cover
Contact Name
Gede Pasek Putra Adnyana Yasa, SST., M.Sn.
Contact Email
pasekputra@std-bali.ac.id
Phone
+6285792402926
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Kampus STD Bali, Jl. Tukad Batanghari No. 29 Panjer, Denpasar-Bali
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Patra
ISSN : 2684947X     EISSN : 26849461     DOI : https://doi.org/10.35886/patra
Jurnal Patra berupa pengkajian ilmiah dan penyampaian proses perancangan secara ilmiah dalam bidang perancangan lingkungan binaan, yang meliputi: (a) desain interior, (b) desain produk, (c) arsitektur, (d) teknologi bangunan, (e) ) etnografi terkait perancangan lingkungan binaan, (f) komputasi arsitektur, (g) perancangan wilayah kota, (h) budaya yang terkait dengan desain interior dan arsitektur.
Articles 81 Documents
PERANCANGAN INTERIOR DENPASAR AQUATIC CENTER Adam Lufianto Idris; I Dewa Gede Putra; Ni Made Sri Wahyuni Trisna
Jurnal PATRA Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Patra Oktober 2019
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v1i2.31

Abstract

Bali memiliki potensi yang cukup baik dalam pengembangan cabang olahraga aquatic, hal ini terbukti dengan perolehan prestasi yang diperoleh dan juga dipilihnya Bali sebagai tempat terlaksanakan nya pusat pelatihan nasional (pelatnas) cabang olahraga aquatic kontingen Indonesia dalam pagelaran asean games 2018. Akan tetapi, pada kenyataan nya Bali sendiri belum memiliki sebuah fasilitas latihan olahraga aquatic yang sesuai dengan standar perlombaan yang telah ditetapkan oleh FINA (Fédération Internationale de Natation). Hal ini menimbulkan kurang optimlanya proses pengembangan dan pelatihan atlet yang dikhawatirkan akan berpengaruh pada kualitas kemampuan atlet. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan suatu desain fasilitas olahraga aquatic yang dapat memfasilitasi kebutuhan berlatih atlet dan juga masyarakat umum guna meningkatkan prestasi olahraga aquatic. Metode penelitian yan digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif serta menggunakan metode desain sintesa dengan tahap awal melakukan analisis programatik, transformasi, penyusunan skematik dengan tahap akhir menghasilkan suatu konsep perancangan yang menyesuaikan dengan peraturan yang sudah ada sehingga menghasilkan output desain yang mewadahi kebutuhan aktivitas civitas.
APLIKASI KONSEP MORFOCOCO SEBAGAI CIRI KHAS AGROWISATA KELAPA DI BADUNG Luh Putu Carries Diani; Luh Gede Niti Swari; Ni Made Sri Wahyuni Trisna
Jurnal PATRA Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Patra Oktober 2019
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v1i2.32

Abstract

Agrowisata kelapa adalah sebuah tempat wisata berkonsep one stop center yang dirancang guna mewadahi beberapa aktivitas pengolahan pohon kelapa. Tujuan dari perancangan ini adalah untuk mengedukasi masyarakat mengenai manfaat kelapa sekaligus memberikan sarana rekreasi bagi masyarakat. Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi ke tempat wisata sejenis dan wawancara kepada beberapa pemilik objek wisata tersebut. Materi hasil observasi dan wawancara kemudian di analisis menggunakan metode analisis kuantitatif dan kualitatif untuk menganalisis masalah yang ada di lapangan, produk olahan kelapa, alat/bahan yang biasa digunakan masyarakat, untuk mengetahui kebutuhan ruang, serta tema dan konsep ruang dalam perancangan. Simpulan yang diperoleh adalah terdapat kendala pada beberapa objek wisata sejenis seperti fasilitas kurang bervariasi dan desain yang relatif monoton, sehingga desain interior suatu tempat yang khas menjadi salah satu faktor yang dapat menjadi daya tarik, mengaplikasikan tema dan konsep desain yang mengangkat karakteristik pohon kelapa pada bangunan dan ruang-ruang untuk menunjukkan ciri khas.
TRANSFORMASI KONSEP GARAGE SCENE DALAM PERANCANGAN DIECAST STORE DI KOTA DENPASAR Made Agus Pebriana; A.A. Gd. Tugus Hadi Iswara A.M; , I Kadek Pranajaya
Jurnal PATRA Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Patra Oktober 2019
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v1i2.33

