cover
Contact Name
Haris Retno Susmiyati
Contact Email
harisretno@fh.unmul.ac.id
Phone
+6281297555572
Journal Mail Official
mulrev@fh.unmul.ac.id
Editorial Address
Mulawarman Law Review Faculty of Law, Mulawarman University Sambaliung Street, Kampus Gunung Kelua, Samarinda - East Borneo - Indonesia 75119
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
Mulawarman Law Review
Published by Universitas Mulawarman
ISSN : 25273477     EISSN : 25273848     DOI : https://doi.org/10.30872/mulrev.v7i1
Core Subject : Social,
Mulawarman Law Review (MULREV) is a peer-reviewed journal published by Faculty of Law, Mulawarman University. MULREV published twice a year in June and December. This journal provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge. The aims of this journal is to provide a venue for academicians, researchers, and practitioners for publishing the original research articles or review articles. The scope of the articles published in this journal deals with a broad range of topics in the fields of Criminal Law, Civil Law, International Law, State and Administrative Law, Islamic Law, Economic Law, Adat Law and Local Custom, Natural Resources and Environmental Law and another section related contemporary issues in law. ISSN: 2527-3485 | e-ISSN: 2527-3477
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 99 Documents
Potensi Perampasan Wilayah Masyarakat Hukum Adat dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Ria Maya Sari
Jurnal Mulawarman Law Review VOLUME 6 ISSUE 1 JUNE 2021
Publisher : Faculty of Law, Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/mulrev.v6i1.506

Abstract

The Indonesian government seeks to boost the Indonesian economy by facilitating foreign investment in Indonesia, which is realized through the enactment of the Omnibus Law on Job Creation Number 11/2020 and the Revision of the Mineral and Coal Mining Law Number 3/2020, both of which aim to legitimate investment in Indonesia in terms of natural resource management and to improve the welfare of the Indonesian people through the creation of jobs from these investments. However, those two legislations also pose several potential threats to indigenous peoples in the form of expropriation of their customary territories. This is further worsened by the absence of a special act on the fulfillment, recognition and protection of indigenous peoples and their rights, which lead to exacerbate the structural agrarian conflicts between the government, corporations/investors and indigenous peoples that would further impose expensive conflict resolution costs and threaten the investment itself. The urgency of the enactment of the Indigenous Peoples Bill is an absolute necessity to provide legal certainty for the protection of indigenous peoples in the midst of high investment aggression, as well as to the investors themselves.
Analisis Hukum Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) Terhadap Tanah Tongkonan Joshua Melvin Arung Labi; Sri Susyanti Nur; Kahar Lahae
Jurnal Mulawarman Law Review VOLUME 6 ISSUE 1 JUNE 2021
Publisher : Faculty of Law, Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/mulrev.v6i1.525

Abstract

Tanah Tongkonan merupakan bentuk perwujudan tanah milik masyarakat hukum adat yang ikut serta dalam program pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) yang diselenggarakan oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Toraja Utara berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pendaftaran Tanah Sitematis Lengkap (PTSL), hal berikut menunjukan sangatb bertentangan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 yang memiliki isi mengenai Pendaftaran Tanah. Penelitian yang dilaksanakan bertujuan dalam menganalisis bentuk Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) terhadap tanah tongkonan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat empiris, dengan menganalisis data yang terkumpul dengan sarana wawancara dan studi kepustakaan. Tinjauan mengenai hasil yang didapat pada penelitian ini memberikan petunjuk bahwa, apabila tanah tongkonan di daftarkan melalui program pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) akan menimbulkan berbagai permasalahan terutama yang berwenang sebagai pemegang sertifikat hak atas tanah tongkonan, dan kemudian pemberian hak melalui penerbitan sertifikat bertentangan dengan semangat dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria (UUPA).
Diskresi Dari Sudut Pandang Hukum Pidana Fitriah Faisal; Fitriani Jamaluddin; Rahman Hasima; Ahmad Firman Tarta
Jurnal Mulawarman Law Review VOLUME 6 ISSUE 1 JUNE 2021
Publisher : Faculty of Law, Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/mulrev.v6i1.466

