cover
Contact Name
Dede Salim Nahdi
Contact Email
salimnahdi15@gmail.com
Phone
+6285224977367
Journal Mail Official
educatio@unma.ac.id
Editorial Address
Gedung FKIP Universitas Majalengka Jl. KH. Abdul Halim No. 103 Majalengka 45418
Location
Kab. majalengka,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Educatio FKIP UNMA
Published by Universitas Majalengka
ISSN : 24599522     EISSN : 25486756     DOI : http://dx.doi.org/10.31949/je
Core Subject : Education,
Major issues in Teaching, Teaching Assesment , Learning Media, Development Subject of Education, and Management of Education.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 2 (2015)" : 5 Documents clear
BAHASA IBU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Tita Puspitasari; Ai Devi
Jurnal Educatio Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/je.v1i2.1636

Abstract

Belajar merupakan suatu proses usaha seseorang untuk memperoleh pengetahuan, perubahan sikap, sertra keterampilan. Dan bahasa sebagai bagian dalam kehidupan sangat berpengaruh terhadap perkembangan pengetahuan, pengalaman, dan komunikasi. Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia digunakan dalam setiap kegiatan yang bersifat resmi kenegaraan, termasuk sebagai bahasa pengantar dalam bidang pendidikan. Secara nasional kedudukan bahasa Indonesia adalah pada tingkat pertama, bahasa daerah pada tingkat kedua, dan bahasa asing pada tingkat ketiga. Tetapi bagi sebagian besar orang Indonesia, dilihat dari segi emosional, keakraban, dan perolehan, bahasa daerah menduduki tingkat pertama, bahasa Indonesia menduduki tingkat kedua, dan bahasa asing pada tingkat ketiga. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, dan memungkinkan terjadinya campur kode. Maka dalam tulisan ini akan dibahas mengenai wujud dari Campur kode tersebut. Adapaun metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiolinguistik. Berdasarkan hasil penelitian Rulyandi, dkk. Peristiwa campur kode tidak hanya dilakukan oleh siswa melainkan juga oleh gurunya.Peristiwa tersebut terjadi antara pemakaian bahasa Indonesia dengan bahasa ibu (bahasa daerah), karena bahasa ibu sudah melekat pada diri siswa sejak kecil, sedangkan saat pembelajaran dituntut untuk menggunakan bahasa Indonesia, sehingga secara spontan mengkombinasikan kedua bahasa tersebut. Dan hal tersebut sudah merusak tatanan bahasa Indonesia.
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Restu Yudiansyah Yusuf; Ridwan Muhammad
Jurnal Educatio Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/je.v1i2.1637

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi masih rendahnya kemampuan menulis narasi siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN Cibodas I Kecamatan Majalengka. Tujuan dari penelitin ini untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa kelas VSDN Cibodas I dengan menggunakan media gambar seri.  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan alat pengumpulan data yang digunakan yaitu lembar tes evaluasi, lembar observasi guru dan foto kegiatan. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif untuk hasil observasi setiap siklus dan analisis deskriptif kuantitatif untuk menganalisis tes setiap siklus. Penelitian dilaksanakan tiga siklus. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa kelas V SDN Cibodas I. Hal ini ditunjukan dengan adanya peningkatan nilai pada setiap siklus. Pada siklus I dengan nilai ketuntasan individu 8 siswa (28%) sedangkan 20 siswa (72%) masih belum tuntas. Pada siklus II nilai ketuntasan individu 13 siswa (46%), sedangkan yang masih belum tuntas sebanyak 15 siswa (54%). Pada siklus III nilai ketuntasan adalah (82%) dari individu 23 siswa sedangkan lima siswa (18%) belum dikatakan tuntas.
BAHAN AJAR TEMATIK BERBASIS MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR Feni Suci Nurfalah
Jurnal Educatio Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/je.v1i2.1638