Abstract

Perkembangan dalam teknologi khususnya pada mainan, membuat mainan diproduksi dengan beragam bahan mulai dari besi, plastik dan karet. Mainan juga tidak hanya digemari anak-anak melainkan orang dewasa juga menyukainya. Salah satunya yaitu diecast, mainan miniatur kendaraan. Di Indonesia khusunya di Bali perkembangan dalam dunia diecast cukup berkembang pesat terlihat dari banyaknya event yang menampilkan diecast. Tidak hanya dipamerkan dengan model asli pabrikan, diecast yang ditampilkan juga ada yang dicustom atau dirubah sesuai dengan keinginan pemilik dan juga ada menampilkan diorama diecast. Berdasarkan hal tersebut metode yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah metode glass box. Dalam metode tersebut terdapat beberapa tahapan yaitu input, proses, dan output. Dari tahapan metode tersebut maka solusi yang didapat adalah merancang diecast store di Kota Denpasar, dimana pada diecast store tersebut akan menjual diecast produksi pabrik, diecast custom, bahan custom dan diorama, dan diorama diecast. Tidak hanya menjual pada diecast store tersebut akan ada workshop untuk mengcustom dan diorama diecast. Perkembangan dalam teknologi khususnya pada mainan, membuat mainan diproduksi dengan beragam bahan mulai dari besi, plastik dan karet. Mainan juga tidak hanya digemari anak-anak melainkan orang dewasa juga menyukainya. Salah satunya yaitu diecast, mainan miniatur kendaraan. Di Indonesia khusunya di Bali perkembangan dalam dunia diecast cukup berkembang pesat terlihat dari banyaknya event yang menampilkan diecast. Tidak hanya dipamerkan dengan model asli pabrikan, diecast yang ditampilkan juga ada yang dicustom atau dirubah sesuai dengan keinginan pemilik dan juga ada menampilkan diorama diecast. Berdasarkan hal tersebut metode yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah metode glass box. Dalam metode tersebut terdapat beberapa tahapan yaitu input, proses, dan output. Dari tahapan metode tersebut maka solusi yang didapat adalah merancang diecast store di Kota Denpasar, dimana pada diecast store tersebut akan menjual diecast produksi pabrik, diecast custom, bahan custom dan diorama, dan diorama diecast. Tidak hanya menjual pada diecast store tersebut akan ada workshop untuk mengcustom dan diorama diecast.
TEMA DAN KONSEP BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM DESAIN INTERIOR PUSAT PELESTARIAN JAJE BALI DI GIANYAR Ni Made Diva Indriani; Ardina Susanti; I Gusti Agung Haryawan
Jurnal PATRA Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Patra Oktober 2019
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v1i2.34

Abstract

Bali merupakan salah satu destinasi pariwisata yang terkenal dengan kebudayaannya. Kuliner tradisional bali yang disebut Jaje bali merupakan salah satu bagian dari budaya yang terdapat di Bali. Dewasa ini Jaje bali mulai tergeser dengan hadirnya kafe-kafe yang menawarkan makanan western atau makanan-makanan asing. Dalam hal banten atau sesajen, Jaje bali sudah mulai di digantikan oleh jajanan yang lebih modern lainnya seperti jajanan yang sering dijual di warung-warung. Meskipun demikian saat ini salah satu kabupaten di Bali yaitu kabupaten Gianyar Jaje bali sudah banyak di jual dipasar-pasar tradisional dan warung-warung kecil di sekitar pasar. Beberapa event yang menjadikan jaje bali sebagai tema dan mengikut sertakan para pelajar pun sudah mulai banyak di adakan. Hal tersebut menunjukan masih adanya keinginan masyarakat gianyar untuk mempertahankan dan melesetarikan Jaje bali. Permasalahan tersebutlah yang kemudian menjadi latar belakang pemilihan judul tugas akhir Perancangan Pusat Pelestarian Jaje bali di Gianyar dengan tema Ipidan dan konsep Pregembal.Tema konsep ini di harpakan dapat membantu masyarakat bali kususnya di kabupaten Gianyar untuk lebih memperhatikan salah satu warisan kebudayaan bali yaitu jaje Bali dan lebih mengenal macam-macam jaje Bali agar jaje Bali dapat bertahan bahkan bersaing dengan makanan-makanan dari negara lain secara internasional.
KARAKTERISTIK DESAIN FAÇADE KIOS-KIOS KOPI (COFFEE STALLS) KEKINIAN DI KOTA DENPASAR Freddy Hendrawan
Jurnal PATRA Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Patra Oktober 2019
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v1i2.44

