cover
Contact Name
Aef Herosandiana
Contact Email
herosandiana@gmail.com
Phone
+628112289357
Journal Mail Official
jka.aisyiyahbdg@gmail.com
Editorial Address
Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No.6 Bandung
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
ISSN : 23556773     EISSN : 24774405     DOI : 10.33867
Core Subject : Health,
Focus and range of encryption include: Nursing Basic Nursing Medicals Surgery Management Nursing Nursing Critical Nursing Community Nursing Psych Nursing Geriatric Nursing Family Nursing Maternity Nursing Children Education in Nursing Promotion Health Health Work
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah" : 10 Documents clear
PENERAPAN TEKNIK PIJAT EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI SAAT MENSTRUASI (DISMENOREA) PADA SISWI KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KOTA BANDUNG lestari, astri dwi
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.358 KB)

Abstract

ABSTRAK Dismenorea merupakan nyeri haid yang disebabkan oleh kram atau adanya kontraksi uterus dengan iskemia dan pelepasan prostaglandin yang berlebih. Massage effleurage merupakan teknik relaksasi yang aman tidak memiliki efek samping dan dapat dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang lain.  Pijat effleurage juga membantu meningkatkan aliran darah dan getah bening serta dapat memberikan efek relaksasi untuk otot. Penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi Penurunan Skala Nyeri Saat Menstruasi (Dismenorea) Dengan Penerapan Teknik Pijat Effleurage Pada Siswi Kelas XI  Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif dan berjenis Pra-eksperimental,dengan pendekatan yang digunakan adalah one-group pre-post test design. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling,  yaitu dengan menggunakan insidental sampling dengan jumlah sample 31 responden. Hasil penelitian ini menunjukan dengan penerapan teknik pijat effleurage ada penurunan yang signifikan terhadap skala nyeri saat menstruasi (Disemenorea) pada siswi kelas XI di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung, dengan nilai P< 0,000. Saran terhadap penelitian selanjutnya yaitu mencari suatu metode sebagai pembanding serta menambahkan variabel penelitian seperti siklus menstruasi, keteraturan menstruasi, serta pengaruh dismenore terhadap tumbuh kembang anak pada usia remaja.
KUALITAS HIDUP LANJUT USIA YANG BEKERJA DI BANDUNG: QUALITY OF LIFE chaidir, upik rahmi
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.346 KB)

Abstract

Quality of life is an individual's perception of his / her life in society in the context of existing culture and value system related to purpose, expectation, standard, and attention. Quality of life is an important area of concern that reflects the health status and welfare of the population, and there is no exception for elderly.   Elderly  ages of 45-59 years who began to enter the period the slowly decreasing ability of body tissues. E lderly belong to the age that are still able to work. This study aims to determine the overview quality of life elderly (45-59 years) who works   as well as quality of life based on physical domain, psychological domain, social relations domain and environment domain. This study uses quantitative descriptive method. The sampling used were the total sampling and the sample that will be used are working elderly as much as 31 respondents. Data collection techniques used WHOQOL-BREF questionnaire instrument with reliability test (r = 0.66-0,87). The results of data analysis will be presented in the form of frequency distribution table. From the results of research as many as 30 respondents (96.8%) have a good quality of life. Based on the domain, obtained good results on the physical domain as much as 23 respondents (74.2%) and the psychological domain as much as 17 respondents (54.8%) and the result that are good enough on the domain of social relationships as much as 21 respondents (67.7%) and the environment as much as 29 respondents (93.5%). This research is recommended for companies to improve the quality of life of workers especially pre elderly is by way of requiring workers to use PPE and create a schedule for recreation with all workers.
PENGARUH NESTING TERHADAP SATURASI OKSIGEN DAN BERAT BADAN PADA BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG priambodo, ayu prawesti
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.566 KB)

