cover
Contact Name
Dwi Priyanto
Contact Email
balaba_banjarnegara@yahoo.com
Phone
+62286-594972
Journal Mail Official
balaba_banjarnegara@yahoo.com
Editorial Address
Sekretariat BALABA Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Jalan Selamanik No 16 A Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia 53415
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
BALABA (JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA)
ISSN : 18580882     EISSN : 23389982     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
BALABA is a journal aims to be a peer-reviewed platform and an authoritative source of information. We published research article and literature review focused on vector borne disease such as malaria, DHF, filaria, chikungunya, leptospirosis, etc.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Volume 9 Nomor 2 Desember 2013" : 8 Documents clear
PEMERIKSAAN BAKTERI LEPTOSPIRA PADA SAMPEL DARAH MANUSIA SUSPECT LEPTOSPIROSIS MENGGUNAKAN METODE PCR (POLYMERASE CHAIN REACTION) Sefrita Tri Utami; Dyah Fitri Kusharyati; Hendro Pramono
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 9 Nomor 2 Desember 2013
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (797.897 KB) | DOI: 10.22435/blb.v9i2.819

Abstract

PEMERIKSAAN BAKTERI LEPTOSPIRA PADA SAMPEL DARAH MANUSIA SUSPECT LEPTOSPIROSIS MENGGUNAKAN METODE PCR (POLYMERASE CHAIN REACTION) Abstract ABSTRACTLeptospirosis is a zoonotic disease, which is caused by leptospira. Leptospirosis cases often show no specificclinical symptoms and is difficult to diagnose without testing samples in the laboratory. Testing using PCR(Polymerase Chain Reaction) is considered more accurate than the other methods. Components required in theexamination Leptospira bacteria in human blood samples using PCR method is DNA template, DNA polymeraseenzyme, forward primer (PU1 and SU1) and reverse primer (Lep R1), nuclease free water, Mg 2 +, and dNTPs.Examination of Leptospira bacteria in human blood samples include sampling, DNA isolation, examination byPCR, and electrophoresis running.Key words: leptospirosis, Leptospira, PCR methods ABSTRAKLeptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Kasus leptospirosis seringtidak menunjukkan gejala klinis yang spesifik dan sulit didiagnosis tanpa pengujian sampel di laboratorium.Pengujian dengan menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) dinilai lebih akurat dibandingkandengan metode yang lain. Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam pemeriksaan bakteri Leptospira padasampel darah manusia menggunakan metode PCR adalah DNA template, enzim polymerase, Primer PU 1 danPrimer SU 1, Primer Lep R1, air, Mg2+ , dan dNTP. Pemeriksaan bakteri Leptospira pada sampel darah manusiameliputi pengambilan sampel, isolasi DNA, pemeriksaan dengan metode PCR, dan running elektroforesis.Kata kunci: leptospirosis, Leptospira, metode PCR
SURVEI ENTOMOLOGI DALAM RANGKA KEWASPADAAN DINI PENULARAN MALARIA DI DESA KENDAGA, KECAMATAN BANJARMANGU, KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 Bina Ikawati; Adil Ustiawan; Muhammad Umar Yusuf
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 9 Nomor 2 Desember 2013
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1063.186 KB) | DOI: 10.22435/blb.v9i2.821

Abstract

Kasus malaria di Jawa Tengah dari tahun ke tahun mengalami penurunan baik dari sisi jumlah maupun luasanwilayah yang ditemukan. Tahun 2012 tercatat Kabupaten Banjarnegara menempati jumlah kasus tertinggikedua setelah Kabupaten Purworejo dengan API 0,68 ‰ sedangkan Purworejo 0,78 ‰. Sampai dengan tahun2012 wilayah yang masih merupakan daerah High Case Incidence adalah Desa Kendaga, KecamatanBanjarmangu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terkini vektor malaria di Desa Kendaga.Penelitian deskriptif dengan metode survei entomologi penangkapan nyamuk dan pengenalan habitatperkembangbiakan nyamuk Anopheles, dilakukan di Desa Kendaga pada bulan Juni dan Desember 2012.Kepadatan relatif vektor malaria tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2001. Hasil penangkapan diperolehnyamuk vektor Anopheles balabacencis, An. maculatus dan An. aconitus. MHD dinding tahun 2001 antara 0,4-0,75; tahun 2012 tidak ditemukan vektor malaria. MHD kandang tahun 2001 antara 0,85-2,57 dan tahun 2012antara 0,08-0,17. MBR indoor tahun 2001 antara 0,06-0,3 dan tahun 2012 adalah 0,02. MBR outdoor tahun2001 0,08-0,25 dan tahun 2012 adalah 0,02. Spesies ditemukan tidak berbeda jauh dari kondisi tahun 2001,namun dari segi kepadatan relatif mengalami penurunan.Kata kunci:malaria, Kendaga, kepadatan relatif
SPESIES TIKUS, CECURUT DAN PINJAL YANG DITEMUKAN DI PASAR KOTA BANJARNEGARA, KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 Dina Supriyati; Adil Ustiawan
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 9 Nomor 2 Desember 2013
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.723 KB) | DOI: 10.22435/blb.v9i2.822

