cover
Contact Name
Hedrikson Marnes Ander
Contact Email
pppm.polnustar@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
pppm.polnustar@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. kepulauan sangihe,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Sesebanua
ISSN : 25977105     EISSN : 26552868     DOI : 10.54484
Core Subject : Health,
Tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dibidang Kesehatan.
Arjuna Subject : -
Articles 92 Documents
GAMBARAN MEKANISME KOPING PASIEN CHRONIK KIDNEY DISEASE DENGAN TINDAKAN HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT DAERAH LIUNKENDAGE TAHUNA Febriyani Adiyono Wangka; Detty J. Kalengkongan; Yenny Budiman Makahaghi
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v4i1.224

Abstract

Salah satu penatalaksanaan pada pasien Chronic Kidney Disease adalah hemodialisa. Hal ini karena hemodialisa merupakan terapi pengganti ginjal yang bertujuan untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme protein atau mengoreksi gangguan keseimbangan air dan elektrolit. Kejadian yang terjadi pada pasien CKD dengan terapi hemodialisa pada umumnya merasakan kecemasan, oleh karena proses hemodialisa yang terus-menerus, sehingga pasien memerlukan koping yang efektif untuk dapat mengurangi atau mengatasi cemas. Mekanisme koping adalah cara yang digunakan individu untuk menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi pada situasi yang mengancam, baik secara kognitif maupun prilaku. Tujuan penelitian ini diketahuainya gambaran mekanisme koping pada pasien Chronic Kidney Disease dengan tindakan hemodialisa. Metode penelitian deskritif dengan pendekatan proses Asuhan Keperawatan pada subjek studi kasus 2 pasien CKD dengan tindakan terapi hemodialisa. Pengumpulan data melalui wawancara langsung pada pasien dan keluarga.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua pasien ditemui adanya perbedaan. Pasien pertama setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam strategi mekanisme koping menunjukkan adaptif. Dan pasien kedua masih menggunakan antara adaptif dan maladaptif. Kesimpulan Mekanisme koping adaptif adalah cara untuk beradaptasi dengan stress. One of the management in Chronic Kidney Disease patient is hemodialysis. This is because hemodialysis is a renal replacement therapy that aims to remove the waste products of protein metabolism or to correct water and electrolyte balance disorders. Events that occur in CKD patient with hemodialysis therapy generally feel anxiety, because of the continuous hemodialysis process, so that patient need effective coping to reduce or overcome anxiety. The coping mechanism is a method used by individuals to solve problems, overcome changes that occur in threatening situations, both cognitive and behavioral. The aim of this study is to know the description of coping mechanism in Chronic Kidney Disease patients with hemodialysis.Descriptive research method with nursing care process approach in case study subject 2 CKD patients with hemodialysis therapy. Collecting data through direct interviews with patient and families. The results showed that the two patients encountered differences. The first patient after being given nursing care action for 3 times 24 hours the coping mechanism strategy showed adaptive. And the second patient was still used between adaptive and maladaptive. The conclusion is he adaptive coping mechanism is a way to adapt to stress.
DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DI PULAU LIPANG KECAMATAN KENDAHE KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Yeanneke Liesbeth Tinungki; Mareike Patras; Ferdinand Gansalangi
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v4i1.249

