cover
Contact Name
Salimulloh Tegar Sanubarianto
Contact Email
salimulloh@gmail.com
Phone
+6282329346828
Journal Mail Official
salimulloh@gmail.com
Editorial Address
Kantor Bahasa Nusa Tenggara Timur Jl. Jend. Soeharto No.mor 57A, Naikoten I, Kec. Kota Raja, Kota Kupang, Nusa Tenggara Tim. 85142
Location
Kota kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
Jurnal Lingko : Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan
ISSN : 26862700     EISSN : 26862719     DOI : 10.26499
Core Subject : Education, Social,
LINGKO adalah jurnal yang menerbitkan artikel ilmiah dari kajian kebahasaan dan kesastraan. Ruang lingkup LINGKO meliputi kajian linguistik teoretis, linguistik terapan, linguistik interdisipliner, sastra teoretis, sastra terapan, sastra interdisipliner, dan pengajaran bahasa dan sastra. LINGKO dikelola oleh Kantor Bahasa NTT, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. LINGKO menerima artikel dari penulis nasional maupun internasional. Penulis tidak dipungut biaya selama proses penerimaan sampai penerbitan jurnal.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2020): Desember 2020" : 8 Documents clear
MANTRA PENGOBATAN DAN LAMUT TATAMBA SEBAGAI MEDIA PENYEMBUHAN DALAM MASYARAKAT BANJAR (KALIMANTAN SELATAN) Medication Mantra and Lamut Tatamba as Healing Media in Banjar People (South Kalimantan) Yulianto, Agus
Jurnal Lingko : Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Vol 2, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Kantor Bahasa NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jl.v2i2.53

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut, 1) apa bentuk (wujud) mantra pengobatan dan lamut tatamba yang berupa tradisi tutur tunggal yang ada dalam masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan; 2) apa yang membuat mantra pengobatan dan lamut tatamba masih menjadi media alternatif; 3) apa sajakah penyakit-penyakit yang menjadi objek penyembuhan bagi mantra pengobatan dan lamut tatamba; dan 4) apa saja media yang digunakan dalam lamut tatamba untuk menyembuhkan sebuah penyakit. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik studi pustaka. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa bentuk mantra pengobatan terdiri atas mantra sempurna dan tidak sempurna. Corak mantra pengobatan terdiri atas pantun, ungkapan, dan syair penyakit-penyakit yang dapat disembuhkan oleh mantra pengobatan dan lamut tatamba antara lain penyakit mag, penyakit perut, sakit kepala, mata, dan lain-lain.Kata kunci: Mantra, lamut, pengobatan tradisional, tradisi lisanAbstractThe objectives of this study are as follows. 1) to find out the forms of medication mantra and medication lamut (lamut tatamba) which is a single speech tradition in the Banjar people in South Kalimantan; 2) to find out the reason why medication mantra and medication lamut are still an alternative healing medium for diseases; 3) what diseases are the objects of healing for medication mantra and medication lamut (lamut tatamba); and 4) to find out what media are used in medication lamut (lamut tatamba) to heal diseases. This research uses descriptive qualitative method with library techniques. The results of the analysis show that healing mantras consist of perfect and imperfect mantras. The style of healing mantras consists of rhymes, phrases and rhymes the mantra and lamut tatamba can heal several diseases such as heartburn, stomach ache, headaches, eyes, and others.Keywords: Mantra, lamut, medication tradtinionally, oral traditionTujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut, 1) apa bentuk (wujud) mantra pengobatan dan lamut tatamba yang berupa tradisi tutur tunggal yang ada dalam masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan; 2) apa yang membuat mantra pengobatan dan lamut tatamba masih menjadi media alternatif; 3) apa sajakah penyakit-penyakit yang menjadi objek penyembuhan bagi mantra pengobatan dan lamut tatamba; dan 4) apa saja media yang digunakan dalam lamut tatamba untuk menyembuhkan sebuah penyakit. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik studi pustaka. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa bentuk mantra pengobatan terdiri atas mantra sempurna dan tidak sempurna. Corak mantra pengobatan terdiri atas pantun, ungkapan, dan syair penyakit-penyakit yang dapat disembuhkan oleh mantra pengobatan dan lamut tatamba antara lain penyakit mag, penyakit perut, sakit kepala, mata, dan lain-lain. Kata kunci: Mantra, lamut, pengobatan tradisional, tradisi lisan
NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM PARIKAN GONDANGKELI TARI TOPENG LENGGER WONOSOBO Religius Value of Parikan Gondangkeli in Wonosobo's Lengger Mask Dace Performance Fikri, Mochammad
Jurnal Lingko : Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Vol 2, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Kantor Bahasa NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jl.v2i2.61

