cover
Contact Name
Febry Ichwan Butsi
Contact Email
ichwan.butzi@gmail.com
Phone
+6283161745174
Journal Mail Official
ejurnal@stikpmedan.ac.id
Editorial Address
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi "Pembangunan" Jalan Sisingamangaraja No. 84 Medan 20217
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique
ISSN : -     EISSN : 26227290     DOI : -
Jurnal Communique ini memuat artikel ilmiah yang berasal dari hasil penenelitian dan kajian komunikasi. Kajian ini berasal dari berbagai macam cakupan yakni kajian media , jurnalisme, humas, komunikasi organisasi, komunikasi pemasaran, dan kajian yang relevan dengan ilmu komunikasi. Jurnal ini terbit 2 kali dalam setahun yakni pada bulan April, dan Otober.
Articles 92 Documents
BAHASA DAN KECERDASAN DALAM BERKOMUNIKASI D.P Tampubolon
Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Komunikasi Communique
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.483 KB)

Abstract

Kecerdasan adalah kemampuan mengolah Kecerdasan Intelektual (KI) dan Kecerdasan Emosional (KE) secara berkesinambungan dalam menghadapi setiap masalah kehidupan sehingga dapat menghasilkan kemajuan-kemajuan yang bermutu. KI dan KE berkaitan erat dengan struktur neuoropsikologis. Bagian otak yang menjadi pusat pengendalian rasio (berkaitan dengan KI) disebut neokorteks, yang terletak pada lapisan otak besar bagian depan. Dan bagian otak yang menjadi bagian pengendali emosi (berkaitan dengan KE) disebut anigdala, yang terdapat pada otak tengah bagian bawah. Stimulus yang diterima pancaindera termasuk bahasa akan mempengaruhi setiap respon yang diambil. Hal ini berkaitan erat secara fungsional dengan adanya dua jenis hormon, yaitu, noradrenalin dan kortisol. Dalam tulisan ini bahasa didefinisikan sebagai sistem lambing bunyi yang dihasilkan organ-organ artikulasi manusia, yang bersifat arbitrary dan konvensional serta dapat diterjemahkan menjadi lambing tulisan, dan yang dipergunakan sebagai alat berfikir dan berasa, memahami pikiran dan perasaan, serta menyatakan pikiran dan perasaan dalam masyarakat. Dalam definisi ini jelas terlihat bahwa bahasa berkaitan erat dengan aspek-aspek neuropsikologis, dan dengan demikian juga dengan KI dan KE. Dalam hubungan erat dimaksud diatas, ada aspek-aspek bahasa yang berperan dalam pengembangan KI, yaitu aspek structural dan aspek-aspek non-struktural. Ada tiga aspek structural yang utama yang paling berperan dalam pengembangan KI, yaitu: kelambangan, kategorisasi, dan proposisi.
TEKS RAGAM JURNALISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA Amrin Saragih
Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Komunikasi Communique
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.391 KB)

Abstract

Bahasa merupakan sistem arti, bentuk, dan ekspresi untuk merealisasikan arti itu. Struktur bahasa ditendtukan oleh fungsi bahasa. Bahasa jurnalistik, khususnya bahasa surat kabar terealisasi dalam ragam bahasa yang berbeda dengan ragam bahasa lain. Perbedaan satu ragam bahasa dengan ragam bahasa lain bersifat kuantitatif dan performatif. Ragam bahasa jurnalistik memiliki empat cirri, yaitu (1) proyeksi, (2) bahasa objektif, (3) kontraksi, dan (4) metafora. Keempat cirri ini diurai di dalam makalah ini. Implikasi terhadap pengajaran bahasa adalah pengajaran bahasa harus mencakup pengajaran bahasa ragam jurnalistik.
KOMUNIKASI DIALOGIS LANDASAN MASYARAKAT DEMOKRASI Suwardi Lubis
Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Komunikasi Communique
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.815 KB)

