cover
Contact Name
Akhyarnis Febrialdi
Contact Email
febrialdi1@umb-bungo.ac.id
Phone
+628117408799
Journal Mail Official
febrialdi1@umb-bungo.ac.id
Editorial Address
Kampus 1 Universitas Muara Bungo, Jl. Lintas Sumatera, Sungai Binjai Muara Bungo
Location
Kab. bungo,
Jambi
INDONESIA
Jurnal Sains Agro
ISSN : -     EISSN : 25800744     DOI : 10.36355
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Sains Agro Merupakan media yang bertujuan untuk mempublikasikan artikel dari peneliti yang berkaitan dengan ilmu Pertanian. Ruang Lingkup Jurnal Sains Agro adalah kajian ilmu agronomi, hortikultura, pembibitan, Ilmu Tanah, agroforestri, perlindungan tanaman, keanekaragaman tanaman dan lingkungannya
Articles 118 Documents
EFEK MUTASI IRADIASI GAMMA TERHADAP HASIL UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) Gusni Yelni; Musliar Kasim; P.K. Dewi Hayati; Zulfadly Syarif; Effi Yudiawati; Widia Hikmah
Jurnal Sains Agro Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jsa.v8i1.1002

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April tahun 2022 sampai dengan bulan Juli tahun 2022 di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muaro Bungo Sungai Binjai, yaitu pada ketinggian 110 di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata 205,5 mm/bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyinaran iradiasi gamma dengan dosis yang berbeda terhadap hasil tanaman bawang putih(Allium sativum L.). Percobaan ini menggunakan metode eksperimen tanpa rancangan dengan melakukan pengamatan secara single plant, dosis yang di gunakan yaitu : 0 gray, 3 gray, 6 gray, 9 gray, 12 gray dan 15 gray. Hasil pengamatan di analisis dengan uji t tidak berpasangan dua arah kemudian di analisis dengan sidik ragam untuk membandingkan penampilan mutan bawang putih dengan kontrol. Parameter yang di amati yaitu : umur tanaman saat panen, diameter umbi (cm), berat basah umbi (g), jumlah siung per umbi, berat umbi kering angin, bentuk umbi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan iradiasi sinar gamma berpengaruh nyata terhadap umur tanaman saat panen, diameter umbi (cm), berat basah umbi (g), jumlah siung per umbi, berat umbi kering angin, bentuk umbi
PEMANFAATAN TANAMAN NIPAH (Nypa fruticans wurmb) SEBAGAI BAHAN PANGAN : REVIEW Kasma Iswari
Jurnal Sains Agro Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jsa.v8i1.1003

Abstract

Tanaman nipah (Nypa fruticans (Thunb.) Wurmb.) merupakan salah satu famili Arecaceae (palem), dan subfamili Nypoideae. Riset mengenai beberapa pemanfaatan nipah sebagai bahan pangan sudah dimulai baik dalam negeri maupun di luar negeri.  Daging buah nipah mengandung karbohidrat sebanyak 51%, protein 2,27%, serat pangan 2,5%, vitamin A sebanyak 30,5 mg/100 g, lemak 0,49%, serat kasar 0,32%, air 89,13, dan kadar abu sebesar 0,11%, dan berbagai macam mineral seperti natrium, kalsium, magnesium, besi dan zink. Pemanfaatan buah muda menjadi berbagai produk seperti selai, jus, setap, dan sirup rata-rata dapat diterima panelis dengan nilai suka ( 5) berdasarkan uji organoleptik. Sirup nira nipah yang dihasilkan dari lingkungan tempat tumbuh berbeda (pH dan salinitas)  menghasilkan warna dan viscositas yang berbeda. Nira nipah juga dapat diolah menjadi gula merah. Pemberian 2% larutan kapur sirih dan 5% bubuk kulit buah manggis pada nira sebelum dimasak dapat memperbaiki kualitas gula merah yang dihasilkan dengan kriteria fisik dan kimia sebagai berikut: kadar air 7,82%, kadar abu 1,65%, gula reduksi 6,12%, kadar sukrosa 79,25%, bagian yang tak larut air 1,03%, pH gula merah 7,10 serta penilaian sensori secara keseluruhan disukai oleh panelis. Tepung nipah dihasilkan dari buah yang sudah tua.  Rendemen tepung mencapai 31%. Mutu fisikokimia tepung nipah hampir sama dengan mutu tepung beras dan jagung, Namun SNI tepung nipah sampai saat ini belum ada dari BSN. Komposisi fisiko kimia tepung nipah meliputi: kadar air 6,05%,  protein 5,98- 8,5%, karbohidrat 75,25-82.75%, Lemak kasar 1,45%, abu 1,61%, β-N 53,2, Ca sebesar 0,56%, P sebesar 0,46%, dan serat 1,78-2,21%.
PENGARUH BERBAGAI JENIS MEDIA TANAM ORGANIK DAN PPC BAYFOLAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii) Renzi Ansono; Subagiono Subagiono
Jurnal Sains Agro Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jsa.v8i1.999