Abstract

Derajat kesehatan masyarakat di Pulau Lipang sangat penting diketahui dalam rangka penyusunan dan implementasi program kesehatan yang tepat dan berkelanjutan. Gambaran derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat dilihat dengan menggunakan indicator kualitas utama yakni Indeks Mortalitas, Indeks Morbiditas dan Indeks Fertilitas. Selain itu, perlu juga diperhatikan factor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seperti; indikator kesehatan lingkungan, upaya pelayanan kesehatan dan perilaku kesehatan. Penelitian ini menggunakan rancangan deskritif dengan metode survey, populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh Kepala Keluarga di Pulau Lipang berjumlah 106 Kepala Keluarga. Sampel dalam penelitian ini menggunakan Total sampling dan memenuhi kriteria inklusi berjumlah 77 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Mortalitas dalam 1 tahun terakhir tercatat 14 kasus kematian per 1000 penduduk. Indeks Morbiditas Penyakit Menular berjumlah 49 kasus per 1.000 penduduk, Indeks Morbiditas Penyakit Tidak Menular (PTM) berjumlah 79 kasus per 1.000 penduduk. Indeks fertilitas menunjukkan bahwa persentase ibu hamil berjumlah 7 orang atau 8 persen dan persentase anak balita adalah 18 orang atau 17 persen. Faktor status gizi yakni Bayi yang tidak diberi ASI 31 persen, pemberian Imunisasi BCG dan Hepatitis 0 persen, menggunakan kontrasepsi 56 persen. Indikator kesehatan lingkungan menggunakan air hujan untuk masak dan minum 100 persen, upaya pelayanan kesehatan; menggunakan fasilitas yankes 94 persen, penyuluhan kesehatan oleh nakes 74 persen. Perilaku kesehatan; BABS di hutan 9 persen dan pantai 5 persen. Merokok dalam keluarga 31 persen dan minum alcohol 91 persen. Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan bahwa indicator mortalitas Diabetes Melitus per-1000 penduduk adalah 40 persen, indicator morbiditas malaria per-1000 penduduk adalah 77,78 persen, indicator morbiditas penyakit jantung adalah 31,03 persen. Indeks Fertilitas ibu hamil 8 persen dan Balita 17 persen. Determinat of public health in Lipang island very important to know in preparation and implementation program of health that appropriate and sustainable. Description determinant of public health is the best can be seen use indicator of main quality that is Mortality Index, Morbidity Index, and Fertility Index. Beside of these third factors very need pay attention too the other factors that influence of health is indicator of environment health, health service efforts and health behavior. This study used a descriptive design with survey method, population in this study was the head of family of 106 the amount . The sample in this study used total sampling and fulfill inclusion criteria of 77 people. The results showed that the mortality index or crude death rate of 14 cases death per 1000 people. Morbidity Index infectious disease showed 49 cases every 1000 people, morbidity of non infectious disease showed 79 cases every 1000 people. Fertility Index showed that pregnant amount of 7 people or 8 percent and percentage toddler were 18 people or 17 percent. The nutritional status was baby not breastfeeding about 31 percent, immunizations of BCG and Hepatitis 0 percent, used contraception 56 percent. Indicator of Environment health used water of rain for cook and drink 100 percent, health service efforts; used health service facilities 94 percent, counseling of health by health workers 74 percent. Health behavior; BABS in forest 9 percent and beach 5 percent. Smooking in family 31 percent and drink of alcohol 91 percent. The Conclusion of this research showed that Mortality Index Diabettes Mellitus every 1000 people was 40 percent, Morbidity index of Malaria every-1000 people were 77,78 percent, Morbidity index of Heart disease was 31,03 percent. Fertility Index pregnance 8 percent and Toddler 17 percent.
DUKUNGAN KELUARGA PADA PENGOBATAN PENDERITA TB PARU MULTI DRUG RESISTANCE YANG TINGGAL DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Detty J. Kalengkongan; Grace Angel Wuaten; Agneta Sartika Lalombo
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 4 No 2 (2020): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v4i2.252

