cover
Contact Name
Akhyarnis Febrialdi
Contact Email
febrialdi1@umb-bungo.ac.id
Phone
+628117408799
Journal Mail Official
febrialdi1@umb-bungo.ac.id
Editorial Address
Kampus 1 Universitas Muara Bungo, Jl. Lintas Sumatera, Sungai Binjai Muara Bungo
Location
Kab. bungo,
Jambi
INDONESIA
Jurnal Sains Agro
ISSN : -     EISSN : 25800744     DOI : 10.36355
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Sains Agro Merupakan media yang bertujuan untuk mempublikasikan artikel dari peneliti yang berkaitan dengan ilmu Pertanian. Ruang Lingkup Jurnal Sains Agro adalah kajian ilmu agronomi, hortikultura, pembibitan, Ilmu Tanah, agroforestri, perlindungan tanaman, keanekaragaman tanaman dan lingkungannya
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Sains Agro" : 9 Documents clear
RESPON TANAMAN SAWI (Brassica rapa subsp.) VARIETAS PAKCHOY TERHADAP KOMBINASI PUPUK KANDANG DAN KAPUR DOLOMIT PADA ULTISOL DI KABUPATEN BUNGO Muhammad Sah; Setiono Setiono
Jurnal Sains Agro Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.406 KB) | DOI: 10.36355/jsa.v4i2.281

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Purwo Bakti Kecamatan Bathin III, Kabupaten Bungo, Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 01 Juli sampai dengan 30 September 2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis pemberian kapur dolomit dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi varietas pakchoy. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan yaitu Po:  Tanpa dolomit dan Pupuk Kandang, P1: 1,5 Ton Dolomit + 2 Ton pupuk kandang sapi, P2: 3 Ton Dolomit + 4 Ton Pupuk Kandang Sapi, P3: 4,5 Ton Dolomit + 6 Ton Pupuk Kandang Sapi dan P4: 6 Ton Dolomit + 8 Pupuk Kandang Sapi Hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan Statistik Analisis Ragam (Anova), apa bila berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan New Multiple Range Tes’t (DNMRT) pada taraf 5 %.Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), luas daun total (cm2) dan bobot segar per tanaman (gr). Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian kapur dolomit dan pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap luas daun total (cm2) dan bobot segar per tanaman (4gr), akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman (cm) dan jumlah daun (helai). Perlakuan terbaik yaitu P4 dengan dosis kapur dolomit 6 ton/ha dan pupuk kandang sapi 8 ton/ha Kata Kunci : Kapur Dolomit, Pupuk Kandang Sapi, Pertumbuhan dan Hasil Sawi
PENGARUH KOMPOS LIMBAH NILAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG DAUN (ALLIUM FISTULOSUM L.) Reko Satria Putra; Budi Prastia
Jurnal Sains Agro Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.03 KB) | DOI: 10.36355/jsa.v4i2.286

Abstract

Penelitian ini akan dilaksanakan di Lahan Petani Desa Renah Alai Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin dengan ketinggian tempat + 1.368 meter diatas permukaan laut. Percobaan mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 30 Maret 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos limbah nilam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun (Allium fistulosum L.) serta mengetahui dosis berapakah dari kompos limbah nilam yang memberikan pertumbuhan dan hasil terbaik terhadap tanaman bawang daun (Allium fistulosum L.).Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 5 perlakuan dan 4 ulangan, adapun perlakuan sebagai berikut: N0 (tanpa kompos limbah nilam), N1 (dosis kompos limbah nilam 5,0 ton/ha setara 0,75 kg/petak), N2 (dosis kompos limbah nilam 10 ton/ha setara 1,5 kg/petak), N3 (dosis kompos limbah nilam 15 ton/ha setara 2,25 kg/petak), dan N4 (dosis kompos limbah nilam 20 ton/ha setara 3 kg/petak). Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah anakan (buah), berat segar perumpun (g), dan hasil ton/ha; (ton/ha).Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian kompos limbah nilam berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan, berat segar perumpun, dan hasil ton/ha, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman. Perlakuan terbaik hasil tanaman bawang daun yaitu N1 dengan dosis 5 ton/ha. Kata Kunci: Kompos Limbah Nilam, Pertumbuhan, Hasil, dan Bawang Daun
TUMPANGSARI BERBASIS LEGUM : A REVIEW Subagiono Subagiono; Auzar Syarif; Zulfadly Syarif; Benni Satria
Jurnal Sains Agro Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.947 KB) | DOI: 10.36355/jsa.v4i2.282

