cover
Contact Name
Firdawsyi Nuzula
Contact Email
nuzulafirdawsyi@gmail.com
Phone
+6282141839721
Journal Mail Official
p3m.rustida@gmail.com
Editorial Address
Jl. RSU. Bhakti Husada, Krikilan, Banyuwangi 68466
Location
Kab. banyuwangi,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida
ISSN : 23562528     EISSN : 26209640     DOI : -
Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida is an open access journal with contents scope of nursing, education, humanities, medicine & pharmacology, public health
Articles 148 Documents
Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Bayi Kurang Gizi Usia 6-12 Bulan di Wilayah Puskesmas Kalibaru Kulon Kabupaten Banyuwangi Maulida Nurfazriah Oktaviana; Firdawsyi Nuzula
Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida Vol 4 No 1 (2017): Juli
Publisher : Akademi Kesehatan Rustida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.127 KB)

Abstract

Status gizi balita merupakan salah satu indikator kesehatan untuk menilai keberhasilan pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s). Masalah kurang gizi pada balita merupakan dampak dari rendahnya pemberian MP-ASI yang tidak tepat. Untuk tumbuh kembang optimal, anak membutuhkan asupan gizi yang cukup, bayi usia 0-6 bulan cukup ASI saja, dan bayi diatas 6 bulan memerlukan MP-ASI. Kebiasaan yang dijumpai di Kalibaru adalah adanya pemberian MP-ASI pada bayi kurang dari 6 bulan dengan memberikan bubur buatan pabrik, hal ini yang mempengaruhi status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis tentang pola pemberian MP-ASI pada bayi kurang gizi usia 6-12 bulan di Kalibaru. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan informan yaitu ibu yang memiliki bayi 6-12 bulan yang bersedia menjadi informan. Data berupa informasi dikumpulkan melalui wawancara mendalam (in-depth interview) dan observasi partisipasi. Teknik analisis data menggunakan desain studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan perilaku pemberian MP-ASI pada informan adalah usia pemberian MP-ASI paling cepat diberikan pada usia satu bulan setelah bayi lahir dan paling lambat pada usia 6 bulan. Jenis MP-ASI bervariasi (bubur buatan pabrik atau buatan sendiri). Frekuensi pemberian makanan pokok 2-3 kali sehari, cara penyajian bervariasi dan konsistensinya ada yang lunak dan ada yang padat. Disimpulkan bahwa pola pemberian MP-ASI di Kalibaru ada yang belum tepat dan ada yang mendekati ketepatan dan semuanya disebabkan oleh pengalaman yang berbeda.
Faktor Pemicu Kejadian Diare pada Anak Usia 1-5 Tahun di Puskesmas Kalibaru Kulon Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017 Eko Prabowo
Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida Vol 4 No 1 (2017): Juli
Publisher : Akademi Kesehatan Rustida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.303 KB)

Abstract

Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia karena memiliki insidensi dan mortalitas yang tinggi. Penularan diare dapat dengan cara fekal-oral, yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen, kontak tangan langsung dengan penderita, barang-barang yang telah tercemar tinja penderita atau secara tidak langsung melalui lalat. Cara penularan ini dikenal dengan istilah 4F, yaitu finger, flies, fluid, field. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor dominan di antara faktor sanitasi lingkungan, faktor hygiene makanan dan faktor perilaku cuci tangan yang dapat memicu kejadian diare pada anak usia 1-5 tahun di Puskesmas Kalibaru Kulon Kabupaten Banyuwangi.Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik dengan pendekatan crossectional. Populasi penelitiannya adalah keseluruhan pasien balita yang menderita diare dan keluarganya. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah 64 responden dengan menggunakan consecutive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup dan lembar observasi. Teknik analisa data bivariate menggunakan X2 dengan p value < 0.05, sedangkan analisa data multivariate menggunakan regresi logistik berganda dengan p value < 0.05. Dan untuk mengetahui faktor yang paling dominan menggunakan nilai OR yang paling besar.Berdasarkan hasil penelitian bahwa ada hubungan sanitasi lingkungan (X1) dengan kejadian diare dengan p value 0.034, ada hubungan hygiene makanan (X2) dengan kejadian diare dengan p value 0.001 dan ada hubungan perilaku cuci tangan (X3) dengan kejadian diare dengan p value 0.001. Dan hasil analisis multivariate dengan koefisien regresi logistik berganda, variabel cuci tangan (X3) memiliki pengaruh paling dominan terhadap kejadian diare dengan nilai OR sebesar 6.985 dengan p value sebesar 0,001. Diare dapat ditularkan melalui salah satunya adalah finger (tangan). Tangan yang kotor merupakan tempat berkumpulnya kuman. Ketika makan makanan tanpa cuci tangan maka kuman penyebab infeksi ikut masuk dalam saluran pencernaan. Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering terjadinya diare.
Ungkapan Psikologis Pasien Diabetes Mellitus terhadap “Health Seeking Behaviour” ke Rumah Sakit Endiki Surya Wira Pratama; Achmad Rudijanto; Tita Hariyanti
Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida Vol 4 No 1 (2017): Juli
Publisher : Akademi Kesehatan Rustida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.117 KB)

