cover
Contact Name
Syarifuddin Wahid
Contact Email
greenmedicaljournal@umi.ac.id
Phone
+6282293330002
Journal Mail Official
greenmedicaljournal@umi.ac.id
Editorial Address
Jalan Urip Sumohardjo no. 5 KM.5, Kampus II UMI, Makassar, Indonesia
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Green Medical Journal
ISSN : -     EISSN : 26866668     DOI : https://doi.org/10.33096/gmj
Core Subject : Health, Science,
Green Medical Journal (GMJ) is a peer-reviewed, open-access journal that publishes original research articles, review articles, and interesting case reports. The journal focuses on promoting medical and health sciences, derived from basic sciences, clinical and community health research, both in animal and human study. GMJ is published in April, August, and December and registered with e-ISSN 2686-6668. Green Medical Journal was founded in 2019 by Faculty of Medicine, Universitas Muslim Indonesia, Makassar. The mission of our journal is to provide biomedical scientists, clinical and public health researchers as well as other health care professionals with the media to publish their research works. Green Medical Journal (GMJ) is a field of health in the broadest sense such as medicine, public health, nursing, midwifery, pharmacy, health psychology, nutrition, biomedical sciences.
Articles 43 Documents
KARAKTERISTIK PASANGAN INFERTIL DI BLU RS DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR M. Hamsah; AM, Nasruddin
Green Medical Journal Vol 1 No 1 (2019): Green Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.114 KB) | DOI: 10.33096/gmj.v1i1.15

Abstract

Latar belakang : Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil setelah 12 bulan hubungan seksual yang sering tanpa kontrasepsi. Dimana infertilitas  dapat dipengaruhi oleh karakteristik dari kedua pasangan. Tujuan : Menganalisa karakteristik pasangan infertil di BLU RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Metode : Penelitian ini merupakan survei analitik dengan pendekatan retrospektif di BLU RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.. Variabel yang diteliti adalah umur, pekerjaan, pendidikan, dan asal rujukan. Data dari sampel pasien diolah dan dianalisis dengan bantuan komputerisasi. Hasil : Terdapat 90 (91,8%) kasus pasangan infertil primer dan 8 (8,2%) kasus pasangan infertil sekunder. Diagnosis terbanyak yang mengikuti kejadian infertil adalah tumor uterus (35,7%) dan endometriosis (29,6%). Pada variabel umur, pekerjaan, dan pendidikan bermakna dalam kasus infertilitas dengan nilai p < 0,05. Sedang asal rujukan tidak bermakna dengan nilai p = 0,096. Kisaran risiko infertilitas besar pada variabel pekerjaan, dimana isteri (OR 3,012; CI 95% = 1,639 ? 5,536) dan suami (OR 36,00; CI 95% = 8,628 ? 150,216). Kesimpulan : Analisis karakteristik menunjukkan bahwa pasangan infertil yang bekerja memiliki faktor risiko terbesar mengalami infertilitas.  
GAGAL NAPAS AKUT DENGAN HIPOKSEMIA REFRAKTER PADA PREEKLAMPSI BERAT APLIKASI “PEEP TINGGI DAN BALANS CAIRAN NEGATIF” DI ICU Sommeng, Faisal
Green Medical Journal Vol 1 No 1 (2019): Green Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1793.893 KB) | DOI: 10.33096/gmj.v1i1.16

