cover
Contact Name
Gede Pasek Putra Adnyana Yasa, SST., M.Sn.
Contact Email
pasekputra@std-bali.ac.id
Phone
+6285792402926
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Kampus STD Bali, Jl. Tukad Batanghari No. 29 Panjer, Denpasar-Bali
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Patra
ISSN : 2684947X     EISSN : 26849461     DOI : https://doi.org/10.35886/patra
Jurnal Patra berupa pengkajian ilmiah dan penyampaian proses perancangan secara ilmiah dalam bidang perancangan lingkungan binaan, yang meliputi: (a) desain interior, (b) desain produk, (c) arsitektur, (d) teknologi bangunan, (e) ) etnografi terkait perancangan lingkungan binaan, (f) komputasi arsitektur, (g) perancangan wilayah kota, (h) budaya yang terkait dengan desain interior dan arsitektur.
Articles 81 Documents
Redesain Interior Pasar Ngentak Desa Dayu di Kabupaten Blitar Hilmi Dzakaaul Islam; I Wayan Yogik Adnyana Putra; Ni Wayan Ardiarani Utami
Jurnal PATRA Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Patra Mei 2020
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v2i1.85

Abstract

ABSTRACT Traditional markets with their special characteristics and cultural values are still cinsidered dirty and unorganized places. This view is also found in Ngentak Traditional Market, Dayu Village, Kab. Blitar. This 50 years old market has many problems include patchy roofs that make the heat of the sun go inside and when it rains, making the market floor muddy, and it makes market feel so dirty. The absence of a zoning system makes buyers confused when shopping, the narrow circulation of space reduces the convenience of activities in the market. The market office on the 2nd (second) floor also has a problem with unstandard staircase, making user feel uncomfortable. The purpose of this redesign is to redesign traditional markets according to the interior design and market building standards, but also applying designs that still retain the characteristics, cultural value of traditional markets and the surrounding environment. The redesign used glass box design method with structured and systematic parameters based on facts. The results is redesign of the Ngentak Market with contemporary themes and local ethnic concepts typical of Blitar Regency that give new designs and arrangements to traditional markets, so that can overcome the problems that exist today to change the outlook on traditional markets to be positive. Key words : Traditional Market, Zoning, Contemporary, Local Ethnic. ABSTRAK Pasar tradisional dengan ciri khas dan nilai kultural yang ada di dalamnya masih dipandang sebagai tempat yang kotor, kumuh dan tidak tertata. Pandangan tersebut juga dijumpai di Pasar Tradisional Ngentak, Desa Dayu, Kabupaten Blitar. Permasalahan pasar yang sudah berumur lebih dari 50 tahun ini diantaranya terlihat atap tambal sulam dengan bahan seadanya membuat panas terik matahari masuk ke dalam dan saat hujan air bocor menjadikan lantai pasar becek, serta menambah nuansa pasar menjadi kotor dan kumuh. Tidak adanya sistem zonasi pedagang membuat bingung pembeli saat berbelanja, sirkulasi ruang gerak yang sempit mengurangi kenyamanan beraktivitas di dalam pasar. Kantor pasar yang berada di lantai 2 (dua) juga mempunyai permasalahan ruang yaitu akses tangga sempit yang tidak sesuai standar membuat pengguna ruang merasa tidak nyaman. Tujuan perancangan ini adalah meredesain pasar tradisional sesuai standar ilmu desain interior dan standar bangunan pasar, selain itu juga dengan mengaplikasikan desain yang tetap mempertahankan ciri khas, nilai kultural pasar tradisional dan lingkungan sekitar. Metode perancangan yang digunakan yaitu metode desain glass box dengan parameter terstruktur dan sistematis berdasarkan fakta yang ada. Hasil yang diperoleh adalah perancangan redesain Pasar Ngentak dengan tema kontemporer dan konsep etnik lokal khas Kabupaten Blitar yang memberi desain dan tatanan baru pada pasar tradisional, sehingga bisa mengatasi permasalahan ruang yang ada sekaligus mengubah pandangan tentang pasar tradisional menjadi positif. Kata Kunci : Pasar Tradisional, Zonasi, Kontemporer, Etnik lokal.
REDESAIN INTERIOR BANK PERKREDITAN RAKYAT ARTHA WIWAHA ARJUNA DI KABUPATEN MALANG Anjar Listyanto Adhitama; I Dewa Gede Putra; Nyoman Gema Endra Persada
Jurnal PATRA Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Patra Mei 2020
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v2i1.86