Abstract

AbstrakParikan Gondangkeli merupakan salah satu sastra lisan yang sarat dengan nilai-nilai keagamaan. Parikan sangat menarik untuk dikaji sebab sepengetahuan peneliti kajian terhadap parikan ini masih sangat sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai keagamaan yang terdapat dalam Parikan Gondangkeli Tari Topeng Lengger Wonosobo. Pendekatan yang digunakan untuk meneliti parikan tersebut adalah pendekatan pragmatik, sebuah pendekatan dalam penelitian sastra yang akan menguak kebermanfaatan suatu karya sastra bagi masyarakat. Teori yang digunakan sebagai dasar telaah terhadap parikan tersebut adalah teori dimensi religiositas yang dikemukakan oleh Glock dan Stark. Data penelitian ini adalah sebuah parikan yang berjudul Parikan Gondangkeli. Parikan tersebut merupakan salah satu parikan yang digunakan untuk mengiringi seni pertunjukan Tari Topeng Lengger Wonosobo. Data didapatkan dengan menggunakan metode telaah pustaka dan metode observasi atau metode pengamatan langsung ke lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi religiositas yang terepresentasi dalam Parikan Gondangkeli Tari Topeng Lengger Wonosobo adalah 1) dimensi religiositas keyakinan atau ideologi; 2) dimensi ritualistik; 3) dimensi ihsan; 4) dimensi pengetahuan atau pengalaman; dan 5) dimensi pengamalan dan konsekuensi.Kata Kunci: nilai-nilai, keagamaan, parikan GondangkeliAbstractParikan Gondangkeli is an oral literature in the tradition of both poetry and dance set within rich religious values. The parikan is very interesting to be investigated due to the lack of study of the area. This study aims to describe the religious values in the Gondangkeli Parikans performed in Lengger Wonosobo Mask Dance. The approach applied in this research is a pragmatic approach, an approach in literary research that reveals the usefulness of a literary work for society. The theory applied as the basis for the analysis is the theory of dimensions of religiosity put forward by Glock and Stark (1972). The data of this research cover any lines of parikan entitled Parikan Gondangkeli. The parikan is one of the various parikans sang as a accompaniment in the performing arts of the Wonosobo Lengger Mask Dance. A literature review and observation methods or direct observation method are applied in the data collecting procedure. The findings of this research show that the dimensions of religiosity represented in the Parikan Gondangkeli cover 1) religious belief; 2) ritualistic; 3) external practise, 4) religious exclusivity (knowledge or experience); and 5) personal practice and consequence dimensions.Keywords: values, religiosity, parikan of Gondangkeli
PENGEMBANGAN METODE MODELING THE WAY BERBANTU MEDIA PAPAN TEMPEL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Modeling The Way Method Development with The Help of Sticky Board Media in Learning Indonesian Language Heryadi, Toni; Sulfemi, Wahyu Bagja; Retnowati, Sri
Jurnal Lingko : Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Vol 2, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Kantor Bahasa NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jl.v2i2.63