Abstract

Pendahuluan: Edema paru akut pada kehamilan akibat preeklampsia merupakan kejadian yang mengancam jiwa dan merupakan bentuk morbiditas maternal. Manifestasi klinis yang ditakutkan adalah hypoxemia. Refrakter  hipoksemia adalah apabila peningkatan tekanan parsial oksigen dalam arteri (PaO2) < 5 mmHg dengan peningkatan FiO2 10%   atau PaO2 < 60 mmHg atau     P/F rasio < 100 pada FiO2 80 ? 100% dengan PEEP > 10 - 20 cmH20 lebih dari 12-24 jam. Pada kasus ini, seorang pasien perempuan usia 35 tahun masuk ICU RSUP Wahidin Sudirohusodo dari Kamar operasi instalasi gawat darurat dengan udema paru akut ec PEB + Post SSTP, kemudian dilakukan ventilasi mekanik (VM) mode PCV+ Pins 20, PEEP 10, PS 15, RR 20, Vt 350 - 400ml, FiO2 100%  SpO2 maksimal yang dihasilkan hanya sampai dengan 96%, P/F rasio 95,2. Setelah dilakukan ventilasi mekanik selama 11 jam,  dari analisa gas darah didapatkan pH 7,52, PaCO2 28,5, sat 89,6%, PaO2 50,1 HCO3 23,2  BE 2,2 P/F ratio 62 dengan FiO2 100% dan airway pressure 30 cmH2O dan disimpulkan mengalami refrakter hipoksemia. Terapi: Sedasi, pemberian pelumpuh otot, perubahan setting ventilator PEEP tinggi dan evakuasi cairan. Pemberian PEEP tinggi sampai dengan 25 cmH2O dengan cara meningkatkan A/W pressure setiap 2 menit secara berkala sampai dengan 55 cmH2O tahan selama 2 menit dan diturunkan perlahan dilanjutkan dengan PCV: Pinsp 20, PEEP 15-20, FiO2 80%. serta dilakukan evakuasi cairan dengan diuretik. Hasil: Perbaikan P/F ratio sampai 139 pada saat maneuver rekruitmen dan P/F ratio membaik sampai dengan 244 setelah 6 jam pasca maneuver selanjutnya pada hari ke-5 pasien dibebaskan dari ventilator dengan P/F ratio 313 dan Pindah perawatan pada hari perawatan ke 6.
PROTEINURIA PASIEN DIABETES MELITUS DAN OBESITAS POLI PENYAKIT DALAM RS IBNU SINA MAKASSAR Indah Lestari; Dzul Rizka; Prema Hapsari; Pratiwi L Basri; Nur Hidayah
Green Medical Journal Vol 1 No 1 (2019): Green Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.595 KB) | DOI: 10.33096/gmj.v1i1.18

Abstract

Prevalensi diabetes melitus di dunia mengalami peningkatan pesat dibarengi meningkatnya angka kejadian komplikasi kronik gangguan ginjal. Resistensi insulin yang mendasari diabetes melitus pada obesitas dimana keduanya merupakan faktor risko utama kejadian kardiovaskuler. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan obesitas dengan terjadinya proteinuria pada pasien diabetes melitus tipe 2 di poli penyakit dalam Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Metode Penelitian cross sectional pada 32 orang pasien DM di RS Ibnu Sina yang diukur berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggangnya. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan urinalisis lengkap dalam satu waktu. Hasil penelitian ini didapatkan kategori proteinuria (+) 4 orang (12,5%), kategori proteinuria (++) 1 orang (3,1%), kategori proteinuria (+++) 2 orang (6,3%), dan kategori proteinuria (++++) 1 orang (3,1%). Pada kategori obesitas didapatkan untuk kategori overweight ada 17 orang (53,1%), obesitas I 5 orang (15,6%), obesitas II tidak ada dan obesitas III sebanyak 1 orang (3,1%). Sedangkan berdasarkan pemeriksaan lingkar pinggang didapatkan pada kelompok lingkar pinggang normal sebanyak 1 orang tidak didapatkan proteinuria dan pada kelompok dengan lingkar pinggang tidak normal sebanyak 31 orang didapatkan proteinuria sebanyak 8 orang.  Setelah dilakukan uji statistik untuk menilai hubungan obesitas dengan proteinuria didapatkan nilai p>0,05. Begitu pula pada analisis hubungan lingkar pinggang dengan proteinuria didapatkan nilai p>0,05. Tidak ada hubungan antara obesitas dan proteinuria begitu pula dengan hubungan lingkar pinggang dan proteinuria.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASSI-KASSI MAKASSAR Nirwana Loddo; Armanto Makmun; Zulfiyah Surdam; Nabila Said Amri
Green Medical Journal Vol 1 No 1 (2019): Green Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.388 KB) | DOI: 10.33096/gmj.v1i1.19

Abstract

Data Riset Kesehatan Dasar 2018, menunjukkan bahwa anak usia 12-23 bulan yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap di Sulawesi Selatan yaitu 31,7%. Masih adanya pemahaman yang berbeda di masyarakat mengenai imunisasi, sehingga masih banyak bayi dan balita yang tidak mendapatkan pelayanan imunisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap pemberian imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kassi-Kassi Makassar dengan sampel 55 ibu yang memiliki bayi ³9 bulan yang dipilih secara accidental sampling. Data penelitian ini diperoleh melalui data primer dari hasil wawancara dan mengecek buku KIA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 60% responden memiliki tingkat pengetahuan kurang dengan status imunisasi dasar bayi tidak lengkap serta 40% dengan status imunisasi dasar bayi lengkap, 11,1% responden memiliki tingkat pengetahuan cukup dengan status imunisasi dasar bayi tidak lengkap serta 88,9% dengan status imunisasi dasar bayi lengkap dan 100% responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi dengan status imunisasi dasar bayi lengkap. Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan nilai signifikan 0,000 (p<0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap pemberian imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.
EKSPRESI GEN P53 PADA PTERIGIUM PRIMER DAN PTERIGIUM REKUREN Ratih Natasha; Sitti Rukiyah Syawal; Halimah Pagarra; Arifin Seweng
Green Medical Journal Vol 1 No 1 (2019): Green Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.825 KB) | DOI: 10.33096/gmj.v1i1.20