Abstract

Rural Bank is one of the banks that serve micro, small, and medium-sized entrepreneurs (MSMEs) in order to help MSMEs to advance the economy in Malang Regency. The rural bank that will be redesigned is Artha Wiwaha Arjuna with the aim of improving the interior and furniture to be more effective and efficient and renovating design to improve the performance of the rural bank. The process of collecting primary data is done by observation and interview and secondary data by finding information from reference sources. The data is analyzed with qualitative and quantitative methods, then adjusted to the themes and concepts to be redesigned. The conclusion obtained is rural bank must serve customers as much as possible, then rural bank must create a pleasant atmosphere for customers, one of which is to present an effective and efficient transaction experience and a visual interior experience that gives the impression of enthusiasm to both customers and staff. Keywords: rural bank, office layouting, services, effective, efficient, redesign, interior. BPR (Bank Perkreditan Rakyat) adalah salah satu bank yang melayani golongan pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar dapat membatu UMKM untuk memajukan ekonomi di Kabupaten Malang. BPR yang akan diredesain adalah BPR Artha Wiwaha Arjuna dengan tujuan untuk memperbaiki ruangan dan furnitur agar lebih efektif dan efisien serta memperbarui desain sehingga meningkatkan kinerja BPR. Proses pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi dan wawancara serta data sekunder dengan mencari informasi dari sumber referensi. Data tersebut kemudian dianalisa dengan metode kualitatif dan kuantitatif, kemudian disesuaikan dengan tema dan konsep yang akan diredesain. Kesimpulan yang diperoleh adalah BPR harus melayani nasabah dengan semaksimal mungkin, maka BPR harus membuat suasana yang menyenangkan kepada nasabah, salah satunya yaitu menghadirkan pengalaman bertransaksi yang efektif dan efisien dan pengalaman visual interior yang memberi kesan semangat kepada nasabah maupun staf. Kata Kunci: bank perkreditan rakyat, tata ruang kantor, pelayanan, efektif, efisien, redesain, interior.
REDESAIN INTERIOR PUSAT OLAHRAGA UNIVERSITAS BRAWIJAYA DI KOTA MALANG Muhammad Kemal Ramadhan; Nyoman Gema Endra Persada
Jurnal PATRA Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Patra Mei 2020
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v2i1.87

Abstract

ABSTRACT UB (Universitas Brawijaya) Sports Center is the most complete sports center based on education in Malang according to BUNA. The main purpose of this design is to solve the problems obtained through observation and interviews. The problem is the lack of clear circulation direction signage, the amount of free space, and inadequate service areas. Applying the concept of programming space is considered to be able to solve the problems of the sports center space, as well as with a modern retro old school design style that is a factor attracting the general public to more frequently use the facilities provided. The design method used is the glass box method. Data collection methods used are divided into two, primary and secondary. Primary data is done by observation to the sports center and interviews with several users of the sports center. Secondary data obtained through books and the internet. The analytical method used is qualitative analysis. The material of observations and interviews is then analyzed using the comparative method to analyze problems in the field. Key words: modern retro old school, signage, design and sport center ABSTRAK Pusat Olahraga UB (Universitas Brawijaya) merupakan pusat olahraga terlengkap berbasis pendidikan di Kota Malang menurut BUNA. Tujuan utama dari perancangan ini adalah menyelesaikan permasalahan yang didapat melalui observasi dan wawancara. Masalahnya adalah kurangnya signage arah sirkulasi yang jelas, banyaknya ruang kosong, dan area pelayanan yang kurang memadai. Dengan menerapkan konsep programming space dianggap dapat menyelesaikan permasalahan ruang pusat olahraga, serta dengan gaya desain modern retro old school menjadi faktor daya tarik masyarakat umum untuk lebih sering menggunakan fasilitas yang telah disediakan. Metode perancangan yang digunakan adalah metode glass box. Metode pengumpulan data yang digunakan terbagi 2, primer dan sekunder. Data primer dilakukan dengan observasi ke pusat olahraga dan wawancara kepada beberapa pengguna pusat olahraga tersebut. Data sekunder didapatkan melalui buku dan internet. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. Materi hasil observasi dan wawancara kemudian dianalisis menggunakan metode komparatif untuk menganalisis masalah yang ada di lapangan. Kata Kunci: modern retro old school, signage, desain, dan pusat olahraga
DESAIN PRODUK DENGAN INSPIRASI ART DECO EROPA ERA TAHUN 1920 DENGAN PENDEKATAN CHART MORFOLOGI Devanny Gumulya
Jurnal PATRA Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Patra Oktober 2020
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v2i2.114