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan menaikkan minat, motivasi belajar, dan hasil belajar Bahasa Indonesia tentang Menulis Surat Undangan Resmi. Objek dari penelitian ini adalah 22 siswa kelas V SDIT Al Fauzien. Berdasarkan hasil pembelajaran prasiklus, terdapat 3 siswa (13,64%) yang masuk dalam kriteria tuntas dengan nilai rata-rata 53,64 dan masih ditemukan 19 siswa (86,36%) yang belum tuntas. Pada siklus 1 terdapat peningkatan, 10 siswa (45,45%) berhasil memperoleh nilai di atas KKM dengan rata-rata 72,82, dan masih terdapat 12 siswa yang tidak tuntas (54,55%). Pada kegiatan siklus 2, nilai rata-rata meningkat menjadi 91,14, yaitu 21 siswa (95,45%) memperoleh nilai di atas KKM dan hanya tersisa 1 siswa (4,55%) yang belum berhasil mencapai KKM. Berdasarkan hasil pengamatan guru saat pembelajaran untuk melihat motivasi dan minat belajar pada tahapan prasiklus, terdapat 4 siswa (18,18 %) yang dapat menjawab pertanyaan yang diberikan, sedangkan 18 siswa (81,82%) belum mampu menjawab pertanyaan tersebut. Siklus 1, terdapat 10 siswa (45,45%) yang dapat menjawab pertanyaan, sedangkan 12 siswa lainnya (54,55%) dianggap belum termotivasi dengan kegiatan pembelajaran. Siklus 2, sebanyak 21 siswa (95,45%) termotivasi dan masih ada 1 siswa (4,55 %) yang dianggap belum termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hasil pembelajaran dengan menggunakan metode modeling the way dan media papan temple dapat meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran, hasil belajar, minat, motivasi dan gairah belajar, juga membantu siswa untuk belajar mandiri, serta bertanggung jawab.Kata kunci: modeling the way, media papan tempel, dan Bahasa IndonesiaAbstractThis research aims at increasing students interest and motivation in learning as well as their output of learning about how to write formal invitation letters in Bahasa Indonesia subject. The subjects of this study are 22 grade V SDIT Al Fauzien students. The results of Pre-cycle learning show that there are 3 students (13,64%) categorized as the complete ones with 53,64 as the average score and 19 other students (86,36%) are categorized as the incomplete ones. There is an improvement in the first cycle. In cycle 2 the average score increased to 91.14. There are 21 students or 95.45% whose scores are above the KKM and there is 1 student (4.55%) whose score is below the KKM. Based on the observation of teachers related to students motivation in learning, it can be said that there are 4 students (18,18%) can answer the questions and 18 students (81,82%) can not do that properly in the precycle. In the first cycle, there are 10 students (45,45%) can answer the questions, while 12 others (54,55%) still can not be motivated to answer the questions. A better result is shown by cycle 2, where 21 students (95,45%) are motivated and only 1 student (4,55%) is not really into the lesson. By looking at the results, it can be concluded that the use of modeling the way method and sticky board media in learning can improve teaching and learning activity, learning outputs, interest, motivation, and passion in learning, students independent and responsibility.Keywords: modeling the way, sticky board media, Bahasa Indonesia
IDENTITAS KELOKALAN SEBAGAI REPRESENTASI DALAM ALKITAB BAHASA MELAYU KUPANG Indentity of The Locals as Represented in The Language of The Kupang-Malay Bible Thans, Peggy Magdalena Jona
Jurnal Lingko : Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Vol 2, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Kantor Bahasa NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jl.v2i2.52

