cover
Contact Name
Suryono
Contact Email
-
Phone
+6281548776243
Journal Mail Official
jurnalprima1103@gmail.com
Editorial Address
Jl. Ir. Sutami 36 A Kentingan, Surakarta, Jawa Tengan 57126
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services
ISSN : -     EISSN : 25795074     DOI : https://dx.doi.org/10.20961/prima
Core Subject : Agriculture, Social,
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services (disingkat PRIMA JCES). Kata-kata PRIMA dalam PRIMA JCES merupakakan singatan dari Pemberdayaan dan Rekayasa Ipteks untuk Masyarakat Agraris. PRIMA JCES (ISSN: 2579-5074) adalah Jurnal yang diterbitkan oleh Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. PRIMA JCES mencakup semua hal terkait dengan pemberdayaan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah di bidang pertanian. PRIMA JCES berupaya menjadi wadah publikasi kegiatan pemberdayaan dan pengabdian kepada masyarakat, khususnya di bidang pertanian. PRIMA JCES terbit secara online 2 (dua) kali setahun yaitu pada periode Januari-Juni dan Juli-Desember.
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2021): June" : 13 Documents clear
Diseminasi Budidaya Padi Gogo, Jagung, dan Kacang Tanah Sistem Agroforestri Berbasis Tegakan Sengon di KPH Blitar Djoko Purnomo; MTh Sri Budiastuti; Amalia Tetrani Sakya; Anang Susanto
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 5, No 1 (2021): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v5i1.43693

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian adalah memberikan informasi teknologi budidaya padi gogo, jagung dan kacang tanah di bawah tegakan sengon, khususnya dalam perolehan cahaya, sehingga tanaman di bawah tegakan dapat tumbuh dan memberikan hasil yang optimal. Hal ini dilakukan karena selama ini hasil yang diperoleh tanaman di bawah tegakan belum maksimal. Pengabdian diselenggarakan mulai bulan Oktober sampai Desember 2018 di desa Maliran, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar dengan melibatkan pihak perhutani dan masyarakat di sekitar hutan (petani agroforestri). Kegiatan pengabdian meliputi pembuatan demplot, penyuluhan dan diskusi (focus group discussion/FGD) yang  dilaksanakan di kantor KBH Blitar dengan melibatkan pihak Perhutani  dan petani. Pembuatan demplot dilakukan dengan penanaman jagung, padi gogo dan kacang tanah di bawah tegakan sengon umur 3, 4, dan 5 tahun. Hasil FGD diperoleh kesepakatan bahwa diperlukan pemangkasan kanopi pohon bagian bawah sepertiga dari tinggi kanopi. Hal ini diperlukan sebagai upaya menyediakan cahaya bagi tanaman di bawah tegakan saat sengon mencapai umur di atas 3 tahun, sehingga tanaman di bawah tegakan dapat tumbuh dan memberikan hasil yang optimal. Dari hasil demplot menunjukkan padi gogo dan jagung yang ditanam pada tegakan sengon umur lebih dari 3 tahun tanpa pemangkasan tidak memberikan hasil, tetapi kacang tanah masih dapat menghasilkan. Setelah terlibat langsung dalam kegiatan demplot, petani menyatakan bahwa pemangkasan kanopi memberikan wawasan baru dalam melakukan budidaya di bawah tegakan pohon. Selain itu, juga diperoleh informasi bahwa seresah sengon dapat digunakan sebagai pupuk hijau, dan tanaman kacang-kacangan (legum) sangat potensial sebagai tanaman sela, serta tanaman dibawah tegakan dapat digunakan sebagai alternatif sumber pangan organik.
Pemanfaatan Limbah Sayur dalam Formulasi Ransum Ayam Broiler Wahyu Mushollaeni; Eka Fitasari
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 5, No 1 (2021): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v5i1.43803