Abstract

Tikus merugikan bagi kehidupan manusia, baik dari sisi ekonomi maupun kesehatan. Tikus membawa kumanpenyakit, ektoparasit dan endoparasit. Pasar tradisional merupakan tempat potensial ditemukan tikus dalamjumlah cukup tinggi. Tujuan penelitian untuk mengetahui keberadaan tikus, cecurut dan ektoparasit pinjal diPasar Kota Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara. Penelitian deskriptif dengan metode survei dan pendekatancross sectional. Data tikus dari penangkapan tikus menggunakan live trap. Populasi adalah fauna tikus yanghidup di Pasar Kota Banjarnegara. Sampel adalah tikus yang tertangkap menggunakan perangkap yang diberiumpan kelapa bakar dan mentimun. Analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan tikus yangtertangkap sebanyak 33 ekor .Tikus yang banyak tertangkap adalah Rattus tanezumi (84,85%) dan paling sedikittertangkap Rattus norvegicus (3,03%). Tikus berjenis kelamin jantan lebih banyak ditemukan 20 ekor (60,61%)daripada tikus betina 13 ekor (39,39%). Tikus sebagian besar terdapat di dalam los pasar (77,42%) daripada diluar los pasar (22,58%). Trap success tikus sebesar 8,25% dengan keberhasilan penangkapan paling tinggi padahari ke-2 (4,5%). Trap success berdasarkan lokasi penangkapan di dalam los pasar lebih besar (6,5%) daripadaluar los pasar (1,75%). Jumlah pinjal yang menginfestasi spesies tertangkap sebanyak 67 ekor. Spesies pinjalyaitu Xenopsylla cheopis. Indeks umum pinjal sebesar 2,03 melebihi standar. Perlu dilakukan pengendalian tikusdan pinjal (Xenopsylla cheopis).
POLA SEBARAN SPESIES TIKUS HABITAT PASAR BERDASARKAN JENIS KOMODITAS DI PASAR KOTA BANJARNEGARA Dwi Ernawati; Dwi Priyanto
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 9 Nomor 2 Desember 2013
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1065.497 KB) | DOI: 10.22435/blb.v9i2.823

Abstract

Tikus (Ordo Rodentia) merupakan hewan liar dari golongan mamalia dan dikenal sebagai hewan pengganggudalam kehidupan manusia, terutama tikus domestik. Tikus domestik mempunyai habitat dekat dengan kehidupanmanusia seperti perumahan, sawah dan pasar. Pasar merupakan tempat yang banyak makanan. Tujuanpenelitian ini untuk mendeskripsikan pola sebaran spesies tikus habitat pasar berdasarkan jenis komoditas diPasar Kota Banjarnegara. Metode penelitiannya adalah survei dengan pendekatan cross sectional. Populasiseluruh tikus di Pasar Kota Banjarnegara dengan sampel tikus yang tertangkap. Teknis analisis secara deskriptifdan disajikan dalam bentuk narasi dan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan jumlah tikusyang tertangkap antara lain Rattus tanezumi sebanyak 28 ekor, R. norvegicus sebanyak 1 ekor dan Suncusmurinus sebanyak 4 ekor. Berdasarkan peletakkannya, hanya spesies R. tanezumi yang berada di dalam los.Persentase los berdasarkan komoditasnya yang positif R. tanezumi tertinggi adalah los sembako (35%),sedangkan terendah adalah los bumbu dapur, sayur dan buah (4%). Rattus tanezumi lebih dominan ditemukandibanding spesies lainnya.Tikus (Ordo Rodentia) merupakan hewan liar dari golongan mamalia dan dikenal sebagai hewan pengganggudalam kehidupan manusia, terutama tikus domestik. Tikus domestik mempunyai habitat dekat dengan kehidupanmanusia seperti perumahan, sawah dan pasar. Pasar merupakan tempat yang banyak makanan. Tujuanpenelitian ini untuk mendeskripsikan pola sebaran spesies tikus habitat pasar berdasarkan jenis komoditas diPasar Kota Banjarnegara. Metode penelitiannya adalah survei dengan pendekatan cross sectional. Populasiseluruh tikus di Pasar Kota Banjarnegara dengan sampel tikus yang tertangkap. Teknis analisis secara deskriptifdan disajikan dalam bentuk narasi dan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan jumlah tikusyang tertangkap antara lain Rattus tanezumi sebanyak 28 ekor, R. norvegicus sebanyak 1 ekor dan Suncusmurinus sebanyak 4 ekor. Berdasarkan peletakkannya, hanya spesies R. tanezumi yang berada di dalam los.Persentase los berdasarkan komoditasnya yang positif R. tanezumi tertinggi adalah los sembako (35%),sedangkan terendah adalah los bumbu dapur, sayur dan buah (4%). Rattus tanezumi lebih dominan ditemukandibanding spesies lainnya.
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KETIDAKPATUHAN PENGGUNAAN KELAMBU BERINSEKTISIDA DI DESA TEGAL REJO, KECAMATAN LAWANG KIDUL, KABUPATEN MUARA ENIM I Gede Wempi Dody Surya Permadi
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 9 Nomor 2 Desember 2013
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.725 KB) | DOI: 10.22435/blb.v9i2.826

