Articles
9 Documents
Search results for
, issue
"Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012"
:
9 Documents
clear
Uji daya hambat obat kumur terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans
Nurlindah Hamrun;
Mukhtar Nur Anam
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (241.948 KB)
|
DOI: 10.35856/mdj.v1i5.70
Obat kumur telah dipakai secara luas pada masyarakat. Fungsi utama dari obat kumur adalah membersihkan rongga mulut, mengurangi napas tidak sedap, mempunyai berbagai macam rasa dan membuat mulut terasa segar. Penelitian ini bertujuan mengetahui daya hambat anti bakteri beberapa jenis obat kumur terhadap Streptococcus mutans. Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratoris rancangan quasi experimental. Sampel adalah obat kumur dengan kandungan iodine povidin, hexatidine, alcohol, benzydamin HCl dan aquadest sebagai kontrol. Isolat S.mutans segar adalah bakteri S.mutans yang telah diremajakan. Kemampuan daya hambat sampel obat kumur dapat terlihat dengan adanya zona inhibisi berupa daerah jernih (zona bening) yang terbentuk setelah masa inkubasi selama 24 jam di dalam inkubator dengan suhu 37 o C. Zona bening diukur dengan menggunakan kaliper secara vertikal, horisontal dan diagonal kemudian dirata-ratakan. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan daya hambat terhadap pertumbuhan S.mutans yang terbesar adalah obat kumur yang mengandung hexatidine dan benzydamin HCL.
Class IV direct composite restoration: a case report
Michael Andreas Leman
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (376.925 KB)
|
DOI: 10.35856/mdj.v1i5.71
Selama beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi bahan resin komposit telah menjadikan prosedur penambalan gigi secara langsung dengan menggunakan bahan resin komposit menjadi salah satu perawatan alternatif yang lebih menjanjikan. Salah satu tantangan terbesar dalam kedokteran gigi estetik adalah membuat keserasian warna antara bahan tambalan dan struktur gigi alami. Pada gigi alami, struktur gigi yang berbeda dapat memantulkan, merefraksi dan menyerap pancaran sinar melalui strukrur yang berbeda (misalnya enamel rods, tubulus dentinalis, dentinoenamel junction). Resin komposit memperlihatkan hasil yang memuaskan dalam sisi estetik berdasarkan kemampuan bahan untuk memantulkan, merefraksi dan menyerap cahaya sehingga terlihat menyerupai gigi alami. Penambalan langsung dengan resin komposit yang dikombinasikan dengan ketrampilan dokter gigi dalam menghentikan perkembangan karies gigi dan mempertahankan vitalitas gigi, maka hasil perawatan estetik yang didapatkan akan jauh lebih memuaskan.
Penanganan definitif fraktur komplek zigoma bilateral disertai fraktur basis kranii fossa anterior (Laporan Kasus)
Abul Fauzi;
Abel Tasman;
Arifin MZ
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (426.707 KB)
|
DOI: 10.35856/mdj.v1i5.72
Fraktur fasial merupakan cedera yang sering diikuti dengan fraktur basis kranii. Fraktur fasial sangat bervariasi keparahannya, ada yang melibatkan satu tulang atau beberapa tulang yang kompleks, tergantung derajat kekuatan impak yang mengenai daerah wajah. Laporan kasus ini menjelaskan tentang penanganan fraktur fasial yang disertai fraktur basis kranii. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirujuk ke Bagian Bedah Saraf dan Bagian Bedah Mulut dan Maksilofasial RS Hasan Sadikin Bandung dengan keluhan perdarahan dari hidung disertai fraktur rahang atas. Selama perawatan di rumah sakit dilakukan observasi ketat terhadap cedera kepala dan dilakukan perawatan definitif secara elektif dengan open reduction intermaxillary fixation (ORIF).
Rekonstruksi electrical burn injury pada labialis inferior dengan flap karapadzic: Laporan kasus
Mohammad Gazali
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (287.912 KB)
|
DOI: 10.35856/mdj.v1i5.73
Defek pada bibir dapat diklasifikasikan dalam kategori kecil, sedang dan besar. Defek kecil dapat di tutup secara langsung tanpa membutuhkan flap, sedang defek yang besar membutuhkan penutupan/rekonstruksi dengan menggunakan flap lokal. Kasus luka bakar relatif jarang mengenai rongga mulut termasuk bibir, namun pada kasus ini dilaporkan seorang pria berusia 55 tahun yang dirujuk dengan keluhan luka bakar karena sengatan listrik pada bagian otot bibir bawah. Dilakukan repair dan rekonstruksi defek dengan menggunakan Flap Karapadzic dan memberikan hasil yang cukup memuaskan paska kontrol 6 bulan.
Diagnosis gangguan temporomandibular pada anak
Lusy Damayanti;
Jakobus Runkat
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (229.408 KB)
|
DOI: 10.35856/mdj.v1i5.74
Tindakan paling penting yang dapat dilakukan terhadap pasien adalah menegakkan diagnosis yang tepat. Hal tersebut merupakan dasar untuk keberhasilan. Untuk menangani gangguan temporomandibular pada anak secara efektif, klinisi harus memahami berbagai jenis manifestasi klinis dan penyebabnya. Para klinisi harus ingat bahwa untuk setiap diagnosis, terdapat perawatan yang sesuai. Tidak ada suatu perawatan tunggal yang sesuai untuk seluruh kelainan temporomandibula. Oleh karena itu, menegakkan diagnosis yang tepat merupakan bagian yang paling penting dalam penanganan masalah ini. Dalam banyak kasus, keberhasilan perawatan tidak bergantung pada seberapa baik perawatan dilakukan tetapi pada seberapa sesuai perawatan yang dilakukan terhadap kelainan tersebut. Dengan kata lain, diagnosis yang sesuai merupakan kunci keberhasilan perawatan. Pada tulisan ini dibahas mengenai pedoman cara mendiagnosis gangguan dan nyeri temporomandibular serta penatalaksanaannya. Beberapa hal yang harus dipenuhi, antara lain anamnesis, pemeriksaan intra oral dan ekstra oral, serta pemeriksaan foto ronsen untuk membantu menegakkan diagnosis. Diharapkan para klinisi dapat memahami dan mengaplikasikannya dalam praktek sehari-hari.
