cover
Contact Name
Ersa Lanang Sanjaya
Contact Email
ersa.sanjaya@ciputra.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
psychopreneur@ciputra.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Psychopreneur Journal
ISSN : 2598649X     EISSN : 25986503     DOI : https://doi.org/10.37715/psy.v7i2.3611
Jurnal PSYCHOPRENEUR adalah media untuk mempublikasikan naskah empiris baik riset dasar maupun riset terapan dengan topik-topik terkait dengan psikologi ekonomi, psikologi kewirausahaan, psikologi konsumen, psikologi industri dan organisasi, serta kajian psikologi lain yang dilengkapi dengan ide-ide pengembangan dalam bidang kewirausahaan.
Articles 74 Documents
Hubungan antara Regulasi Diri dan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Perantau di Universitas X Surabaya Lis Sugiarta Purba; Jony Eko Yulianto
Psychopreneur Journal Vol. 3 No. 1 (2019): Psychopreneur Journal
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681.476 KB) | DOI: 10.37715/psy.v3i1.904

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara regulasi diri dan prestasi belajar pada mahasiswa perantau di Universitas X Surabaya. Uji normalitas yang digunakan adalah Kolmogorov-smirnov dengan syarat p > 0,05 (Riduwan, 2012). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain korelasional. Subjek dalam penelitian ini merupakan mahasiswa perantau dari luar pulau Jawa. Teknik pengambilan responden dalam penelitian ini menggunakan nonprobability sampling dengan teknik Snowball Sampling. Jumlah subjek dalam penelitian ini berjumlah 140 orang. Subjek dalam penelitian ini berusia antara 17-25 tahun. Proses pengumpulan data dengan cara membagikan skala SRQ (Self-Regulation Questionaire), yang diadaptasi dari Miller dan Brown (1991). Sedangkan skala prestasi belajar diperoleh dari indeks prestasi mahasiswa selama proses belajar. Untuk validitas dan reliabilitas skala regulasi diri dalam penelitian ini adalah 0.911 dengan rentang koefisien validitas 0.247-0.56. Hasil uji korelasi menunjukkan adanya hubungan positif antara regulasi diri dengan prestasi belajar pada mahasiswa perantau di Universitas X Surabaya (r=0.260;p=0.001). Hal ini berarti semakin tinggi regulasi diri yang diperoleh individu, maka semakin tinggi prestasi belajar yang dimilikinya dan begitu pula sebaliknya. Penelitian ini dapat memberikan masukan terhadap perkembangan ilmu psikologi terutama ilmu psikologi pendidikan untuk mencegah terjadinya penurunan prestasi belajar pada mahasiswa khususunya mahasiswa perantau.
Hubungan antara Spiritualitas dan Adversity Quotient pada Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri X dan Y di Surabaya Nandia Prasetyawati; Stefani Virlia
Psychopreneur Journal Vol. 3 No. 1 (2019): Psychopreneur Journal
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.639 KB) | DOI: 10.37715/psy.v3i1.905

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui  hubungan  antara  spiritualitas  dan adversity quotient pada mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) X dan Y di Surabaya menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat korelasi positif antara spiritualitas  serta  dimensi-dimensinya  (belief in God, search for meaning, mindfulness, feeling of security) dan adversity quotient pada mahasiswa PTN X dan Y di Surabaya. Data diperoleh dengan mengadaptasi skala  the  spirituality questionnaire dan adversity quotient. Subjek penelitian adalah 205 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan terdapat  korelasi  positif  antara  spiritualitas  serta  dimensi- dimensinya (belief in God, search for meaning, mindfulness, feeling of security) dengan adversity quotient pada mahasiswa PTN X dan Y di Surabaya (r = 0.401; r = 0.332; r = 0.268; r = 0.230; r = 397 dengan p = 0.000). Hal ini menunjukkan semakin tinggi spiritualitas dan dimensi- dimensinya yang diperoleh mahasiswa, maka semakin tinggi pula adversity quotient yang dimilikinya, begitupun sebaliknya.
Hubungan antara Psychological Well-being dan Marital Adjustment pada Remaja Oktufiani Dwi Wulansari; Jenny Lukito Setiawan
Psychopreneur Journal Vol. 3 No. 1 (2019): Psychopreneur Journal
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.102 KB) | DOI: 10.37715/psy.v3i1.906

