cover
Contact Name
reza
Contact Email
reza.andrea@gmail.com
Phone
+6285388729017
Journal Mail Official
reza.andrea@gmail.com
Editorial Address
Jl. Samratulangi Samarinda 75131
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
Buletin Loupe
ISSN : 25805274     EISSN : 14118548     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Buletin Loop of the Politeknik Pertanian Negeri Samarinda is one of the most active centres of scientific work in agriculture in the Samarinda. Problems are attacked from two distinct points of view: the economic, in which the object is to show how crops may be produced a little more cheaply than at present, and the scientific, the problem being investigated for the sake of the general principles it may bring out. Two sets of bulletins are therefore issued, the popular bulletin, intended for farmers, dealing mainly with local problems, and always from the local point of view, and the research bulletins. The popular bulletins are fully equal to any others in the United States, and much ahead of anything we publish here for farmers; in the series before us the subjects dealt with include land drainage, curing of seed corn, control of various weeds, draft-horse judging, a discussion of the methods of paying for milk at cheese factories, and so on. The research bulletins are the scientific papers of the staff; as usual in the Samarinda, each paper is published separately, and there is no common journal in which they all appear.
Articles 125 Documents
PENGARUH SENTRIPUGASI SEDERHANA PADA BEBERAPA VARIASI WAKTU PENGADUKAN DAN TINGKAT KETUAAN KELAPA TERHADAP BERAT JENIS, BILANGAN ASAM DAN ORGANOLEPTIK DARI VCO Andi Lisnawati
Buletin Loupe Vol 12 No 02 (2014): Edisi Desember 2014
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembuatan VCO dengan menggunakan alat sentripugal sederhana yaitu mixer bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh tingkat ketuaan kelapa dan waktu pengadukan terhadap berat jenis dan bilangan asam serta tingkat kesukaan terhadap warna dan aroma yang dihasilkan. Pembuatan Virgin Coconut Oil dilakukan dengan perbedaan tingkat ketuaan kelapa yaitu sangat tua (sudah bertunas) dan tua serta lama pengadukan yaitu 10 menit, 15 menit, 20 menit dan 25 menit dan masing-masing sampel ini diuji kualitasnya yang meliputi Berat Jenis, dan Bilangan Asam serta tingkat ksukaan yang diperoleh dan dilanjutkan dengan analisis factorial RAL untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan yang diberikan. Hasil penelitian diperoleh bahwa perbedaan tingkat ketuaan kelapa dan lama pengadukan mempengaruhi kualitas virgin coconut oil yang dihasilkan, yaitu semakin tua kelapa dan semakin lama pengadukan, maka persentase Berat Jenis semakin besar begitupun dengan bilangan asamnya semakin besar.
PENGARUH PERBEDAAN PEREKAT TERHADAP HASIL AKHIR KAYU LAMINA DENGAN BAHAN BAKU KAYU MALAU (Palaquium quercifolium BURCKL) Eva Nurmarini
Buletin Loupe Vol 12 No 02 (2014): Edisi Desember 2014
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengolahan kayu lamina yang memanfaatkan kayu kurang dikenal (lesser known species) merupakan salah satu langkah efisiensi pemakaian sumber daya hutan. Kayu lamina cukup pesat penggunaannya dan digunakan sebagai substitusi kayu gergajian. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan membandingkan kadar air serta kerapatan kayu lamina dari jenis Malau dengan kayu solidnya serta untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis perekat (PVA dan UF) terhadap keteguhan lentur dan keteguhan patah kayu lamina. Pengujian kadar air, kerapatan, keteguhan lentur dan keteguhan patah yang dilakukan berdasarkan standar DIN dengan 2 perlakuan yaitu perekat PVA dan UF. Masing-masing perlakuan dilakukan dengan 10 kali ulangan. Hasil pengujian kayu lamina dengan perekat PVA menunjukkan nilai yang lebih baik bila dibandingkan dengan kayu lamina dengan perekat UF pada kondisi pengempaan dingin atau suhu kamar. Kadar air dan kerapatan kayu solid nilai rataannya lebih baik dibandingkan kayu lamina (PVA dan UF), tetapi tidak untuk keteguhan patah. Kayu lamina dengan perekat PVA sifat keelastisannya lebih baik daripada perekat UF sehingga PVA sangat cocok untuk keperluan pemakaian yang membutuhkan bentuk lengkungan seperti kursi.