Abstract

TB Multi Drug Resisntance adalah TB dengan resistensi terjadi dimana Micobacterium tuberculosis resisten terhadap rifampisin dan isoniazid dengan atau tanpa obat anti TB lainnya, Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe TB MDR sebanyak 8 kasus. Gagalnya pengobatan TB MDR adalah penderita tidak mau minum obat secara teratur dalam waktu yang lama. Keluarga mempunyai peranan yang besar untuk mendukung, dan selalu siap memberikan dukungan agar penderita rutin minum obat dan teratur dalam pengobatan. Tujuan penelitian ini menguraikan dukungan keluarga pada pengobatan penderita TB MDR yang tinggal di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan 6 informan yang mewakili keluarga. Intrumen pengumpulan data adalah peneliti sendiri serta alat penunjang seperti panduan wawancara, catatan lapangan dan alat perekam. Uji keabsahan data meliputi uji credibility,transferability, dependability dan confimability. Hasil penelitian ditemukan 3 tema yang meliputi Dukungan emosional, dukungan informasi dan dukungan penghargaan.Dari 3 tema menunjukkan bahwa sebagian besar penderita mendapatkan dukungan dari keluarga secara maksimal dengan melibatkan ekspresi rasa empati, peduli, sehingga dapat memberikan rasa nyaman.Selain itu dukungan yang diberikan berupa ungkapan penghargaan positif terhadap ide, disampaikan dalam pemecahan masalah, memberikan usul, saran, petunjuk serta pemberian informasi.Kesimpulan dukungan keluarga, petugas kesehatan serta pemegang program dapat menumbuhkan semangat penderita untuk tetap optimis menjalani pengobatan TB MDR hingga mencapai kesembuhan. Multy Drug Resistance TB is TB with resistance occuringin which Microbacterium tuberculosis is resistance to rifampicin and isoniazid with or without other anti TB drugs. Data from the Health office of Sangihe Island Regency, TB MDR were 8 cases. The failureof MDR TB treatment is that the patient does not want to take medication regularly for a long time. The family has a big part to support and to provide to patient take medicine regularly. The purpose of this study to describe family supporting treatment multi drug resistance pulmonery TB of patient in the working area of health deparment sangihe island. Qualitative research method with aphenomenological approach. The sampling technique was purposive sampling with 6 informants represent the family. The data collection instrument was the researcher himself as interview guider, field notes and recording devices. Data validity tesis include credibility, transferability, dependability and confimability tests. The results of the study 3 themes including emotional support, information support and appreciation support. Of the 3 themes were showed that most of the sufferers had supported from their family by involed expressions of emphaty, caring so they can provide a sense of comfort. In addition, the support provided were in the from of expressions of positive appreciation for ideas, conveyed in problem solving, giving, suggestions, insttructions, and information. Conclusion family support, health workers and program holders can foster patient enthuasiams to remain optimistic abaut undergoing MDR TB treatment to achieve recovery.
maryati DUKUNGAN KELUARGA PADA ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA YANG DI PASUNG DI KECAMATAN MANGANITU Maryati Agustina Tatangindatu; Nansy Pangandaheng
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v4i1.260