Abstract

Permasalahan utama yang dihadapi peternak ayam Sumber Rejeki adalah penyediaan pakan yang memenuhi kebutuhan nutrisi, namun harganya terjangkau. Pada sisi yang lain, kelompok petani Siswandi dihadapkan pada permasalahan dengan banyaknya limbah sayur yang low grade dan bagian sayur yang tidak dapat dikonsumsi manusia. Limbah sayur yang menumpuk dan busuk, dapat menjadi penyebab pencemaran lingkungan dan bau yang menyengat di tempat pembuangan sampah. Oleh karenanya, sebagai alternatif untuk mengurangi potensi pencemaran sekaligus menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dalam pemecahan masalah maka perlu adanya pemanfaatan limbah sayur menjadi bahan baku pelet pakan ayam broiler. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengaplikasikan pakan dari limbah sayur petani dan meningkatkan produksi ternak dengan parameter tingkat efisiensi pakan (FCR), mortalitas, dan peningkatan bobot badan. Penyuluhan dan praktek langsung pembuatan pelet, pendampingan selama pemeliharaan, dan pengamatan hasil terhadap produksi broiler dilakukan pada kelompok peternak. Tiga jenis limbah sayur dengan jumlah terbanyak yang digunakan sebagai bahan baku pelet yaitu kubis, daun kol putih, dan sawi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan lebih dalam serta pengelolaan usaha tani yang lebih baik pada pemanfaatan limbah sayur menjadi pelet pakan ayam broiler.
Sosialisasi, Penyuluhan, dan Pelatihan Budidaya Jahe Merah di Dusun Pelem, Desa Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar Bambang Pujiasmanto; Eddy Triharyanto; Hery Widijanto; Pardono Pardono; Puji Harsono; Sulandjari Sulandjari
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 5, No 1 (2021): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v5i1.43990

Abstract

Jahe merah merupakan tanaman obat yang bermanfaat, baik untuk kesehatan maupun makanan olahan. Tujuan kegiatan ini memberikan pengetahuan budidaya jahe merah mulai perbenihan sampai cara budidaya Jahe Merah. Kegiatan dilakukan di Dusun Pelem, Desa Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar. Metode yang digunakan yaitu penyuluhan partisipatif, dimana parapetani secara langsung terlibat, baik dalam sosialisasi maupun penyuluhan. Kegiatan dilaksanakan dengan beberapa tahapan sebagai berikut: 1) Koordinasi dengan tokoh masyarakat dan petani mitra; 2) Sosialisasi pelaksanaan kegiatan; 3) Penyuluhan tentang budidaya jahe merah, dan 4) Pelatihan budidaya jahe merah di polybag. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa petani sebagai objek sangat tertarik dan berminat dalam budidaya jahe merah, yang tercermin dari keaktifan dalam berdiskusi maupun dalam melaksanakan pelatihan. Kondisi tanah dan agroklimat yang sesuai mendukung budidaya jahe merah di Dusun Pelem, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
Peningkatan Kapasitas dan Inovasi Koperasi Pangan Boga Makmur Menghadapi Era Industri 4.0 Heru Irianto; Sugiharti Mulya Handayani; Endang Siti Rahayu; Setyowati Setyowati; Mei Tri Sundari
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 5, No 1 (2021): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v5i1.45023

Abstract

Revolusi Industri 4.0 memberikan peluang kepada UKM untuk lebih berkembang. Dalam kenyataannya banyak permasalahan internal yang menghambat perkembangan UKM. Permasalahan internal yang sering menjadi penghambat adalah kemampuan pengelolaan keuangan yang rendah dan daya saing produk yang belum maksimal. Kegiatan pengabdian bertujuan untuk meningkatkan kapasitas UKM pangan di era industri 4.0 terutama dalam pengelolaan keuangan dan inovasi kemasan. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan mitra Koperasi Pangan Boga Makmur di Kabupaten Sukoharjo melalui FGD terbatas, pelatihan dan pendampingan. Metode Participatory Rural Appraisal (PRA) digunakan untuk menjamin kegiatan memberikan hasil maksimal. Dengan metode ini peserta diharapkan terlibat penuh dalam kegiatan. Kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan memberikan pelatihan dan pendampingan tentang pembukuan keuangan dan pembuatan kemasan yang marketable dan dapat meningkatkan daya saing produk. Pelatihan memberikan banyak manfaat bagi peserta, namun adanya pandemi membuat usaha terhenti, sehingga baru sekitar 10% peserta pelatihan yang sudah mempunyai pembukuan keuangan dan 30% yang sudah mempunyai kemasan marketable.
Edukasi Pengembangan Budidaya Alpokat pada Kelompok Tani Rukun Makaryo Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar Putri Permatasari; Joko Winarno; Suwarto Suwarto; Sapja Anantanyu; Agung Wibowo; Suryono Suryono
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 5, No 1 (2021): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v5i1.43975