CELLULASE PRODUCTION FROM ACTINOMYCETES USING OIL PALM EMPTY FRUIT BUNCH FIBER AS MEDIUM hamka
Buletin Loupe Vol 12 No 02 (2014): Edisi Desember 2014
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Oil palm empty fruit bunch (OPEFB) is a common solid waste from palm oil industry that requires proper handling to be processed into bio-ethanol as new bio-energy source to substitute fossil fuel, oil, gas, and coal. Microbial applications have been considered an effective way to degrade a lignocellulosic biomass into simple sugars as a critical material for bio-ethanol production. It efficacy to degrade cellulose was determined by cellulase production from CMC as medium. Actinomycetes isolate 11.2.A showed high cellulase activity on carboxylmethyl cellulose (CMC) broth. After incubation for 5 days at 30oC, pH 7 and 150 rpm agitation rate the highest cellulase activity generated by the isolate 11.2.A was 0.62 U/ml on CMC as medium. Actinomycetes isolates 11.2.A was proved to be the effective producer of cellulase specific for CMC. The isolate 11.2.A was also selected to be used in liquefaction of OPEFB. Actinomycetes isolate 11.2.A gave a better performance for being able to degrade the OPEFB with cellulase activity at 0.42 U/ml. This microbial and its enzymes should be very useful in the process of turning the solid waste like OPEFB into value products such as reducing sugar, sugar alcohol and bio-ethanol.
PERBEDAAN KELAS DIAMETER KAYU MANGIUM (Acacia MangiumWilld) DI AREA REKLAMASI TAMBANG BATUBARATERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR ANATOMI KAYU Muhammad Fikri Hernandi
Buletin Loupe Vol 12 No 02 (2014): Edisi Desember 2014
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kelas diameter kayumangiumhasil reklamasi lahan tambang batubara terhadap struktur anatomi kayu. Kayu mangium yang digunakan untuk penelitian pada kelas diameter 20 cm, 25 cm dan 30 cm berasal dari reklamasi lahan tambang batubara. Analisis data menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Adapun hasil dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan klasifikasi struktur anatomi kayu mangiumhasil reklamasi pada perbedaan kelas diameter; perbedaan kelas diameter kayumangium berpengaruh signifikan terhadap struktur anatomi adalah pada jumlah sel pori, jumlah dan persentase sel jari-jari; letak contoh uji berdasarkan arah ketinggian berpengaruh signifikan terhadap struktur anatomi adalah pada tinggi dan jumlah sell pori, lebar sel jari-jari, diameter serat, lumen, persentase sel serabut.
KAJIAN KELARUTAN ZAT EKSTRAKTIF KAYU TULIP AFRIKA (Spatudea campanulata) BERDASARKAN LETAK PADA BATANG DENGAN 4 (EMPAT) MACAM METODE PELARUT. Sumiati
Buletin Loupe Vol 12 No 02 (2014): Edisi Desember 2014
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum maksimalnya pengetahuan dan pemanfaatan kayu tulip afrika sebagai bahan baku dalam industri pengolahan kayu. Dilihat dari pemanfaatannya selama ini yang hanya digunakan sebagai pohon peneduh dan belum ada yang memanfaatkan dan meneliti tentang kandungan zat ekstraktifnya. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelarutan zat ekstraktif yang terlarut dalam air dingin, air panas, NaOH 1 % dan Alkohol Benzena. Dalam persiapan contoh uji, bagian yang diambil dari batang pohon tulip afrika berupa lempengan yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pangkal, tengah dan ujung. Selanjutnya lempengan kayu dibuat menjadi serbuk dengan ukuran mesh 50. Kemudian dilakukan penelitian tentang kelarutan zat ekstraktifnya dalam air dingin, air panas, NaOH 1 % dan Alkohol Benzena. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kelarutan zat ekstraktif pada kayu tulip afrika sehingga dapat dipertimbangkan sebagai bahan baku didalam industri perkayuan atau industri pulp dan kertas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kelarutan zat ekstraktif pada NaOH 1% adalah 11,1109 %, Alkohol Benzena 6,0549 %, air panas 5,9476 % dan air dingin 3,5573 % yang tergolong dalam klasifikasi komponen kimia kelas tinggi untuk kayu daun lebar Indonesia.