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui dan membandingkan ekspresi P53 mutan pada pterigium primer dan pterigium rekuren. Metode Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional cross sectional study dengan 19 sampel pterigium primer dan 19 sampel pterigium rekuren. Data diperoleh dengan cara pengambilan jaringan pterigium kemudian dilakukan pemeriksaan imunohistokimia. Hasil Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan dengan 19 sampel pterigium primer dan 19 sampel pterigium rekuren. Dari keseluruhan data menunjukkan bahwa P53 ekspresi pterigium primer dan rekuren rata-rata 191,6 sementara ada 38,3 untuk pterigium primer dan 344,8 untuk pterigium rekuren. Ada perbedaan yang signifikan antara ekspresi P53 primer dan P53 ekspresi pterygium berulang dengan (P = 0,000). Kesimpulannya tidak ada perbedaan signifikan pada ekspresi P53 berdasarkan stadium pterigium meskipun ada kecenderungan ekspresi P53 semakin kecil dengan meningkatnya stadium pterigium.
HUBUNGAN IMT DENGAN OSTEOPOROSIS WANITA 50-60 TAHUN SUBRAS DEUTERO MELAYU ETNIS BUGIS/MAKASSAR Reeny Purnamasari; Jufri Latief; Arifin Seweng
Green Medical Journal Vol 1 No 1 (2019): Green Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.384 KB) | DOI: 10.33096/gmj.v1i1.21

Abstract

Osteoporosis adalah suatu keadaan dimana massa tulang berkurang sehingga terjadi perubahan mikroarsitektur jaringan yang menyebabkan terjadinya kerapuhan tulang dengan resiko mudah patah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan osteoporosis pada wanita usia 50-60 tahun. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Cross Sectional. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan pada 29 subjek, lalu menilai indeks massa tubuhnya. Selanjutnya, dilakukan foto tulang belakang torakolumbal untuk menilai grading osteoporosis menurut Genant. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks massa tubuh normal paling banyak ditemukan, yaitu 13 sampel (44,8%) dan indeks massa tubuh underweight-obesitas paling sedikit, yaitu masing-masing 5 sampel (17,2%). Untuk grading osteoporosis, grading 0 paling banyak ditemukan, yaitu 15 sampel (51,7%) dan grading 3 paling sedikit, yaitu 2 sampel (6,9%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara nilai indeks massa tubuh dengan grading osteoporosis menurut Genant. Semakin tinggi nilai indeks massa tubuh, semakin rendah skor Genant.     Kata kunci : Indeks massa tubuh; foto torakolumbal; grading mosteoporosis menurut genant
HUBUNGAN DERAJAT SPONDYLOLISTHESIS DENGAN NYERI PASIEN LOW BACK PAIN RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR Shofiyah Latief; Nevi Sulvita; Afrilia Chaerunnisa
Green Medical Journal Vol 1 No 1 (2019): Green Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.278 KB) | DOI: 10.33096/gmj.v1i1.22

Abstract

Insiden Low Back Pain ditinjau berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar 3-17% Low Back Pain juga menempati urutan kedua yang sering dikeluhkan orang setelah nyeri kepala. Di Amerika Serikat lebih dari 80% penduduk pernah mengeluhkan Low Back Pain sedangkan di Indonesia sekitar 15 juta penduduk menderita Low Back Pain di berbagai rumah sakit di Makassar diperoleh 10% pasien mengalami Low Back Pain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara derajat spondylolisthesis dengan derajat nyeri pada pasien Low Back Pain di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Penelitian ini menggunakan desain korelasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Low Back Pain yang terdiagnosis sebagai spondylolisthesis di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar sebanyak 51 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik sampling adalah total sampling, penelitian ini menggunakan data sekunder berupa rekam medik. Hasil penelitian terdapat hubungan antara derajat spondylolisthesis dan derajat nyeri pasien Low Back Pain di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa derajat nyeri berdasarkan Visual Analog Scale yang paling banyak ditemukan adalah derajat nyeri 3 dan derajat spondylolisthesis berdasarkan Meyerding Grading yang paling banyak ditemukan adalah spondylolisthesis grade25%
POTENSI FUNGI ENDOFIT BIJI PINANG SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP ESCHERICHIA COLI DAN SALMONELLA THYPI Siska Nuryanti; Rusli; Risma Astuti
Green Medical Journal Vol 1 No 1 (2019): Green Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.292 KB) | DOI: 10.33096/gmj.v1i1.23