Abstract

Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa merupakan tanggung jawab keluarga selama pasien tinggal bersama keluarga. Merawat orang yang mengalami gangguan jiwa bukanlah hal yang mudah terutama jika pasien tidak bisa diatur. Keluarga harus memiliki kesabaran yang tinggi merawat pasien gangguan jiwa, apalagi pelayanan kesehatan jiwa di daerah perbatasan sulit dijangkau. Bagi keluarga tindakan pemasungan merupakan salah satu cara yang aman untuk menghindari konflik dengan lingkungan sekitar. Menguraikan dukungan keluarga pada orang dengan gangguan jiwa yang di pasung di Kecamatan Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menguraikan dukungan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa yang di Pasung. Metode: Penelitian menggunakan desain kualitatif fenomenologi. Waktu dan tempat penelitian yaitu penelitian ini dilakukan di Kecamatan Manganitu pada bulan September 2019. Penelitian ini yang menjadi informan adalah anggota keluarga yang memiliki klien gangguan jiwa dipasung sebanyak 3 informan. Wawancara mendalam semi terstruktur dilakukan untuk menggali data tentang dukungan keluarga. Penelitian ini ditemukan tiga tema besar dalam penelitian ini. Pertama, Gejala gangguan jiwa, kedua penyebab pemasungan dan yang ketiga dukungan keluarga. Kesimpulan penelitian ini yaitu gangguan jiwa tidak bisa disembuhkan secara total dengan jangka waktu yang pendek akan tetapi bisa mengurangi kekambuhan tanpa harus dipasung. Dukungan keluarga bisa diberikan dalam bentuk perhatian, kasih sayang, doa dan empati. Kesembuhan klien yang mengalami gangguan jiwa bergantung pada keluarga terutama dalam memenuhi kebutuhan klien setiap hari. Tanpa dukungan keluarga maka kekambuhan mudah terjadi kepada klien dengan gangguan jiwa. Caring for family members with mental disorders was the responsibility of the family as long as the patient live with the family. Caring for people with mental disorders is not easy, especially if the patient cannot be managed. Families must have high patience in caring for mental patients, especially mental health services in border area those were difficult to find. For family, the act of shackling was a safe way to avoid conflict with the surrounding environment. Describes family support to people with mental disorders who were live in Manganitu Subdistrict, Sangihe Islands Regency. The purpose of this study was to describe Family Supporting To Prisoner With Mental Disorder, Method was used a phenomenological qualitative design. Time and place of those reaseach was conducted in Manganitu District in September 2019. Those research, which became the informants were three (3) family members who had mental disorders. Semi-structured in-depth interviews were conducted to explore data on family support. Those study found three major themes in this study. First, symptoms of mental disorders, secondly the cause of shackling and the third was family support. The conclusion of this study is mental disorders cannot be completely cured in a short period of time but can reduce recurrence without having to be shackled. Family support can be given in the form of attention, compassion, prayer and empathy. The healing of patient with mental disorders depends on the family, especially the needs of patient every day. Without family support, frecurrence was easy for clients with mental disorders.
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA TENTANG ROKOK DAN BAHAYANYA DI SMA PETRA SAWANG JAUH KECAMATAN KENDAHE Melanthon Junaedi Umboh; Gitalia Putri Medea
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v4i1.265

Abstract

Merokok sudah menjadi tren dikalangan banyak orang dimasyarakat tidak lepas juga anak remaja. SMA Petra Sawang Jauh merupakan salah satu SMA di kecamatan Kendahe yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Meskipun letak sekolah tersebut jauh dari pusat kota tetapi akses untuk mendapatkan rokok tersedia baik di toko kecil atau warung-warung dan tempat penjualan lainnya, akibatnya siapapun yang mau dapat mengkonsumsi rokok dengan mudah. Pengetahuan tentang rokok merupakan hal yang penting harus ada pada seorang individu sebab beberapa penelitian menemukan pengetahuan yang baik akan mengurangi angka kejadian merokok. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui gambaran pengetahuan siswa tentang rokok dan bahayanya di SMA Petra Sawang Jauh Kecamatan Kendahe. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel 96 orang siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner pengetahuan tentang rokok dan bahayanya. Hasil pada penelitian ini ditemukan sebesar 78,13 persen siswa memiliki pengetahuan baik, 20,83 persen siswa memiliki pengetahuan cukup dan 1,04 persen memiliki pengetahuan kurang. Kesimpulan pengetahuan siswa tentang rokok dan bahayanya di SMA Petra Sawang Jauh berada pada kategori baik. Saran bagi guru-guru di sekolah agar memberikan pendidikan kesehatan terkait rokok. Smoking has become a trend among many people in society including teenagers. Petra Sawang Jauh Senior High School is one of the secondary school in Kendahe Subdistrict in Sangihe Island Regency. Even though the location of the school was far from the city center, access to cigarettes was available both in small shops or stalls and other places of sale, consequently anyone who wants to smoke can consume cigarettes easily. Knowledge about cigarettes was important thing that must exist in a person because researcher found good knowledge will reduce the incidence of smoking. The purpose of the study was to describe students knowledge about cigarettes and the effect to Student in Petra Sawang Kendahe Subdistrict. The method in this research was a quantitative research with descriptive method. Take a sample with purposive sampling that has inclusion and exclusion criteria. The number of research samples was 96 students. The instrument of this study was the questionnaire cigarettes knowledge and the effect. The results of this study found 78.13 percent students had good knowledge, 20.83 percent students had sufficient knowledge and 1.04 percent had less knowledge. Conclusion student knowledge about cigarettes and dangers in Petra Sawang Jauh High School were in the good category. Suggestion for teachers in school to provide health education related cigarettes
HUBUNGAN PENDIDIKAN STATUS KEPEGAWAIAN DAN LAMA KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN Meistvin Welembuntu; Iswanto Gobel
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v4i1.293