Abstract

AbstrakArtikel ini memaparkan identitas komunitas penutur bahasa (kreol) yang direpresentasikan di dalam Alkitab terjemahan Melayu-Kupang. Penutur bahasa, secara implisit, cenderung menunjukkan kepercayaanya, nilai yang dianut, serta kebutuhan melalui wacana dalam komunikasi. Hal tersebut terwujud melalui interaksi terdahulu hingga saat kini. ‘Index of importance’ atau kategori kepentingan dari suatu komunitas dirasakan oleh penuturnya melalui ciri linguistik kebahasaan karena bahasa membentuk tatanan sosial dan interaksi suatu relasi. Setiap penutur bahasa terasosiasi dengan penanda leksikal tertentu dan penanda tersebut berganti seiring perubahan konteks komunikasi yang terjadi. Identitas lokal yang digambarkan Alkitab Terjemahan Bahasa (kreol) Kupang berdasarkan prinsip penerjemahan kebermaknaan, dan mengintegrasikan budaya dan tradisi komunitas penutur kreol MelayuKupang. Inti analisis mencakup indeks perubahan dalam status sosial; nama baru, panggilan sapaan dalam relasi horisontal dan vertikal, kesopanan bahasa, kata leksikal, dan konteks situasi. Disimpulkan bahwa komunitas penutur kreol Melayu Kupang yang digambarkan dalam Alkitab terjemahan tersebut belum seutuhnya tercermin berdasarkan keadaan dan tradisi sesungguhnya: kategori rujukan dalam interaksi sosial dengan penggunaan ‘register’ yang berbeda; pilihan diksi untuk wacana bervariasi; tingkat kesopanan; relasi vertikal dan horisontal. Revisi pada terjemahan Alkitab KM sangat diperlukan karena merefleksikan gambaran komunitas Melayu Kupang kepada publik. Kata-kata kunci: konstruksi interaksi, status sosial, identitas setempat AbstractThis present paper discusses the local identity represented in the Kupang-Malay creole translated Bible. Language speakers implicitly reflect their beliefs, values, and needs through their language and discourse during communication. They were shared through past and present interaction. The speakers index of importance or category of interest is experienced by the speakers and manifested into linguistics features. Within this social construct, each speaker is associated with specific lexical markers in different contexts. This paper discusses how Kupang-Malay reflects local identity. The analysis covers the index of change, terms of address in the vertical and horizontal direction. The primary data is Kupang Malay Bible. The results of the analysis show that overall the Kupang-Malay community has not represented well in the Bible: in terms of the category of reference they commonly use, registers, level of politeness in language usage across ages, vertical and horizontal relationships. A room for improvement on the Bible translation is needed to represent the Kupang-Malay community better.Keywords: interactional construct, social status, local identity
PERSPEKTIF ANTIPERUNDUNGAN DALAM LAGU “SIKAP DUNIAWI” ISYANA SARASVATI Antibullying Perspective in The Song "Sikap Duniawi" by Isyana Sarasvati Suciartini, Ni Nyoman Ayu
Jurnal Lingko : Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Vol 2, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Kantor Bahasa NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jl.v2i2.50

Abstract

AbstrakDalam penciptaannya, sebuah lirik lagu berasal atau terbentuk dari bahasa yang dihasilkan sebagai akibat komunikasi antara pencipta lagu dengan masyarakat penikmat lagu. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perspektif antiperundungan atau anti-bullying dalam lirik lagu “Sikap Duniawi” Isyana Sarasvati. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan makna perspektif antiperundungan atau anti-bullying dalam lirik lagu “Sikap Duniawi” Isyana Sarasvati. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deksriptif kualitatif dengan perspektif semiotika model Roland Barthes. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa di setiap lirik, baik pilihan kata maupun pilihan kalimat yang digunakan pengarang dalam lagu “Sikap Duniawi” ini kaya akan motivasi dan inspirasi untuk bangkit dari cemooh, dari hinaan, dan rasa rendah diri akibat perilaku perundungan atau bullying. Kata kunci: antiperundungan, lagu sastra, Sikap Duniawi AbstractIn its creation, a song’s lyrics originate or are formed from the language produced as a result of communication between the songwriter and the song-loving community. The formulation of the problem in this research is how the perspective of anti-harassment or antibullying in the lyrics of the song “Sikap Duniawi” Isyana Sarasvati. The purpose of this study is to describe the meaning of the perspective of anti-harassment or antibullying in the lyrics of the song “Sikap Duniawi” Isyana Sarasvati. The method used in this research is descriptive qualitative research method with the semiotic perspective of the Roland Barthes model. The results of this study reveal that in every lyric, the choice of words and choice of sentences used by the author in the song “Sikap Duniawi” is rich in motivation and inspiration to rise from ridicule, humiliation, and low self-esteem due to harassment or bullying behavior.Keywords: bullying, literary songs, Sikap Duniawi
PENGGUNAAN ANTCONC DALAM ANALISIS MAKNA KUKURU’U DAN LU’U SEBAGAI PADANAN STAY AT HOME DALAM BAHASA MELAYU KUPANG The Use Antconc in Analyzing The Meaning of 'Kukuru'u' and 'Lu'u' as The Translation of 'Stay at Home' in Kupang Malay Language Leo, Haniva Yunita
Jurnal Lingko : Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Vol 2, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Kantor Bahasa NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jl.v2i2.60

