cover
Contact Name
Richa Mardianingrum
Contact Email
j.pharmacosript@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
j.pharmacosript@gmail.com
Editorial Address
Jl. Pembela Tanah Air No.177, Kahuripan, Tawang, Tasikmalaya, Jawa Barat 46115
Location
Kota tasikmalaya,
Jawa barat
INDONESIA
Pharmacoscript
ISSN : 26224941     EISSN : 26851121     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Pharmacoscript merupakan jurnal penelitian yang dikelola oleh Prodi Farmasi dibawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Perjuangan Tasikmalaya (P-ISSN: 2622-4941 E-ISSN: 2685-1121) Jurnal ini merupakan media publikasi penelitian dan review artikel pada semua aspek ilmu farmasi yang bersifat inovatif, kreatif, original dan didasarkan pada scientific yang diterbitkan 2 kali dalam 1 tahun yakni pada bulan Agustus dan Februari. Jurnal ini memuat bidang khusus di farmasi seperti kimia farmasi, teknologi farmasi, farmakologi, biologi farmasi, farmasi klinik, dan bioteknologi farmasi.
Arjuna Subject : -
Articles 78 Documents
PENGARUH PERBANDINGAN ESSENTIAL LEMON OIL DENGAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN MUTU FORMULASI SABUN CAIR Hisyam Arief; Srie Rezeki Nur Endah; Susanti Susanti
Pharmacoscript Vol. 3 No. 2 (2020): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v3i2.387

Abstract

Minyak kelapa murni merupakan minyak dengan kandungan asam laurat yang tinggi. Asam laurat ini berfungsi untuk menghaluskan dan melembabkan kulit. Sehingga VCO cocok dijadikan sebagai bahan baku pembuatan sabun. Sabun yang dibuat dalam penelitian ini menggunakan penambahan essensial lemon oil yang mampu meningkatkan kualitas pada sabun cair. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sabun cair, mencari penambahan konsentrasi essensial lemon oil yang tepat dalam pembuatan sabun cair dan mengetahui pengaruh penambahan essensial lemon oil terhadap karakteristik sabun cair. Perlakuan pada penelitian ini konsentrasi essensial lemon oil adalah dengan penambahan sebesar F1 = 1% (b/v), F2 = 2% (b/v), F3 = 3% (b/v) dari 100 gram basis sabun. Parameter pengamatan meliputi sifat kimia, sifat fisik sabun dan uji organoleptik. Hasil analisis menunjukan bahwa semua formulasi sabun cair memenuhi persyaratan berdasarkan SNI sabun cair 06-4085-1996. Sabun cair dengan formulasi F3 merupakan produk terbaik dengan hasil analisis sabun cair pada perlakuan F3 adalah kadar alkali bebas 0.078%, nilai pH 11, bobot jenis 1,041% dan angka lempeng total 8,3 X 102. Sehingga teknologi proses pembuatan sabun cair dengan penambahan essensial lemon oil selanjutnya dapat dikembangkan dan diaplikasikan pada skala industri.
PENGARUH PELARUT CAMPUR ETIL ASETAT DAN N-HEKSAN TERHADAP RENDEMEN DAN KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK DAUN BIDARA ARAB (Ziziphus sphina-christi L) Nur Aji
Pharmacoscript Vol. 2 No. 2 (2019): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v2i2.222

Abstract

Bidara arab (Ziziphus sphina-christi L) merupakan tanaman obat yang belum banyak diketahui masyarakat. Daunnya diketahui mengandung berbagai metabolit sekunder seperti alkaloid, saponin, tanin dan triterpenoid. Tujuan penelitian ini yaitu melihat pengaruh perbandingan pelarut campur etil asetat dan n-heksan terhadap rendemen dan kandungan metabolit sekunder dalam ekstrak daun bidara arab (Ziziphus sphina-christi L).  Metode penelitian ini yaitu eksperimental laboratorium menggunakan campuran pelarut etil asetat dan n-heksan dengan perbandingan 1:9, 3:7, 5:5, 7:3 dan 9:1 terhadap daun bidara arab, dengan metode maserasi. Hasil rata-rata rendemen ekstrak menggunakan campuran pelarut etil asetat dan n-heksan dengan perbandingan 1:9, 3:7, 5:5, 7:3, dan 9:1 berturut-turut adalah 3,53%, 3,81%, 3,89%, 5,15% dan 3,70%. Hasil penapisan fitokimia ekstrak daun bidara arab positif mengandung senyawa kimia golongan flavonoid dan steroid.
EVALUASI PENGGUNAAN SEDIAAN PARASETAMOL PADA PASIEN PEDIATRI ISPA DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA PERIODE 2018 Ulfa Dwi Rokhmaniah; Endang Darmawan
Pharmacoscript Vol. 3 No. 1 (2020): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v3i1.385