Abstract

Pelayanan keperawatan merupakan salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan yang sangat penting di masyarakat/puskesmas, pelayanan tersebut berfokus pada penerapan asuhan keperawatan yang berkualitas dimana hal itu dapat tercapai bila diberikan oleh perawat profesional yang memiliki motivasi serta berkinerja tinggi. Kemampuan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang bisa bersumber dari diri perawat itu sendiri maupun faktor eksternal lainnya, oleh karena itu pihak manajemen harus mampu mengidentifikasi hal diatas sehingga dapat memberikan solusi guna tercapainya penerapan asuhan keperawatan yang bermutu. Tujuan penelitian untuk melihat hubungan antara karakteristik responden dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di Puskesmas rawat inap Kabupaten Kepulauan Sangihe. Metode yang digunakan yakni cross sectional melihat hubungan antara pendidikan, status kepegawaian dan lama kerja dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan sedangkan pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling dari 3 populasi terjangkau yang dipilih berdasarkan claster pada tiga puskesmas rawat inap yakni PKM Enemawira, PKM Kuma dan PKM manganitu sebanyak 60 orang. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa 48,3 persen perawat yang berkinerja baik dan 51,7 persen perawat memiliki kinerja kurang. Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan terakhir, status kepegawaian, dan lama bekerja dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi organisasi profesi perawat agar memberikan pembimbingan dan penyegaran keilmuan kepada para perawat yang kerja di puskesmas, juga penelitian ini menjadi acuan dalam pembelajaran mempersiapkan mahasiswa untuk bekerja di puskesmas di masa yang akan datang. Nursing services are one of the spearheads of very important health services in the community, these services focus on the application of quality nursing care which can be achieved if provided by professional nurses who are highly motivated and high-performance. This ability can be influenced by various factors comes from the nurses themselves and external factors, therefore the management must be able to identify the factors so that it can provide solutions in order to achieve the application of quality nursing care. This study aimed to know the relationship between respondent characteristics and nurse performance in implementing nursing care at the inpatient health center Sangihe Island district. The method used was cross sectional to see the relationship between education, employment status and length of work with nurses' performance in carrying out nursing care while sampling used was the total sampling of 3 affordable populations selected based on clusters at three inpatient health centers namely PKM Enemawira, PKM Kuma and PKM manganitu as many as 60 people. The results of this study indicated that 48.3 percent of nurses were performing well and 51.7 percent of nurses have poor performance. In this study also found that there was no significant relationship between recent education, employment status, and length of work with the performance of nurses in implementing nursing care. Hopely this research can be an evaluation material for professional nurses organizations to provide scientific guidance and as the refreshment for the nurses who are working at the Puskesmas, also this research become a reference for preparing students to work at the puskesmas in the future.
PEMAHAMAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN CORONAVIRUS DESEASE 2019 DI KALANGAN CIVITAS AKADEMIKA POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA PADA MASA NEW NORMAL TAHUN 2020 Chandrayani Simanjorang; Gracia Tooy; Grace Wuaten; Nancy Pangandaheng
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v4i1.317