Abstract

Artikel ini mengeksplor elemen-elemen pembentuk façade kios-kios kopi kekinian di Kota Denpasar. Hal ini terkait dengan munculnya fenomena transformasi coffee shop menjadi coffee stall akibat keterbatasan lahan dan nilai jual atau sewa lahan untuk bisnis yang semakin meningkat setiap tahunnya. Oleh karena itu, bisnis di bidang beverages ini dituntut untuk berinovasi agar mampu bersaing secara sehat. Beberapa kios kopi kekinian di Kota Denpasar dipilih sebagai studi kasus dengan metode kualitatif, dimana teknik observasi lapangan digunakan untuk mendapatkan elemen-elemen pembentuk façade kios kopi. Hasil observasi menunjukkan bahwa secara umum karakteristik desain façade kios kopi di Kota Denpasar mengadopsi konsep low budget dan small simple dalam desain.
TRANSFORMASI KONSEP RUANG TUNGGU DALAM PROSES REDESAIN TERMINAL BATUBULAN Yoga Pratama Yuda; I Dewa Gede Putra; Ardina Susanti
Jurnal PATRA Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Patra Oktober 2019
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v1i2.46

Abstract

Bali mempunyai perkembangan pembangunan yang begitu pesat. Perkembangan pembangunan yang begitu pesat sebaiknya harus diimbangi dengan perkembangan transportasi umum sebagai fasilitas transpotasi perkotaan, guna mempermudah mobilitas masyarakat. Transpotasi umum memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian Bali, karena berkaitan dengan pendistribusian barang, jasa dan tenaga kerja, serta merupakan inti dari pergerakan perekonomian Bali. Sektor transpotasi umum harus mampu memberikan akses kemudahan bagi seluruh masyarakat dalam berbagai bentuk kegiatan di semua lokasi yang berbeda dan tersebar dengan karakteristik yang berbeda pula, salah satunya adalah sarana fasilitas terminal. Oleh karena itu, penulisan ini bertujuan untuk menata ulang Terminal Batubulan dengan mempertimbangkan sirkulasi jalur transpotasi umum dan menambah fasilitas – fasilitas yang dibutuhkan dalam terminal, dengan memperhatikan keefektifan, kenyamanan, keamanan, serta estetika interior. Metode perancangan yang digunakan yaitu metode glass box, metode kualitatif dan metode sintesis programatik dimana metode ini merupakan proses analisis data yang didapatkan melalui literatur - literatur serta teori dari peneliti - peneliti sebelumnya dan data yang diperoleh melalui cacatan lapangan, observasi terhadap lokasi redesain dan hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait. Hasil analisa tersebut kemudian dilakukan proses sintesis sehingga menghasilkan kriteria desain yang harus dipenuhi dalam proses transformasi.
PERANCANGAN PORTABLE ART DISPLAY STMIK STIKOM INDONESIA Dwi Novitasari; Putu Satria Udyana Putra
Jurnal PATRA Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Patra Mei 2020
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v2i1.57

Abstract

Pameran merupakan salah satu kegiatan penting bagi mahasiswa desain grafis agar mendapat apresiasi serta kritik dan saran, dari hasil proses pembelajaran beberapa mata kuliah seperti ilustrasi, fotografi, digital vector, nirmana, dan lain- lain. Saat ini keterbatasan tempat dan ruang merupkan faktor utama yang mempengaruhi kurangnya kegiatan pameran karya desain grafis di kampus STMIK STIKOM Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sarana berupa display atau tempat untuk memajang karya yang efektif, sebagai solusi keterbatasan ruang yang ada. Portable art display merupakan stand pameran yang di fungsikan untuk memajang karya dengan desain sederhana, mudah di bongkar pasang dan pindah tempat (moveable) namun tidak menggangu fungsi ruang di sekitarnya. Metode penelitian yang digunakan berdasarkan metode Bryan Lawson dari tahap first insight hingga tahap Verification dengan konsep modern minimalis yang disesuaikan dengan bangunan kampus STMIK STIKOM Indonesia sehingga menghasilkan rak lipat dan standing panel yang dapat mewadahi kebutuhan ruang serta tempat untuk memajang beberapa karya saat pameran berlangsung.Kata Kunci: Perancangan, Portable art display, STMIK STIKOM Indonesia
Studi Persepsi Masyarakat Terhadap Masyarakat Pasar Simpang Pulo Gadung Jakarta Timur Dedi Hantono; Chaesar Dhiya Fauzan Widi; Ichsan Havidz; Mundhi Prihutama
Jurnal PATRA Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Patra Mei 2020
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v2i1.65

Abstract

Pasar adalah salah satu tempat usaha menjual barang, jasa, dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Persaingan sangat penting dalam pasar. Dalam pelaksanaannya pasar terbagi menjadi dua kategori yaitu pasar formal dan pasar informal. Pasar informal sering kali memiliki citra buruk. Contoh pasar Simpang Pulogadung, merupakan pasar informal yang tumbuh secara organik di dekat terminal Pulogadung, tumbuh dengan sendirinya yang berawal dari perkumpulan pedagang yang menetap di daerah tersebut sehingga menjadi sebuah komunitas tersendiri pada daerah tersebut. Pasar Simpang Pulogadung mampu hidup dan mempertahankan keinginan konsumen sekitar pasar, bahkan kendaraan yang melintasinya. Permasalahan terbesar dari pasar Simpang Pulogadung ini adalah lokasi yang berada tepat dipinggir jalan Perintis Kemerdekaan. Penataan ruang dagang tersebut menjadi permasalahan utama untuk mengkaji persepsi masyarakat sekitar dan juga pengguna kendaraan dalam melakukan aktifitas karena pasar tersebut menggunakan bahu jalan.
IMPLEMENTASI STRATEGI BLUE OCEAN PADA PERANCANGAN DESAIN PRODUK Devanny Gumulya
Jurnal PATRA Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Patra Mei 2020
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v2i1.72