Abstract

Stress pada bayi akan mempengaruhi fungsi tubuh dengan meningkatkan metabolisme  sehingga membutuhkan lebih banyak konsumsi oksigen untuk menstabilkan fungsi fisiologisnya. Saturasi oksigen merupakan salah satu indikator kecukupan pasokan oksigen pada bayi ketika saturasi rendah menyebabkan pasokan oksigen ke jaringan berkurang. Bila tubuh kekurangan oksigen maka produksi energi menjadi terhambat. Pada bayi kekurangan energi dapat mengganggu proses pertumbuhan salah satu parameternya dengan penurunan berat badan. Bayi dengan berat badan rendah akan terjadi adaptasi yang jauh lebih berat dibandingkan dengan bayi yang berat badannya lebih besar. Penggunaan nesting sebagai salai satu intervensi developmental care adalah kerangka kerja atau  metode untuk memberikan stabilisasi pada bayi prematur. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang pengaruh nesting terhadap saturasi oksigen dan berat badan pada 20 bayi prematur dengan menggunakan metode quasi eksperimen one-group pra-post test design, pengambilan sampel menggunakan tekhnik concecutive sample.Saturasi oksigen diukur sebelum dan setelah 20 menit bayi tidur di dalam nesting dan berat badan akan ditimbang sebelum dan sesudah 7 hari bayi berada dalam nesting. Hasil analisa data menunjukkan adanya pengaruh yang bermakna nesting terhadap saturasi oksigen dengan p value 0,000 dan pengaruh bermakna nesting terhadap berat badan berat badan bayi prematur dengan p value 0,000 Penelitian ini merekomendasikan intervensi nesting pada perawatan bayi prematur untuk meningkatkan saturasi oksigen dan berat badan.
KESIAPAN PERAWAT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BANDUNG DALAM MENGHADAPI BENCANA Lestari, Diah Ayu Sri
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.276 KB)

Abstract

Bencana merupakan peristiwa yang mengancam serta mengganggu kehidupan masyarakat. Respon cepat dalam situasi tanggap bencana merupakan hal penting yang dilakukan oleh seorang first responder untuk meminimalisir korban jiwa. Kesiapan perawat merupakan hal krusial, termasuk kesiapan perawat sebagai first responder bencana dalam fase tanggap darurat. Sementara dalam pelaksanaannya, perawat tidak melakukan implementasi secara maksimal. Hal ini diperkuat oleh sebuah penelitian yang mengatakan bahwa perawat tidak memiliki persiapan yang baik dalam penanganan bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan perawat gawat darurat RSUD Kabupaten Bandung dalam menghadapi bencana. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan jumlah populasi sebanyak 33 perawat IGD RSUD Soreang dan RSUD Majalaya dengan menggunakan teknik total sampling. Penelitian menggunakan instrumen Emergency Preparedness Information Questionnaire (EPIQ) yang membagi kesiapan perawat menjadi 8 dimensi dengan jumlah 24 item pernyataan diukur menggunakan skala likert dan hasil pengukurannya dihitung dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 85% perawat memiliki kesiapan sedang dalam menghadapi bencana, dengan skor mean tertinggi (3,16) berada pada dimensi sistem komando kejadian dan terendah (2,80) berada pada populasi khusus. Kesiapan perawat berada dalam kesiapan sedang berarti dikatakan sudah cukup siap terlebih dalam sistem komando kejadian. Meskipun ada dimensi yang masih kurang, yaitu populasi khusus. Hal ini dapat dikarenakan penanganan pada populasi khusus paling banyak memerlukan perhatian pada perawatannya dan kegagalan dalam penanganannya akan berdampak kurang baik bagi kehidupan mereka selanjutnya. Maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilakukan program pelatihan penanganan populasi khusus.   Kata Kunci      : Bencana, EPIQ, Kesiapan Perawat
PENGARUH METODA CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP PENGETAHUAN KADER KESEHATAN MENGENAI PERAWATAN INFEKSI SALURAN NAFAS AKUT (ISPA) DAN DETEKSI DINI PNEUMONIA PADA BALITA DI CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA Adistie, Fanny; Nurhidayah, Ikeu; Mardhiyah, Ai; Hendrawati, Sri; Maryam, Nenden Nur Asriyani
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.219 KB)

Abstract

Di Indonesia, penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menjadi fokus program kesehatan terutama pneumonia karena merupakan penyebab utama mortalitas anak balita di Indonesia. Maka dari itu, mengoptimalkan peran kader kesehatan dapat membantu masyarakat untuk dapat melakukan perawatan ISPA dengan benar serta mendeteksi adanya tanda bahaya dari ISPA tersebut seperti pneumonia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh metode ceramah dan demonstrasi terhadap pengetahuan kader kesehatan mengenai perawatan ISPA dan deteksi dini pneumonia pada anak. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-eksperimental dengan one group pretest-posttest. Responden pada penelitian ini sebanyak 39 kader kesehatan, dengan intervensi yang dilakukan adalah pelatihan pada kader kesehatan mengenai perawatan ISPA dan deteksi dini pneumonia pada anak dengan menggunakan metode ceramah serta demonstrasi. Hasil penelitian didapatkan sebelum dilakukan intervensi pengetahuan kader kesehatan menunjukkan 44,4% responden memiliki pengetahuan yang cukup dan sebagian besar responden 55,6% responden memiliki pengetahuan yang kurang. Setelah dilakukan intervensi pengetahuan kader kesehatan menunjukkan sebagian besar 77,8% responden memiliki pengetahuan yang baik dan hanya 22,2% responden yang memiliki pengetahuan yang cukup. Hasil Uji dengan Wilcoxon didapatkan pengaruh yang signifikan dari metode ceramah dan demonstrasi terhadap pengetahuan kader kesehatan mengenai perawatan ISPA dan deteksi dini pneumonia pada anak  (p = 0.000). Implikasi dari penelitian ini adalah metode ceramah yang dikombinasikan dengan demonstrasi terbukti efektif untuk meningkatkan pengetahuan para akder kesehatan, maka dari itu metode pada intervensi ini dapat digunakan dalam memberikan pelatihan kepada para kader kesehatan.
DAMPAK KEMOTERAPI PADA ANAK PENDERITA KANKER DI RUMAH CINTA BANDUNG Hidayati, Nur Oktavia
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.215 KB)