IDENTIFIKASI SERANGGA MENGGUNAKAN PERANGKAP CAHAYA (Light Trap) DI AREAL ARBORETUM POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA Rudi Djatmiko
Buletin Loupe Vol 12 No 02 (2014): Edisi Desember 2014
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi bahwa Spesies serangga berjumlah 686.000 atau 72 % dari jumlah seluruh spesies dari dunia binatang. Bila ditinjau dari segi kepentingan manusia, serangga dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu serangga hama dan serangga berguna/ bermanfaat (Partosoedjono, 1985). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginventarisasi serangga untuk diketahui keragaman jenisnya, frekuensi kehadiran (fluktuasi), kelimpahan serta dominasinya di areal Arboretum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Penangkapan seranggga dilakukan dengan menggunakan perangkap cahaya (light trap), serangga diidentifikasi dengan cara menyamakan, mencocokkan atau membandingkan dengan buku-buku literature (Kunci Determinasi Seranga). Analisis data dilakukan dengan menghitung kelimpahan jenis berdasarkan Indeks Dominasi Jenis (Di) menurut Heddy dan Kurniati (1996), serta mengetahui tingkat dominasinya berdasarkan Indeks Nilai Penting (INP %) menurut Curtis (1959) dalam Bratawinata (1998). Adapun hasil penelitian selama 2 bulan pengambilan data dilapangan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Hasil dari penelitian diperoleh 143 individu Kumbang yang terdiri dari 24 jenis. Dari 24 jenis tersebut terdiri dari 7 Ordo (bangsa) yaitu Orthoptera, Hymenoptera A, Arachneida, Lepidophtera, Orthoptera, Diptera, dan Coleoptera, 8 suku yaitu Cerambycidae, Blattidae, Acridoidae, Hydrophilidae, Drosophyllidae, Formicidae, Lampyridae, dan Gryllidae, dan 15 genus yaitu Rhytidodera, Clepmetopus, Apomecyna, Pterolophia, Epepeotes, Xeosgeria, Xenolea, Xynolea, Epicasta, Apomophysis, Valanga, Gryllus, Blattidae, Lycosa, Photuris. . Berdasarkan Indeks Dominasi (Di) terdapat 6 jenis/ordo yang menempati posisi paling dominan yaitu oleh Lepidoptera (17.48 %), Hymenoptera A (11.19%), Photuris lucicrescens (11.19%), Blattideae sp (9.79%), Coleoptera A (9.09%), Gryllus pensylvanicus (7.69%), dan Hymenotera B (6.29%). Berdasarkan tingkat frekuensi kehadiran, 2 jenis memiliki tingkat frekuensi kehadiran yang tinggi yaitu suku Blattideae (4 Frekuensi, 8.70%), dan Photuris lucicrescens (4 Frekuensi, 8.70%). Berdasarkan nilai Indeks Nilai Penting (INP) yang paling dominan adalah jenis Lepidoptera (INP 24.00%), jenis Photuris lucicrescens (INP 19.88 %).
Perbandingan Visualisasi Hasil Deteksi Area Terbangun Berdasarkan Metode Maximum Likelihood Classification (MLC) dan Normalized Difference Built-Up Index (NDBI) Alifah Noraini; Adkha Yulianandha Mabrur2
Buletin Loupe Vol 16 No 01 (2020): Edisi Juli 2020
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1491.572 KB) | DOI: 10.51967/buletinloupe.v16i01.113

Abstract

Salah satu factor akibat dari aktivitas manusia terhadap perubahan lingkungan adalah perubahan tutupan lahan, terutama area terbangun. Dibutuhkan metode yang cepat dan akurat untuk monitoring perubahan area terbangun agar sesuai dengan perencanaan yang terdapat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Salah satu teknologi yang digunakan adalah teknologi penginderaan jauh. Data utama yang digunakan adalah citra satelit Landsat 8. Metode yang digunakan menggunakan metode Maximum Likelihood Classification (MLC) dan algoritma Normalized Difference Built-up Index (NDBI). Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis secara visualisasi. Kata Kunci: Area bangunan, NDBI, MLC
OPTIMALISASI PROSES PULPING KRAFT DAN PENGARUH PENIMBUNAN BAHAN BAKU TERHADAP KUALITAS PULP DAN KERTAS DARI JENIS KAYU ANGGRUNG (Trema orientalis BI) Abdul Rasyid Zarta
Buletin Loupe Vol 12 No 02 (2014): Edisi Desember 2014
