cover
Contact Name
Intan Permata Sari
Contact Email
intanpermata@iainbengkulu.ac.id
Phone
+6285292917330
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. Raden Fatah, Pagar Dewa Bengkulu 38212, Kota Bengkulu, Bengkulu, Sumatera
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak
ISSN : 26858703     EISSN : 26863308     DOI : http://dx.doi.org/10.29300/hawapsga
Core Subject : Education, Social,
Hawa is a scientific journal within the scope of gender and child studies with various applications of approaches, namely: psychology, education, law, sociology, literature, anthropology, and Islamic studies. It is a half-yearly published, exactly every June and December by Gender and Child Studies Center, Research and Community Service Department of IAIN Bengkulu. It was firstly published in 2019. The editorial board uses OJS in accepting articles, reviewing systems, and publication.
Articles 79 Documents
Kewajiban Orang Tua terhadap Anak dalam Perspektif Islam Iim Fahimah
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2019): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (712.258 KB) | DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.2228

Abstract

Manusia diciptakan oleh Allah untuk menyembah dan beribadah kepadanya baik itu ibadah mahdlah yang berhubungan langsung dengan Allah, ataupun ibadah ghairu mahdlah yang berhubungan dengan manusia tapi diniatkan sebagai ibadah sosial. Semua yang dilakukan itu adalah atas dasar kewajiban sebagai makhluk yang diberikan tanggung jawab sebagai  khalifah di muka bumi ini. Dalam rangka mengejawantahkan  tanggung jawab seorang khalifah dengan benar maka perangkat dan alat untuk melaksanakannya harus ada dan benar. Perangkat itu berupa pengetahuan dan keahlian. Selanjutnya berkaitan dengan kewajiban orang tua terhadap anaknya, maka kewajibannya adalah mempersiapkan anak untuk menjadi generasi yang kuat dan tangguh baik fisik maupun mental. Secara fisik maka orang tua wajib memberikan dan menyiapkan makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal. Sedangkan kebutuhan rohani yang mencakup identitas seperti orang tua wajib memberikan nama anak dan nasab dari orang orang tua. Selain itu, orang tua juga wajib memberikan pendidikan terhadap anak, agar anak mampu melakukan kewajibannya sebagai seorang hamba dan dan mampu melindungi dirinya dari kejahatan makhluk-Nya.
Dinamika Kesetaraan Gender dalam Kehidupan Politik Di Indonesia WERY Gusmansyah
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2019): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.264 KB) | DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.2233

Abstract

Di Indonesia, isu kesetaraan gender akhir-akhir ini menjadi isu yang tidak ada habisnya dan masih berusaha terus diperjuangkan baik di tingkat eksekutif maupun legislatif. Permasalahan tentang kesetaraan gender ini mencakup substantif pemahaman tentang kebijakan perspektif gender itu sendiri. Oleh karenanya, gerakan gender kemudian menjadi arus utama di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Dalam proses demokratisasi, persoalan partisipasi politik perempuan yang lebih besar, reperesentasi dan persoalan akuntabilitas menjadi persyaratan mutlak bagi terwujudnya demokrasi yang lebih bermakna di Indonesia. Demokrasi yang bermakna adalah demokrasi yang memperhatikan dan memperjuangkan kepentingan mayoritas penduduk Indonesia yang terdiri dari perempuan. Ide bahwa politik bukan wilayah bagi perempuan adalah ide yang selalu didengungkan selama berabad-abad, dan ternyata memang sangat efektif untuk membatasi perempuan untuk tidak memasuki wilayah ini. Terminologi publik dan privat yang erat kaitannya dengan konsep gender, peran gender, dan stereotype, telah menciptakan ketidaksetaraan dan ketidakadilan di antara perempuan dan laki-laki. Akibat yang paling jelas dari situasi politik seperti itu adalah marjinalisasi dan pengucilan perempuan dari kehidupan politik formal. Untuk itu, diperlukan berbagai upaya untuk memperjuangkan kesetaraan gender dalam kehidupan politik, yang nantinya diharapkan akan memberikan perubahan pandangan tentang budaya patriakhi bagi masyarakat, sehingga kemungkinan terpilihnya peminpin politik perempuan akan sama dengan kemungkinan terpilihnya peminpin politik laki-laki. Sehingga kesetaraan gender dalam dunia perpolitikan akan semakin maju dan efek sampingnya untuk kemajuan usaha pemberantasan korupsi bisa segera dirasakan. 
PENDEKATAN FEMINIS DALAM STUDI ISLAM KONTEMPORER Ismail Ismail
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 2 (2019): Desember
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.323 KB) | DOI: 10.29300/hawapsga.v1i2.2601

