cover
Contact Name
Dede Salim Nahdi
Contact Email
salimnahdi15@gmail.com
Phone
+6285224977367
Journal Mail Official
educatio@unma.ac.id
Editorial Address
Gedung FKIP Universitas Majalengka Jl. KH. Abdul Halim No. 103 Majalengka 45418
Location
Kab. majalengka,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Educatio FKIP UNMA
Published by Universitas Majalengka
ISSN : 24599522     EISSN : 25486756     DOI : http://dx.doi.org/10.31949/je
Core Subject : Education,
Major issues in Teaching, Teaching Assesment , Learning Media, Development Subject of Education, and Management of Education.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 63 Documents
PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN TENDANGAN MENGGUNAKAN HANDBOX BERGERAK DAN TIDAK BERGERAK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DALAM OLAHRAGA PENCAK SILAT KATEGORI TANDING Tatang Suryadin
Jurnal Educatio Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/je.v4i1.1284

Abstract

Permasalahan yang menjadi acuan penulis dalam penelitian ini yaitu : tidak sesuainya antara latihan kecepatan tendangan pencak silat dengan tuntutan dari pertandingan pencak silat itu sendiri. Populasi penelitian ini diambil dari anggota perguruan pencak silat Garuda Paksi Majalengka dengan jumlah sampel 30 orang, yang diambil melalui teknik Purposive sample yaitu atlet yang telah memiliki daya tahan, fleksibiitas dan kekuatan yang memadai.  Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode true eksperimental design dalam bentuk pretest-posttest control group design. Instrumen penelitian yang digunakan penulis adalah tes kecepatan tendangan. Prosedur pengolahan data melalui uji barlett, uji normalitas, uji kesamaan dua rata-rata skor berpasangan dan uji. Berdasarkan uji kesamaan dua rata-rata skor berpasangan dengan kriteria terima hipotesis (Ho) jika t (1-1/2α) < t hitung < t (1-1/2α),  dk (n-1). Batas kritis penolakan dan penerimaan hipotesisnya : Dk = k-1 dengan α = 0.05 pada dk 14, maka  dari  tabel  distribusi t,  t’ = 2.145. untuk menggunakan handbox bergerak t hitung  (18,75)  >  t  tabel  (2.145)  maka  hipotesis  Ho ditolak. dan untuk handbox tidak bergerak dengan kriteria terima hipotesis (Ho) jika t (1-1/2α) < t hitung < t (1-1/2α),  dk (n-1). Batas kritis penolakan dan penerimaan hipotesisnya : Dk = k-1 dengan α = 0.05 pada dk 14, maka  dari  tabel  distribusi t,  t’ = 2.145. Oleh  karena  t hitung  (20,30)  >  t  tabel  (2.145)  maka  hipotesis  Ho ditolak jadi kesimpulannya bahwa latihan tendangan menggunakan  handbox  bergerak  dan tidak bergerak berpengaruh  positif  dan  signifikan  terhadap kecepatan tendangan. Selanjutnya untuk megetahui perbedaan kedua bentuk latihan tersebut menggunakan Uji kesamaan dua rata-rata (dua pihak) Berdasarkan perhitungan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya (Ho). Terima Hipotesis jika –t(α,v) < t < t(α,dk)  dimanaα = 0.05 dan dk = n 1 +n 2 – 2 Oleh karena t hitung  (0.3464) < t tabel (1.7011)  maka Hipotesis (Ho) diterima, jadi kesimpulannya tidak ada perbedaan yang positif dan signifikan antara latihan tendangan menggunakan handbox bergerak dengan latihan tendangan menggunakan handbox tidak bergerak terhadap kecepatan tendangan dalam olahraga pencak silat kategori tanding.
MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS IPS SISWA SEKOLAH DASAR Fitri Yulianti Purnama Lestari
Jurnal Educatio Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/je.v2i2.1641