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini secara khusus selain untuk meneliti optimalisasi pulping Kraft jenis kayu Anggrung juga akan mengamati pengaruh penimbunan bahan baku dalam bentuk chip kayu terhadap kualitas pulp dan kertas yang dihasilkan. Karena penimbunan bahan baku di lapangan terbuka akan mengakibatkan degradasi kualitas bahan baku baik secara fisika maupun kimia akibat pengaruh cuaca dan serangan mikroorganisme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui optimalisasi proses pulping Kraft dari jenis kayu Anggrung dan mengetahui perubahan kualitas pulp dan kertas karena pengaruh penimbunan bahan baku di lapangan . Pada penelitian ini dalam proses pulping akan menggunakan proses pulping Sulfat/Kraft yang didasarkan atas metode Zellcheming : Merkblatt. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisa dengan menggunakan grafik. Pada penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut : Nilai optimal proses pulping jenis kayu Anggrung (Trema orientalis BL) adalah pada konsentrasi Alkali Aktif (AA) 14%, Sulfiditas (S) 25%, waktu pemasakan (t) 1 jam, temperature (T) 170oC dan AQ 0,10%. Penambahan bahan additive AQ 0,10% mampu meningkatkan selektifitas delignifikasi dengan adanya perbaikan sifat fisika pulp dan sifat fisika mekanika kertas. Waktu penumpukan bahan baku kayu anggrung di lapangan terbuka maksimal 2 minggu sebelum diproses lebih lanjut dalam proses pulping Kayu Anggrung sebagai bahan baku pulp dan kertas tergolong dalam kelas kualita II
IDENTIFIKASI SERANGGA MENGGUNAKAN PERANGKAP CAHAYA (Light Trap) DI AREAL ARBORETUM POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA Rudi Jatmiko
Buletin Loupe Vol 12 No 02 (2014): Edisi Desember 2014
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi bahwa Spesies serangga berjumlah 686.000 atau 72 % dari jumlah seluruh spesies dari dunia binatang. Bila ditinjau dari segi kepentingan manusia, serangga dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu serangga hama dan serangga berguna/ bermanfaat (Partosoedjono, 1985). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginventarisasi serangga untuk diketahui keragaman jenisnya, frekuensi kehadiran (fluktuasi), kelimpahan serta dominasinya di areal Arboretum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Penangkapan seranggga dilakukan dengan menggunakan perangkap cahaya (light trap), serangga diidentifikasi dengan cara menyamakan, mencocokkan atau membandingkan dengan buku-buku literature (Kunci Determinasi Seranga). Analisis data dilakukan dengan menghitung kelimpahan jenis berdasarkan Indeks Dominasi Jenis (Di) menurut Heddy dan Kurniati (1996), serta mengetahui tingkat dominasinya berdasarkan Indeks Nilai Penting (INP %) menurut Curtis (1959) dalam Bratawinata (1998). Adapun hasil penelitian selama 2 bulan pengambilan data dilapangan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Hasil dari penelitian diperoleh 143 individu Kumbang yang terdiri dari 24 jenis. Dari 24 jenis tersebut terdiri dari 7 Ordo (bangsa) yaitu Orthoptera, Hymenoptera A, Arachneida, Lepidophtera, Orthoptera, Diptera, dan Coleoptera, 8 suku yaitu Cerambycidae, Blattidae, Acridoidae, Hydrophilidae, Drosophyllidae, Formicidae, Lampyridae, dan Gryllidae, dan 15 genus yaitu Rhytidodera, Clepmetopus, Apomecyna, Pterolophia, Epepeotes, Xeosgeria, Xenolea, Xynolea, Epicasta, Apomophysis, Valanga, Gryllus, Blattidae, Lycosa, Photuris. . Berdasarkan Indeks Dominasi (Di) terdapat 6 jenis/ordo yang menempati posisi paling dominan yaitu oleh Lepidoptera (17.48 %), Hymenoptera A (11.19%), Photuris lucicrescens (11.19%), Blattideae sp (9.79%), Coleoptera A (9.09%), Gryllus pensylvanicus (7.69%), dan Hymenotera B (6.29%). Berdasarkan tingkat frekuensi kehadiran, 2 jenis memiliki tingkat frekuensi kehadiran yang tinggi yaitu suku Blattideae (4 Frekuensi, 8.70%), dan Photuris lucicrescens (4 Frekuensi, 8.70%). Berdasarkan nilai Indeks Nilai Penting (INP) yang paling dominan adalah jenis Lepidoptera (INP 24.00%), jenis Photuris lucicrescens (INP 19.88 %).
Partisipasi Masyarakat Dalam Pelestarian Hutan Lindung Bontang: Upaya Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Muhammad Nasir
Buletin Loupe Vol 14 No 02 (2017): Edisi Desember 2017
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.261 KB)

Abstract

Forest fires in East Kalimantan almost always occur in very dry season. Therefore, forests and land, especially protected areas such as Bontang Protected Forest require the attention and participation of surrounding communities. The objectives of this study were: to analyze community perception of Bontang Protected Forest area, analyze community participation in conservation efforts, and forest fire prevention efforts in Bontang Protected Forest. The results indicated that perception of community about Bontang Protected Forest area is very good. The community has understood the benefits of protected forest, as well as on the community’s dependence on forests and land. Similarly, community participation in forest fire prevention, they have been proven to participate actively.

Page 1 of 13 | Total Record : 125