Abstract

Tanaman legum merupakan tanaman yang dapat memfiksasi N dari udara bebas. Sebagian dari tanaman legum merupakan tanaman pangan yang merupakan sumber protein bagi masyarakat. Tumpangsari legum dengan non legum dapat mengurangi pemakaian pupuk kimia, menjaga kelembaban tanah serta mengurangi gulma. Artikel ini meliputi pengkajian  tumpangsari secara umum, kajian tumpangsari diberbagai negara, keuntungan tumpangsari tanaman legum dan non legum serta potensi nisbah kesetraan lahan (NKL) tumpangsari legum dan non legum. Tumpangsari tanaman legum dan non legum dapat mempengaruhi pertumbuhan, hasil  dan meningkatkan serapan N pada tanaman non legum serta meningkatkan Nisbah Kesetraan Lahan (NKL) dibanding monokultur. Key word : tumpangsari, legum dan non legum , pertumbuhan, hasil, nisbah kesetraan lahan
PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK LIMBAH PERTANIAN DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAHE (ZINGIBER OFFICINALE ROSC) PANEN MUDA Syamsuwirman Syamsuwirman; Afrida Afrida; Yulfi Desi; Yonny Arita Taher; Idris Eka Putra; Orlina Orlina
Jurnal Sains Agro Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.942 KB) | DOI: 10.36355/jsa.v4i2.287

Abstract

Penggunaan pupuk organik dan pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc) panen muda, telah dilakukan di Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh Kota Padang, Februari - Juni 2018.  Dengan tujuan mendapatkan dosis pupuk organik limbah pertanian dan pupuk kandang ayam terbaik untuk tanaman jahe.  Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap, 11 perlakuan dan 3 ulangan sehingga 33 satuan percobaan. Satuan percobaan terdiri dari 5 tanaman dalam polibag. Data hasil pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (Uji F), jika F hitung> F tabel, maka dilanjutkan dengan DNMRT.  Sebagai perlakuan adalah K = kontrol,  PKA1 = Pupuk kandang (pukan) ayam 1 = 10 ton ha-1 ; PKA2 = Pukan ayam 2 = 15 ton ha-1 ; PKA3 = Pukan ayam 3 = 20 ton ha-1 ; PKA4 = Pukan ayam 4 = 25 ton ha-1 ; PKA5 = Pukan ayam 5 = 30 ton ha-1 ; PO1 = Pupuk organik 1 = 2,9 ton ha-1 ; PO2 = Pupuk organik 2   = 5,9 ton ha-1, PO3 = Pupuk organik 3 = 8,9 ton ha-1, PO4 = Pupuk organik 4 = 11,9 ton ha-1, dan PO5 = Pupuk organik 5 = 14,8 ton ha-1. Pemberian perlakuan pada tanaman jahe memberikan perbedaan yang sangat berbeda terhadap semua parameter. Penggunaan pupuk organik limbah pertanian 14,8 ton ha-1 (PO5), merupakan dosis terbaik dibanding perlakuan lainnya. Disarankan menggunakan pupuk organik dengan dosis 14,8 ton ha-1 untuk tanaman jahe.Katakunci: Pupuk organik, pupuk kandang ayam, jahe             The use of organic fertilizer and chicken manure on the growth and yield of young ginger (Zingiber officinale Rosc) crops, has been carried out in Cupak Tangah Village, Pauh District, Padang City, February - June 2018. With the aim of obtaining a dose of organic fertilizer from agricultural waste and chicken manure best for ginger plants. The study used a completely randomized design, 11 treatments and 3 replications so that 33 units of the experiment. The experimental unit consisted of 5 plants in a polybag. Observation data obtained were analyzed by variance (F test), if F arithmetic > F table, then continued with DNMRT. As treatment is K = control, PKA1 = Chicken manure (pukan) 1 = 10 tons ha-1; PKA2 = Poultry chicken 2 = 15 tons ha-1; PKA3 = Poultry chicken 3 = 20 tons ha-1; PKA4 = Poultry chicken 4 = 25 tons ha-1; PKA5 = Poultry chicken 5 = 30 tons ha-1; PO1 = Organic fertilizer 1 = 2.9 tons ha-1; PO2 = Organic fertilizer 2 = 5.9 tons ha-1, PO3 = Organic fertilizer 3 = 8.9 tons ha-1, PO4 = Organic fertilizer 4 = 11.9 tons ha-1, and PO5 = Organic fertilizer 5 = 14,8 tons ha-1. Giving treatment to the ginger plant gives a very different difference to all parameters. The use of organic fertilizer, agricultural waste 14.8 tons ha-1, is the best dose compared to other treatments. It is recommended to use organic fertilizer at a dose of 14.8 tons ha-1 for ginger.Keyword : Organic fertilizer, chicken manure, ginger
MENINGKATKAN KERAGAMAN GENETIK BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) MELALUI MUTASI IRRADIASI GAMMA Gusni Yelni; Zulfadly Syarif; Musliar Kasim; P.K. Dewi Hayati
Jurnal Sains Agro Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.431 KB) | DOI: 10.36355/jsa.v4i2.283