Abstract

AbstrakSelama pandemi Covid-19, anjuran untuk stay at home mulai dikampanyekan melalui berbagai media. Frasa tersebut kemudian dipadankan dalam bahasa daerah dengan tujuan keefektifan penyampaian informasi. Dalam bahasa Melayu Kupang, stay at home dipadankan dengan dua frasa; kukuru’u di rumah dan lu’u di rumah. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis makna kata kukuru’u dan lu’u untuk mencari padanan yang lebih tepat dengan menggunakan metode analisis korpus. Korpus bahasa Melayu Kupang kemudian dianalisis menggunakan AntConc untuk membandingkan kolokasi kedua kata yang berdekatan makna (near-synonyms). Hasil analisis korpus menunjukkan bahwa kukuru’u lebih banyak berkolokasi dengan aktivitas di dalam rumah, sedangkan lu’u mengandung konotasi negatif dan merupakan aktivitas yang tidak hanya berlangsung di dalam rumah. Dengan demikian, kukuru’u dapat digunakan sebagai padanan yang lebih tepat untuk anjuran stay at home.Kata-kata kunci: Kukuru’u, Lu’u, Analisis Korpus, AntConc, Sinonim, Bahasa Melayu KupangAbstractDuring Covid-19 pandemic, people have been suggested to stay at home, resulting in the campaign of ‘stay at home’ in various types of media. For the sake of communication effectiveness, the phrase has been translated into local languages, one of which is Kupang Malay Language. In Kupang Malay Language, ‘stay at home’ is translated into two phrases, namely ‘kukuru’u di rumah’ and ‘lu’u di rumah’. This paper is aimed at analysing the meaning of ‘kukuru’u’ and ‘lu’u’ in order to find the most appropriate equivalence by using corpus analysis method. The corpus of Kupang Malay Language was analysed using AntConc to compare the collocation of the two near-synonyms. The result of corpus analysis indicated that kukuru’u is mostly collocated with activities in house, while lu’u has a negative connotation and is related to activities conducted not only at home but outside home as well. Thus, kukuru’u is suggested as the most suitable equivalence of ‘stay at home’.Keywords: Kukuru’u, Lu’u, Corpus Analysis, AntConc, Near-synonyms, Kupang Malay Language. Abstract During Covid-19 pandemic, people have been suggested to stay at home, resulting in the campaign of ‘stay at home’ in various types of media. For the sake of communication effectiveness, the phrase has been translated into local languages, one of which is Kupang Malay Language. In Kupang Malay Language, ‘stay at home’ is translated into two phrases, namely ‘kukuru’u di rumah’ and ‘lu’u di rumah’. This paper is aimed at analysing the meaning of ‘kukuru’u’ and ‘lu’u’ in order to find the most appropriate equivalence by using corpus analysis method. The corpus of Kupang Malay Language was analysed using AntConc to compare the collocation of the two near-synonyms. The result of corpus analysis indicated that kukuru’u is mostly collocated with activities in house, while lu’u has a negative connotation and is related to activities conducted not only at home but outside home as well. Thus, kukuru’u is suggested as the most suitable equivalence of ‘stay at home’.
BAHASA MEMPENGARUHI BUDAYA ATAU BUDAYA MEMPENGARUHI BAHASA? (STUDI KASUS: STRATEGI KESANTUNAN DALAM KEGIATAN TAWAR-MENAWAR MAHAR DI SIDAMANIK) Does Language Influence Culture Influence Language? (Case Study: Politness Strategy in Mahar Bargaining in Sidamanik) Manurung, Lastri Wahyuni
Jurnal Lingko : Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Vol 2, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Kantor Bahasa NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jl.v2i2.68