Abstract

Pembelajaran tematikterpadu di Sekolah dasar pada hakikatnya merupakanmodel pembelajaran terpadu, yaitusuatu model pembelajaran yangmemungkinkan siswa baik secaraindividual maupun kelompok aktifmencari, menggali, dan menemukan. Saat ini pembelajaran tematik di Sekolah Dasar belum maksimal. Dalam penerapan kurikulum 2013, guru-guru di sekolah tersebut beranggapan bahwa buku guru dan buku siswa merupakan satu-satunya buku yang menjadi patokan. Padahal dalam buku guru maupun buku siswa cakupan materi dalam bahan ajar tersebut masih sedikit. Untuk mengatasi permasalahan di atas, perlu dilakukan bahan ajar siswa yang sesuai kriteria penyusunan bahan ajar. Salah satu model pembelajaran yang cocok untuk bahan ajar adalah dengan menggunakan model PJBL. Bahan ajar berbasis PJBL sangat penting dilakukan agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Bahan ajar ini berfungsi sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pembelajaran. Bahan ajar ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi sehingga memperoleh hasil yang baik.
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR Rosi Siti Rosidah
Jurnal Educatio Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/je.v1i2.1639

Abstract

Didalam zaman yang semakin cepat maju menuntut sumber daya manusia harus siap bersaing dalam hal apapun. Dengan demikian, bisa mempengaruhi dalam aspek pendidikan. Aspek tersebut merupakan aspek yang sangat penting bagi siswa yang dapat mengubah pemikiran yang luas. Dalam kehidupannya seorang siswa harus mempunyai modal yakni kemampuan siswa untuk mengetahui hal-hal yang bersifat dasar. Dalam hal ini, pembelajaran IPS khususnya di sekolah dasar sebagai dasar pembentuk kepribadian individu-individu yang dapat melatih kemampuan potensi yang telah dimiliki. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil bisa dilihat dengan adanya perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap atau keterampilan dalam diri siswa. Peran guru dalam pendidikan merupakan langkah utama untuk mencerdaskan siswa-siswa, karena proses pembelajaran bergantung pada siapa yang menyampaikan. Dengan demikian, berdasarkan kenyataannya masih banyak ditemukan permasalahan yang berkaitan dengan hasil belajar siswa, akhirnya hasil belajar pun masih rendah belum menunjukkan hasil yang optimal. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan diatas, maka perlu adanya peningkatan hasil belajar yaitu dengan menggunakan model scramble. Dalam model ini, diharapkan siswa mampu berpikir secara bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan dengan mencari tahu jawaban yang cocok yang telah disediakan, sehingga siswa terlibat aktif dan fokus dalam pembelajaran. Dalam model ini dapat memberikaan pengalaman secara langsung. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu adanya tindakan guru untuk menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatakan hasil belajar pada mata pelajaran IPS.
PENGGUNAAN MODEL SOSIODRAMA DALAM KETERAMPILAN BERBICARA SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Riana Esa Merera
Jurnal Educatio Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/je.v1i2.1640

Abstract

Berbicara adalah bentuk komunikasi verbal yang dilakukan oleh manusia dalam rangka pengungkapan gagasan dan ide yang telah disusunnya dalam pikiran. model sosiodrama adalah model pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. permasalahan bahwasannya keterampilan berbicara belum sepenuhnya siswa itu mampu dalam keterampilan berbicara. permasalahan bahwasannya keterampilan berbicara belum sepenuhnya siswa itu mampu dalam keterampilan berbicara, karena terdapat faktor  penyebab permasalahan tersebut yaitu dari guru dan dari siswa, faktor permasalahan dari guru yaitu hanya menggunakan model konvensional dan ceramah, sehingga minat siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan berbicara kurang maksimal dan siswa kurang menguasai dalam keterampilan berbicara,  dan siswa kurang menguasai dalam keterampilan berbicara, permasalahan yang terdapat pada siswa diantaranya masih malu untuk mengemukakan pendapat, malu bertanya serta kurang percaya diri. Dapat dibuktkan bahwasanya model sosiodrama itu mampu meningkatkan keterampilan berbicara siswa sehingga siswa tidak malu dan ragu untuk mengungkapkan pendapatnya sendiri baik didepan kelas.

Page 1 of 1 | Total Record : 5