Abstract

Desain produk adalah keilmuan yang selalu mencari inovasi dan kebaruan dalam prosesnya. Blue ocean strategi (BOS) adalah strategi bisnis mencari pasar baru dengan menawarkan nilai yang berbeda dari kompetitor lainnya. Paper ini menghubungkan kerangka pemikiran BOS dalam proses desain. Empat langkah kunci dari BOS adalah elminasi, kurangi, tingkatkan dan ciptakan. Langkah – langkah ini di implementasi pada proses pencarian ide untuk perancangan desain produk. Dari pendekatan BOS, proses desain menjadi lebih terarah, terstruktur dan nilai inovasi dari produk dapat didapatkan dengan cepat. Hasil dari paper ini adalah rancangan desain furniture untuk siswa SD yang inovatif dan menawarkan aktivitas baru diluar furniture konvensional pada umumnya.
REDESAIN INTERIOR NEW STAR CINEPLEX TIMBUL JAYA PLAZA DI KOTA MADIUN Febriartha Dwi Wahyu Safitra; Ni Kadek Yuni Utami; Ni Wayan Ardiarani Utami
Jurnal PATRA Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Patra Mei 2020
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v2i1.83

Abstract

Febriartha Dwi Wahyu Safitra1, Ni Kadek Yuni Utami 2, Ni Wayan Ardiarani Utami3 1,2,2Sekolah Tinggi Desain Bali, Denpasar,Bali - Indonesia e-mail: febrisafitra97@gmail.com1 A B S T R A C T Movie theater is one of public entertainment designed to give a good quality audio-visual and services to people who would like to spend their time to watch a movie. The purpose of this redesign is to increasing the quality of services provided into movie theater, also to attracting public interest of Indonesian movie world by serving a good facilities and accommodation of watching movie activities. The process of collecting information data by doing an observation to site location at the movie theater, and do an interviewed with one of the staff, also one of customer at the movie theater. The result of those observation will be analyzed using qualitative analyses method and glass box method by listing what people’s demand as for services and facilities should be provide at movie theater, to figuring what rooms that needed, as well as theme and concept for the design. The conclusion is Futuristic Entertainment applied as theme and concept at theater’s interior redesign has a hope will become the new face of the Movie Theater as of facing high business competition among movie theater industry also to calibrate the Industry 4.0 era where internet based at most of life aspect, nowadays. Key words : movie theater, movie, watching, services, public, Futuristic, Entertainment, redesign, interior A B S T R A K Bioskop merupakan salah satu tempat sarana hiburan untuk menonton film yang dirancang memberikan kualitas audio-visual yang baik dan kegiatan pelayanan dalam meningkatkan kenyamanan dalam menonton film. Tujuan dari redesain interior ini untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan pada bioskop, serta meningkatkan minat masyarakat untuk menghargai perfilman di Indonesia dengan memberikan fasilitas dan sarana yang baik dalam kegiatan menonton film. Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi ke lokasi site bioskop tersebut dan melakukan wawancara pada salah satu pegawai bioskop, serta salah satu pengunjung dari bioskop. Hasil dari observasi tersebut kemudian di analisa menggunakan metode analisa kualitatif dan metode desain glass box, dengan mendata pelayanan yang harus disediakan pada area bioskop, untuk mengetahui kebutuhan ruang, serta tema dan konsep dalam redesain interior. Simpulan redesain pada interior bioskop menggunakan tema dan konsep Futuristic Entertainment, yang mana dari tema dan konsep tersebut akan memberikan wajah baru untuk menghadapi persaingan bisnis bioskop yang semakin tinggi dan sekaligus menyesuaikan era Industry 4.0 sekarang, dimana Internet based pada hampir segala aspek kehidupan. Kata Kunci: bioskop, film, menonton, pelayanan, masyarakat, Futuristic, Entertainment, redesain, interior. PENDAHULUAN Di digital era seperti sekarang ini, menonton film menjadi salah satu pilihan sarana hiburan bagi masyarakat untuk melepas penat maupun kebosanan akan rutinitas sehari-hari. Cerita-cerita dalam film dapat diadaptasi dari novel, dokumentasi ilmiah, autobiografi, sejarah dari sebuah peristiwa, maupun dari kisah nyata seseorang