Abstract

Chart morfologi berasal dari ilmu teknik, pada paper ini dipelajari bagaimana penerapannya dalam proses desain kreatif yang memungkinkan pemikiran divergen dan logis digunakan bersamaan. Yang dibahas adalah tugas mahasiswa desain produk yang merancang dengan menggunakan chart morfologi. Di sisi lain, sejarah telah menginspirasi banyak desainer untuk menciptakan banyak hal baru. Art Deco adalah gerakan desain yang bersifat ornamental, glamor dan elegant yang berawal dari Paris di era tahun 1920an. Art Deco dikarakterkan dengan penggunaan bahan-bahan seperti kayu eksotis, aluminum, stainless steel dan inlaid wood. Tujuan perancangan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk merancang nakas dan lampu meja dengan gaya art deco yang digabungkan dengan preferensi mahasiswa desain produk. Hasil dari paper ini adalah kerangka bagaimana menggunakan chart morfologi dalam proses desain untuk proyek jangka pendek. Dari Latihan ini dihasilkan 10 ide desain produk baru yang terlihat berbeda dengan produk sekatagorinya
PERANCANGAN PUSAT EDUKASI SENI FOTOGRAFI ANALOG DI KOTA DENPASAR Reinharde Jonah P Runkat; Putu Surya Triana Dewi; I Kadek Pranajaya
Jurnal PATRA Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Patra Oktober 2020
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v2i2.118

Abstract

Ditengah berkembangnya teknologi kamera saat ini, ternyata masih ada sekelompok orang yang tertarik dengan penggunaan teknologi kamera manual, hal ini terbukti dari banyaknya komunitas di Indonesia yang menekuni kamera analog dan adanya peningkatan presentase penggunaan kamera analog melalui event-event yang diadakan oleh komunitas-komunitas kamera analog ini dari tahun ketahun. Menggunakan kamera analog merupakan proses karya yang sempura. Karena prosesnya yang sangat menguji kesabaran seseorang. Hasil jepretan kamera analog merupakan sebuah kebanggan tersendiri. Di Bali tepatnya di Denpasar masih ada sekelompok orang yang gemar menggunaan kamera analog, hal ini dapat dilihat dari adanya perhimpunan orang-orang yang membentuk komunitas kamera analog dan banyaknya tagar atau hashtag dengan postingan foto hasil jepretan dari kamera analog yang muncul di media sosial (Tribun bali, 2019). Akan tetapi kurangnya tempat untuk penyucian film dan pengetahuan masyarakat dalam mengoperasikan kamera analog ini membuat penulis berinisiatif merancang sebuah interior bangunan dengan menggunakan metode glassbox sehingga diharapkan dapat mengedukasi dan memberikan wawasan kepada masyarakat atau semua fotografer tentang cara mengoperasikan kamera analog serta meningkatkan pasar penjualan kamera analog dan penyucian film dan juga dapat mewadahi sekelompok orang pecinta kamera analog sehingga dapat berkumpul dan berbagi ilmu tentang kamera analog.
PERANCANGAN INTERIOR FASILITAS PERMAINAN & DONGENG TRADISIONAL UNTUK ANAK-ANAK DI KOTA DENPASAR I Putu Adisutanaya Wikanjana; I Wayan Yogik Adnyana Putra; Ni Made Sri Wahyuni Trisna
Jurnal PATRA Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Patra Oktober 2020
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v2i2.119