Abstract

Physical mutation methods can be used to enhance the character of local varieties of garlic. Gamma irradiation mutation is a good technique for assembling new, vegetatively propagated varieties because the cells are still actively dividing. The aim is to obtain information about the genetic diversity and parentage of certain garlic clones and to determine the level of changes in the gamma.The system used by several Scopus journals, sciencedirect and other sciences that I read is distinct from the gamma irradiation mutations process. The gamma rays used come from the Co-60 or Cs-137 radio nuclides. The dose of the unit is measured in gray (Gy) and is equivalent to 1 J / kg. One kGy= one thousand gy. Rad dose units previously used, where 100 rad= 1 Gy or 1 krad= 10 Gy. And the arbitrary Random Amplification of Polymorphic DNA RAPD. Random Amplified Polymorphism DNA (RAPD) is the dominant marker capable of displaying good polymorphism and can be used to determine genetic diversity and molecular-level relationships among specie.There are important differences in mutations. In morphological, physiological, biological and chemical properties, plant genetic changes occur. Changes can survive as a result of mutations and can develop properly. Normal cells will disappear and mutant cells will develop further, resulting in a new plant appearance. Keywords; garlic clones, mutation induction, gamma rays, and mutagens ABSTRAKPerbaikkan karakter varietas lokal bawang putih bisa dilakukan dengan metode mutasi fisik. Mutasi Iradiasi gamma merupakan teknik yang tepat untuk merakit keragaman baru yang diperbanyak secara vegetatif,  karena sel-selnya masih aktif membelah. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang keragaman dan kekerabatan genetik beberapa klon bawang putih, dan mengetahui tingkat perubahan karakterirtik tanaman bawang putih akibat mutasi irradiasi gamma.Metodenya mutasi iradiasi gamma yang digunakan dari beberapa jurnal Scopus, sciencedirect dan sains lainnya yang saya dibaca berbeda-beda. Sinar gamma yang dipakai berasal dari nuklida radio Co-60 atau Cs-137. Satuan dosis diukur dengan gray (Gy) dan sepadan dengan serapan 1 J/kg. Satu kGy=1000 Gy. Sebelumnya digunakan satuan dosis rad, dimana 100 rad=1 Gy atau 1 krad=10 Gy.  dan marka molekuler Random Amplification of Polymorphic DNA RAPD. Random Amplified Polymorphism DNA (RAPD) merupakan marka dominan yang mampu menunjukkan polimorfisme baik dan bisa digunakan untuk mengetahui keragaman genetik dan hubungan antar spesies pada level molekuler.Mutasi memberikan variasi yang bermanfaat. Perubahan genetik tanaman terjadi pada karakter morfologi, fisiologi, anatomi, dan  kimia. Berubahan akibat mutasi dapat bertahan dan bisa berkembang dengan baik. Sel-sel normal akan menghilang dan sel mutan akan terus berkembang menghasilkan penampilan baru pada tanaman.Kata kunci; klon bawang putih, induksi mutasi, sinar gamma, dan mutagen
PENGARUH PENGGUNAAN EKSTRAK BELIMBING WULU (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI PENGGUMPAL GETAH KARET Mukhlisin Mukhlisin; Akhyarnis Febrialdi
Jurnal Sains Agro Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.76 KB) | DOI: 10.36355/jsa.v4i2.288

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ekstrak Belimbing Wuluh, serta untuk mendapatkan dosis yang terbaik untuk penggumpalan getah karet. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dengan 3 ulangan, adapun perlakuan tersebut adalah L1 = 20 ml asam Cuka, L2 = 20 ml  Ekstrak Belimbing Wuluh, L3 = 40 ml Ekstrak Belimbing Wuluh, L4 = 60 ml Ekstrak Belimbing Wuluh L5 = 80 ml Ekstrak Belimbing Wuluh L6 = 100 Ml Ekstrak Belimbing Wuluh, Masing-masing dilarutkan dalam 100 ml Lateks. Parameter yang diamati adalah pH lateks, Waktu pembekuan lateks (mnt), Berat Karet Basah (gr), Berat Karet Kering (gr), dan Kadar Karet Kering (%). Dari hasil yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak belimbing wuluh berpengaruhnyataterhadap penggumpal lateks dengan perlakuan terbaik L2. Dengan dosis 20 ml / 100 ml Lateks. Kata Kunci : Ektrak Belimbing Wuluh, penggumpal getah karet
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis quinensis Jacq) TM 15 DENGAN PEMBERIAN DOSIS PUPUK BORAT Edo Mahendra; Hasnelly hasnelly
Jurnal Sains Agro Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.83 KB) | DOI: 10.36355/jsa.v4i2.279