Abstract

 Persoalan antara laki-laki dan perempuan sangat ramai diperbincangkan menyangkut hak-hak dasar mereka yang terabaikan, terpinggirkan atau tertindas, oleh sistem yang berlaku di masyarakat. Agama dan budaya terjadi tarik menarik kekuatan besar bagi terciptanya subordinasi dan ketertindasan kaum perempuan. Ketidakadilan gender telah termanifestasi dalam berbagai bentuk seperti marginalisasi perempuan disektor ekonomi, subordinasi keputusan politik, pembentukan stereotype atau pelabelan negatif, kekerasan terhadap perempuan, distribusi beban kerja yang tidak adil, serta minimnya sosialisasi ideologi nilai peran gender. Melihat persoalam di atas, kaum feminis tergugah hatinya untuk mencetuskan piranti keislaman berperspektif keadilan gender untuk mendekontruksi teks-teks keagamaan dalam usaha mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender dalam Islam. Kaum feminis Islam mencoba melihat kembali penafsiran terhadap ayat al Qur’an dan al-Hadis yang memiliki bias gender sehingga tidak terjadi pemahaman yang keliru. 
Kewenangan Istri dalam Rumah Tangga Sistem Semendo Ambil Anak dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif Zurifah Nurdin
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2019): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1150.325 KB) | DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.2229

Abstract

Perkawinan Sistem semendo adalah perkawinan dengan menjadikan seorang laki-laki sebagai menantu dan ahli waris baginya dan laki-laki ini tidak memberikan jujur kepada pihak mempelai perempuan bahkan dia adalah penerima jujur. Anak keturunan dari sistem semnedo ini masuk kekerabatan istri dan sibapak tidak mempunyai kekuasaan apaun baik dalam harta maupun terhadap anak-anaknya. Posisi isteri lebih tinggi dari suami sehingga isteri mempunyai kuasa atas segalanya. Suami yang telah menjalankan kewajiban nafkah bagi keluarganya dan dijadikan hanya sebagai tameng dan simbol kepemimpinan dalam rumah tangganya tidak sejalan dengan maqᾶshid as-syarῐ’ah dan mengabaikan al-’urf al-shῐhah. Dalam teori hak dan kewajiban suami dijelaskan bahwa apa yang menjadi kewajiban suami merupakan hak istri dan apa yang menjadi kewajiban istri merupakan hak suami. Memberikan nafkah pada keluarga adalah kewajiban suami dan mendapatkan nafkah dari suami merupakan hak isteri. jika seorang suami telah memenuhi kewajiban nafkah bagi keluarganya, maka suami berhak menjadi pemimpin yang mempunyai otoritas.
Potret Tumbuh Kembang Anak di Lokalisasi Gambilangu Kendal Ririh Megah Safitri
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 2 (2019): Desember
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.594 KB) | DOI: 10.29300/hawapsga.v1i2.2556

Abstract

Lingkungan sosial budaya menjadi faktor penting dalam proses tumbuh kembang anak karena menentukan karakter dan identitas yang melekat pada anak. Artikel ini merupakan kajian tentang proses tumbuh kembang anak yang tinggal di Lokalisasi Gambilangu Mlaten Atas. Eksistensi Lokalisasi Gambilangu berpengaruh signifikan terhadap proses tumbuh kembang anak karena letaknya yang terintegrasi dengan pemukiman masyarakat Mlaten Atas. Kajian ini menggunakan metode kualitatif guna mendapatkan pemahaman yang komprehensif terkait pengalaman dan pemaknaan masyarakat Mlaten Atas terhadap tumbuh kembang anak. Pemenuhan hak anak menjadi indikator yang digunakan dalam proses analisis atas proses tumbuh kembang anak di Lokalisasi Gambilangu Mlaten Atas. Terdapat dua simpulan utama dalam kajian ini, pertama yakni signifikansi citra atau label negatif Mlaten Atas karena praktek Lokalisasi Gambilangu. Faktanya citra negatif tersebut tidak hanya merujuk pada kondisi internal saja namun juga turut mengkonstruksi identitas dan karakte anak ketika berada di luar Gambilangu. Kondisi tersebut lantas berdampak pada minimnya interaksi antara anak Gambilangu dengan masyarakat secara keseluruhan. Kedua terkait dengan rendahnya perhatian orang tua terhadap proses tumbuh kembang anak. Ideal value yang terkonstruksi di Mlaten Atas merupakan hasil dari proses adaptasi dan negosiasi masyarakat dengan lingkungan sosial budayanya. Faktanya perhatian atas setiap tumbuh kembang anak khususnya merujuk pada perkembangan non-fisik menjadi salah satu hal yang dikesampingkan di Gambilangu.Kata Kunci : Anak, Tumbuh Kembang, Lokalisasi
BENTUK-BENTUK KEKERASAN DAN WAWASAN KESERASIAN GENDER PADA IBU RUMAH TANGGA DI KECAMATAN SUNGAI SERUT BENGKULU Aziza Aryati
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 2 (2019): Desember
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.841 KB) | DOI: 10.29300/hawapsga.v1i2.2568