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang diskresi dari sudut pandang hukum administrasi negara dan hukum pidana serta menganalisa apa penyebab kriminalisasi kebijakan atau diskresi yang dikeluarkan oleh penyelenggara negara. Penelitian ini adalah penelitian normatif dalam penelitian ini yang menjadi alat utama pengumpulan data, berupa studi dokumen atau studi kepustakaan. di dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan metode studi kepustakaan. Hasil penelitian ditemukan bahwa ada perbedaan sudut pandang antara hukum administrasi negara dan hukum pidana mengenai diskresi. Di dalam hukum administrasi negara, diskresi merupakan kebebasan bertindak atau kebebasan mengambil keputusan dari Badan atau Pejabat administrasi pemerintahan menurut pendapatnya sendiri, sedangkan dari sudut pandang hukum pidana, diskresi dianggap sebagai sebuah sudut yang menggoda atau disebut sebagai power seduction, bagi para penguasa dalam menjalankan kekuasaaannya. Kekuasaan yang dimaksud adalah kekuasaan untuk menggunakan kewenangan berdasarkan kreatifitas pejabat tersebut. Kemudian Diskresi dapat menjadi sebuah perbuatan melawan hukum dalam hukum pidana. Hal tersebut dapat terjadi Ketika diskresi tersebut mengakibatkan kerugian negara, sekalipun sebenarnya niat awal dari dilakukannya diskresi tersebut bertujuan untuk mengisi kekosongan aturan dan menyelesaikan permasalahan yang ada Ketika menjabat, bukan untuk keuntungan diri sendiri atau orang lain. Kemudian dari penelitan diketahui bahwa kriminalisasi kebijakan, atau diskresi yang gagal kemudian menjadi tindak pidana korupsi, disebabkan oleh adanya kekeliruan pemahaman dalam memaknai unsur melawan hukum sebagai genuus delict dan menyalahgunakan kewenangan sebagai species delict, Kurang cermatnya para penegak hukum dalam memahami dan membedakan antara ruang lingkup hukum administratif dan hukum pidana inilah yang menurut penulis menyebabkan hal ini terjadi.
The Effect of Sea Sand Mining on Fishermen's Rights Andi Kurniawati; Rizkal Nur; Dyno Thiodores
Jurnal Mulawarman Law Review VOLUME 6 ISSUE 2 DECEMBER 2021
Publisher : Faculty of Law, Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/mulrev.v6i2.621

Abstract

Sea sand mining has a significant impact on fishermen who have fishing areas in Spermonde Waters. The purpose of this study is to see the impact of sea sand mining on the rights of fishermen who daily catch fish around the Spermonde Waters which are the location of sand mining. This research method is a qualitative method using data collection techniques in the form of, (1) literature review, to examine related policies; (2) Interview, to get related information; and (3) observation. The result of the research is that there are changes in the marine environment ecosystem due to this mining. The dredging of sea sand causes the sea water to become cloudy, resulting in reduced fish catches in the area. The occurrence of economic degradation of the community, especially fishermen, before and after mining occurs so that it violates the rights of fishermen that have been mandated in the law.
Regional Expansion as a Constitutional Notion in the Environmental Sector H. Syafa’at Anugrah Pradana; Rustam Magun Pikahulan
Jurnal Mulawarman Law Review VOLUME 6 ISSUE 1 JUNE 2021
Publisher : Faculty of Law, Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/mulrev.v6i1.677

Abstract

The expansion of a new autonomous region in its regulations does not include aspects of fulfilling the environment as a requirement for regional capacity so that it contradicts one of the environmental principles, namely the principle of sustainability. Therefore, the author wants to analyze the new concept of the environment in which this concept aims to make the environment an important part or main prerequisite in terms of regional expansion. The method used in finding the legal concept of regional expansion, especially on the fulfillment of environmental aspects, is by studying and analyzing environmental philosophy and determining its meaning so that it needs to be a consideration in order to fulfill the requirements for new autonomous regions to be expanded. Regarding the legal concept of regional expansion in the environmental field, it begins with determining the environment and nature, ways to respect the environment, clarity on the moral status of animals and plants, restoration of nature, and considering environmental sustainability for future generations. Referring to the philosophical aspect, the author includes environmental aspects as a basic requirement for regional capacity in the formation of an area, especially for the expansion of preparatory areas. Thus, the existence of the environment can still be felt along with the times.
Analisis Kendala Implementasi Peraturan Menteri ATR / Kepala BPN Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Sertipikat Elektronik AA Muhammad Insany Rachman; Evi Dwi Hastri
Jurnal Mulawarman Law Review VOLUME 6 ISSUE 2 DECEMBER 2021
Publisher : Faculty of Law, Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/mulrev.v6i2.646

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang penyebab implementasi dari peraturan sertipikat tanah elektronik yang hingga saat ini tidak dapat dilakukan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan konseptual yang memberikan sudut pandang analisa untuk penyelesaian permasalahan, kemudian penelitian difokuskan untuk mengkaji bagaimana penerapan sertipikat tanah elektronik di masyarakat. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumen atau studi kepustakaan, penyajian secara deskriptif analitis untuk menghasilkan suatu analisis tentang permasalahan yang dimungkinkan bisa menghambat pemberlakuan dan kendala yang mungkin muncul dengan adanya sertipikat elektronik. Hasil penelitian menunjukkan faktor – faktor penghambatnya antara lain adalah tahap uji coba yang kurang terekspos, aspek keamanan yang belum terjamin, dana anggaran yang kurang, masih banyaknya masalah pertanahan yang belum tuntas, adanya kesenjangan digital di masyarakat serta masih banyaknya tanah yang tidak terdaftar secara nasional.
Urgensi Kriminalisasi Pengguna Jasa Prostitusi Online Sebagai Upaya Penanggulangan Permasalahan Sosial di Indonesia Adam Ilyas; Maria Novita Apriyani
Jurnal Mulawarman Law Review VOLUME 6 ISSUE 2 DECEMBER 2021
Publisher : Faculty of Law, Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/mulrev.v6i2.687