Abstract

Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah utama kesehatan masyarakat  di negara maju dan berkembang. Salah satu gejala infeksi adalah demam. Parasetamol merupakan pilihan pertama dalam mengurangi demam. Tujuan dari penelitian ini  untuk mengetahui penggunaan parasetamol sediaan sirup, injeksi, drop dan suppositoria berdasarkan penurunan suhu pasien pediatri ISPA di instalasi rawat inap RS PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta periode 2018. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif, desain penelitian cross-sectional dengan pengambilan data secara retrospektif. Sampel yang diperoleh sebanyak 119 pasien dan 70 pasien yang memenuhi kriteria inklusi kemudian sampel dibagi menjadi 4 kelompok yang mendapat terapi parasetamol sediaan sirup ( n=42),  drop (n=9), injeksi (n=10) dan suppositoria (n=9). Hasil penelitian sebanyak 55,7% di dominasi oleh laki-laki, dan 51,4% yang berusia lebih dari atau 3 tahun serta 61,4% memiliki berat badan kurang dari 15 kg. Nilai p < 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara bentuk sediaan parasetamol terhadap suhu tubuh tiap 8 jam. Parasetamol sediaan injeksi paling cepat dalam menurunkan suhu tubuh. Kesimpulan yang di peroleh sediaan parasetamol yang paling banyak digunakan adalah sirup 60%. Ada perbedaan bermakna antara jenis sediaan dan suhu tubuh setip 8 jam setelah di terapi parasetamol. Rata-rata suhu tubuh menunjukkan parasetamol sediaan injeksi paling cepat dalam menurunkan suhu tubuh di bandingkan sediaan sirup, drop dan suppositoria.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes DENGAN METODE DIFUSI CAKRAM Rika Lustina
Pharmacoscript Vol. 1 No. 1 (2018): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v1i1.412

Abstract

Jerawat (Acne vulgaris) adalah penyakit peradangan kronik dari unit pilosebaseus yang ditandai dengan adanya komedo, papula, pustul, nodul, kista yang sering terjadi pada kulit wajah, leher, dada, punggung dan menimbulkan efek yang tidak menyenangkan seperti kemerahan dan gatal. Penyebab yang paling sering terjadi disebabkan oleh bakteri P. acnes. Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) mempunyai senyawa metabolit berupa flavonoid, alkaloid, saponin, tannin dan polifenol yang mempunyai efek antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memastikan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis mempunyai aktivitas antibakteri terhadap P.acnes serta untuk mengetahui konsentrasi ekstrak kulit buah manggis yang dapat menghambat pertumbuhan P.acnes. Ekstraksi kulit manggis dilakukan dengan maserasi selama 3 hari dengan etanol 96 %. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram dari 3 konsentrasi ekstrak yaitu 40%, 60% dan 80% dilakukan pada media MHA dengan Klindamsin sebagai kontrol positif. Hasil uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram menunjukkan ekstak dengan konsentrasi 60% memiliki diameter zona hambat paling besar yaitu sebesar 21,33 ± 0,15 mm dibandingkan konsentrasi ekstrak lainnya yaitu 40% (19,33 ± 0,15 mm), 80% (20,00±0,00 mm) dan Klindamisin (14,66±0,15 mm). Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak kulit manggis dengan konsentrasi 60% dalam menghambat pertumbuhan P. acnes yang paling  optimum dibandingakn dengan konsentrasi 40%, dan 80%.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK TANAMAN KEMANGI (Ocimum sp.) TERHADAP Candida albicans Syifa Alifia Lukman; Richa Mardianingrum; Ummy Mardiana
Pharmacoscript Vol. 3 No. 2 (2020): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v3i2.526

Abstract

Penyakit mulut yang paling umum terjadi adalah Stomatitis Aftosa Rekuren atau sariawan. Sariawan adalah infeksi oportunistik yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur permukaan Candida albicans yang berlebihan. Secara empiris tanaman kemangi digunakan untuk mengobati demam, sariawan dan panas dalam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antifungi ekstrak tanaman kemangi (Ocimum sp.) terhadap Candida albicans kemudian spesies apakah dari tanaman daun kemangi Ocimum sp. yang dapat menghasilkan zona hambat yang paling kuat terhadap Candida albicans. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan 23 jurnal penelitian mengenai tanaman Ocimum sp. sebagai antifungi terhadap Candida albicans dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Hasil penelitian ini menunjukan  bahwa ekstrak tanaman kemangi (Ocimum sp.) memiliki aktivitas terhadap Candida albicans dengan zona hambat yang dihasilkan ada yang kuat, sedang dan lemah dan spesies Ocimum sanctum L. dengan pelarut alkohol 100% dengan metode difusi sumuran memiliki aktivitas yang paling kuat dengan zona hambat yang dihasilkan sebesar 17 mm.
BIOAKTIVITAS DAN STUDI IN SILICO SENYAWA TURUNAN N’-BENZOYLISONICOTINOHYDRAZIDE (4-methyl, 4-chloro dan 3,5-dinitro) PADA Mycobacterium Tuberculosis (H37RV) BAKTERI GRAM POSITIF SERTA BAKTERI GRAM NEGATIF Ruswanto Ruswanto
Pharmacoscript Vol. 2 No. 2 (2019): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v2i2.239