Abstract

A.       Kekerasan dalam rumah tangga adalah tindakan yang dilakukan di dalam rumah tangga baik oleh suami, istri, maupun anak yang berdampak buruk terhadap keutuhan fisik, psikis, dan keharmonisan hubungan sesuai yang termaktub dalam pasal 1 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT). Perempuan merupakan pihak paling rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga maupun dalam relasi personal. Satu hal yang musti diingat adalah bahwa kekerasan terhadap istri atau pasangan bukan merupakan fenomena baru tetapi merupakan fenomena yang telah berlangsung lama dan derajat keseriusannya menunjukkan peningkatan sepanjang waktu. Kekerasan atau penyiksaan terhadap kaum perempuan dapat berupa kekerasan fisik, psikis, maupun kekerasan seksual. Penelitian lapangan yang berbentuk deskriptif kualitatif ini ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kekerasan yang diterima oleh ibu rumah tangga di kelurahan Sukamerindu kecamatan Sungai Serut Bengkulu, mendeskripsikan faktor penyebab terjadinya kekerasan, kemudian mendeskripsikan  pengetahuan ibu-rumah tangga di wilayah tersebut tentang keserasian gender serta membuktikan apakah ada keterkaitan antara pengetahuan tentang keserasian gender dengan bentuk kekerasan yang mereka terima. Bentuk-bentuk kekerasan yang diterima ibu rumah tangga di wilayah tersebut adalah kekerasan ekonomi, kekerasan psikologis, kekerasan fisik dan kekerasan seksual. Penyebab kekerasan tersebut adalah : 1) faktor dari individu yang bersangkutan, 2) faktor pasangan yang berselingkuh, pemabuk, penjudi dan berperangai buruk, 3) faktor ekonomi dengan penghasilan rendah, dan faktor sosial budaya. Pengetahuan akan keserasian gender pada kelompok ini tergolong baik tetapi tidak ada keterkaitan antara pengetahuan akan keserasian gender dengan bentuk-bentuk dan frekuensi kekerasan yang diterima.
Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga Melalui Produksi Ekonomi Kreatif (Studi Pengolahan Pelepah Pisang Pada Mega Souvenir Desa Harapan Makmur Kabupaten Bengkulu Tengah) Khairiah Elwardah
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 2, No 1 (2020): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v2i1.2986

Abstract

This study aims to describe how the process of empowering housewives in Harapan Makmur Village, Central Bengkulu Regency, which has been successfully carried out by Mega Souvenir since 2012 to 2017 through the creative economy, namely processing banana fronds and how housewives' income is due to empowering the stages that must be passed. The researcher used a qualitative approach by observing, interviewing, and documenting as a data collection tool and Miles and Huberman's data analysis techniques which emphasize 3 aspects in processing data obtained in the field. The results showed that the stages of empowerment carried out by Mega Souvenir succeeded in making 10 housewives able to become independent individuals by dividing time between discipline in work and household care. These housewives also have an income through the creative economy in the form of processed banana fronds into high-value items. So that income can support the family economy which has been relying on income from her husband. Even the income of 4 people from 6 housewives in this time period is commensurate with the UMR set by the Bengkulu provincial government.
Pergeseran Representasi Hijabista dalam Media Sosial Franceline Anggia; Irwan Abdullah
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 2, No 1 (2020): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v2i1.2922