yang menarik untuk diangkat ke dalam sebuah film, sehingga sebuah film pun juga dapat menjadi media visual informasi bagi masyarakat luas. Sekarang ini bioskop sebagai tempat pemutaran film-film sudah banyak tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini dilihat dari jumlah layar bioskop yang semakin bertambah, sekaligus berpengaruh pada pertambahan jumlah penonton Indonesia. Menurut data GPBSI (Gabungan Pengusaha Bioskop Indonesia), jumlah layar bioskop di Indonesia terus bertambah dalam dekade terakhir, pada tahun 2008 tercatat ada 574 layar, kemudian terus bertambah menjadi 1518 layar pada 2017, bertambah lagi menjadi 1774 pada 2018, dan hingga pada per 13 Mei 2019, bertambah 87 layar, sehingga total jumlah menjadi 1861 layar bioskop. Di Kota Madiun sendiri terdapat 2 bioskop yang beroperasi yaitu New Star Cineplex (NSC) Timbul Jaya Plaza dan CGV*Blitz, dari kedua bioskop terdapat perbedaan dari segi fasilitas, jumlah pengunjung bioskop, dan juga desain yang diterapkan. Berdasarkan data survey pengunjung pada Goggle Trend yang diambil dari bulan September – November 2019, menunjukkan perbedaan signifikan jumlah pengunjung antara bioskop NSC Timbul Jaya Plaza Madiun dengan bioskop CGV*Blitz, dimana jumlah pengunjung di bioskop NSC Timbul Jaya Plaza cenderung lebih rendah dari bioskop CGV*Blitz. Gambar 1. Data perbadingan jumlah pengunjung bioskop [Sumber : Google Trend, 2019] Kurang nya pembaharuan dari segi fasilitas dan desain pada interior bioskop NSC Timbul Jaya Plaza Madiun juga menjadi salah satu faktor sepinya pengunjung pada bioskop. Gambar 2. Keadaan eksisting bioskop NSC Timbul Jaya Plaza Madiun [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Maka dari itu di dalam makalah ini akan dibahas redesain interior dari bioskop dengan menggunakan tema dan konsep Futuristic Entertainment yang bertujuan memberikan suasana baru pada bioskop untuk menghadapi persaingan bisnis bioskop yang semakin ketat seiring pertumbuhan jumlah layar bioskop yang semakin meningkat setiap bulannya dan era Industry 4.0 yang semakin canggih, selain itu pembaharuan dari segi desain dan hiburan dapat menarik perhatian pengunjung untuk datang ke bioskop NSC ini. METODE PENELITIAN 2.1 Metode Pengumpulan Data Terdapat dua data pada metode ini, yaitu Data Primer dengan dilakukan pengumpulan informasi-informasi melalui wawancara pada salah satu staff bioskop dan salah satu pengunjung bioskop. Data Sekunder dengan mengumpulkan data informasi dari berbagai sumber referensi akurat. Metode ini diyakini dapat memberikan data yang akurat, dan dapat memberikan gambaran jelas permasalahan pada bioskop. 2.2 Metode Analisa Data Metode Analisa Data pada redesain ini menggunakan metode kualitatif. Metode dengan pendekatan kualitatif merupakan metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat deskripsi. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitianya di lakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Dimana untuk hasil desainnya lebih bersifat umum, fleksibel serta berkembang dan muncul dalam proses penelitian. Kesimpulannya desain hanya digunakan sebagai asumsi untuk melakukan penelitian sehingga desain harus bersifat fleksibel dan terbuka. 2.3 Metode Desain Metode yang digunakan pada redesain ini yaitu metode glass box, dimana metode yang menggunakan parameter yang terukur, sesuai dengan fakta dan telah dianalisisa secara mendalam serta sistematis. Sehingga metode desain menggunakan sistem ini hasilnya diharapkan mampu rasional sehingga memenuhi standar kenyamanan. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Lokasi Site Bioskop ini berlokasi di Jalan Pahlawan Kav. 46 – 48, Mangu Harjo, Kota Madiun. Untuk akses ke bioskop tersebut sangatlah mudah, karena bangunan Timbul Jaya Plaza sendiri berada tepat dipinggir jalan raya dan berada di tengah kota Madiun sebagai pusat perekonomian kota tersebut sehingga mudah untuk ditemukan. Dari lokasi tersebut dapat dihasilkan data berupa eksisting dari bioskop tersebut. 