Abstract

AbstrakPada dasarnya bahasa dan budaya saling berhubungan dan terikat satu sama lain. Bahasa juga mampu mencerminkan budaya seseorang Salah satu contoh kegiatan kebudayaan adalah prosesi yang terdapat pada pernikahan adat Batak Toba, yaitu marhata sinamot (tawar-menawar mahar). Penelitian tentang strategi kesantunan dalam kegiatan marhata sinamot ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data diperoleh percakapan yang disampaikan ketika para juru bicara sedang berdiskusi atau bernegosiasi tentang jumlah mahar. Lokasi penelitian adalah di Sidamanik. Total jumlah juru bicara yang ikut serta dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang, yang diperoleh dari 5 rekaman kegiatan marhata sinamot. Hampir semua juru bicara bekerja sebagai petani, beberapa diantara mereka adalah pensiunan perkebunan, dan pedagang. Mereka berusia antara 45-70 tahun. Kondisi sosiokultural seorang penutur berpengaruh terhadap tuturan yang dihasilkannya. Prinsip kebudayaan masyarakat Batak Toba tentang somba marhula-hula, manat mardongan tubu serta elek marboru dalam tatanan dalihan na tolu, juga berpengaruh terhadap bahasa dan strategi kesantunan yang digunakan oleh penutur. Hasil temuan ini sekaligus dapat menjadi jawaban logis bahwa budaya lah yang mempengaruhi bahasa.Kata Kunci: Bahasa, Batak Toba, Budaya, Dalihan Na Tolu, Strategi Kesantunan. AbstractBasically, language and culture are interconnected and bound to one another. Language is also able to reflect one’s culture. One example of cultural activities is the procession found in the traditional Batak Toba wedding, namely marhata sinamot (the dowry bargaining). This research on politeness strategies in marhat a sinamot activities was a qualitative descriptive research. The data has been obtained through conversations delivered when the spokesmen discussing or negotiating the amount of the dowry. The research site is in Sidamanik Sub-District. The total number of spokespersons who have participated in this study is 30, and this has been obtained from 5 recordings of the marhata sinamot activities. Almost all of the spokesmen are farmers, some of them are retiredmen and traders. Their ages are between 45-70. The findings show that the politeness strategies used by the speakers in marhata sinamot are positive politeness strategies, which are exaggerating (interest, sympathy, etc with the hearer), seeking for agreement, giving hearer sympathy, using in-group identity markers, and asserting speaker’s knowledge of and concerning for hearer’s wants. Negative politeness strategies are also used, namely: asking for empathy, minimizing the imposition, apologizing, and giving deference. The sociocultural condition of a speaker affects the speech they produce. The cultural principles of the Toba Batak community regarding ‘somba marhula-hula, manat mardongan tubu and elek marboru’ in a principle of daliha na tolu have also influenced the language and politeness strategies used by speakers. These findings can be a logical answer that culture influences language.Keywords: Language, Toba Batak, culture, dalihan na tolu, politeness strategies.
PENGGUNAAN EJAAN DALAM PERUMUSAN PERATURAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT The Use of Spelling in West Nusa Tenggara Rules Pattern Kasman, Kasman
Jurnal Lingko : Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Vol 2, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Kantor Bahasa NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jl.v2i2.49

Abstract

AbstrakBahasa Indonesia adalah bahasa negara dan bahasa persatuan. Munculnya varian baru yang mengancam kelestarian bahasa Indonesia menjadi alasan dilakukannya penelitian ini. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan ejaan dalam Perumusan Peraturan Daerah Nusa Tenggara Barat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pustaka sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode komparatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kesalahan ejaan yang terdapat dalam perumusan Peraturan Daerah Nusa Tenggara Barat digolongkan ke dalam tiga jenis, yakni: (1) kesalahan penggunaan huruf kapital; (2) kesalahan penggunaan tanda koma; dan (3) kesalahan penggunaan tanda titik dua.Kata-kata kunci: bahasa Indonesia, ragam hukum, kesalahan, ejaan, kapital, dan tanda baca AbstractIndonesian language is official state language and the language of national unity. Theemergence of a new variant that threatens the preservation of Indonesian is the reason for this research. One of the varieties that threatens the maintenance of Indonesian grammatical rules is legal language style. To see how it is different from other varieties, researcher tries to do a research on Indonesian grammatical rule, especially spelling used in legal style. Data source is West Nusa Tenggara Rules Pattern on the Development and Protection of Local Languages and Local Literatures and therefore, the purpose of the study is describe the spelling errors found the rules pattern. Method used to collect data is library method. While analysis method used is comparative method. Result of the analysis shows that there are three spelling errors found in West Nusa Tenggara Rules Pattern on the Development and Protection of Local Languages and Local Literatures. The three errors are (1) capitalization and (2) punctuation, covered comma, and (3) colon.Keywords: Indonesian language, legal style, errors, spelling, capitalization and punctuation.

Page 1 of 1 | Total Record : 8