Abstract

Dalam rangka mencegah terjadinya penularan COVID-19 dan berjalannya roda perekonomian di Indonesia, pemerintah saat ini memberlakukan kebijakan new normal. Sehingga penekanan tingkat penularan sangat bergantung kepada pemahaman dan praktik pencegahan masyarakat terkait COVID-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui informasi tentang pemahaman dan perilaku civitas akademika (dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan) Politeknik Negeri Nusa Utara terkait COVID-19 dan pencegahannya. Desain penelitian berupa cross-sectional dengan waktu pengambilan sampel 17-30 September 2020 secara online. Teknik pengambilan sampel berupa purposive sampling dengan kriteria inklusi adalah civitas akademika Politeknik Negeri Nusa Utara, usia lebih dari sama dengan 16 tahun, dan bersedia menjadi partisipan. Partisipan yang bekerja di bidang kesehatan sebagai kriteria eksklusi. Seluruh partisipan diminta kesediannya dengan memberikan inform consent kemudian jika bersedia akan mengisi kuesioner secara online. Kuesioner disusun berdasarkan informasi yang tersedia dalam buku pedoman kementrian kesehatan tentang COVID-19 dan merupakan modifikasi dari kuesioner penelitan sebelumnya. Pertanyaan pada kuesioner berupa pertanyaan terbuka, tertutup, dan berskala. Pertanyaan bertujuan untuk mengevaluasi pemahaman tentang virology, gejala, faktor risiko, pencegahan, dan penanganan gejala. Setiap jawaban benar diberikan nilai 10 pada pemahaman. Partisipan yang memiliki skor lebih dari 60 dikategorikan berpemahaman baik. Pada skala perilaku, skor 40-50 masuk kategori good practice dan kurang dari 40 sebagai kategori poor practice. Dari 127 responden terdapat 34,6 persen memiliki pemahaman yang baik dan 65,4 persen memiliki pemahaman yang kurang terkait COVID-19. Sementara untuk praktik pencegahan COVID-19, 93,7 persen berperilaku baik dan 6,3 persen berperilaku kurang. Kesimpulannya adalah Mayoritas responden memiliki pemahaman yang kurang tentang penyebab, gejala, dan pencegahan COVID-19 khususnya mencuci tangan dengan sabun. Terdapat perbedaan proporsi tingkat pemahaman berdasarkan tingkat pendidikan (pkurang dari 0.05). To prevent the spread of COVID-19 and the economy in Indonesia has to run, the government is currently implementing a new normal policy. So that the emphasis on the level of transmission really depends on the understanding and practices of the community related to COVID-19. The purpose of this study was to find out information about the knowledge and practice of Nusa Utara State Polytechnic people about COVID-19 and it is prevention. Cross-sectional design was chosen as the research design with online sampling time on 17-30 September 2020. The sampling technique was purposive sampling with inclusion criteria were people who live in Sate Polytechnic of Nusa Utara with the age more than the same as 16 years old. All participants were asked to provide the informed consent, which if they agreed they would fill out online questionnaires. The questionnaire was compiled based on information available in the Ministry of Health’s guidebook on COVID-19 and it was the modification of the previous research questionnaire. The questions on the questionnaire were open, close, and scaled questions. Questions aimed to evaluate the knowledge about virology, symptoms, risk factors, preventions, and management of symptoms. Each correct answer was assigned a score of 10 on knowledge. Participants who had a score of more than 60 were categorized as the ones who had good knowledge. In practice scale, core of 40 – 50 falls in the good practice category and score less than 40 fall in the category of poor practice. The research design was cross-sectional with online data-based from 17-28 September 2020. There were 127 respondents, 34.6 percent had a good knowledge and 65.4 percent had a poor knowledge of COVID-19. Meanwhile, for the practice of preventing COVID-19, 93.7 percent had good behavior and 6.3 percent had poor behavior. The conclusion is the majority of respondents had insufficient knowledge about causative factor, symptoms and prevention of COVID-19 such as handwashing. There were difference in the proportion of knowledge levels based on education level (p less than 0.05).
INSIDEN KEKAMBUHAN MALARIA VIVAX DI PUSKESMAS DOSAY SENTANI JAYAPURA Chandrayani Simanjorang
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 4 No 2 (2020): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v4i2.319