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara psychological well-being dan marital adjustment pada remaja. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara psychological well-being dan marital adjustment pada remaja. Subyek penelitian ini adalah 73  subjek, terdiri dari 14 suami  dan 59 istri. Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Data diperoleh dengan menggunakan skala psychological-well-being (Lee, 2014) dan revised dyadic adjustment scale (Busby et al., 1995). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif antara psychological well-being dan marital adjustment pada remaja (ρ = 0,253; p < 0,05). Hal ini berarti semakin tinggi psychological well-being yang diperoleh individu, maka semakin tinggi marital adjustment yang dimilikinya dan begitu pula sebaliknya.
Hubungan antara Self-Disclosure Melalui Media Sosial dan Emotion Focus Coping pada Wanita Usia Dewasa Awal Veronika Claudia Runtu; Jimmy Ellya Kurniawan
Psychopreneur Journal Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (772.119 KB) | DOI: 10.37715/psy.v1i2.840

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara perilaku self-disclosure yang dilakukan melalui media sosial dengan emotion focused coping pada wanita dewasa awal. Partisipan dalam penelitian ini adalah 104 orang wanita dewasa awal pengguna media sosial di Sulawesi Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Skor yang dihasilkan dari uji normalitas pada skala self- disclosure Z = 0,045 (p-value > 0,05) dan pada skala emotion focused coping Z = 0,112 (p- value < 0,05). Hasil uji korelasi menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara self- disclosure melalui media sosial dengan emotion focused coping pada wanita dewasa awal (ρ = 0.102 ; p-value > 0.05). Namun jika ditinjau melalui dimensi emotion focused coping, diketahui bahwa ada kecenderungan hubungan antara self-disclosure di media sosial dengan dimensi social support dan accepting pada wanita usia dewasa awal ( p-value < 0.05).
Joint Leisure Time, Communication, and Marital Satisfaction among Taxi Drivers Clara Alverina Rhenardo; Jenny Lukito Setiawan
Psychopreneur Journal Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.222 KB) | DOI: 10.37715/psy.v1i2.843

Abstract

This study aims to examine the relationship between joint leisure time, as well as communication, and marital satisfaction among taxi drivers. The subjects included in this study were 87 taxi drivers (100% male) in company X Surabaya. Quantitative method in this research is used with correlational design. Incidental sampling was used as the sampling technique. Instruments used in this study were joint leisure time scale (Kurniawan & Setiawan, 2016), communication scale (Olson & Larson, 2008), and marital satisfaction scale (Grable & Britt, 2006). The result of multiple correlation test shows that there is a positive relationship between joint leisure time and communication altogether with marital satisfaction (R=0.673; ρ<0.05). The result of partial correlation test shows that there is a relationship between joint leisure time and marital satisfaction by controlling communication (r=0.497; ρ<0.05). The results also shows that there is a relationship between communication and marital satisfaction by controlling joint leisure time (r=0.441; ρ<0.05). Based on the results above it can be concluded that joint leisure time and communication altogether (R2=45.2%) gives higher contribution to marital satisfaction compared to joint leisure time and communication being separated. In addition, joint leisure time (r2=32%) contributed better with marital satisfaction compared to communication (r2=13.2%).Keywords: Communication, joint leisure time, marital satisfaction, taxi driver
Relationship between Co-Parenting and Communication with Marital Satisfaction among Married Couples with Teenagers Felicia Musidora Khorlina; Jenny Lukito Setiawan
Psychopreneur Journal Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681.925 KB) | DOI: 10.37715/psy.v1i2.837

Abstract

One of the reason couples get married are to start a family and have children. The presence of a child either brings happiness or can lead to a negative impact on the parent‟s relationship. The aim of this study is to examine the relationship between co-parenting and communication, together and partially with marital satisfaction among married couples with teenagers. The subjects (N=67) were either husbands or wives who have one or more teenage child. Subject consists of 32,8% husbands and 67,2% wives. The data was collected using the adaptation scale from Cordova (2009), an adaptation scale from PREPARE / Enrich (Olson & Larson, 2008), and an adaptation scale from Kansas Marital Satisfaction (Grable & Britt, 2006). Results showed that there is a significant positive relationship between co-parenting and communication together with marital satisfaction (R = 0.63; ρ <0.05). The results of partial correlation between co-parenting and marital satisfaction by controlling communication showed no correlation (r = 0.09; ρ > 0.05). Meanwhile, the results of the partial correlation between communication and marital satisfaction by controlling the co-parenting showed a significant positive correlation (r = 0.5; ρ <. 0.05). Based on these results, it could be concluded that co-parenting and communication indicates that there is a strong positive relationship with marital satisfaction among married couples with teenagers.
Hubungan antara Regiliusitas dan Resiliensi pada Karyawan Rachel Lucia; Jimmy Ellya Kurniawan
Psychopreneur Journal Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.497 KB) | DOI: 10.37715/psy.v1i2.838