Abstract

Fungi endofit adalah fungi yang terdapat dalam sistem jaringan tumbuhan, seperti daun, bunga, ranting ataupun akar tumbuhan. Fungi endofit memiliki kemampuan untuk memproduksi senyawa bioaktif, baik yang sama maupun tidak sama dengan inangnya tetapi seringkali memiliki aktivitas biologis yang serupa dengan senyawa bioaktif yang diproduksi inangnya Penelusuran fungi endofit dari biji pinang (Areca catechu L) sebagai pengasil senyawa antibiotika dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh fungi endofit yang memiliki kemampuan untuk memproduksi senyawa bioaktif yang berkhasiat sebagai antibiotik. Metode pengujian aktivitas antibakteri yang digunakan pada penelitian ini adalah metode KLT-Bioautografi. Hasil isolat fungi endofit diperoleh enam isolat jamur (IFBP_I, IFBP_II, IFBP_III, IFBP_IV, IFBP_V), yang memiliki pencirian  makroskopik yang berbeda. Isolat mikroba murni hasil fermentasi diekstraksi dan di uji aktivitas antibiotikanya terhadap bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan yaitu Escherechia coli dan Salmonella thypi. Ekstrak fermentat isolate fungi endofit biji pinang dapat menghambat bakteri Escherichia coli dengan nilai Rf 0,45, 0,65 dan 0,92, dan bakteri Salmonella thypi dengan nilai Rf 0,61 dan 0,85. Hasil identifikasi komponen kimia dari ekstrak fermentat isolate fungi endofit biji pinang yang menghambat pertumbuhan bakteri uji Escherichia coli dan Salmonella thypiadalah golongan senyawa alkaloid, tannin, dan polifenol
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN KELOR ( MORINGA OLEIFERA) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS PUTIH ( RATTUS NOVERGICUS) Sri Wahyu; Andi Sitti Fahirah Arsal; Indah Chintya Maharani
Green Medical Journal Vol 1 No 1 (2019): Green Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.676 KB) | DOI: 10.33096/gmj.v1i1.24

Abstract

  Pendahuluan: Prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia diperkirakan terus meningkat. Salah satu obat tradisional yang digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol darah adalah daun kelor (Moringa oleifera Lam). Penurunan kadar kolesterol setelah pemberian  ekstrak daun kelor ini disebabkan oleh kandungan zat aktif dalam daun kelor seperti flavanoid, tanin saponin dan ?-sitosterol. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas pemberian ekstrak daun kelor terhadap penurunan kadar kolestrol total. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan pre experimental designs dengan metode pendekatan one group pre-test post-test Dengan membandingkan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Hasil: uji T berpasangan menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan menggunakan ekstrak daun kelor diperoleh sebelum intervensi rerata kadar kolesterol sebesar 307.40 mg/dl dan setelah interval sebesar 209.00 mg/dl. Hasil uji statistik diperoleh nilai p (0.00041) <0.05 yang berarti ada perbedaan rerata kadar kolesterol antara sebelum dan sesudah perlakuan. Begitu pula pada kelompok menggunakan obat simvastatin diperoleh sebelum intervensi rerata kadar kolesterol sebesar 271.20 mg/dl dan setelah interval sebesar 127.40 mg/dl. Hasil uji statistik diperoleh nilai p (0.009) <0.05 yang berarti ada perbedaan rerata kadar kolesterol antara sebelum dan sesudah perlakuan. Kesimpulan: Didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara pemberian ekstrak daun kelor dan pemberian obat simvastatin dalam menurunkan kadar kolesterol total darah.
NYERI NEUROPATIK PADA PENDERITA MYASTENIA GRAVIS Fendy Dwimartyono
Green Medical Journal Vol 1 No 1 (2019): Green Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (832.156 KB) | DOI: 10.33096/gmj.v1i1.25

Abstract

Miastenia gravis (MG) adalah suatu bentuk kelainan pada transmisi neuromuskular yang paling sering terjadi.  Kelainan pada transmisi neuromuskular yang dimaksud adalah penyakit pada neuromuscular junction (NMJ). MG adalah suatu penyakit autoimun dimana tubuh secara salah memproduksi antibodi terhadap reseptor asetilkolin (AChR) sehingga jumlah AchR di NMJ berkurang. MG menyebabkan permasalahan transmisi yang mana terjadi pemblokiran AchR di serat otot (post synaptic) mengakibatkan tidak sampainya impuls dari serat saraf ke serat otot sehingga menyebabkan tidak terjadinya kontraksi otot. MG ditandai oleh kelemahan otot yang kembali memulih setelah istirahat. Otot yang paling sering terkena adalah ekstraokular, tungkai, wajah dan otot leher. Miastenia dalam bahasa latin artinya kelemahan otot dan gravis artinya parah