Abstract

Penyuluhan merupakan proses penyebarluasan informasi agar terjadi perubahan perilaku menjadi tahu, mau, dan mampu dalam melakukan usahatani demi peningkatan produktivitas, pendapatan, serta, perbaikan kesejahteraan petani beserta keluarganya. Kegiatan penyuluhan dilakukan pada Kelompok Tani Rukun Makaryo Dusun Dani, Desa Pereng, Kecamatan Mojogedang yang telah menerapkan One Village One Product (OVOP) buah alpokat. Kegiatan penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Kelompok Tani Rukun Makaryo dalam melakukan budidaya alpokat sehingga produktivitas meningkat dan menambah pendapatan masyarakat. Metode dan teknik penyuluhan dilakukan secara kelompok dengan demonstrasi cara, diskusi, dan pemutaran video prospek budidaya alpokat. Demonstrasi cara dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pembiakan vegetatif dengan teknik sambung pucuk dan pembuatan biostarter untuk mempercepat proses fermentasi limbah padat ternak sapi. Kegiatan diskusi dapat memunculkan interaksi dengan petani sehingga petani berpartisipasi aktif dan mampu membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi saat ini. Pemutaran video mengenai teknik budidaya alpokat membantu meyakinkan kelompok tani karena dapat menyaksikan secara langsung keberhasilan budidaya alpokat yang dilakukan dengan teknik yang tepat. Kegiatan pengabdian yang dilakukan dengan penyuluhan mampu mengubah pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani dalam melakukan budidaya alpokat. Pengetahuan dan keterampilan petani bertambah terutama dalam teknik sambung pucuk dan pembuatan biostarter. Petani dapat membuat pupuk organik dengan memanfaatkan kotoran ternak yang banyak tersedia di sekitar rumah penduduk. Sikap petani juga mengalami perubahan, hal tersebut terlihat pada penggunaan pupuk organik padat oleh petani pada budidaya alpukat. Penggunaan pupuk organik padat mampu mengurangi biaya produksi dan meningkatkan pendapatan.
Optimalisasi Lahan Pekarangan dengan Budidaya Tanaman Sayuran sebagai Salah Satu Alternatif dalam Mencapai Strategi Kemandirian Pangan Rina Ekawati; Lestari Hetalesi Saputri; Anna Kusumawati; Luci Paonganan; Pantja Siwi V R Ingesti
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 5, No 1 (2021): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v5i1.42397

Abstract

Lahan pekarangan dapat menjadi salah satu alternatif sebagai lahan budidaya untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga, terutama tanaman sayuran. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada ibu-ibu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Danen, Kelurahan Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentang: (1) Pemilihan jenis media tanam yang tepat; (2) Kandungan nutrisi dalam sayuran; (3) Tahapan budidaya sayuran dalam polybag; (4) Manajemen kelompok tani; dan (5) Penghematan anggaran belanja rumah tangga dengan adanya budidaya sayuran di pekarangan rumah sendiri. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2020 dalam bentuk sosialisasi disertai dengan diskusi/tanya jawab, praktik budidaya dan evaluasi yang dilaksanakan dengan melibatkan 16 peserta. Evaluasi dilakukan tiga minggu setelah kegiatan dengan hasil yang menunjukkan bahwa peserta kegiatan sosialisasi dan penyuluhan telah mengetahui dengan baik kegiatan budidaya tanaman sayuran daun dan buah serta pemeliharaannya. Tanaman selada, paprika, cabai rawit, cabai merah, dan terung yang dibudidayakan telah tumbuh dengan baik hingga berumur 3 minggu setelah tanam (MST) ketika dilakukan evaluasi. Jika pemenuhan kebutuhan sayur rumah tangga dari pekarangan rumah 25%, maka potensi penghematan belanja rumah tangga sekitar Rp 3.000,00 per hari.
Pengembangan Madu Kelulut Paringin, Kab. Balangan: Integrasi Program Pascatambang Batubara dan Pemberdayaan Masyarakat Didik Triwibowo
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 5, No 1 (2021): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v5i1.48591

