri dengan pola mestruasi normal dan disarankan remaja puteri mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) saat menstruasi. Anemia is the biggest public health problem in the world, especially in adolescent girls. Young women suffer from anemia because of bleeding of menstruation, girls life styles uch as diet and sleep patterns turn out to be less regular for example often toolate to eat or sleep deprivation. The purpose of this study was to determine the factors associated with the incidence of anemia in adolescent girls class XI class of 2018/2019 at SMKN 16 Bengkuring. This type of research is quantitativebyusing a crosssectionaldesign. Sampling using total sampling method, thesample in this study were all teenage girls of class XI class of 2018/2019 at SMKN 16 Bengkuring as many as 56 students. Data processing uses univariate and bivariate analysis with Chi-Square statistical tests.The results of this study showed as many as 41 percent of adolescent girls declared anemia. Then there is a relationship between menstrual patterns (p-value same as 0,000) and eating patterns (p-value same as 0,001) with the incidence of anemia in adolescent girls and there is no relationship between sleep patterns (p-value same as 0,122) with the incidence of anemia. The conclusion of the study is that the incidence of anemia is more common in adolescent girls with abnormal menstrual patterns compared to adolescent girls with normal menstrual patterns and it is recommended that adolescent girls consume Tablets Add Blood (during menstruation.
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG METODE KONTRASEPSI PADA IBU PRIMIPARA DI RUANGAN DAHLIA RUMAH SAKIT DAERAH LIUNKENDAGE TAHUNA SANGIHE Nur Azizah Usman; Nansy Pangandaheng; Christien Rambi
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v5i1.210

Abstract

Program keluarga berencana memungkinkan pemerintah untuk menurunkan angka fertilitas dan meningkatkan perbaikan kesehatan, kesejahteraan, hak asasi manusia, dan pendidikan. Di beberapa negara berkembang penggunaan kontrasepsi masih terbatas.Pendidikan kesehatan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan tentang alat kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerapan metode pendidikanesehatan tentang kontrasepsi pada Ibu primipara di ruangan Dahlia RSD Liun Kendage Tahuna.Desain penelitian menggunakan rancangan deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2019 dengan subyek penelitian 2 ibu primipara post sectio caesarea. Penelitian menggunakan format pengkajian maternitas dan SAP. Data disajikan secara narasi dan dalam bentuk tabel. Saat dikaji klien tidak tahu tentang kontrasepsi, setelah dilakukan pendidikan kesehatan kedua klien mengetahui metode kontrasepsi. Klien yang pertama memilih kontrasepsi suntik, sedangkan klien kedua memilih kontrasepsi pil. Dapat disimpulkan bahwa kedua klien mengetahui metode kontrasepsi dan memilih untuk menggunakan salah satu metode kontrasepsi setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Family planning programs enable the government to reduce fertility rates and improve health, welfare, human right and education. In some develop countries used of contraception was still limited. Health education is one way to increase knowledge about contraception. The purpose of the research was to know the description of the application of health education method about contraception to primiparous mother in Dahlia room. The Research used decriptive design with nursing process. The research was conducted in May 2019 with 2 two primiparous mothers as the respondent, and used maternity nursing assestment and SAP. Data were presented in tabular form accompanied by narrative explanation. The respondents did not know about contraceptive method before gived the health education. But, after the respondents gived the health education, they were understood the contraceptive method. The first client choose injection contraception the second client choose pill contraceptive. Can be concluded that both of clients know the contraceptive method and choose to use one of the contraception methods after health education.