Abstract

pada era globalisasi, informasi semakin mudah didapatkan dan ilmu pengetahuanpun berkembang dengan pesat, semua orang dapat menerima informasi termasuk Siswa sekolah Dasar.  guru harus mempersiapkan siswa untuk dapat memilah dan memilih informasi karena tidak semua informasi dapat diterima dengan baik. dalam proses pembelajaran guru harus menggunakan model pembelajaran yang interaktif , menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah salah satu model pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk belajar aktif, mencari, menemukan, menggali informasi dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna, sehingga siswa dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru melalui penemuannya. Guru harus menanamkan keterampilan berpikir kritis sehingga siswa dapat peka terhadap suatu maslah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pembelajaran IPS  yang didalamnya terdapat suatu pembelajaran mengenai disiplin ilmu-ilmu sosial. Pembelajarn IPS bertujuan memecahkan suatu permasalah pada kehidupan sehari-hari yang dapat menumbuhkan keterampilan berpikir kritis siswa. sehingga siswa dapat mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari.
PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SMP NEGERI SE-KABUPATEN MAJALENGKA Indra yogi
Jurnal Educatio Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/je.v1i1.443

Abstract

ABSTRAK Indrayogi, M.Pd Kompetensi guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki guru searah dengan kebutuhan pendidikan di sekolah (kurikulum), tuntutan masyarakat, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kompetensi atau kemampuan yang dimiliki oleh guru penjas sangatlah penting. Sebagai tenaga profesional kependidikan, guru penjas harus memiliki motivasi untuk berprestasi.Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan yang dilakukan penulis di beberapa sekolah menengah pertama di Kabupaten Majalengka kinerja guru Penjas masih belum optimal, hal ini bisa diduga bahwa faktor individu dan kompetensi guru penjas masih rendah.Penulis merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:1. Apakah kompetensi memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru penjas di SMP Negeri se-Kabupaten Majalengka?, 2. Apakah motivasi berprestasi memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru penjas di SMP Negeri se-Kabupaten Majalengka?, 3. Apakah kompetensi dan motivasi berprestasi memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru penjas di SMP Negeri se-Kabupaten Majalengka?.Populasi penelitian adalah seluruh guru Penjas SMP se Kab. Majalengka dan untuk sampelnya adalah Guru Penjas SMP Negeri dan Kepala Sekolah seKab. Majalengka.Hasil pengujian hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:Pengaruh antar variabelKoefisien (r)Koefisien Determinan (sumbangan KD=r² x 100%)Koefisien variabel lain (sisa)X1 terhadap Y0,96492,92%-X2 terhadap Y0,98897,76%-X1 dan X2 terhadap Y0,98997,81%2,19%Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: 1. Kompetensi secara siginifikan berpengaruh terhadap kinerja guru penjas. 2. Motif Berprestasi secara siginifikan berpengaruh terhadap kinerja guru penjas. 3. Kompetensi dan motif berprestasi secara siginifikan berpengaruh terhadap kinerja guru penjas .Kata Kunci: Motivasi berprestasi, kompetensi, kinerja guru 
IMPLEMENTASI PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SEKOLAH DASAR Ading Muslihudin
Jurnal Educatio Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/je.v4i2.1131

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan berawal dari kenyataan rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sekolah dasar.  Kondisi ini dapat dilihat dari kemampuan siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang bersifat non rutin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Brain Based Learning dengan siswa yang mengikuti metode pembelajaran pembelajaran konvensional . Penelitian  ini  merupakan  penelitian  kuantitatif  jenis  eksperimen  dengan  Quasy Experimental Design. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa sekolah dasar di Desa Suganangan dengan sampel siswa kelas V SDN Suganangan 1 dan SDN Suganangan 2 yang masing-masing berjumlah 25 orang dan 24 orang. Berdasarkan hasil perhitungan, setelah dilakukan uji hipotesis menggunaka n uji t diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa yang mengikuti strategi Brain Based Learning lebih baik dibanding siswa yang mengiktu metode pembelajaran konvensional. Kata Kunci: Brain Based Learning, Kemampuan pemecahan masalah
BAHASA IBU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Tita Puspitasari; Ai Devi
Jurnal Educatio Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/je.v1i2.1636