Abstract

Pasien diabates mellitus (DM) merupakan suatu keadaan yang mengalami kenaikan kadar gula dalam darah. Pasien DM sering melakukan kontrol berulang, sehingga mempunyai pengalaman dan persepsi yang dirasakannya selama perawatan di poli rawat jalan. Instalasi rawat jalan di Rumah Sakit merupakan langkah utama dalam upaya pelayan kesehatan. Tiap tahun pelayanan poli rawat jalan mengalami peningkatan. Dalam upaya mewujudkan mutu pelayanan rawat jalan, manajemen poli harus bisa memahami psikologis pasien dan menerapkan standar prosedur operasional (SPO) yang baik. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas lima informan, yaitu tiga laki-laki dan dua perempuan. Metode yang digunakan yaitu dengan melakukan wawancara secara mendalam kepada informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien DM dengan psikologis yang berbeda ingin mendapatkan pelayanan yang maksimal. Selain itu, pasien juga ingin mendapatkan pelayanan yang menyenangkan tanpa sedikit keluhan. Keluhan yang dimaksud seperti antrian pendaftaran yang lama dan antrian pengambilan obat.Simpulan penelitian ini adalah merekomendasikan untuk dilakukan pengawasan pelayanan secara berskala mulai dari pendaftaran sampai pasien pulang. Hal ini akan menyebabkan kemaksimalan kepuasan pelayanan.
Efek “Tongue Cleaner X” dalam Mengurangi Jumlah Bakteri Patogen dalam Mulut Iif Hanifa Nurrosyidah; Mariana Wahjudi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida Vol 4 No 1 (2017): Juli
Publisher : Akademi Kesehatan Rustida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.777 KB)

Abstract

Rongga mulut manusia merupakan salah satu organ yang mengandung banyak mikroorganisme. Lebih dari 500 jenis bakteri berada di dalam rongga mulut yang bila tidak terkontrol akan menyebabkan penyakit seperti karies gigi, penyakit periodontal dan bahkan penyakit sistemik seperti gangguan jantung dan paru. Banyak masyarakat yang mengabaikan kebersihan lidah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektifitas pembersih lidah (tongue cleaner) dalam mengurangi jumlah bakteri total dalam mulut, khususnya bakteri Enterococcus faecalis, Streptococcus sp., Porphyromonas gingivalis, dan mengetahui perbedaan jumlah bakteri total dalam mulut antara pria dan wanita sebelum dan sesudah menggunakan tongue cleaner. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Pretest-Posttest group design, yaitu membandingkan pengaruh pada kelompok subjek penelitian sebelum dan sesudah menggunakan tongue cleaner. Pada penelitian ini dilakukan pada 10 subjek sehat dengan jenis kelamin pria dan 10 subjek untuk jenis kelamin wanita. Pengambilan sampel secara purposive sampling. Data pretest dan posttest tersebut dilakukan uji statistik dengan menggunakan paired-t test untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara jumlah bakteri patogen dalam mulut sebelum dan sesudah menggunakan tongue cleaner dengan nilai α < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah rata-rata Enterococcus faecalis sebelum dibersihkan dengan tongue cleaner adalah 10.387 x 105 cfu/mL dan sesudah dibersihkan dengan tongue cleaner adalah 1.638 x 105 cfu/mL. Jumlah rata-rata Porphyromonas gingivalis sebelum dibersihkan dengan tongue cleaner adalah 15.926 x 105 cfu/mL dan sesudah dibersihkan dengan tongue cleaner adalah 545 x 105 cfu/mL. Disimpulkan bahwa tongue cleaner efektif dalam mengurangi jumlah bakteri total dalam mulut, khususnya bakteri patogen Enterococcus faecalis, Streptococcus sp., dan Porphyromonas gingivalis, serta terdapat perbedaan antara jumlah bakteri total dalam mulut subjek pria dan wanita.Penggunaan tongue cleaner dalam pembersihan lidah dapat mengurangi jumlah bakteri mulut sehingga mampu mengurangi bau mulut.
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Bidan Praktik Mandiri di Wilayah Banyuwangi Reni Sulistyowati; Septi Kurniawati
Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida Vol 4 No 1 (2017): Juli
Publisher : Akademi Kesehatan Rustida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.275 KB)