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui urgensi kriminalisasi pengguna jasa prostitusi online. Metode penelitian dalam tulisan ini adalah penelitian yuridis-normatif. Penelitian ini menghasilkan temuan adanya kekosongan hukum mengenai pengaturan kriminalisasi penggua jasa dan inkonsistensi hukum dalam penegakan dan penanggulangan prostitusi online. Pengguna jasa dalam praktek prostitusi online merupakan pihak yang terpenting karena telah menjadi prinsip dasar bahwa tidak akan ada penjual jika tidak ada pembelinya. Oleh karena itu, apabila pengguna jasa prostitusi online tidak segera dikriminalisasikan, maka pengguna prostitusi online akan tetap leluasa dan merasa aman melakukan praktek pelacuran yang pada akhirnya menyebabkan meningkatnya permasalahan sosial yang berdampak dalam bidang hak asasi manusia, social, agama, dan kesehatan karena prostitusi online merupakan perbuatan yang hina, immoral, dan tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Dengan demikian diperlukan pembaharuan hukum pidana dengan mengkriminalisasikan pengguna jasa prostitusi online demi menanggulangi permasalahan sosial serta terciptanya keadilan dan kepastian hukum untuk perlindungan dan kesejahteraan masyarakat.
Legal Protection of Illegal Migrant Workers in Nunukan District Yahya Ahmad Zein; Mahendra Putra Kurnia; Heni Sutra
Jurnal Mulawarman Law Review VOLUME 6 ISSUE 1 JUNE 2021
Publisher : Faculty of Law, Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/mulrev.v6i1.691

Abstract

Nunukan Regency, which borders Sabah and Sarawak, Malaysia has problems regarding the repatriation of Indonesian Citizens in the capacity as Indonesian Migrant Workers who working in Malaysia. The repatriation is related to immigration violations such as not having complete documents to enter Malaysian territory as a worker, so it can be categorized as illegal Indonesian Migrant Workers. This research uses a doctrinal approach by reviewing the regulations related to migrant workers plus analysis of documents and data obtained from in-depth interviews with the Placement and Protection of Indonesian Migrant Workers Agency in Nunukan and Immigration in Nunukan. Legal protection for illegal Indonesian Migrant Workers through the Placement and Protection of Indonesian Migrant Workers Agency and Immigration in Nunukan is taken in 3 (three) ways, (1) prevention of non-procedural illegal Indonesian Migrant Workers; (2) deportation; and (3) the return of illegal Indonesian citizens/Indonesian Migrant Workers to their hometown. The efforts to protect the law are coupled with the closure of illegal cross-border routes between Indonesia and Malaysia in the Nunukan Regency area. It is hoped that all legal protection efforts will minimize the presence of illegal Indonesian Migrant Workers.
Pemberantasan Pencucian Uang dengan Pendekatan Follow the Money dan Follow the Suspect Yuni Priskila Ginting
Jurnal Mulawarman Law Review VOLUME 6 ISSUE 2 DECEMBER 2021
Publisher : Faculty of Law, Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/mulrev.v6i2.442

Abstract

Tindak pidana pencucian uang terdapat karakteristik khusus yang membedakan dengan tindak pidana. Tindak pidana pencucian uang merupakan follow up crime, sedangkan hasil kejahatan yang diproses pencucian uang disebut sebagai predicate offence. Predicate crime dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang menggunakan pendekatan follow the money dan follow the suspect berdasarkan teori hukum guna memastikan adanya tindak pidana pencucian uang. Cara efektif dalam memberantas tindak pidana pencucin uang dengan menyamakan persepsi dan kerjasama aparat penegak hukum dalam menggunakan pendekatan follow the money sebagai pelengkap pendekatan follow the suspect untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pemberantasan tindak pidana pencucian uang.
Collaboration between Government and Palm Oil Industry to Achieve Sustainability Development Goals in Indonesia Handoko Limaho; Rudy Pramono; Rio Christiawan
Jurnal Mulawarman Law Review VOLUME 7 ISSUE 1 JUNE 2022
Publisher : Faculty of Law, Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/mulrev.v7i1.757

Abstract

Palm oil plantation businesses have always been the subject of heavy scrutiny and are accused of causing the most environmental and social mishaps in Indonesia. Such condemnation comes from within the country and outside as well. Even though the palm oil industry is one of Indonesia’s biggest GDP contributors, the opposition in the past decade outweighs the support, and many attempts at reasoning fall on deaf ears. This article will argue that the need for transformation of the industry in order to support the nations’ sustainability development goals is an effort that involves all constituents. The relationship that is built upon the palm oil companies and its stakeholders must be met with certain legalities and support from the government in order to foster a green growth relationship that will sustain the economy and the environment, which will ultimately support Indonesia’s sustainable development goals.

Page 4 of 10 | Total Record : 99