Abstract

Belajar merupakan suatu proses usaha seseorang untuk memperoleh pengetahuan, perubahan sikap, sertra keterampilan. Dan bahasa sebagai bagian dalam kehidupan sangat berpengaruh terhadap perkembangan pengetahuan, pengalaman, dan komunikasi. Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia digunakan dalam setiap kegiatan yang bersifat resmi kenegaraan, termasuk sebagai bahasa pengantar dalam bidang pendidikan. Secara nasional kedudukan bahasa Indonesia adalah pada tingkat pertama, bahasa daerah pada tingkat kedua, dan bahasa asing pada tingkat ketiga. Tetapi bagi sebagian besar orang Indonesia, dilihat dari segi emosional, keakraban, dan perolehan, bahasa daerah menduduki tingkat pertama, bahasa Indonesia menduduki tingkat kedua, dan bahasa asing pada tingkat ketiga. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, dan memungkinkan terjadinya campur kode. Maka dalam tulisan ini akan dibahas mengenai wujud dari Campur kode tersebut. Adapaun metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiolinguistik. Berdasarkan hasil penelitian Rulyandi, dkk. Peristiwa campur kode tidak hanya dilakukan oleh siswa melainkan juga oleh gurunya.Peristiwa tersebut terjadi antara pemakaian bahasa Indonesia dengan bahasa ibu (bahasa daerah), karena bahasa ibu sudah melekat pada diri siswa sejak kecil, sedangkan saat pembelajaran dituntut untuk menggunakan bahasa Indonesia, sehingga secara spontan mengkombinasikan kedua bahasa tersebut. Dan hal tersebut sudah merusak tatanan bahasa Indonesia.
HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN PRIBADI DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT PADA SISWA Udi Sahudi
Jurnal Educatio Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/je.v3i1.452

Abstract

AbstractThe purpose of this study was to determine the existence of the personal health level of students in class III-VI of SD Negeri Bonang I, Panyingkiran District, Majalengka Regency, 2014/2015 Academic Year. The population in this study were students of SD Negeri Bonang I, Panyingkiran District, Majalengka Regency in the 2014/2015 Academic Year, totaling 204 students. While the samples in this study were students of class III-VI totaling 135 students. This research uses quantitative descriptive methods. The collection method used was a survey technique using a questionnaire or questionnaire and interviews. The data obtained were analyzed using percentage descriptive techniques. Based on the results of the study obtained an average personal health score of students of SD Negeri Bonang I, Panyingkiran District, Majalengka Regency, 2014/2015 Academic Year of 103.3 with a percentage of 77.9% and included in both categories. Referring to the results of the study, it turns out that the personal health of students of Bonang I Elementary School, Panyingkiran District, Majalengkas Regency is already good.Keyword: Personal health knowledge, healthy living behaviors. AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan tingkat kesehatan pribadi siswa  kelas  III-VI  SD  Negeri  Bonang  I  Kecamatan  Panyingkiran  Kabupaten MajalengkaTahun Pelajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri Bonang I Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka Tahun Pelajaran 2014/2015, sebanyak 204 siswa. Sedangkan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini siswa kelas III-VI sebanyak 135 siswa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Metode pengumpulan yang digunakan adalah teknik survei dengan menggunakan angket atau quesioner dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunkaan teknik deskriptif persentase. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata skor kesehatan pribadi siswa SD Negeri   Bonang   I   Kecamatan   Panyingkiran   Kabupaten   MajalengkaTahun   Pelajaran 2014/2015 sebesar 103,3 dengan persentase 77,9% dan termasuk kategori baik. Mengacu dari hasil penelitian,ternyata kesehatan pribadi siswa SD Negeri Bonang I Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengkasudah baik.Kata Kunci: Pengetahuan kesehatan pribadi, perilaku hidup sehat
EFEKTIFITAS METODE LATIHAN PIRAMID DAN PIRAMID TERBALIK TERHADAP PENINGKATAN HIPERTROFI OTOT DADA DAN KEKUATAN OTOT DADA PADA ATLET BINARAGA JAWA BARAT Sandra Arhesa
Jurnal Educatio Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/je.v2i1.1624