Abstract

Tenaga medis merupakan profesi yang beresiko terinfeksi virus dari pasien. Penularan dapat terjadi melalui kulit yang terluka oleh jarum, pisau dan benda tajam lain atau paparan selaput lendir dengan cairan tubuh. Kelompok resiko tinggi untuk menderita infeksi hepatitis B dan penyakit menular lainnya adalah dokter, dokter bedah, dokter gigi, perawat, bidan, petugas kamar operasi dan petugas laboratorium dimana meraka dalam pekerjaan sehari-hari kontak dengan penderita dan material manusia seperti darah, tinja, air seni. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap bidan dengan pengunaan Alat Pelindung Diri pada Bidan Praktik Mandiri di Banyuwangi.Penelitian ini merupakan penelitian jenis explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini 90 bidan yang bekerja di Bidan Praktek Mandiri wilayah kerja kabupaten Banywuangi yang diambil secara acak. Teknik analisis data yang digunakan untuk analisis data univariat menggunakan distribusi frekuensi, sedangkan analisis data bivariat menggunakan Chi Square dan analisis data multivariate menggunakan Regresi Logistik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan usia 54,4% responden berusia > 32 tahun, 75,6% berpendidikan terakhir D3 kebidanan, dengan masa kerja paling banyak (56,66%) > 10 tahun, dengan pengetahuan baik 55,6%, dengan sikap yang mendukung penggunaan APD 56,6% dan aktivitas penggunaan APD yang tergolong baik 52,2%. Berdasarkan hasil uji bivariat ada 2 variabel yang berhubungan yaitu masa kerja dengan P-value 0,003 dan sikap bidan terhadap penggunaan APD dengan P-value 0,012. Dan faktor yang paling dominan adalah masa kerja dengan nilai OR atau Exp (B) 2,872, yang artinya lama masa kerja memiliki kecenderungan 2,872 kali lebih besar untuk perilaku baik (penggunaan APD).Maka dapat disimpulkan bahwa semakin lama masa kerja bidan, maka sikapnya semakin mendukung dalam penggunaan APD yang sesuai.
Analisis Implementasi Pemberian Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja oleh Guru Bimbingan dan Konseling pada SMU X di Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi Vita Raraningrum; Rizky Dwiyanti Yunita; Yeni Andriani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida Vol 4 No 1 (2017): Juli
Publisher : Akademi Kesehatan Rustida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.434 KB)