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis media organik dan konsentrasi PPC bayfolan terhadap pertumbuhan bibit kayu manis (Cinnamomum burmannii). Penelitian ini dilaksanakan mulai 01 September 2021 hingga 31 Desember 2021.Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok  (RAK) pola faktorial  yang terdiri 2 faktor dimana Faktor I yaitu jenis media organik sebagai berikut: M0 : tanah + pupuk kandang (1:1) , M1 : tanah + arang sekam (1:1) dan M2 : tanah + pupuk kandang + Arang sekam (1:1:1) , sedangkan faktor II yaitu konsentrasi PPC bayfolan yaitu  : P0 : tanpa ZPT alami, P1 : 2 cc/liter air,  P2: 4 cc/liter air , P3 : 6 cc/liter air . Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), lingkar batang  (cm), jumlah daun (helai), berat kering akar (cm) dan berat kering pupus (g)Perlakuan jenis media berpengaruh nyata terhadap lingkar tanaman, jumlah daun  (helai ), berat kering akar dan berat kering tajuk  (g) akan tetapi tidak berpengauh nyata terhadap tinggi tanaman (cm). Perlakuan konsentrasi PPC berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman (cm), lingkar tanaman, jumlah daun  (helai ), berat kering akar dan berat kering tajuk. Perlakuan jenis media tanam dan konsentrasi PPC  menunjukkan adanya interaksi terhadap berat kering tajuk bibit kayu manis dengan kombinasi terbaik M2P3
PENGGUNAAN MEDIA TANAM YANG BERBEDA TERHADAP TIGA JENIS ANGGREK HASIL KULTUR IN VITRO PADA TAHAP AKLIMATISASI Kiky Nurfitri Sari; Andika Prawanto; Indriati Meilina Sari
Jurnal Sains Agro Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jsa.v8i1.949

Abstract

Tissue culture is one of the in vitro propagation techniques for orchids that can be used to produce superior seeds. The final stage of the activity is the acclimatization process. The aim of acclimatization is to condition orchid seeds (in vitro) so that they can live in the real environment. One of the factors that influence the growth and development of seedlings at the acclimatization stage is the use of the type of planting media. Therefore, this study aims to obtain the right planting media used in the acclimatization stage of three types of orchids. This research was carried out in the plant house of the Horticultural Crop Study Program at the State Community Academy of Rejang Lebong in May - September 2022. The experimental design used was a factorial completely randomized design (CRD). The first factor is the type of planting medium (M1: fern, M2: husk charcoal, and M3: coffee husk), while for the second factor is the type of orchid plant which consists of A1: D. dicalor, A2: Phalaenopsis, and A3: Nodula. Each treatment was repeated three times in each experiment. carried out on the character of plant height, number of leaves, and stem diameter of orchid plants. The results showed that there was an interaction between the type of planting medium and the type of orchid on the character of the number of leaves. The best interaction performance was shown in the type of rice husk charcoal growing medium against the moon orchid.
PENGARUH BEBERAPA KONSENTRASI Benzile Amino Purin (BAP) TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS NILAM (Pogostemon cablin Benth) Ryan Budi Setiawan; Dea Hayu Nastiti; Nanda Nur’aini; Ummi Hajra Dias; Teguh Saputra; Cecep Taupik Hidayat; Kelvin Rinaldi Siregar
Jurnal Sains Agro Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Sains Agro
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jsa.v8i1.1035

Abstract

Nilam (Pogostemon cablin Benth.) merupakan tanaman penghasil minyak atsiri potensial di Indonesia. Tingginya permintaan minyak nilam tidak diikuti oleh produksinya. Produktivitas nilam yang rendah salah satunya disebabkan oleh kurangnya ketersedian bibit bermutu. Salah satu metode alternatif perbanyakan bibit unggul dalam waktu relatif singkat dapat dilakukan melalui kultur jaringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa konsentrasi zat pengatur tumbuh Benzile Amino Purin (BAP) terhadap multiplikasi tunas nilam secara in vitro. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2022 di Laboratorium Kultur Jaringan Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang. Penelitian disusun berdasarkan rancangan acak lengkap dengan konsentrasi BAP sebagai perlakuannya yang terdiri dari empat taraf, yaitu 0 ppm; 0.5 ppm; 1 ppm dan 1.5 ppm pada media MS (Murashige dan Skoog). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi BAP sebanyak 0.5 ppm merupakan perlakuan terbaik yang mampu menghasilkan tunas sebanyak 134.6 tunas.
Aplikasi Cendawan Entomopatogen Beauveria bassiana pada Benih Bawang Merah dan Pengaruhnya Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Bibit Anita - Yuliana
Jurnal Sains Agro Vol 8, No 2 (2023): On Progress
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jsa.v8i2.1164