Abstract

Isoniazid merupakan obat antituberkulosis yang memiliki aktivitas antimikobakterial yang baik yang bekerja secara aktif dengan menghambat biosintesis asam mikolat. Telah dilakukan pengujian In Vitro pada senyawa N’-(4-Methylbenzoyl) Isonicotinohydrazide N’-(4-Chlorobenzoyl) Isonicotinohydrazide dan N’-(3,5-Dinitrobenzoyl) Isonicotinohydrazide terhadap Mycobacterium tuberculosis H37Rv, bakteri gram positif serta bakteri gram negatif dengan menggunakan metode sumuran dan pada pengujian Mycobacterium tuberculosis H37Rv menggunakan metode REMA (Resazurin Microtiter Assay). Didapat nilai MIC terbaik pada senyawa N’-(3,5-Dinitrobenzoyl) Isonicotinohydrazide memiliki potensi tinggi sebagai antibakteri dengan nilai MIC 0,169 ppm terhadap bakteri e.colli. Ketiga senyawa yang diujikan pada  Mycobacterium tuberculosis H37Rv memiliki kemampuan sebagai anti tuberkulosis tetapi isoniazid lebih baik dari senyawa uji. Senyawa N’-(3,5-Dinitrobenzoyl) Isonicotinohydrazide di dockingkan pada reseptor 1KZN memiliki binding affinity yang lebih kecil dibandingkan senyawa pembanding yaitu isoniazid sebesar -6,89 kkal/mol.
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KACANG KEDELAI DAN KERSEN (Muntingia calabura L.) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN Nata De Munti Mochamad Herdi Nurzaman
Pharmacoscript Vol. 2 No. 1 (2019): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v2i1.145

Abstract

Indonesia terkenal dengan makanan tempe dengan bahan kacang kedelai. Semakin banyaknya kacang kedelai yang diolah untuk produksi tempe maka makin banyak limbah kulit kacang kedelai yang dihasilkan, tidak  adanya sistem penanganan terhadap limbah yang dihasilkan merupakan tantangan bagi akademisi untuk mengolah limbah tersebut menjadi bahan yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi. Kersen selama ini pemanfaatannya belum optimal, buah kersen yang mempunyai rasa manis hanya dimakan ataupun dibiarkan begitu saja sampai membusuk di atas pohon. Kulit kacang kedelai masih memiliki kandungan protein didestruksi dengan H2SO4 dan K2SO4 menjadi amonium sulfat sebagai sumber nitrogen dan diuji kadar nitrogen nya dengan metode Kjeldahl. Kersen memiliki kandungan karbohidrat diinvertasi menjadi glukosa dan diuji kadar gula nya dengan metode Luff Schoorl. Nitrogen dan karbon digunakan untuk pertumbuhan Acetobacter xylinum dalam pembentukan selulosa nata. Tujuan dari penelitian ini yakni memanfaatkan limbah kulit kacang kedelai dan kersen sebagai bahan baku pembuatan Nata De Munti. Metode yang digunakan yakni dengan mencampurkan 30 ml ekstrak buah kersen dan 2 gram ammonium sulfat hasil destruksi dengan penambahan konsentrasi inokulum 30%, 35% dan 40% dan dihasilkan produk Nata de Munti. Hasil penelitian untuk angka lempeng total nata dengan penambahan konsentrasi 30%, 35% dan 40% adalah 12,23 x 102 cfu/ gram, 12,59 x 102 cfu/ gram, 12,89 x 102 cfu/ gram. Kadar serat kasar nata dengan penambahan konsentrasi inokulum 30%, 35% dan 40% adalah 1,312%, 1,627%, dan 1,987%. Penambahan variasi inokulum berpengaruh pada ketebalan nata, semakin besar penambahan inokulum maka nata yang terbentuk akan semakin tebal. Kata kunci : limbah kulit kacang kedelai, buah kersen dan Nata de Munti
HUBUNGAN KUANTITATIF STRUKTUR AKTIVITAS DAN DESAIN OBAT TURUNAN N'-BENZOYLISONICOTINOHYDRAZIDE SEBAGAI KANDIDAT ANTI TUBERKULOSIS Raja Ramadiansyah; Ruswanto Ruswanto
Pharmacoscript Vol. 3 No. 1 (2020): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v3i1.573