Abstract

ABSTRACTMalaria is an infectious disease in the tropics and sub ?tropics and can cause death. Densely and less arrangedsettelement, many water reservoirs and pools of former excavation mine in every home residents may increase theodds of malaria vectors in the community. Mosquito nets have been produced using insecticides (Long LastingIncetiside nets). It can kill resting mosquito when mosquitoes exposed to insecticide. There are some people whodisobey the rule. In Solomon, the biggest factor of this disobedience is the uncomfortable condition when usingmosquito nets at bedtime. The purpose of this study to describe the knowledge, attitudes, behavior of people donot use mosquito nets. A descriptive study with cross-sectional design. The study was conducted in the villageTegal Rejo, Lawang Kidul District, Muara Enim, South Sumatra Province in April 2013. Samples were 100households. Collecting data using questionnaires. 98% of respondents do not know the characteristics of thedisease and malaria mosquitoes. All respondents did not know the difference insecticide-treated nets to regularnets . Most respondents did not know how to use bed nets (73%), incorrect usage of bed nets (99%), did not get anexplanation before using nets (89%), and did not know the purpose of mosquito nets (89%). Some people inTegalrejo did not use LLIN's because most of them prefer to use insect repellent.Key words: behaviour, LLIN's, disobendience ABSTRAKMalaria merupakan penyakit menular di daerah tropis dan sub tropis serta dapat menimbulkan kematian padapenderitanya. Kondisi pemukiman padat dan kurang tertata, banyaknya tempat penampungan air dan kubanganbekas galian tambang di setiap rumah penduduk dapat memperbesar peluang berkembangnya vektor malaria dimasyarakat. Kelambu yang telah diproduksi memakai insektisida (Long Lasting Incetiside nets). Kelambu inidapat membunuh nyamuk apabila nyamuk terpapar oleh insektisida. Ada beberapa masyarakat yang tidak patuhmemakai kelambu. Di Solomon, faktor terbesar penyebab tidak memakai kelambu adalah faktor kenyamanansaat menggunakan kelambu pada waktu tidur. Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan pengetahuan, sikap,perilaku masyarakat yang tidak menggunakan kelambu. Jenis penelitian diskriptif dengan rancangan crosssectional. Penelitian dilakukan di Desa Tegal Rejo, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, ProvinsiSumatera Selatan bulan April 2013. Sampel berjumlah 100 KK. Pengumpulan data menggunakan kuesioner.98% responden tidak tahu ciri-ciri penyakit dan jenis nyamuk malaria. Seluruh responden tidak mengetahui bedakelambu berinsektisida dengan kelambu biasa. Sebagian besar responden tidak mengetahui cara penggunaankelambu (73%), tidak benar dalam pemakaian kelambu (99%), tidak mendapatkan penjelasan sebelum memakaikelambu (89%), dan tidak mengetahui tujuan dibagikan kelambu (89%). Masyarakat Desa Tegalrejo tidakmemakai kelambu karena sebagian besar mereka lebih memilih menggunakan obat nyamuk.Kata kunci: perilaku, kelambu, ketidakpatuhan
PEMERIKSAAN CACING ENDOPARASIT PADA TIKUS (Rattus spp.) DI DESA CITEREUP KECAMATAN DAYEUH KOLOT, KABUPATEN BANDUNG JAWA BARAT 2013 Ribia Tutstsintaiyn
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 9 Nomor 2 Desember 2013
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (764.385 KB) | DOI: 10.22435/blb.v9i2.827