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi faktual mengenai pengaruh dan perbedaan antara metode latihan piramid dan piramid terbalik terhadap peningkatan hipertrofi otot dada dan kekuatan otot dada. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain penelitian pretest-posttest design. Populasi pada penelitian ini yaitu atlet binaraga Jawa Barat berjumlah 20 orang, teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purvosive sampling, sampel sebanyak 8 orang kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu yang menggunakan metode latihan piramid sebanyak 4 orang dan piramid terbalik 4 orang. Waktu penelitian selama satu bulan setengah, jumlah latihan 16 kali pertemuan, dengan frekuensi latihan tiga kali seminggu di beberapa fitness center di Kota Bandung. Instrumen penelitian menggunakan meteran pita dan skinfold calliper untuk mengukur hipertropi otot dada dan tes bench press untuk mengukur kekuatan otot dada. Hasil temuan penelitian ini adalah (1)terdapat pengaruh yang signifikan metode latihan piramid terhadap peningkatanhipertrofi otot dada. (2) terdapat pengaruh yang signifikan metode latihan piramid terbalik terhadap peningkatan hipertrofi otot dada. (3) terdapat pengaruh yang signifikan metode latihan piramid terhadap peningkatan kekuatan otot dada. (4) terdapat pengaruh yang signifikan metode latihan piramid terbalik terhadap peningkatan kekuatan otot dada. (5) tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara metode latihan piramid dan piramid terbalik terhadap peningkatan hipertrofi otot dada dan kekuatan otot dada. Diharapkan kedepannya dilakukan penelitian untuk peningkatan hipertrofi otot dan kekuatan otot dengan metode latihan piramid dan piramid terbalik terhadap jenis otot yang lain serta penelitian lebih dari satu bulan setengah dengan sampel yanglebih banyak dan lebih terkontrol. 
METODE ROLLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR Robi Riyanto
Jurnal Educatio Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/je.v4i2.1647

Abstract

Mata pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang membahas tentang keilmuan dasar yang berhubungan dengan kepentingankepentingan sosial, yang lebih mementingkan pemahaman, hapalan dan bukan berpikir logis. Dengan demikian proses belajar mengajar dari berbagai aspek yang menyertai pembelajaran IPS di SD dituntut untuk dapat memberikan pemahaman yang bermakna bagi siswa. Suatu pembelajaran yang bermakna tentu saja didukung oleh berbagai faktor pengiring salah satunya yaitu metode pembelajaran. Metode pembelajaran memegang peranan penting dalam rangkaian sistem pembelajaran, untuk itu diperlukan kecerdasan dan kemahiran dalam memilih metode pembelajaran. Agar tujuan belajar baik secara kognitif, afektif maupun psikomotor dapat tercapai. Salah satu metode tersebut adalah Rolle Playing atau metode bermain peran. Melalui metode rolle playing siswa juga dapat lebih memahami dan menghayati isi materi IPS secara keseluruhan, karena melalui kegiatan memerankan seseorang atau sesuatu akan membuat siswa mudah memahami dan menghayati hal-hal yang dipelajarinya.
STUDI DESKRIPTIF TENTANG KEPRIBADIAN ATLET CABANG OLAHRAGA BEREGU DAN CABANG OLAHRAGA PERORANGAN DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2017 Indra Yogi
Jurnal Educatio Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/je.v4i1.1312