Abstract

Kenyataan dibentuk lewat proses inter subyektivitas antar masing-masing peserta komunikasi. Dari interaksi inilah, bahasa sebagai struktur yang diobyektivikasi timbul. Namun jaringan dan pola komunikasi tidak lagi lewat "tatap muka" (face to face communication) tetapi sudah menjadi "komunikasi bermedia" (mediated communication). Masalah segera muncul karena media massa - kenyataannya - dimanfaatkan oleh berbagai kelompok sosial, termasuk pemerintah yang memiliki kepentingan yang berbeda telah menjadikan media sendiri sebagai alai "manipulatif', dan bersifat 'memihak'. Realitas atau peristiwa yang dikonstruksikan media menghasilkan pseudo-events (peristiwa rekaan) sehingga mendistorsi realitas itu sendiri. Akibatnya, komunikasi bersifat monolog. bukan dialog. Sifat komunikasi monolog ditandai dengan sifat pesan yang berpusat pada dirt pribadi (self centeredness) melakukan tipu muslihat dalam pesan (deception); pesan diarahkan guna menciptakan dominasi dan eksploitasi terhadap semua khalayak; pesan komunikasi ditujukan guna memperoleh keuntungan (profit) sesuai dengan kehendakpelaku komunikasi. Alternatif jawaban masalah ini ialah bahwa orientasi komunikasi yang bersifat menolog harus diganti ke arah komunikasi dialogis. Dalam proses komunikasi dialogis orientasi komunikasi tidak lag; menitilcberatkan: "penyampaian pesan kepada' tetapi proses "peuyampaian pesan bersama orang lain. Artinya, komunikasi untuk saling melakukan transaksi secara seimbang guna menciptakan makna realitas secara bersama-sama.
MEMBANGUN KOMUNlKASI LINTAS BUDAYA DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KAWASAN EKOSISTEM LEUSER Iskandar Zulkarnain
Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Komunikasi Communique
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.02 KB)

Abstract

Studi komunikasi lintas budaya muncul karena didasari ketidakmampuan individu-individu untuk saling memahami pihak lain. Pada konteks pembangunan, fenomena ini bermuara pada perlunya saling mengerti, saling mengetahui, dan saling memahami antar sesama untuk menghindari terjadinya konflik (chaos) atau kesalapahaman. Seringkali, perilaku komunikatif gagal memenuhi tujuan komunikasi tertentu dalam proses pembangunan, sebab mereka tidak memiliki pengetahuan yang dalam mengenat latar belakang budaya pihak lain (mitra berkomunikasinya) Para ilmuwan kemudian mengawinkan "budaya" dan "komunikasi" serta menjadikan komuuikasi lintas budaya sebagai suatu bidang studi yang berperan penting dalam proses pembungunan. Pada sisi lain, selain sebagai alternatif ekonomi. kegiatan ekowisata Juga merupakan usaha melestarikan sumber daya alam dan budaya Sebaliknya keguuan ekowitsata dapat juga menimbulkan efek negatif. yaitu terjadinya degradasi pada . alam dan sosial budaya masyarakatnya. apabila tidak direncanakan dengan balk. Pada posisi inilah, peran komunikasi lintas budaya dapat memainkan perannya sebagai jembatan/penghubung (pomuf) diantara pelaku wtsata dengan warga setempat yang mengkomunikasikan daerahnya sebagal tujuan ekowisata. Komunikasi lintas budaya dalam pengembangan ekowisata pada kawasan ekosistem Leuser menjadi suatu kemestian. Ini karena dalam implementasi pencanangan agenda pembangunan akan selalu berhadapan dengan kondisi realitos kultural suatu masyarakat, maka memahami anatomi kultural menjadi keniscayaan yang kemudian dijadikan dasar utama dalam proses komunikasi lintas budaya sebagai instrumen pembangunan
TINGKAT PENGGUNAAN MEDIA MASSA (TELEVISI, RADIO DAN SURAT KABAR) DI KALANGAN PENGUSAHA MUDA PERTANIAN MALAYSIA Hayrol Azril Bin Mohamed Shaffril
Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Komunikasi Communique
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.691 KB)