Abstract

Kanker merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami oleh anak. Kemoterapi sebagai intervensi primer untuk mengatasi kanker pada anak mempunyai banyak dampak yang mampu memengaruhi anak baik secara fisik dan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak kemoterapi yang paling dirasakan berat dan mengganggu oleh anak berdasarkan pengkajian pada orang tua di Rumah Cinta Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan menggunakan accidental sampling selama 45 hari dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner Symptom assessment in childen receiving cancer therapy: the parent perspective dari Lee Dupuis yang terdiri dari dua bagian yaitu berat dan mengganggu dengan masing-masing 69 item pertanyaan. Data kemudian dianalisis dengan distribusi frekuensi hingga menggambarkan proporsi responden yang merasakan dampak berat dan mengganggu serta urutan dampak yang dirasakan berat dan mengganggu berdasarkan nilai mean melalui pengkajian pada orang tua. Hasil penelitian 40% anak merasakan dampak berat dan 36,7% anak meraskan dampak mengganggu. Aspek psikologis pada sub variabel perasaan dan suasana hati khususnya emosional anak (perubahan suasana hati dan mudah marah) merupakan dampak yang dianggap paling berat. Kemudian, dampak pada fisik anak yang paling mengganggu yaitu kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah.  Dampak kemoterapi harus diperhatikan oleh orang tua dan petugas kesehatan karena akan mengganggu kualitas hidup anak selama menjalani pengobatan kanker yang dialaminya. Hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu menentukan intervensi prioritas untuk mengurangi dampak kemoterapi yang memengaruhi fisik, psikologis, dan kualitas hidup anak.   Kata kunci            : anak kanker, dampak kemoterapi, orang tua
PENGARUH PATIENT SAFETY HUMAN PATIENT SIMULATION (PS-HPS) TERHADAP CAPAIAN PEMBELAJARAN KESELAMATAN PASIEN PADA MAHASISWA PROFESI NERS STIKEP PPNI JABAR Supriatin, eva
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.614 KB)

Abstract

Human patient simulation (HPS) is one kind of simulation that makes students learn in a realistic environment with a clinical state. Simple simulations with phantom used by nursing education to provide basic skills to students (Jeffris et al, 2009).   The research design used is one group pre-post test design. The population of this research is Ners Students Class IV Class 1 Waves B STIKep PPNI Jabar number of samples 43 people, sampling technique used is total sampling. Data collection to know the achievement of patient safety learning using Patient Safety Competency Self Evaluation (PSCSE) instrument. Data were analyzed by using T dependent Test (Paired T Test). The result of the research shows that there is difference of learning achievement value with P value 0,000. HPS can be used as one of the laboratory learning methods before the professional participants are on the practice ground.
KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL PASIEN PASKA STROKE PADA FASE REHABILITASI Pratiwi, SRI Hartati
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.218 KB)