Abstract

Beberapa penelitian membuktikan bahwa religiusitas menjadi faktor protektif dalam membantu pencapaian resiliensi seseorang. Namun, terdapat penelitian yang membuktikan bahwa religiusitas tidak cukup kuat untuk membantu pencapaian resiliensi seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dan resiliensi pada karyawan. Dalam penelitian ini menggunakan metode korelasional. Data diperoleh dari hasil penyebaran skala kepada 101 karyawan Universitas X Surabaya yang beragama Kristen di Universitas X Surabaya. Analisis data menggunakan Spearman-Rank. Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara religiusitas dan resiliensi pada karyawan (ρ = 0,178; p-value < 0,05) yang mengacu pada critical values for pearson product-moment correlation milik Fisher & Yates (dalam Spatz, 2010).
Hubungan antara Stress Kerja dengan Kemandirian pada Perawat Rumah Sakit Rizkiyah Rachmawati; Jimmy Ellya Kurniawan
Psychopreneur Journal Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.622 KB) | DOI: 10.37715/psy.v1i2.839

Abstract

The role of a nurse in undertaking his/her job is considered complex which can lead to a stress; in that case, it leverages his/her performance in the workplace in terms of handling a patient. A survey result shows that 50.9% of nurses working in the hospital in Indonesia encounter job stress. This leads to a numerous physical, psychological, and behavioral symptoms and causes the decrease of work performance. One of work performance indicators is independence; if the work performance decreases, the level of independence will go lower, as well. The support is shown by preceding study stating that there is a negative relation between job stress and independence. As a matter of fact, however, the relation between job stress and independence of the nurses is a non-existent. This study aims at seeking out the relation between job stress and the independence level of nurses in the hospital. The data collected for this quantitative approach study is taken from questionnaires given to 94 nurses. The subject of the study is nurses working in ICU (Intensive Care Unit) and HCU (High Care Unit), IGD, nurse inpatient. The instruments employed in data collection are Decotis’ Organizational Determinants Job Stress (1983) and the modification from Masrun, et al. (1986) regarding the scale of independence. The result showed there is no significant relationship between job stress and independence r = -.051 (r < 0.3) pserta nilai p = 0. 313 (p > 0.05).
Hubungan antara Dukungan Orangtua dan Dukungan Pasangan dengan Resilience of Eficacy pada Pramugari Diah Setya Ayu; Theda Renanita; Jenny Lukito Setiawan
Psychopreneur Journal Vol. 1 No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.253 KB) | DOI: 10.37715/psy.v1i1.355

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan orangtua dan dukungan pasangan dengan resilience of efficacy pada pramugari di perusahaan X. Responden penelitian ini adalah 53 orang pramugari di perusahaan X dengan kriteria wanita dengan usia 20-30 tahun, memiliki orangtua dan pasangan, dan minimal telah bekerja selama satu tahun. Hasil penelitian uji korelasi ganda menunjukkan adanya hubungan antara dukungan orangtua dan dukungan pasangan dengan resilience of efficacy pada pramuagri di perusahaan X (R=0,477;p0,05). Hasil peneltiian ketiga menunjukkan adanya hubungan positif antara dukungan pasangan dengan resilience of efficacy dengan mengendalikan dukungan orangtua pada pramugari di perusahaan X (r = 0,286;p<0,05).
Hubungan Antara Impulse Buying Dengan Financial Well-Being Pada Wanita Early Career Anastasia Yolanda; Cicilia Larasati Rembulan
Psychopreneur Journal Vol. 1 No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.309 KB) | DOI: 10.37715/psy.v1i1.356

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat keterkaitan antara pembelian impulsif dan kesejahteraan finansial pada wanita awal karir. Alat ukur yang digunakan untuk untuk mengukur kesejahteraan finansial adalah Skala InCharge Financial Distress/Financial Well-being Scale (IFDFW) milik Prawitz et al (2006) , sedangkan skala untuk mengukur pembelian impulsif adalah Skala Buying Impulse Scale (BIS) yang dibentuk oleh Rook dan Fisher (1995). Setelah melalui pengujian, keduanya telah memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Dengan melakukan pengujian terhadap 50 wanita dari sebuah perusahaan di Surabaya, hasil uji hipotesis terhadap 50 wanita awal karir menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara pembelian impulsif dan kesejahteraan finansial pada wanita awal karir. Hasil penelitian ini memiliki implikasi dalam hal perilaku ekonomi pada wanita awal karir. Kata kunci: kesejahteraan finansial, pembelian impulsif, wanita awal karir