Abstract

Objektif utama penelitian ini ada/ah untuk mengetahui tingkat penggunaan media massa di kalangan pengusaha muda pertanian di Malaysia. Sejumlah 134 responden dari enam jenis usaha berdasarkan bidang pertanian telah dipilih sebagai responden penelitian ini. Hasil penelitian mendapatkan bahwa majoritas responden mempunyai tingkat penggunaan media massa di tingkat menengah, Televist adalah media massa yangpaling sering digunakan oleh responden diikuti sural kabar dan radio. Program siaran Pertanian "Agrjournal'' merupakan program siaran televisi berdasarkan pertanian, adalah yang paling sering ditonton. Penelitian mendapatkan bahwa tingkat penggunaan media massa di kalangan pengusaha muda pertantan yang dite/iti tidakjauh berbeda berdasarkan hasil ujian T- test dan ANOVA yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap faktor jenis kelamin, tingkat pendidikan. Umur; wilayah geografi. waktu penglibatan.jenis usaha, investasi awal dan pendapatan setahun yang diperoleh para pengusaha muda di bidang pertanian.
FENOMENA GENG MOTOR DI KOTA MEDAN: SATU KONSTRUKSI MODEL SOSIO PSIKOLOGI KOMUNIKASI Sakhyan Asmara; Hatta Ridho
Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Komunikasi Communique
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.033 KB)

Abstract

Artikel ilmiah ini adalah berdasarkan hasil kajian observasi dan studi dokumen mengenai maraknya kehadiran “Geng Motor”, yaitu kelompok pemotor yang anggotanya terdiri dari para remaja dan bahkan orang dewasa yang memproklamirkan diri sebagai klub motor namun belakangan cenderung melakukan tindakan kriminal dan kejahatan atau delinkuensi di kota Medan, telah menjadi gejala sosial yang sangat meresahkan masyarakat di kota Medan. Melalui berita dari berbagai media massa dapat kita simak aksi para geng motor banyak melakukan tindakan brutal di jalanan, dan tidak jarang pula merusak fasilitas-fasilitas umum bahkan menghabisi nyawa manusia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam memahami masalah, adapun yang menjadi subjek penelitian adalag geng motor RnR dan NkB yang cukup banyak jejak kriminal di kota Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhatian, pengakuan, dan kasih sayang sangat dibutuhkan seorang remaja di lingkungan keluarganya dan demikian dengan kontrol orang tua dalam memperhatikan keseharian anaknya di lingkungan sosialnya juga wajib dilakukan. Kondisi keluarga yang kurang harmonis dan kurang adanya nuansa kasih sayang didalamnya turut serta menyebabkan seorang anak terikut pada perilaku kenakalan remaja. Perlu adanya komunikasi yang intens antara pihak kepolisian, pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat agar tidak terjadi miss komunikasi antar elemen tersebut sehingga mampu bertindak secara bersama-sama dalam menangani geng motor sesuai dengan prosedur dan aturan hukum yang berlaku. Pentingnya komunikasi dan koordinasi antar elemen masyarakat yakni keluarga, sekolah, lingkungan, dan aparat penegak hukum. Komunikasi Antar Pribadi antara orangtua, guru, dan anak; Komunikasi Lintas Budaya di lingkungan, serta komunikasi Persuasif oleh aparat hukum pada pelaku geng motor wajib dilakukan.
MENGENAL ANALISIS FRAMING: SEJARAH DAN METODOLOGI Febry Ichwan Butsi
Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Komunikasi Communique
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.34 KB)