3.2 Tema dan Konsep Menentukan tema dan konsep merupakan langkah awal dalam meredesain suatu interior. Hal ini akan memberikan gambaran yang jelas suatu ruangan dari segi bentuk, warna, dan material yang akan digunakan, sehingga memiliki visual yang menarik. Tema yang diaplikasikan pada redesain ini adalah Futuristic, Futuristik sendiri merupakan tema desain yang berorientasi pada masa depan, dengan banyak menggunakan bentukan yang tidak lazim, dan jarang diterapkan pada furniture pada umumnya. Dalam tema futuristik yang akan diterapkan pada redesain ini memiliki karakteristik dan ciri-ciri tersendiri, seperti tampilan artistik namun memiliki bentuk sederhana, elegant modern, dan dengan nuansa ruangan yang penuh dengan permainan lampu. (a) (b) Gambar 3. (a) Ruangan tema futuristic (b) aksen garis lampu pada garis pada furniture futuristic [Sumber : pinterest, 2020] Konsep yang diplikasikan pada redesain ini adalah Entertainment. Konsep ini mengambil elemen dari bioskop ini sendiri yaitu sebagai tempat hiburan yang sekaligus memberikan kesan dan pengalaman terbaik untuk menonton film bagi pengunjungnya. Dari tema dan konsep akan muncul suatu skema warna yang akan banyak diterapkan pada interior, yaitu cyan, hitam dan putih. Untuk material, banyak akan diterapkan menggunakan bahan stainless steel, aluminium, dan kaca tempered glass. 3.3 Scheme Color Dalam setiap konsep desain ruangan, terdapat warna-warna yang akan secara dominan muncul dalam pengaplikasiannya. Pada tema ini akan memiliki skema warna : Gambar 4. Scheme Color Redesain Bioskop New Star Cineplex Timbul Jaya Plaza Madiun [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] 3.4 Visualisasi tema dan konsep Tema dan konsep yang akan diterapkan pada interior adalah Futuristic Entertainment pada bagian lantai, dinding, ceiling/plafond, furniture, ruangan, dan fasilitas pada bioskop. Lantai Area lantai bioskop yang akan diterapkan adalah lobby bioskop dan area ruang teater. a) Lobby Gambar 5. Lantai Karpet [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Pada bagian lobby bioskop, diaplikasikan karpet sebagai lapisan penutup lantai, dan aksen garis lampu untuk futuristic look yang mengelilingi area ruangan lobby, selain sebagai aksen, penggunaan garis ini berfungsi sebagai garis emergency ketika keadaan darurat terjadi, yang akan menyala untuk menuntun pengunjung ke arah pintu keluar. b) Ruang Teater Gambar 6. Lantai Ruang Teater [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Area ruang teater diberikan lapisan karpet tile, dengan hidden lamp pada bagian tangga teater. Hidden lamp pada tangga selain berfungsi sebagai penunjuk jalan bagi penonton, sekaligus sebagai lampu emergency, penunjuk jalan ketika dalam keadaan darurat. Dinding Area yang akan diterapkan yaitu pada dinding lobby, ruang tunggu dan ruang teater. a) Lobby Gambar 7. Dinding Lobby [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Dinding lobby menggunakan bentuk yang simetris, asimetris dan banyak menggunakan permainan hidden lamp untuk menyesuaikan konsep futuristik pada ruangan. b) Ruang Tunggu Gambar 8. Dinding Ruang Tunggu [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Pada area dinding ini di aplikasikan bentuk simetris organic berbentuk honeycomb, bentuk ini menjadi focal point di salah satu sudut area ruang tunggu sebagai futuristic look. c) Ruang Teater Gambar 9. Dinding Ruang Teater [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Dinding pada ruang teater, diterapkan backdrop untuk menambah kesan futuristik dalam ruangan, dan sebagai menambah pencahayaan ruangan. Ceiling/Plafond Area yang diterapkan yaitu pada lobby, ruang teater, dan lorong Exit Ruang Teater 2. a) Lobby Gambar 10. Plafond Ruang Lobby [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Pada area lobby menggunakan drop ceiling yang terdapat hidden lamp di dalamnya mengelilingi lampu gantung. Penggunaan ceiling ini untuk memberikan tambahan pencahayaan dan menambah estetika futuristik pada ruangan. b) Ruang Teater Gambar 11. Plafond Ruang Teater [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Ceiling pada area bioskop terdapat lampu pada setiap garis nya untuk memberikan futuristic look pada ruangan. Selain itu ceiling pada area ini sedikit diberikan bentuk lengkungan sebagai pengatur akustik audio ruangan. c) Lorong Exit Teater 2 Gambar 12. Plafond area lorong exit teater 2 [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Area lorong exit diaplikasikan plafon kaca dengan ceiling yang tinggi, ukuran ruang