Abstract

Kejadian penyakit zoonosis bersumber dari tikus disebabkan oleh adanya endoparasit berupa cacing yang hiduppada tikus. Bulan April 2013, di Desa Citereup Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung, Jawa Baratterjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) leptospirosis. Sebagai salah satu upaya kewaspadaan dini, pengukuranrisiko dan studi potensi bahaya kesehatan penyakit bersumber tikus, perlu di lakukan pemeriksaan endoparasitpada tikus. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan denganpenangkapan dan identifikasi tikus, identifikasi keberadaan dan jenis endoparasit pada organ dalam, danidentifikasi spesies yang ditemukan. Penangkapan tikus selama tiga hari menggunakan 100 perangkap. Spesiestikus yang ditemukan Rattus tanezumi dan Rattus norvegicus. Jenis cacing endoparasit yang ditemukan padaorgan hati Taenia taeniaeformis, pada organ lambung dan usus Hymenolepis diminuta, dan Nippostrongilusbrassiliensis ditemukan pada organ usus. Cacing yang ditemukan dalam penelitian ini seluruhnya bersifatzoonosis.
GAMBARAN PENINGKATAN KEJADIAN MALARIA DI DESA TETEL KECAMATAN PENGADEGAN KABUPATEN PURBALINGGA Tri Ramadhani; Jarohman Raharjo
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 9 Nomor 2 Desember 2013
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1029.084 KB) | DOI: 10.22435/blb.v9i2.828

Abstract

Malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Kabupaten Purbalingga merupakansalah satu daerah endemis malaria di Jawa Tengah, yang meliputi empat wilayah kecamatan yaituKarangmoncol, Pengadegan, Kaligondang dan Rembang. Tahun 2011 dilaporkan 100 kasus yang terdiri dari 81kasus indigenious dan 19 impor. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan kejadian malaria di DesaTetel, Kecamatan Pengadegan tahun 2012. Penelitian ini termasuk observasional dengan desain cross sectional.Pengambilan sediaan darah tebal dilakukan di desa Tetel pada semua penduduk dengan gejala malaria dantanpa gejala berada dalam satu rumah dengan penderita malaria. Sediaan darah diwarnai dengan giemsa 10%dan diidentifikasi menggunakan mikroskop perbesaran 1000x dengan minyak emersi. Penderita positif malariadilakukan pengobatan. Data perilaku didapatkan melalui wawancara terhadap kasus malaria . Analisis datadilakukan secara deskriptif dalam bentuk grafik dan tabel. Hasil survei di Desa Tetel didapatkan 299 sediaandarah dan 59 positif parasit malaria (SPR 20,07%) dengan proporsi Plasmodium vivax 9 kasus dan Plasmodiumfalciparum 50 kasus. Distribusi kasus malaria bulan Januari sampai November 2012 (109 kasus) denganperincian laki-laki 54,1% , perempuan 45,9% dan 78% pada golongan umur >15 tahun. Penularan malariaterjadi di lingkungan sekitar (indigenous) dan disebabkan pengobatan tidak tuntas serta diagnosis terlambatdari pelayanan kesehatan.
ANALISIS SPASIAL KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) KASUS LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN KULONPROGO TAHUN 2011 Rahmawati Rahmawati
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 9 Nomor 2 Desember 2013
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (856.337 KB) | DOI: 10.22435/blb.v9i2.829

Abstract

Pada tahun 2011 terjadi KLB di Kulonprogo dengan jumlah kasus 273 dan jumlah kematian 18 orang (CFR =6,59%). Oleh sebab itu sangat penting untuk mengetahui gambaran penyebaran leptospirosis. Analisis inimerupakan studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional menggunakan subjek berjumlah249 kasus yang terdata di Dinas Kabupaten Kulonprogo selama bulan Januari-November 2011. Titik koordinatrumah penderita ditentukan dengan GPS. Data ditampilkan dengan peta digital Rupa Bumi Indonesia (RBI)skala 1 : 25000 menggunakan software ArcView 3.3. Analisis spasial dilakukan dengan skoring pada variabelcurah hujan, penggunaan lahan dan ketinggian tempat. Analisis spasial besarnya curah hujan dengan kejadianleptospirosis pada masa tersebut menunjukkan angka korelasi 0,179, dengan demikian korelasi antara curahhujan dengan kasus leptospirosis sangat lemah. Kasus leptospirosis di Kabupaten Kulonprogo banyak terjadi dipenggunaan lahan kebun dan permukiman dengan ketinggian antara 0-100 mdpl. Analisis spasial menunjukkan55,7% kasus leptospirosis terjadi di zona kerawanan sedang dan 31,79% terjadi di zona kerawanan rendah.

Page 1 of 1 | Total Record : 8