Abstract

Pemikiran tentang fenomena framing ini awal mulanya diterajui oleh seorang psikiatris yang bernama Bateson (1955). Pada masa selanjutnya, Erving Goffman membawa pemikiran Bateson menukik ke ranah yang lebih luas, Goffman menyatakan bahwa frame sebenarnya sesuatu yang dipelajari dan digunakan dalam keseharian manusia, bahkan mendasari tingkah laku manusia itu sendiri. Dengan mempelajari frame yang ada dalam suatu masyarakat akan memandu sesorang mampu bersosialisasi dan menyatu dengan masyarakat tersebut. Gaye Tuchman (1978) dan Tood Gittlin (1980) adalah peneliti media pertama yang menerapkan konsep framing ini dalam studi media. Catatan tentang penerapan konsep framing oleh Tuchman ini bisa dilihat dari hasil penelitian dia tentang rutinitas konstuksi berita dan seleksi isu yang secara sistemik meminggirkan beberapa isu tertentu.Tetapi para peminat analisis framing sepakat bahwa orang yang paling berjasa, produktif dan konsisten dalam pengembangan konsep framing adalah William Gamson (1989). Dalam pengembangan konsep framing ini, Gamson menyatakan bahwa framing lazimnya sering digunakan dalam situasi wacana publik berlangsung yang dimana strategi framing ini dibuat oleh pihak atau orang yang ingin mendominasi pemikiran dan gagasan ke atas pihak lain. Gamson menemukan fakta bahwa keberhasilan dan kegagalan dalam pergerakan sosial tergantung bagaimana mereka memenangkan dominasi framing mereka dibandingkan dengan pihak lain. Sebagai satu daripada banyaknya perangkat analisis isi media. Framing juga menawarkan banyak kelebihan sekaligus kekurangan berbanding dengan perangkat analisis lainnya. Satu dari kelebihan analisis framing ini dapat disimak pernyataan Hackett (1984), dia mengatakan bahwa saat ini sebaiknya peneliti mengubah haluan fokus mereka tentang media. Studi dengan menggunakan kaidah objektifitas dan bias dalam memahami ideologi dalam berita hendaklah ditinggalkan, Hackett menyarankan lebih menggunakan konsep framing sebagai perangkat analisis, karena dengan penggunaan analisis framing peneliti akan mendapatkan makna yang tersembunyi dalam berita dan membantu membongkar pesan yang tersembunyi di balik berita yang diteliti.
PSIKOEDUKASI PENCEGAHAN ADIKSI PORNOGRAFI Raras Sutatminingsih; Josetta M.R Tuapattinaja
Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Komunikasi Communique
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.683 KB)

Abstract

Semakin meningkatkanya jumlah pelajar SMA yang terpapar unsur-unsur pornografi dewasa ini merupakan masalah besar di masyarakat. Paparan pornografi ini menyebabkan peningkatan jumlah pelajar SMA yang terkena adiksi pornografi dan berperilaku seksual aktif secara tidak tepat bahkan melakukan tindakan kekerasan seksual. Dampak negatif dari penggunaan situs pornografi menjadi hal yang mengganggu pihak guru yang peduli terhadap perkembangan psikologis anak didiknya sehingga dinilai perlu adanya upaya untuk memberikan tindakan pencegahan agar anak didiknya tidak sampai mengalami adiksi pornografi. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut, yaitu melakukan pencegahan dan penanganan akan bahaya adiksi pornografi melalui pemberian psikoedukasi. Psikoedukasi merupakan salah satu intervensi yang dapat diberikan kepada para pelajar SMA agar tidak terpapar dan tidak mengakses video porno, atau setidaknya dapat mengurangi tingkat adiksi bagi remaja-remaja yang sudah mengalami adiksi pornografi. Psikoedukasi dalam hal ini akan dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Psikoedukasi ini akan dilakukan pada SMA Perguruan Al Azhar Yayasan Hajjah Rahmah Nasution dan SMA Nanyang Zhi Hui School di Medan. Melalui psikoedukasi ini diharapkan dapat mencegah timbulnya efek negatif dari paparan pornografi, khususnya adiksi pornografi pada pelajar SMA. Berdasarkan hasil pretest dan postest tentang Pencegahan Adiksi Pronografi, menunjukkan hasil bahwa siswa lebih memahami tentang pengertian, dampak dan pencegahan Adiksi Pornografi setelah dilakukan Psikoedukasi Pencegahan Adiksi Pornografi.
IMPLEMENTASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK KAMPUNG (BUM KAMPUNG) DI KAMPUNG TUMANG KECAMATAN SIAK KABUPATEN SIAK Anuar Sadat; Ledi Prahmana
Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Komunikasi Communique
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.393 KB)