Abstract

Plasmodium vivax merupakan jenis plasmodium yang paling sulit dieliminasi karena adanya fase hypnozoit di hati manusia sekaligus betanggung jawab terhadap kekambuhan malaria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui insiden kekamabuhan malaria vivax serta gambaran demografi pasien kambuh tersebut di Puskesmas Dosay Sentani Jayapura. Desain penelitian berupa studi longitudinal dengan waktu perkiraan pengambilan sampel secara consecutive pada Januari-Mei 2019 dengan waktu follow-up 90 hari. Semua pasien yang memenuhi kriteria inklusi akan diminta kesediannya untuk berpartisipasi dalam penelitian. Kriteria inklusi terdiri dari pasien berusia lebih dari sama dengan 1 tahun, bukan malaria berat, tidak sedang hamil, tidak sedang menyusui, tidak meminum obat anti malaria dalam 4 minggu sebelumnya, diberikan obat DHP dan primakuin oleh dokter, bertempat tinggal di daerah penelitian serta mampu dan mau mengikuti semua prosedur selama studi. Dari 50 responden yang memenuhi kriteria inklusi terdapat 20 persen diantaranya yang mengalami kekambuhan dalam 90 hari follow-up. Dengan incident density 2.36 per 1000 person-days. Pasien yang kambuh mayoritas (80 persen) adalah anak-anak dan suku papua. Tingginya kekambuhan akan menghambat cita-cita eliminasi malaria 2030. Plasmodium Vivax is the type of plasmodium that is most difficult to eliminate because of the hypnozoite phase in the human liver which is also responsible for malaria recurrence. The purpose of this study was to determine the incidence of vivax malaria relapse as well as the demographic description of patients at the Dosay Sentani Public Health Center, Jayapura. The research design was a longitudinal study with an estimated time of consecutive sampling from January to May 2019 with a follow-up time of 90 days. All patients who had the inclusion criteria will be asked to participate in the study. The inclusion criteria consisted of aged more than the same as 1 year old, not severe, the subjects were not pregnant, not breastfeeding, did not take anti-malaria medication in the previous 4 weeks, who have their diagnosis confirmed by microscopy, and had been received national standard treatment residing in the study area and being able and willing to follow all procedures during the study. There were 50 subjects who had the inclusion criteria, 20 percent of them run in to relapse within 90 days of follow-up. With 2.36 incident density per 1000 person-days. The majority of patients who relapse (80 percent) were children and Papuans.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN MOBILITAS FISIK AKIBAT GOUT ARTRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAHUNA BARAT Rinaldi Adrian; Yeanneke Liesbeth Tinungki; Gracia Christy Tooy
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v5i1.354

Abstract

Gout Artritis merupakan salah satu penyakit yang telah lama dikenal dan sampai saat ini masih menjadi penyebab berbagai penyakit. Prevalensi gout artritis menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018 gout artritis mengalami kenaikan dengan jumlah 1.370 (33,3 persen). Gangguan mobilitas fisik ini sering menjadi masalah keperawatan pada kasus Gout Artritis akibat kadar purin tinggi dalam darah, maka tubuh akan meresponnya dengan ditandai adanya hambatan mobilitas fisik pada sendi, menggigil dan badan lemah. Tujuan studi kasus diketahuinya asuhan keperawatan pada salah satu keluarga dengan gangguan mobilitas fisik akibat gout artritis di wilayah kerja Puskesmas Tahuna Barat. Metode studi kasus adalah desain studi kasus deskriptif dengan subjek studi kasus satu orang klien yang diamati dan berfokus untuk mengajarkan latihan rentang gerak (ROM) dan melibatkan keluarga untuk membantu klien dalam meningkatkan pergerakan. Hasil yang diperoleh : Diagnosa keperawatan gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit, subjek studi kasus ditemukan nyeri pada lutut dan keluarga tidak tahu perawatan yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan atau penyakit yang dialami yang menyebabkan gangguan mobilitas fisik. Kesimpulan : Masalah pada klien teratasi karena klien sudah dapat bergerak walaupun nyeri hilang dan sudah dapat melakukan mobilisasi dini dengan adanya dukungan keluarga. Saran : Perawat lebih meningkatkan pelayanan serta dapat memberikan pendidikan kesehatan pada klien yang menderita gout artritis. Gout artritis is a disease that has been known for a long time and is still the cause of various diseases. The prevalence of gout artritis to the World Health Organization (WHO) in 2018 gout artritis has increased by 1370 (33,3 percent). Impaired physical mobility was often a nursing problem in cases of Gout artritis due to high levels of purines in the body´s blood which responds to it by being marked by obstacles to physical mobility in the joints, chills and weakness. The purpose of the case study was to find out nursing care in a family with impaired physical mobility due to gout artritis in the work area Puskesmas of the Tahuna Barat. The case study method was a descriptive case study design with a case study subject of one client who was observed and focus on teaching range of motion (ROM) exercise and involve the family to assist the client in improving movement. The result obtained: Nursing diagnosis of impaired physical mobility related to the inability of the family to care of sick family members, case study subjects found knee pain and the family who did not know the treatment needed to overcome health problem or illnesses that caused physical mobility problems. Conclusion: The Problem in the client was resolved because the client was able to move even though the pain was gone and can do early mobilization with family support. Suggestion: Nurse improve services and can provide health education to client who suffering from gout artritis.
ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKNYAMANAN PASCA PARTUM DI RUANGAN DAHLIA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LIUN KENDAGE TAHUNA Amelia Banualawo; Yeanneke Liesbeth Tinungki; Christien Angreni Rambi
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v5i1.355