Abstract

Kehadiran hijabista (hijab-fashionista) yang berkancah di media sosial instagram tidak dipungkiri lagi telah banyak mengisi layar gawai. Para hijabista ini kebanyakan merupakan perempuan-perempuan muda (menjelang atau sekitar berusia 30 tahun) yang entah itu meamng berbisnis jilbab atau merupakan sosok berpengaruh (influencer) dalam dunia kecantikan atau dalam dunia mode pakaian Muslim di media sosial instagram. Para perempuan ini, dengan modal sosial dan ekonomi yang dimiliki, nampak tetap mempertahankan nilai-nilai agama dalam hal cara berpakaian bagi perempuan Muslim di samping modifikasi gaya jilbab yang mereka kenakan dan tampilkan dalam koleksi visual profil instagram mereka.
Peran Orang Tua Karir dalam Mengembangkan Karakter Religiusitas Anak Aam Amaliyah
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 2, No 1 (2020): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v2i1.2832

Abstract

The role of parents in education is something that is very important to determine the success of their children's education. Between the role of parents in developing the character of children's religiosity that need to be considered in a child's moral development is mutually sustainable. The attitude of parents must be in accordance with what is taught to children. One of the roles of parents described above is as a motivator or motivator. Motivation in question can be in the form of encouragement to learn. At the time of learning sometimes the child will experience difficulties and decreased enthusiasm. Parents must provide encouragement so that children are more enthusiastic in learning and able to overcome difficulties. Religious character is a human character that always relies on all aspects of life to religion. Making religion a guide and role model in every speech, attitude, and deed, obeying the commands of God and avoiding the prohibition, if we refer to Pancasila, it clearly states that Indonesian people must believe in God Almighty with the consequences of carrying out all the teachings of their religion.
Peran dan Tugas Dukun Bayi dalam Penanganan Kesehatan di Desa Talang Perapat, Kecamatan Seluma Barat, Kabupaten Seluma Meddyan Heriadi
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 2, No 1 (2020): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v2i1.2787

Abstract

Abstrak: Peran dan Tugas  Dukun Bayi dalam Penanganan Kesehatan di Desa Talang Perapat,  Kecamatan Seluma Barat, Kabupaten Seluma. Kematian ibu dan bayi, aborsi, dan prosesi pengobatan yang tidak sejalan dengan nilai agama menjadi momok negatif yang disematkan pada dukun bayi selama ini. Namun, meskipun demikian masyarakat masih tetap mempercayakan pengobatan pada dukun tersebut, dengan alasan biaya yang terjangkau, obat-obatan alami, serta ketidakmampuan bidan dalam mengobati penyakit tertentu, khususnya yang berhubungan dengan penyakit supranatural. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji tugas dukun bayi khususnya di Desa Talang Perapat, Kecamatan Seluma Barat, Kabupaten Seluma. Permasalahan yang akan dibahas nantinya yakni, bagaimana tugas dukun bayi dalam memberikan pengobatan terhadap warga setempat. Dalam kajian ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan instrumen wawancara terhadap dukun bayi setempat, yaitu Ibu Patelawati. Tugas dukun bayi di Desa Talang Perapat Kecamatan Seluma Barat mencakup beberapa hal: Pertama tugas yang berkenaan dengan wanita dan anak. Pada bagian ini tugas dukun merujuk pada tugas sebelum persalinan yang meliputi mendeteksi kehamilan; memijat rahim yang mengalami goncangan; dan  memimpin syukuran kehamilan 8 bulan. Tugas berikutnya yaitu membantu proses persalinan. Selanjutnya, tugas dukun bayi pun berlajut ke fase pasca-persalinan. Yang mana  meliputi: perawatan terhadap ibu pasa-melahirkan; membasuh ari-ari bayi; memimpin upacara maling aiak; mengobati penyakit nonmedis yang berhubungan dengan supranatural; mengobati penyakit medis  seperti turunnya rahim pada ibu yang telah melahirkan dan demam pada bayi dan anak.  Selain itu, pengobatan pada wanita remaja juga dilakukan seperti pengobatan pada nyeri buang air kecil dan nyeri saat menstruasi. Kemudian, pengobatan juga dilakukan pada pria, seperti susah mendapat keturunan, Peghut Telulugh, dan demam.