Abstract

PT Adaro Indonesia merupakan perusahaan tambang batubara yang berlokasi di Kabupaten Tabalong dan Balangan, Kalimantan Selatan. Salah satu kewajiban perusahaan terhadap masyarakat adalah melakukan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Program PPM disinergikan dengan program pascatambang agar memberikan manfaat bagi lingkungan hidup dan sosial ekonomi masyarakat sekitar tambang secara berkelanjutan. Sinergi ini dilaksanakan pada demplot pascatambang terpadu Paringin karena adanya kesesuaian potensi biogeofisik area demplot dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. Madu kelulut mempunyai potensi yang dapat dikembangkan di masyarakat, namun selama ini belum dibudidayakan secara intensif. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan produksi dan kualitas madu kelulut pada Usaha Kecil Menengah (UKM) mitra di Paringin. Pengembangan budidaya lebah madu kelulut dimulai di area demplot pascatambang kemudian diduplikasi di masyarakat sekitar tambang yaitu Istana Kelulut melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) sejak tahun 2018. Kegiatan yang dilakukan pada UKM mitra yang dipimpin Bapak Maskuni meliputi pelatihan budidaya lebah madu kelulut secara intensif, pendampingan dalam kegiatan peningkatan produksi dan kualitas produk madu kelulut, serta monitoring dan evaluasi kegiatan. Hasil kegiatan pada UKM mitra Istana Kelulut menunjukkan adanya penambahan sarang lebah madu kelulut menjadi kurang lebih 300 (tiga ratus) unit (Trigona Thorasica dan Trigona Itama) dengan produksi rata-rata mencapai 30 liter/bulan. Hasil analisis laboratorium madu kelulut untuk jenis Itama pada semua parameter madu memenuhi persyaratan kualitas madu Trigona sesuai SNI 8664:2018. Adapun untuk jenis Thorasica, hasil parameter gula pereduksi sebesar 54,24% yang lebih rendah dari baku mutu 55% sedangkan keasaman sebesar 237,81 mL NaOH/kg yang lebih tinggi dibandingkan baku mutu maksimal 200 ml NaOH/kg. 
Pemanfaatan Pekarangan dengan Pisang Hasil Kultur Jaringan pada Gapoktan Sari Tani di Desa Gentan, Bendosari, Sukoharjo Samanhudi Samanhudi; Muji Rahayu; Amalia Tetrani Sakya; Edi Purwanto
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 5, No 1 (2021): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v5i1.44631

Abstract

Pisang merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang mudah dibudidayakan di berbagai tempat dan memiliki persyaratan tumbuh relatif mudah. Tanaman pisang sudah banyak diusahakan masyarakat Desa Gentan di pekarangan, namun belum dilakukan perawatan secara intensif sehingga kualitas pisang yang dihasilkan masih rendah. Salah satu penyebabnya yaitu benih yang digunakan diambil dari anakan pisang yang sudah tumbuh sebelumnya, sehingga hasil yang diperoleh juga belum maksimal. Salah satu cara untuk memperbaiki kualitas dan meningkatkan hasil pisang yaitu dengan menanam pisang menggunakan benih hasil perbanyakan secara kultur jaringan. Mitra yang dilibatkan dalam Program Kemitraan Masyarakat ini adalah Gabungan Kelompok Tani Sari Tani yang terdiri atas empat kelompok tani. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengenalan, penyuluhan, wawasan, dan informasi budidaya pisang dengan benih hasil kultur jaringan di pekarangan. Tahapan kegiatan diawali dengan koordinasi bersama Gapoktan dan diikuti dengan penyuluhan, praktik lapangan dan pembuatan demplot budidaya pisang, serta monitoring dan evaluasi. Hasil pengabdian kepada masyarakat menunjukkan bahwa penerapan teknologi budidaya tanaman pisang dengan menggunakan benih hasil kultur jaringan dapat diterima dan dilakukan dengan baik oleh anggota Gapoktan Sari Tani. Pemanfaatan pekarangan dengan tanaman pisang menggunakan benih hasil kultur jaringan dilakukan oleh masyarakat setempat dengan sungguh-sungguh.
Pemberdayaan Petani Sayuran di Desa Wolofeo Kecamatan Detusoko Kabupaten Ende Yustina Maria Silvia Wonga Puu; Agustinus JP Ana Saga; Baltasar Taruma Djata; Charly Mutiara
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 5, No 1 (2021): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v5i1.44367