Abstract

Kepribadian Atlet tidak hanya di pengaruhi oleh faktor Hereditas namun faktor lingkungan juga berperan besar dalam membentuk pribadi Atlet. Begitu juga setiap atlet akan memiliki kepribadian yang berbeda sesuai dengan cabang olahraganya, baik itu atlet yang mengikuti cabang olahraga beregu dan cabang olahraga perorangan.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: Untuk mengetahui kepribadian atlet cabang olahraga beregu, untuk mengetahui kepribadian atlet cabang olahraga perorangan, untuk mengetahui seberapa besar kepribadian yang akan muncul pada atlet yang mengikuti cabang olahraga beregu dan peroranganPenelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif Kuantitatif.  Instrumen untuk  mengukur  kepribadian  atlet  cabang olahraga beregu  dan  cabang olahraga perorangan di kabupaten Majalengka dibutuhkan instrumen penelitian yang berupa pengamatan (observasi langsung), kuisioner atau angket dan dokumentasi.Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebenyak 70 orang atlet, sampel dalam penelitian ini dibagi atau dikategorikan kedalam 2 kelompok atau area yaitu kelompok atlet cabang olahraga beregu dan kelompok atlet cabang olahraga perorangan, hal ini dilakukan agar sampel bisa mewakili sifat-sifat kelompoknyaBerdasarkan hasil pengujian  dapat dideskriptifkan mengenai kepribadian atlet yang mengikuti cabang olahraga beregu dan perorangan di kabupaten Majalengka tahun 2015 memiliki kepribadian kepribadian yang unik. Dari data yang sudah di analisis kepribadian atlet Kabupaten memiliki presentase 59,6% dari 8 sub indikator sedangkan jika dilihat percabang olahraga, yang mengikuti olahraga beregu memiliki prensetase rata-rata sekitar 12% dan 13% sedangkan yang mengikuti olahraga beregu bervariasi 11% ,12%, 13% sampai 14% dari 8 sub indikator kepribadian. Keyword: Kepribadian, Olahraga Beregu, Olahraga Perorangan
PENGGUNAAN PENDEKATAN ¬CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR Nuryani Rifani
Jurnal Educatio Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/je.v2i2.1642

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dan metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, dan memiliki ciri khas tersendiri terutama dengan adanya kelompok kontrol. Agar dalam hasil penelitian sesuai dengan yang diharapkan maka perlu dipehatikan urutan eksperimen. Adapun urutan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1)Mengidentifikasi masalah dan rumusan masalah. (2) Mengkaji landasan teoritis dan perumusan hipotesis. (3) Menyusun rencana penelitian. (4) Melaksanakan penelitian. (5) Mengolah dan menganalisis data, dan (6) Membuat laporan hasil penelitian. Teknik pengumpulan data melalui dua cara yaitu (1) tes dan (2) observasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1). Peningkatan hasil dan aktivitas belajar siswa dibuktikan dengan hasil analisis, dimana pada siklus I mempunyai nilai ketuntasan 62,50% dengan nilai rata-rata 62,50 sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan dengan nilai ketuntasan 87,50% dengan nilai rata-rata 76,50. 2) Bahwa aktivitas siswa dari siklus ke siklus mengalami peningkatan, ini dilihat dari nilai rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I adalah 60,16% untuk pertemuan I dan pertemuan II sebesar 66,41% sedangkan pada siklus II pertemuan I sebesar 76,56% dan pertemuan II sebesar 80,03%. 3) Untuk aktivitas guru juga mengalami peningkatan dimana dari kategori cukup aktif menjadi aktif dengan nilai persentase untuk siklus I pertemuan I sebesar 43,33% dan pertemuan II sebesar 66,67%. Sedangkan untuk siklus II pertemuan I sebesar 70,00% dengan mengalami peningkatan sebesar 83,33% untuk pertemuan II.