Abstract

Persalinan dapat menyebabkan luka di daerah perineum sehingga akan menyebabkan ketidaknyamanan pasca partum berupa nyeri pada luka jahitan perineum. Ketidaknyamanan pasca partum merupakan perasaan tidak nyaman yang berhubungan dengan kondisi setelah melahirkan. Tujuan penelitian adalah menerapkan asuhan keperawatan ketidaknyamanan pasca partum di ruangan Dahlia Rumah Sakit Daerah Liun Kendage Tahuna. Metode penelitian adalah studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan, dengan subyek penelitian yaitu dua ibu pasca partum. Hasil penelitian ini dilakukan dengan menerapkan proses keperawatan. Tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu mengidentifikasi nyeri pada ibu, mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri, membatasi pengunjung yang datang, mengajarkan teknik nonfarmakologis yaitu teknik relaksasi napas dalam, monitor tanda-tanda vital, mengajarkan kepada ibu untuk beraktivitas yang ringan seperti berjalan disekitar ruangan dan duduk dan menganjurkan kepada ibu agar perineum tetap bersih dan sesering mungkin mengganti pembalut. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa perasaan nyaman yang berhubungan dengan kondisi setelah melahirkan meningkat. Saran diharapkan ibu nifas dapat mempertahankan kebersihan perineum pada saat masa nifas sehingga penyembuhan luka perineum ibu dapat berjalan dengan normal dan merasakan kenyamanan pasca partum. Childbirth can cause injury in the perineal area so that it will cause post-partum discomfort in the form of pain in the perineal suture wound. Post partum discomfort is the feeling of discomfort associated with the postpartum condition. The research objective was to apply Postpartum Discomfort Nursing Care in the Dahlia room Public Hospital Liun Kendage Tahuna. The research method was a case study with a nursing process approach, with the research subject, namely two post-partum mothers. The result of this study were conducted by applying the nursing process. Nursing actions taken are identifying pain in the mother, controlling the environment that aggravates the pain, limiting visitors who come, teaching non-pharmacological techniques, namely deep breathing relaxation techniques, monitoring vital signs, teaching mothers to do light activities such as walking around the room and sat down and advised the mother to keep the perineum clean and to change the pads as often as possible. The conclusion of this study shows that the feeling of comfort associated with postpartum conditions increases. Suggestion It is hoped that postpartum mothers can maintain perineal cleanliness during the puerperium so that the healing of the mother's perineal wounds can run normally and feel comfortable after partum.

Page 6 of 10 | Total Record : 92