lorong yang sempit, tidak ingin memberikan kesan claustrophobic pada pengunjung sehingga penggunaan plafond kaca memberikan kesan ruang yang lebih lapang, dan banyak penggunaan permainan lampu untuk memberikan daya tarik pada pengunjung. Furniture Gambar 13. Bentuk Desain [sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Furniture pada area lobby memiliki bentuk yang berbeda dan memiliki bentukan yang simple. Furniture pada konsep ini banyak menggunakan LED strip yang mengikuti garis bentuknya, selain sebagai penambahan pencahayaan pada ruangan, sekaligus menambah estetika pada ruangan. Ruangan Bioskop Salah satu ruangan yang diterapkan tema dan konsep ini yaitu area lorong exit teater 2. Gambar 14. Area Lorong Exit Teater 2 [sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Permainan lampu dan penempatan permainan cermin pada ruangan, untuk memberikan suasana fun dan eye catching pada para pengunjung, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Fasilitas Bioskop Fasilitas ini sebagai pelayanan yang diberikan oleh bioskop kepada pengunjung yang datang. a) Penggunaan teknologi terbaru pada bioskop. (Proyektor NEC NC3200S) Pengaplikasian proyektor versi ini akan memberikan kualitas gambar video 2K – 4K dan kontras warna yang jernih, sehingga akan memanjakan mata para penonton film. b) Audio berkualitas Dolby Atmos Pengaplikasian audio berkualitas Dolby Atmos akan memberikan kualitas suara yang lebih jernih, dan tampak realistis, sehingga memberikan pengalaman menonton yang menyenangkan. c) Fasilitas pendukung yang berbasis Smart Technology Pengaplikasian fasilitas yang telah mendukung Smart Technology selain mempermudah aktivitas agar lebih efisien, juga akan menarik pengunjung untuk datang, mencoba fasilitas baru yang belum pernah mereka coba. d) Online Based and Self-Service activity Pada era industry 4.0 sekarang ini, hampir segala aspek kegiatan sehari-hari barbasis pada internet, dan online dimana hal ini dimaksudkan untuk mempermudah kegiatan masyarakat agar lebih efisien. Dari keunggulan tersebut juga dapat diterapkan pada fasilitas hiburan publik seperti pada bioskop. Pemesanan tiket film tidak perlu lagi harus datang mengantri ke bioskop, cukup memesan tiketnya via online. Jika pun tidak sempat memesan tiket online bisa langsung memesan tiket on the spot, dengan self-service pada ticket box, yang telah disediakan layanan pemesanan tiket. Selain pelayanan pemesanan tiket film, kegiatan ini juga akan diterapkan pada pemesanan makanan di cinema café. Pengunjung dapat memesan makanan secara online melalui aplikasi sebelum menonton, ataupun on the spot. Sistem pembelian on the spot memiliki 2 cara, yaitu memesan sebelum menonton, atau ketika sedang menonton film. Pesan makanan sebelum menonton dapat dilakukan di cinema café dengan sistem self-service, pemesanan ketika sedang menonton dapat dilakukan melalui layanan customer service yang di install pada setiap kursi penonton, layanan ini terhubung langsung pada cinema café yang nantinya akan dibawakan makanan/minuman nya ke dalam ruang teater oleh pegawai cinema café. Material Bahan Material yang digunakan disesuaikan dengan tema dan konsep yang akan diterapkan pada bioskop. Penggunaan material logam seperti stainless steel, aluminum, dan besi banyak digunakan pada ruang interior, hal ini untuk memberikan kesan glossy pada ruangan. (a) (b) (c) Gambar 15. (a) Aluminum (b) Stainless Steel (c) Besi [Sumber : google, 2020] Selain itu penggunaan bahan kaca tempered glass dan cermin untuk memberikan reflective, bersih, sederhana, dan elegan. (a) (b) Gambar 16. (a) Kaca Tempered Glass (b) Kaca Cermin [Sumber : google, 2020] Lalu adanya penambahan material akustik, seperti rockwool dan gypsum digunakan pada area ruang teater sebagai pengaturan akustik pada ruangan. (a) (b) Gambar 17. (a) Kaca Tempered Glass (b) Kaca Cermin [Sumber : google, 2020] 3.5 Branding Branding pada New Star Cineplex ini bertujuan untuk mengenalkan desain logo baru pada bioskop ini, dengan tampilan yang berbeda dengan dengan sebelumnya menyesuaikan dengan konsep baru pada bioskop. Logo (a) (b) Gambar 18. (a) Logo Before (b) Logo After [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Desain dari logo baru ini menyesuaikan dengan tema yang diterapkan pada