Abstract

Beauveria bassiana (Balsamo) Vuill merupakan salah satu cendawan entomopatogen yang telah dimanfaatkan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga hama. Cendawan ini juga mampu menghasilkan hormon tumbuh sehingga dapat meningkatkan perkecambahan benih dan pertumbuhan tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi cendawan B. bassiana terhadap daya kecambah benih dan pertumbuhan bibit bawang merah.  Ada lima isolat B. bassiana yang digunakan.  Benih bawang merah direndam dalam suspensi konidia B. bassiana selama 10 jam dengan konsentrasi 1x108 konidia/ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua isolat B. bassiana mampu meningkatkan perkecambahan benih bawang merah dan persentase bibit muncul lapang.  Selain itu, perendaman benih bawang merah dengan cendawan B. bassiana juga mampu meningkatkan pertumbuhan panjang akar tanaman bawang merah dan mempercepat perkecambahan benih bawang merah. 
POTENSI HASIL VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH RASA NASI PERA BERBASISKAN TEKNOLOGI JARWO SUPER DI KABUPATEN TANAH DATAR-SUMATERA BARAT Atman Atman
Jurnal Sains Agro Vol 8, No 2 (2023): On Progress
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jsa.v8i2.1136

Abstract

Pengembangan inovasi teknologi jarwo super merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas padi sawah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi hasil varietas unggul baru (VUB) rasa nasi pera yang terbaik berbasiskan teknologi jarwo super spesifik Sumatera Barat. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Penelitian dilakukan melalui pendekatan On Farm Research (OFAR) dimana petani beserta kelompok tani dilibatkan secara partisipatif. Menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 4 (empat) macam perlakuan dan melibatkan 4 (empat) orang petani kooperator pada lahan seluas 2 (dua) hektare. Perlakuannya adalah varietas unggul baru (VUB) berbasiskan teknologi jarwo super dengan menggunakan 3 (tiga) VUB spesifik Sumatera Barat (rasa nasi pera), yaitu: (1) Batang Piaman; (2) Cisokan; dan (3) Inpari-21 Batipuah; serta VUB Cisokan berbasiskan teknologi petani sebagai pembanding (kontrol). Hasil penelitian mendapatkan bahwa penggunaan VUB padi sawah rasa nasi pera berbasiskan teknologi jarwo super dapat meningkatkan hasil gabah kering giling berkisar 18,74-32,45%. Hasil gabah kering giling tertinggi didapatkan pada VUB Batang Piaman dan Cisokan, masing-masing 7,14 t GKG/ha dan 7,08 t GKG/ha. Direkomendasikan kedua VUB ini dapat digunakan sebagai komponen teknologi jarwo super di Kabupaten Tanah Datar khususnya dan di Provinsi Sumatera Barat umumnya.
Optimasi Pasca Panen untuk Peningkatan Kualitas Biji Kakao : Review Kasma Iswari
Jurnal Sains Agro Vol 8, No 2 (2023): On Progress
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jsa.v8i2.1175

Abstract

Kualitas biji kakao merupakan faktor utama yang menentukan rasa, aroma, dan karakteristik produk cokelat yang dihasilkan. Oleh karena itu, optimasi pascapanen kakao yang mencakup umur panen/indek panen, fermentasi biji kakao dan pengeringan biji memiliki peran penting dalam memastikan kualitas biji kakao. Penentuan umur panen secara konvensional menghasilkan kualitas biji tidak  seragam. Saat ini dihasilkan suatu model yang dihubungkan dengan komputer untuk mengidentifikasi  tingkat kematangan buah kakao dengan menggabungkan penggunaan teknik spektrogram dan deep learning melalui Convolutional Neural Network (CNN) untuk mengklasifikasikan tingkat kematangan  biji kakao berdasarkan suara yang dihasilkan saat pod kakao dipukul (thumping) yang dikenal dengan Metode Deep Learning. Pengolahan citra digital juga dapat digunakan untuk menentukan indek kematangan buah kakao dengan menggunakan tabel warna berdasarkan parameter warna dan indeks kematangan. Proses fermentasi dipengaruhi oleh suhu, oksigen, air dan substrat. Untuk mencapai suhu optimal (44-48°C) dan warna biji kakao yang dihasilkan lebih baik dapat dilakukan dengan menggunakan wadah kotak kayu  ukuran besar (70 cm x 90 cm x 100 cm). Jenis wadah juga mempengaruhi hasil fermentasi. Untuk skala kecil, tas jute jauh lebih baik karena diperoleh suhu maksimum, jumlah biji terfermentasi lebih tinggi dan rasa pahit berkurang. Metode pengeringan dengan sinar matahari terbuka, tenaga surya, oven, microwave, dan pengeringan beku telah diteliti untuk pengeringan biji kakao dengan tujuan meningkatkan kualitas akhir biji kakao. Optimasi metode pengeringan biji kakao  dapat dilakukan dengan pengering rumah kaca tenaga surya (pada suhu 21–52°C), karena dapat menghilangkan risiko jamur dan kontaminasi eksternal pada biji kakao akibat hujan dan hama serta menghasilkan kualitas biji sesuai standar mutu standar SNI 2323-2008/Amandemen 1:2010 

Page 12 of 12 | Total Record : 118