Abstract

Kendala yang dihadapi oleh para petani di Desa Wolofeo adalah produksi sayuran yang tidak pernah meningkat walaupun pemakaian pupuk anorganik terus meningkat setiap musim tanam. Karena itu dilakukan kegiatan pemberdayaan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan para petani terkait pola tanam, pupuk organik, hama dan penyakit serta penjualan hasil pertanian. Kegiatan pemberdayaan ini melibatkan 30 petani dari desa Wolofeo dengan cara menyuluh dan melatih. Materi yang diberikan kepada petani untuk kegiatan menyuluh yaitu tentang pola tanam, hama dan penyakit tanaman, serta pemasaran hasil pertanian. Sedangkan pelatihan yang diberikan yaitu tentang mikroorganisme lokal, pupuk organik dan perangkap lalat buah. Dari kegiatan pemberdayaan diketahui bahwa pengetahuan para petani tentang pola tanam, hama dan penyakit pada tanaman, pemasaran hasil pertanian, mikroorganisme lokal, serta pupuk organik dan perangkap lalat buah semakin meningkat seperti yang ditunjukkan dari hasil post-test. Hasil pre-test yang diperoleh para petani pada penyuluhan adalah 47,22 sedangkan post-test adalah 70,4. Pada kegiatan pelatihan diperoleh hasil pre-test 36,74 sedangkan post-test 64,2.
Sosialisasi dan Praktik Aplikasi Pupuk Organik dengan Menggunakan Pesawat Tanpa Awak (Drone) pada Tanaman Padi Muji Rahayu; Edi Purwanto; Amalia Tetrani Sakya; Djoko Purnomo; Samanhudi Samanhudi; Ahmad Yunus; Gani Cahyo Handoyo; Andriyana Setyawati; Retna Bandriyati Arniputri; Dwi Harjoko
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 5, No 1 (2021): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v5i1.45242

Abstract

Upaya peningkatan produksi padi penting dilakukan untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Penerapan teknologi di bidang pertanian sangat penting dilakukan. Penggunaan mesin otomatis yang terintegrasi dengan internet merupakan salah satu ciri revolusi industri 4.0. Seluruh aspek, terutama petani sebagai pelaku perlu dipersiapkan untuk menuju pertanian yang berbasis revolusi industri 4.0. Kegiatan ini bertujuan memberikan pengetahuan, wawasan dan contoh kepada petani di Desa Gentan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo mengenai penggunaan pesawat tanpa awak (drone) dalam aplikasi pupuk organik sebagai upaya meningkatkan produksi padi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam beberapa tahapan, meliputi koordinasi dan penentuan lahan, sosialisasi dan penyuluhan, praktik penyemprotan pupuk organik dengan menggunakan pesawat tanpa awak, monitoring dan evaluasi. Hasil pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa petani mendapatkan wawasan berkaitan dengan revolusi industri 4.0 dalam aplikasi pupuk organik dengan menggunakan pesawat tanpa awak pada tanaman padi. Petani anggota Gapoktan Sari Tani juga sangat antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan, sosialisasi dan praktik penyemprotan pupuk organik dengan menggunakan pesawat tanpa awak.

Page 1 of 2 | Total Record : 13