ruang bioskop, yaitu futuristik dengan skema warna hitam, putih dan cyan. Font pada “New Star” dan “Cineplex” dirubah untuk mendukung tema menjadi lebih modern. Bentuk bintang dari logo sebelumnya masih tetap dipertahankan dan sedikit diberikan pembaharuan dari segi warna logo, untuk identitas diri dari bioskop tersebut. Tiket Film Gambar 19. Desain tiket bioskop [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Desain tiket film ini terinspirasi oleh desain tiket film yang ada di Korea Selatan. Setiap tiket film terdapat gambar poster dari film yang ingin ditonton, bertujuan sebagai kenang-kenangan dan menambah daya tarik pecinta film bioskop yang gemar mengoleksi tiket film yang sudah ditonton. Interface pada aplikasi online Gambar 20. Interface pada aplikasi online [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Pada desain aplikasi bioskop ini menyesuaikan dengan tema pada bioskop, sehingga dibuat simple agar mudah pengoperasian nya oleh masyarakat. 3.6 Hasil Desain Berikut beberapa hasil desain penerapan dari tema dan konsep pada bioskop Façade Gambar 21. Façade bioskop [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Lobby Gambar 22. Lobby bioskop [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Ruang Teater Gambar 23. Ruang Teater [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Lorong Exit Teater 2 Gambar 24. Ruang Teater [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] SIMPULAN Bioskop New Star Cineplex (NSC) Timbul Jaya Plaza kota Madiun, bioskop ini berada di area pusat perbelanjaan (mall), dimana NSC merupakan salah satu tenant yang menjadi pendukung perputaran ekonomi pada area mall tersebut. Sayang, kurangnya minat pengunjung untuk datang ke bioskop, sedikit menghambat perputaran tersebut. Persaingan akan bisnis tempat pemutaran film semakin ketat, dimana setiap bulannya jumlah bioskop semakin bertambah dan hal ini menjadi tantangan bagi pengusaha bisnis bioskop untuk tetap mempertahankan usahanya. Maka dari itu, dari pihak pengelola harus tetap terus melakukan inovasi, perawatan, dan peningkatan fasilitas yang terdapat pada bioskop. Selain itu penerapan konsep Futuristic Entertainment ini bertujuan memberikan fasilitas hiburan yang bernuansa masa depan, sehingga dapat mengimbangi persaingan bisnis tempat bioskop yang semakin berkembang setiap bulannya. Apalagi di era Industry 4.0 sekarang ini dimana segala aspek didasari oleh teknologi internet dan online harus dapat diterapkan dalam segala hal, termasuk pada bioskop sebagai media hiburan masyarakat untuk memperluas jangkauan nya. DAFTAR PUSTAKA A. Wicaksono, D. Kharisma, dan S. Sastra. Ragam Desain Interior Modern. Cibubur, Jakarta Timur: Griya Kreasi (Penebar Swadaya Grup). 2014. A. Wicaksono, dan E. Tisnawati. Teori Interior. Cibubur, Jakarta Timur: Griya Kreasi (Penebar Swadaya Grup). 2014. P. Satwiko. Fisika Bangunan 1. Yogyakarta: CV Andi Offset. 2004. L. Doelle. 1972. Environmental Acoustics. New York, NY: Reprinted with permission from McGraw-Hill Book Company. 1972. W. Swasty. A-Z Warna Interior: Rumah Tinggal. Cibubur, Jakarta Timur: Griya Kreasi (Penebar Swadaya Grup). 2010. V. Leiwakabessy. 2013. “LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN CINEMA AND FILM LIBRARY DI YOGYAKARTA, no. 3, http://e-journal.uajy.ac.id/3395/3/2TA13281.pdf, (Diakses pada 11 Desember 2019) Tim CNN Indonesia. 2019. “Jumlah Layar Bioskop Indonesia Mulai Kejar Korea Selatan”, Jakarta, 16 Mei. https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20190516152929-220-395469/jumlah-layar-bioskop-indonesia-mulai-kejar-korea-selatan, Diakses pada 11 Desember 2019) Dekoruma, Kania. 2018. “8 Ciri Desain Futuristik, Gaya Desain Interior Masa Depan” Jakarta, 27 April. https://www.dekoruma.com/artikel/66939/gaya-desain-futuristik, (Diakses pada 11 Desember 2019) D. Agasbrama. 2014. “Konsep Desain Interior Futuristik” Jakarta, 15 Mei, https://interiorudayana14.wordpress.com/2014/05/15/konsep-desain-interior-futuristik/, (Diakses pada 11 Desember 2019) N. Khmairah, S. Wahyuning. 2017. “KAJIAN KARAKTERISTIK PENCAHAYAAN BUATAN PADA BIOSKOP (STUDI KASUS : CINEMACITRA XXI,MALL CIPUTRA,KOTA SEMARANG)” MODUL 17, no. 1(2017): 75-77. http://dx.doi.org/10.14710/mdl.17.2.2017.75-77, (Diakses pada 11 Januari 2020