Desain preparasi gigi penyangga untuk pembuatan restorasi indirect fiber reinforced composite
Peter Rovani;
Elizabeth Mailoa
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (300.949 KB)
|
DOI: 10.35856/mdj.v1i5.75
Dalam dunia kedokteran gigi, gigitiruan dengan bahan fiber reinforced composite (FRC) dianggap sebagai alternatif yang bermanfaat, selain sebagai restorasi metal keramik. Metode ini memungkinkan pendekatan konservatif untuk menggantikan gigi yang hilang untuk mengatasi beberapa kelemahan gigitiruan yang konvensional. Estetik yang potensional, keausan yang rendah dari gigi antagonis dan kemampuan mengikat abutment, dengan demikian kompensasi terhadap bentuk retensi dan resisten dari preparasi gigi penyangga merupakan keuntungan FRC. Restorasi ini terdiri dari dua jenis bahn komposit, yaitu fiber composites untuk membangun substruktur dan partikel komposit hibrida atau mikrofil untuk menghasil permukaan lapisan eksternal. Salah satu kegagalan restorasi indirect composite adalah patah atau pecahnya restorasi. Kegagalan ini dapat disebabkan oleh desain preparasi gigi penyangga yang tidak adekuat, sehingga terjadi konsentrasi tekanan pada restorasi FRC. Pada artikel ini akan dibahas tentang desain preparasi yang baik dalam pembuatan restorasi indirect composite.
Pemilihan bahan restorasi estetis berdasarkan translusensi dan opasitas dari resin komposit
Emy Ardana;
Aries Chandra Trilaksana
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (249.211 KB)
|
DOI: 10.35856/mdj.v1i5.76
Pemilihan bahan restorasi komposit resin yang disesuaikan dengan warna dari bahan restorasi dapat dipilih berdasarkan sifat pencahayaan yang dapat menyerupai sifat struktur gigi alami. Kegagalan seringkali terjadi dari analisis yang kurang tepat pada sifat pencahayaan menyebabkan pemilihan warna pada restorasi komposit tidak sesuai dengan struktur gigi alami sehingga tidak selalu memberikan hasil estetika yang memuaskan. Artikel ini memberikan gambaran bagaimana menerapkan teknik yang tepat sehingga memungkinkan bahan restorasi dapat digunakan secara maksimal sehingga dapat menyerupai struktur gigi alami.
Serostomia karena obat pada orang tua
Zohra Nazaruddin;
Erni Marlina
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (182.712 KB)
|
DOI: 10.35856/mdj.v1i5.77
Serostomia adalah terjadinya penurunan fungsi kelenjar saliva sehingga penderita mengeluh kesulitan menelan, bicara, rasa yang tidak nyaman dan sering terjadi infeksi dalam rongga mulut. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai faktor dengan banyak manifestasi di rongga mulut. Dokter gigi sebagai orang pertama yang mengetahui adanya perubahan dalam rongga mulut, diharapkan dapat mengetahui berbagai manifestasi serostomia tersebut sehingga diharapkan dapat membantu mengidentifikasi, apakah kelainan tersebut merupakan akibat penuaan atau hal yang patologis, atau karena penggunaan obat-obatan.
Nasoalveolar moulding pra pembedahan pada penderita celah bibir dan langit-langit
Abdullah Mugan Maruapey;
Amie .;
Irfany .;
Edy Machmud
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (238.709 KB)
|
DOI: 10.35856/mdj.v1i5.78
Perawatan bayi dengan celah bibir dan langit-langit (CBL) dilakukan sejak tahun 1950 dengan tujuan untuk melakukan koreksi terhadap cacat tersebut. Nasoalveolar moulding (NAM) hadir untuk mengubah paradigma dari metode konvensional perawatan bayi CBL. Pada metode konvensional terdapat masalah, yaitu kegagalan mengoreksi deformitas kartilago hidung pada penderita CBL unilateral dan bilateral serta defisiensi jaringan kolumela pada bayi dengan celah bibir bilateral. Piranti NAM dibuat dari kawat dan akrilik yang dilekatkan pada feeding plate. Piranti ini dipakai untuk menuntun kartilago hidung, premaksila, dan tulang alveolar pada pertumbuhan dan posisi yang normal pada periode neonatal. Efek penggunaan NAM sebelum dilakukan pembedahan adalah mengurangi tingkat keparahan deformitas oronasal. Teknik NAM memiliki kelebihan mengoreksi kartilago hidung yang immature dan mempertahankan pada posisi yang normal. NAM bertujuan memperpanjang kolumela CBL bilateral sesuai prinsip-prinsip ekspansi jaringan, dengan cara memperpanjang nasal stent dan aplikasi gaya-gaya yang diberikan pada bibir dan hidung. Penggunaan teknik NAM mengurangi surgical scar jika dibandingkan dengan rekonstruksi kolumela konvensional, mengurangi biaya pembedahan dan menjadi standar perawatan pada pusat pelayanan CBL.