Abstract

Telah dilakukan analisa hubungan kuantitatif struktur aktivitas (HKSA) dan desain obat dari 12 senyawa turunan N’-benzoylisonicotinohydrazide terhadap Mycobacterium tuberculosis, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli berdasarkan pada perhitungan sifat kimia senyawa. Deskriptor yang digunakan dalam analisa HKSA diantaranya deskriptor hidrofobik, deskriptor elektronik dan deskriptor sterik. Data dekriptor diperoleh dari struktur hasil optimasi sedangkan data binding affinity diperoleh dari jurnal penelitian dan data MIC dari hasil pengujian secara in vitro. Analisa HKSA dilakukan dengan Multiple Linear Regression (MLR) menggunakan metode backward pada program SPSS. Hasil analisa HKSA menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuantitatif struktur dan aktivitas dari 12 senyawa turunan N’-benzoylisonicotinohydrazide terhadap Mycobacterium tuberculosis, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Analisis hasil docking senyawa 3-{N'-[ (pyridine – 4 - yl) carbonyl] hydrazinecarbonyl} phenyl acetate dan senyawa 4-nitro-N'-[(pyridin-4-yl)carbonyl]benzohydrazide terhadap reseptor 2X23, senyawa N'-[(pyridin-4-yl)carbonyl]-4-(pyrrolidine-1 sulfonyl) benzohydrazide terhadap resptor 1JIJ, serta senyawa N'-[ (pyridine – 4 -yl) carbonyl] - 2,5 – bis (trifluoromethyl) benzohydrazide terhadap reseptor 1KZN menunjukkan bahwa semua senyawa usulan memiliki interaksi yang lebih baik terhadap masing-masingreseptor dibandingkan dengan INH karena senyawa-senyawa tersebut memiliki nilai binding affinity lebih kecil daripada INH. Hasil prediksi toksisitas menggunakan PreADMETmenunjukkan bahwa semua senyawa usulan menurut parameter ames test adalah mutagen.
VERIFIKASI METODE PENETAPAN KADAR LOGAM BERAT KADMIUM DALAM SEDIAAN SABUN KOSMETIKA srie Rezeki Nur Endah
Pharmacoscript Vol. 1 No. 2 (2018): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v1i2.104

Abstract

Logam berat yang terkandung dalam kosmetik umumnya merupakan zat pengotor (impuritis) pada bahan dasar pembuatan kosmetik. Penetapan logam berat dalam kosmetika dapat dilakukan dengan cara digesti basah atau kering yang diukur dengan Spektrofotometer Serapan Atom Penelitian ini bertujuan untuk memverifikasi metode penetapan kadar kadmium dalam sabun kosmetika menggunakan instrumen Spektrofotometer Serapan Atom. Verifikasi metode penetapan kadar logam berat kadmium dengan destruksi basah meliputi linieritas, batas deteksi, batas kuantisasi, akurasi dan presisi yang dianalisis dengan Spektrofotometri Serapan Atom pada panjang gelombang spesifik yaitu 283,3 nm. Penelitian ini menunjukkan hasil verifikasi metode penetapan kadar kadmium dalam sabun kosmetika memenuhi persyaratan.Kata kunci : sabun kosmetika, kadmium, verifikasi metode, Spektrofotometri Serapan Atom
FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL EKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana. Mill) Resti Hastuti; Srie Rezeki Nur Endah; Ali Nofriyaldi
Pharmacoscript Vol. 3 No. 2 (2020): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v3i2.390

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana. Mill). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formula yang paling baik dari sediaan gel ekstrak daun alpukat dengan variasi basis HPMC, meliputi evaluasi sediaan gel yang dilakukan dengan pengamatan organoleptis, pengamatan homogenitas, uji pH, uji daya sebar, pengukuran viskositas dan pengujian cycling test. Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana. Mill) dilakukan tiga formula dengan berbagai variasi konsentrasi HPMC yaitu 15%, 20% dan 25%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga jenis sediaan berwarna merah kecoklatan, memiliki bau khas mawar, dan memiliki bentuk semisolid kental. Homogenitas ketiga jenis sediaan yaitu homogen. Daya sebar basis HPMC 15% yaitu 6,43 cm, HPMC 20% yaitu 5,01 dan HPMC 25% yaitu 4,04. pH dari ketiga jenis sediaan yaitu 6. Pengujian viskositas basis HPMC 15% yaitu 280,8 dPa.s, HPMC 20% yaitu 494,93 dPa.s dan HPMC 25% yaitu 653,07 dPa.s dan pengujian cycling test yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada ketiga jenis sediaan gel.