Abstract

Banyak masalah kesehatan reproduksi yang terjadi pada remaja di komunitas sekolah karena kurangnya informasi yang benar tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). Permasalahan kesehatan reproduksi dan seksualitas atau Seksual Reproductive Health and Right (SRHR) biasa terjadi di sekolah umum ataupun sekolah yang berbasis agama. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan praktik pendidikan kesehatan reproduksi remaja oleh guru Bimbingan Konseling (BK) pada SMU X di Kecamatan Genteng dan faktor-faktor yang berperan dalam praktik tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Subyek pada penelitian ini adalah guru Bimbingan dan Konseling (BK) yang bertugas di dua SMU X Kecamatan Genteng. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam. Analisis data dilakukan dengan menggunakan jenis content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan tentang pendidikan KRR bagi guru BK SMU belum merata dilakukan serta frekuensinya kurang. Seluruh informan telah melaksanakan pendidikan KRR tetapi pelaksanaannya belum maksimal, baik dari segi metode, frekuensi, dan materi belum sesuai dengan kebutuhan atau masalah KRR yang dihadapi siswa. Sebagian besar informan sudah mengetahui tentang program pendidikan KRR namun secara detail pengetahuan tentang materi, metode, dan perannya sebagai guru BK dalam pendidikan KRR belum baik. Persepsi dan sikap sebagian besar informan sudah baik, mereka berfikir positif serta mendukung pendidikan KRR untuk siswa SMU. Belum semua SMU mempunyai sarana pendidikan KRR yang baik seperti buku, CD, majalah, dan alat peraga tentang KRR. Sebagian besar pimpinan SMU sudah melakukan upaya yang mendukung program pendidikan KRR tetapi belum optimal. Kepada dinas terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan BKKBN disarankan untuk berkoordinasi dalam peningkatan keterampilan guru BK di bidang KRR, menyediakan sarana pembelajaran KRR yang sesuai untuk siswa SMU, dan melakukan advokasi kepada pimpinan sekolah.
Hubungan Penyakit Diabetes Mellitus dengan Insiden Cemas dan Depresi di RS Bhakti Husada Krikilan Glenmore Banyuwangi Sumarman Sumarman; Siswoto Hadi Prayitno
Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida Vol 4 No 1 (2017): Juli
Publisher : Akademi Kesehatan Rustida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cemas dan depresi merupakan respon yang tidak menyenangkan yang ditandai perasaan ketakutan dan kekhawatiran, tidak bisa tidur, napsu makan menurun, terlebih pada penderita DM. Setiap penderita penyakit DM dapat mengalami cemas dan ataupun depresi oleh karena penyakit ini merupaka kronis dan menimbulkan komplikasi ke berbagai organ tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penyakit DM dengan insiden cemas dan depresi.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental jenis korelasional. Penelitian ini dilaksanakan di RS Bhakti Husada Krikilan Glenmore Kabupaten Banyuwangi. Jumlah sampel 24 responden, teknik pengambilan sampel accidental sampling. Instrumen penelitian menggunakan HARS (Hamilton Anxiety Rate Scale) untuk mengetahui tingkat kecemasan dan Beck Depression Inventory (BDI) untuk mengetahui tingkat depresi pada penderita DM. Hasil subyek yang mengalami tingkat kecemasan sedang disertai komplikasi 8 (60%), dan mengalami depresi tingat sedang disertai komplikasi 7(70%) subyek. Dan uji Pearson Product moment p 0.013 < 0.05. Penyakit Diabetes Mellitus insiden terjadinya cemas dan depresi terutama pada pasien yang sudah mengalami komplikasi.
Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Melalui Peraturan Desa di Kabupaten Banyuwangi (Studi Kalibaru Wetan, Desa Tampo, dan Desa Kedungringin) Sri Aningsih; Vita Raraningrum; Rizky Dwiyanti Yunita; Asih Mas'ula Rofiqoh
Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida Vol 3 No 2 (2017): Januari
Publisher : Akademi Kesehatan Rustida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.721 KB)