Abstract

Pasien paska stroke sering mengalami masalah psikososial seperti gangguan emosi, perubahan perilaku dan kognitif. Perubahan tersebut dapat memperberat kondisi kesehatannya dan menghambat pencapaian outcome pada fase rehabilitasi. Pemenuhan kebutuhan psikososial sangat diperlukan untuk mengatasi masalah yang dialami pasien stroke. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan psikososial pasien paska stroke yang sedang menjalani perawatan fase rehabilitasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien paska stroke di Poliklinik saraf dan stroke centre salah satu Rumah Sakit di Bandung. Teknik sample yang digunakan adalah consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 83 orang. Kriteria inklusi pasien paska stroke dalam penelitian ini adalah memiliki kesadaran penuh dan tidak mengalami aphasia. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan dari konsep kebutuhan pasien paska stroke Kevitt (2009) dan Moreland (2009) dengan skala likert dan koefisien validitas  0,73 dan r  0,75 sehingga dinyatakan valid dan reliable. Data yang terkumpul akan dianalsa dengan menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebutuhan psikososial yang paling dibutuhkan pasien paska stroke adalah dukungan teman, keluarga, dan kelompok (= 1,76), mendapatkan konseling ( = 1,39), mendapatkan dukungan emosi ( = 1,20), bantuan untuk menjalankan aktivitas sebagaimana sebelum sakit ( = 1,16), berinteraksi dengan pasien paska stroke lainnya (= 1,11), mengatasi perasaan terpuruk (= 1,07), mengatasi kecemasan (=1,05) dan mengatasi perasaan menjadi beban keluarga (= 1,02). Berdasarkan hasil tersebut, pasien membutuhkan bantuan dalam mengatasi masalah psikologis yang dialaminya. Petugas kesehatan diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan pasien tersebut dengan melakukan konseling dan mendorong keluarga untuk memberikan dukungan kepada pasien paska stroke.
IMPLEMENTASI FUNGSI KELUARGA DAN SELF CARE BEHAVIOR LANSIA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJAGRA LAMA BANDUNG Salami, Salami; Dewi, Inggriane Puspita; Sajodin, Sajodin
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.515 KB)

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit yang banyak diderita oleh lansia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, hipertensi menduduki urutan pertama penyakit yang  diderita  lansia. Prevalensi hipertensi pada lansia di Puskesmas Cijagra Lama Kota Bandung berdasarkan data terbaru pada bulan Maret 2016, hipertensi menduduki rangking kedua dengan jumlah kunjungan lansia hipertensi rata-rata sebesar 150-170 orang. Perubahan perilaku merupakan kunci utama manajemen pengendalian tekanan darah pada lansia. Faktor lain yang mendukung keberhasilan pengelolaan penyakit adalah keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara fungsi keluarga dengan self care lansia penderita hipertensi. Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner. Instrumen yang digunakan untuk mengukur fungsi keluarga adalah berdasarkan Family Assessment Device (FDA). Sedangkan untuk mengukur self care behaviour pada lansia hipertensi dengan menggunakan instrumen Hypertension ?Scale (H-Scale). Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif korelasi. Untuk menganalisis hubungan antara fungsi keluarga dengan self care,  analisis yang digunakan adalah uji korelasi Pearson. Hasil penelitian terdapat hubungan antara fungsi keluarga dengan self care lansia dengan  ?  = 0,040. Berdasarkan analisis uji regresi komponen fungsi keluarga  yang berhubungan  dengan self care adalah fungsi afektif dan  fungsi  kontrol perilaku. Sedangkan yang memiliki hubungan yang kuat adalah kontrol perilaku  dengan p value 0,005 nilai OR kontrol prilaku 0.272 lebih besar dari perilaku mengontrol tekanan (0,030). Oleh karena itu, upaya penguatan program perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) melalui home visit kepada keluarga lansia dengan hipertensi perlu ditingkatkan.
PENGARUH EDUKASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DALAM PENCEGAHAN GANGGUAN GIZI BALITA solehati, tetti
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.269 KB)

Abstract

Gangguan gizi pada balita masih merupakan masalah di Indonesia. Kader kesehatan merupakan tenaga perpanjangan dari tenaga kesehatan yang dapat diberdayakan dalam membantu masalah tersebut. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh edukasi terhadap tingkat pengetahuan kader kesehatan dalam pencegahan gangguan gizi balita. Desain penelitian quasi eksperimen dengan rancangan pre test dan post test. Penelitian dilakukan di Desa Mekar Mukti dan Desa Karang Bungur Kecamatan Buah Dua  Kabupaten Sumedang. Populasi  pada penelitian ini dalah seluruh kader kesehatan pada kedua desa tersebut berjumlah 44 kader dengan total sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian instrumen quisioner. Analisis secara statistik dengan menggunakan persentasi dan uji t. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata tingkat pengetahuan sebelum intervensi hampir seluruh responden berkatagori cukup sejumlah 38 orang  (86,4%) berubah menjadi sebagian besar responden berkatagori baik sejumalh 29 orang (54,5%) setelah dilakukan intervensi.Pada analisa lebih lanjut di temukan bahwa terdapat perbedaan rata rata tingkat pengetahuan kader kesehatan  sebelum dan setelah intervensi pada siswa (pv=0,00). Kesimpulan pada penelitian ini ditemukan bahwa edukasi dapat meningkatkan tingkat pengetahuan kader kesehatan. Saran perlu adanya kerjasama yang berkesinambungan antara posyandu, pemerintah desa, dan puskesmas untuk mensuport para kader kesehatan  dalam meningkatkan pengetahuannya secara berkala baik formal maupun secara informal, khususnya untuk mencegah gangguan gizi.

Page 1 of 1 | Total Record : 10