Abstract

Village-Owned Enterprises (BUM Kampung) are a pillar of economic activities in the village that function as social institutions and commercial institutions. As an indicator to regulate the economy in the village. The formulation of the problem in this study are: 1. How to Implement the Village-Owned Enterprises (BUMKampung) Program in Tumang Village, Siak District, Siak Regency. 2. What is the Function of the Kampung (BUMKampung) Village of Tumang, Siak District of Siak Regency and How is the Analysis of BUMKampung Program Policy Implementation. The objectives of this study were: 1) To find out the Program of Village Owned Enterprises (BUMKampung) in Tumang Village, Siak Subdistrict, Siak Regency, 2) Know the Implication of the Policy of Village-Owned Enterprises (BUM Kampung) in Tumang Village, Siak District, Siak Regency and Find Conclusions on Implementation Analysis Program Policies for Village Owned Enterprises (BUM Kampung) in Tumang Village, Siak District, Siak Regency. The method used in this research is descriptive qualitative data that is qualitative in a holistic analysis, the classification of data used in this study is Primary data, data obtained by interviewing informants, the public, and management of BUM Kampung in Kampung Tumang. Data was collected using techniques: observation, interviews, literature study, documentation studies, research informants. The results of this study concluded that the implementation of the BUM Kampung program had gone well.
Kompetensi Stenografi dalam Kerja Jurnalistik Media Cetak Austin E.A. Tumengkol
Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Komunikasi Communique
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.987 KB)

Abstract

Pentingnya sebuah dokumentasi bahan berita yang diperoleh seorang wartawan dapat memengaruhi isi berita yang selanjutnya akan ia sampaikan kepada publik. Penggunaan bahasa, kejelasan dalam penulisan, kecepatan dalam penulisan serta berbagai faktor lain yang dapat memengaruhi isi berita tersebut harus benar-benar menjadi perhatian wartawan sebelum melaporkan isi beritanya kepada publik. Resiko kesalahan dalam penulisan yang akan mengakibatkan salah pemaknaan mungkin saja terjadi, entah itu disebabkan karena penulisan yang kurang tepat atau karena terburu-buru ketika menulis yang pada akhirnya dapat menyebabkan kalimat-kalimat tidak sempurna dibaca. Hal semacam ini sangat memengaruhi isi berita. Mungkin ini merupakan resiko terkecil, namun jika hal ini dianggap sepele maka dampak yang akan terjadi dapat merusak kapabilitas dan kapasitas seorang wartawan sehingga reputasi media massa tempatnya bekerja akhirnya dipertaruhkan. Dengan begitu pula publik akan bertanya-tanya sampai sehebat mana kemampuan awak media (wartawan) tersebut dalam meramu beritanya. Dalam artikel ini, penulis ingin membahas stenografi sebagai teknik sekaligus sebagai cara yang dapat membantu wartawan dalam mendokumentasikan isi wawancaranya. Kegunaannya bukanlah untuk memperoleh ataupun mengolah berita akan tetapi digunakan sebagai cara yang cepat dalam penulisan sehingga waktu yang dibutuhkan lebih singkat, namun karena penulisannya dilakukan secara cepat maka tingkat kesalahan atau resiko kesalahan yang dihadapi juga akan semakin besar. Dan hal ini harus diperhatikan wartawan yang menggunakan teknik stenografi ketika mengolah beritanya agar kesalahan memaknai kalimat tidak terjadi jika berita tersebut sampai kepada publik.

Page 1 of 10 | Total Record : 92