Abstract

Perkembangan jaman yang sangat pesat membuat era digital berkembang sangat cepat. Perubahan pola pikir masyarakat membuat tradisionalitas mulai dilupakan dan ditinggalkan. Hal ini menyebabkan generasi muda, khususnya anak-anak kurang mengenal permainan dan dongeng tradisional. Permainan dan dongeng tradisional harus diperkenalkan kepada anak-anak karena kedua hal tersebut mengajarkan nilai-nilai moral dan kebersamaan sehingga nantinya dapat tetap dinikmati oleh generasi selanjutnya. Namun karena permainan di dalam gadget yang lebih menarik dan bervariasi, anak-anak enggan untuk bermain di luar rumah. Penggunaan gadget berlebih berdampak negatif pada anak-anak berupa degenerasi moral, adiksi dan hambatan perkembangan. Di Indonesia, khususnya di Bali memiliki beberapa permainan dan dongeng tradisional, namun kurangnya fasilitas yang menunjang menyebabkan banyak anak-anak yang tidak mengenal permainan dan dongeng tradisional daerah Bali. Oleh karena itu untuk menunjang kenyamanan anak-anak untuk bermain dan membaca maka dibutuhkan sebuah fasilitas yang mewadahi kegiatan permainan dan dongeng tradisional dalam interior bangunan. Pada perancangan ini disediakan fasilitas sesuai kebutuhan mengenai permainan dan dongeng tradisional dengan mengangkat tema Natural dan konsep Rainbow yang nantinya akan diterapkan pada interior maupun fasad bangunan. Maka diharapkan dengan perancangan dan tema konsep yang diambil mampu mewadahi atau memfasilitasi kebutuhan mengenai permainan dan dongeng anak tradisional Bali.
PERANCANGAN INTERIOR INDOOR BOTANICAL GARDEN DI KOTA DENPASAR Kadek Melva Dilla Utami; Ngurah Gede Dwi Mahadipta; Kadek Risna Puspita Giri
Jurnal PATRA Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Patra Oktober 2020
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v2i2.121

Abstract

Botanical garden atau kebun botani adalah suatu tempat yang mampumemperkenalkan berbagai tanaman dari berbagai lingkungan yangberbeda yang bisa dipelajari oleh pengguna. Keberadaan koleksitanaman pada suatu kebun raya memberi kontribusi untuk kegiatanpenelitian tentang tanaman dan memberi pengetahuan tentangtanaman lolak dan juga melindungi kekayaan alam. Dengan kurangnyaruang terbuka hijau pada masa kini kebun botani sangat membantudalam menyediakan ruang hijau dalam area perkotaan. Masih banyakmasyarakat yang kurang mengetahui jenis-jenis tanaman khas Indonesia.Di Bali sendiri sudah ada 2 kebun raya namun masih kurang diminatikarena kurangnya fasilitas inovasi. Oleh karna itu diperlukannya sebuahtempat atau fasilitas yang mewadahi konservasi tumbuhan Indonesiadimana dalam penulisan ini akan berfokus pada perancangan interiorindoor botanical garden di Kota Denpasar. Pemilihan dalam ruangandidasari oleh kurangnya lahan terbuka selain itu kebun botani dalam ruang dipilih karna dapat membuat inovasi-inovasi baru dalam fasilitas,koleksi tanaman serta program dalam kebun raya tersebut.
PERANCANGAN INTERIOR ARTSPACE GRHA BUDAYA KUTA DI KECAMATAN KUTA I Wayan Januarta; Ngurah Gede Dwi Mahadipta; A.A Gde Tugus Hadi Iswara
Jurnal PATRA Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Patra Oktober 2020
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v2i2.122

Abstract

Kajian ini akan membahas mengenai Perancangan Interior Artspace Grha Budaya Kuta. Perancangan bertujuan memperkenalkan, mengedukasi kesenian daerah & memasarkan produk lokal Desa Kuta di Kecamatan Kuta. Pariwisata merupakan salah satu sektor terbesar dalam pemasukan pendapatan negara dan destinasi wisata domestik yang sudah dikenal oleh wisatawan mancanegara (wisman) seperti Provinsi Bali, menjadi salah satu keunggulan objek wisata nasional. Wisatawan datang ke Bali bertujuan mencari kesenian yang dipertunjukan seperti tarian, pentas pewayangan hingga galeri lukisan yang terkait dengan tradisi dan budaya, terutama yang masih tradisional. Tujuan wisatawan lainnya mengunjungi objek wisata pantai, hingga produk khas Bali. Perancangan ini diutamakan mengenalkan hingga melestarikan kesenian daerah yang di Sungsung oleh banjar di Desa Kuta, serta merangkul jasa & karya pedagang lokal. Kesenian daerah Kuta yang dipentaskan seperti Tari Kecak dan Sanghyang Jaran, Pewayangan, Tari Topeng, Joget, Barong dan Rangda. Karya yang dimasukan yaitu beberapa kerajinan warga lokal Bangsal Kuta seperti Kano. Bidang jasa yang dimasukan adalah surf guide & fishing tour. Sedangkan untuk kuliner lokal seperti Lawar Bulung (rumput laut) masakan olahan perut ikan dan babi, hingga usaha dagang pakaian hasil produk lokal
PERANCANGAN INTERIOR GALLERY KEBAYA BALI DI KOTA DENPASAR Vania Jesslyna; Luh Gede Niti Swari; Putu Surya Triana Dewi
Jurnal PATRA Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Patra Oktober 2020
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v2i2.123