Abstract

Penelitian  ini   dilaksanakan di Desa Rantau Keloyang Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo, dengan ketinggian tempat ± 125 m dpl,  pada Ultisol pH 5,0. Percobaan ini   dilaksanakan  pada tanggal 30 September 2017 sampai dengan 28 April 2018.Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 taraf perlakuan yaitu : B0 (Tanpa Pupuk Borat), B1( dosis 18 g/pokok), B2( dosis 37,5 g/pokok),  B3 (dosis 56,25 gr/pokok) dan  B4 (dosis 75 gr/pokok). Data hasil pengamatan terakhir di analisis dengan sidik ragam. Apabila hasil sidik ragam terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan New’s Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%.Parameter yang diamati : yaitu Pertambahan Jumlah Pelepah (Buah), Jumlah Bunga Betina (Buah), Tebal Daging Buah (cm),  dan  Berat Rata-Rata Per Janjang (Kg). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk borat berpengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah pelepah (buah), jumlah bunga betina (buah), tebal daging buah (cm), dan berat rata-Rata per janjang (k g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan B2 dengan dosis 37,5 g pertanaman memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan  dan hasil  tanaman kelapa sawit TM 15. Kata Kunci :  pupuk Borat, Kelapa Sawit, Pertumbuhan dan Hasil.
UPAYA PENGEMBANGAN GENOTIPE PADI LOKAL KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Chairil Ezward; Irfan Suliansyah; Nalwida Rozen; Indra Dwipa
Jurnal Sains Agro Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.377 KB) | DOI: 10.36355/jsa.v4i2.284

Abstract

Rice (Oryza sativa. L) is the main food crop in Kuantan Singingi District, but stressful conditions such as drought often cause severe yield losses. The problem of drought never gets a solution, so that many farmers cultivate paddy rice but the planting technique is tugal. This review article aims to resolve this issue. Resolving issues in rainfed lowland rice cultivation, in drought conditions, then it can be done by integrating several relevant disciplines. But on the occasion of this review the authors focus on explaining one solution that can be done in developing or improving the local rice genotype characteristics of Kuantan Singingi Regency. The effort to obtain types of strains, cultivars, varieties (from a cross between local genotypes with superior varieties with certificates) that are able to adapt to drought conditions. In this writer the strain is obtained through a series of activities ranging from exploration, collection, identification characteristics (morphological characteristics and molecular / DNA characteristics), description of local genotypes, then hybridization or biotechnology (Transgene), and finally the selection process. Exploratory research and characteristics can use survey methods by purposive random sampling (purposive random sampling). Data is collected by identifying the characteristics of local rice plants directly to the field. The observations made were (1) geographical coordinates location, (2) morphological observations based on the rice descriptors manual according to the Ministry of Agriculture (2013) and IRRI (2007). The observed characters are qualitative and quantitative characters towards the character of grain and rice. Observation data were processed using Ms. software. Excel and (NTSYS-pc) version 2.02. The observations showed a diversity of morphological characters both quantitative and qualitative of grain and rice. Keywords : Local rice, Development, Kuantan Singingi Regency
EFEKTIFITAS INSEKTISIDA NABATI EKSTRAK KULIT BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) TERHADAP LARVA Spodopterra exigua Hubner. (LEPIDOPTERA : NOCTUIDAE) DI LABORATORIUM Effi Yudiawati
Jurnal Sains Agro Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.673 KB) | DOI: 10.36355/jsa.v4i2.280

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektifitas insektisida nabati ekstrak kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap larva Spodoptera exigua Hubner. (Lepidoptera:Noctuidae) di Laboratorium. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2019.  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Adapun perlakuannya yaitu P0 (Kontrol/tanpa pemberian ekstrak kulit buah jeruk nipis), P1 (Ekstrak kulit buah jeruk nipis konsentrasi 6%), P2 (Ekstrak kulit buah jeruk nipis konsentrasi 9%), P3 (Ekstrak kulit buah jeruk nipis konsentrasi 12% ), P4 (Ekstrak kulit buah jeruk nipis konsentrasi 15%), dan P5 (Ekstrak kulit buah jeruk nipis konsentrasi 18%). Variabel yang diamati adalah persentase mortalitas larva, persentase pupa yang terbentuk, dan persentase imago yang terbentuk. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak kulit buah jeruk nipis sebagai pestisida nabati berpengaruh nyata terhadap persentase mortalitas larva, persentase pupa yang terbentuk, dan persentase imago yang terbentuk. Perlakuan P5 dengan konsentrasi 18% merupakan perlakuan terbaik dengan mortalitas larva 70%, pupa terbentuk 30%, dan imago terbentuk 20%. Kata Kunci : Efektivitas, Ekstrak kulit buah jeruk nipis, Spodoptera exigua, Pestisida nabati.

Page 1 of 1 | Total Record : 9