Abstract

Kebaya merupakan blus tradisional yang dikenakan oleh wanita Indonesia yang terbuat dari bahan tipis yang dikenakan dengan kain kamen atau pakaian rajutan tradisional lainnya dengan kain motif warna-warni. Hampir setiap momen tertentu dalam upacara keagamaan atau adat di Bali tidak lepas dari pemakaian kebaya. Dengan meningkatnya kebutuhan kebaya yang tidak diiringi dengan pertumbuhan fasilitas edukasi yang terintegrasi sehingga masyarakat banyak yang tidak memahami makna hingga bahan-bahan yang digunakan dalam pengerjaan kebaya. Hal tersebut dapat menyebabkan pemakaian kebaya akan tergerus ke modernitas, sejalan dengan pendapat Rahmi Hidayati (Pegiat Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia) bahwa tidak banyak masyarakat yang mengenakan kebaya dalam rutinitas sehari-hari dan kebaya lebih banyak digunakan saat melangsungkan upacara adat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa masyarakat saat ini tidak banyak yang mengenakan kebaya pada kegiatan sehari-hari sehingga kebaya kurang dilestarikan, dan membutuhkan adanya sebuah tempat proses pembuatan kebaya Bali, dimulai dari tempat pemilihan kain, proses menjahit sehingga menjadi sebuah kebaya dan sebuah tempat untuk menampung para penjahit tradisional serta dapat memberikan hiburan berupa pagelaran kebaya tradisional agar kebaya Bali tetap terjaga kelestariannya. Sehingga dalam perancangan ini akan berfokus pada perancangan interior galeri kebaya Bali di Kota Denpasar dan untuk menjawab dari kebutuhan perancangan interior galeri kebaya bali kali ini, maka tema yang dipakai adalah “Lily of The Valley” dan konsep “French Neoclassial“. Tujuan pemilihan tema konsep ini adalah ingin memberikan suasana galeri kebaya yang klasik dengan sentuhan pola lily of the valley yang menyerupai salah satu motif brokat Prancis.
PERANCANGAN INTERIOR MOESLIM CULTURE ARTSPACE DI KOTA DENPASAR Cindy Paramitha Sugianto; A.A Gde Tugus Hadi Iswara; I Kadek Pranajaya
Jurnal PATRA Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Patra Oktober 2020
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v2i2.124

Abstract

Islamophobia is a disease of excessive fear of Islam, due to excessivetrauma, such as the impact of the Bali I bombing and Bali II bombingcarried out by terrorists who use the name Islam. Islamophobia in Bali hasnot been resolved properly, due to the lack of approach between Muslimand non-Muslim communities in Bali regarding Muslim culture and theunavailability of commercial buildings based on cultural heritage regardingIslamic culture. Therefore, we need a place or facility that canaccommodate the needs of the Muslim community who want to take anapproach such as an artspace that raises the history of the early entry ofIslam in Bali, the development of Islamic culture in Bali after theoccurrence of alkuturation, and provides new insights that were notpreviously known by the community. non-Muslims. Where in this paperwill focus on interior design artspace in the city of Denpasar, entitledDesigning the Moeslim Culture Artspace in Denpasar City. keywords: artspace, culture, design, moeslim Islamophobia merupakan sebuah penyakit ketakutan berlebih terhadap islam, akibat trauma yang berlebih, seperti dampak dari bom bali i dan bombali ii yang dilakukan oleh teroris yang mengatas namakan islam.Islamophobia di bali belum dapat teratasi dengan baik, karena minimnyapendekatan antara masyarakat muslim dan non-muslim di bali mengenaikebudayaan umat muslim serta, belum tersedianya bangunan komersilyang berbasis cagar budaya mengenai kebudayaan islam. Oleh karena itudiperlukan sebuah tempat atau fasilitas yang dapat mewadahi kebutuhanmasyarakat muslim yang ingin melakukan suatu pendekatan seperti artspace yang mengangkat sejarah awal masuknya islam di bali, perkembangan kebudayaan islam di bali setelah terjadinya alkuturasi, sertamemberikan wawasan baru yang sebelumnya belum di ketahui olehmasyarakat non-muslim. Dimana dalam penulisan ini akan berfokus pada perancangan interior ruang karya di kota denpasar, yang berjudulPerancangan Pusat Seni Kebudayaan Islam Di Kota Denpasar. kata kunci : kebudayaan, muslim, perancangan, pusat seni.