Abstract

Pemberdayaan masyarakat di bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan. Upaya kesehatan ibu dan anak merupakan upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemerliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta pra sekolah. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan dan melaksanakan peraturan desa dalam pemberdayaan masyarakat desa untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak di Desa Kalibaru wetan, Desa Kedungringin, Desa Tampo Kabupaten Banyuwangi tahun 2016.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui Focus Group Discussion (FGD). Fokus penelitian adalah upaya Pemberdayaan masyarakat (metode diskusi bersama perangkat desa, kader, bidan, tokoh masyarakat dan remaja desa), sehingga tersusunnya peraturan desa.. Teknik sampling menggunakan Purposive Sampling. Lokasi penelitian berada di Desa Kalibaru Wetan, Desa Tampo dan Desa Kedungringin Kabupaten BanyuwangiHasil/output : tersusunnya peraturan desa tentang kesehatan ibu dan anak di 3 desa tersebut yaitu Desa Kalibaru Wetan, Kedungringin, Tampo Kabupaten Banyuwangi. Pada pelaksanaan PERDES KIA terbentuk TIM SIAGA SEHAT DESA (TIM SIGAS) yang terstruktur dan bekerja sesuai dengan tugas masing- masing sehingga pelaksanaan program ini bisa diatasi dengan cepat.Peraturan Desa dalam Kesehatan Ibu dan Anak harus didukung semua stakeholder sesuai dengan job desk terutama TIM SIAGA SEHAT DESA (TIM SIGAS) sehingga tidak ada faktor penghambatnya.
Analisis terhadap Faktor-Faktor Penyebab Gizi Kurang pada Balita di Desa Banyuanyar Kecamatan Kalibaru Banyuwangi Firdawsyi Nuzula; Maulida Nurfazriah Oktaviana; Roshinta Sony Anggari
Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida Vol 3 No 2 (2017): Januari
Publisher : Akademi Kesehatan Rustida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.609 KB)

Abstract

Gizi buruk masih menjadi perhatian badan kesehatan dunia WHO karena merupakan penyebab tertinggi kematian anak di negara berkembang terutama Indonesia. Faktor penting dalam pembentukan SDM yang berkualitas adalah unsur gizi, sehingga dapat mewujudkan manusia yang sehat, cerdas dan produktif. Gangguan pemenuhan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Banyak faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita baik faktor langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian gizi kurang pada balita.Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif cross-sectional analitik. Dengan menggunakan Purposive Random Sampling didapatkan jumlah sampel penelitian 42 balita. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Hasil pengumpulan data ditabulasi dan dianalisa bivariat menggunakan uji chi-square dan analisis multivariat dengan regresi logistic.Hasil analisis regresi multivariat menunjukkan bahwa dengan CI 95% didapatkan faktor asupan makanan menunjukkan OR=4,813, sedangkan faktor penyakit infeksi menunjukkan OR=0.072, pengetahuan ibu menunjukkan OR=0,908, dan Pola asuh menunjukkan OR=2,626. Keempat faktor tersebut memberikan pengaruh terhadap status gizi balita.Perlu dilakukan studi kualitatif untuk mengidentifikasi sejauh mana faktor asupan makanan, penyakit infeksi, pengetahuan ibu, dan pola asuh dapat mempengaruhi status gizi pada balita.
Perbedaan Tingkat Kecemasan antara Tipe Kepribadian A dan B pada Pasien Pre Operasi di RSU. Bhakti Husada Krikilan Kabupaten Banyuwangi Eko Prabowo; Lina Agustiana Puspitasari
Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida Vol 3 No 2 (2017): Januari
Publisher : Akademi Kesehatan Rustida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.629 KB)

Abstract

Kecemasan dapat terjadi pada hampir setiap pasien yang akan menjalani prosedur operasi. Berbagai alasan yang dapat menyebabkan ketakutan atau kecemasan pasien dalam menghadapi pembedahan antara lain adalah takut nyeri setelah pembedahan, takut terjadi perubahan fisik, dan takut operasi akan gagal. Tujun penelitian ini adalah menganalisis Perbedaan Tingkat Kecemasan antara Tipe Kepribadian A dan B pada Pasien Pre Operasi Di RSU. Bhakti Husada Krikilan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016.Penelitian ini menggunakan rancangan komparasi. Pada penelitian ini populasinya adalah keseluruhan pasien yang menjalani operasi. Dengan estimasi rata-rata pasien dalam 1 bulan, maka populasi dalam penelitian ini sebanyak 75 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah 63 orang. Peneliti menggunakan consecutive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup. Teknik analisa data menggunakan Wilcoxon dengan α < 0.05.Dari penelitian diperoleh hasil bahwa dari 51 responden dengan tipe kepribadian A, hampir setengah responden memiliki tingkat kecemasan ringan sebanyak 27 orang (43%). Hasil uji Wilcoxon dengan nilai ρ value = 0.011 lebih kecil dari α = 0.05, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Yang artinya ada perbedaan tingkat kecemasan antara tipe kepribadian A dan B pada Pasien Pre Operasi Di RSU. Bhakti Husada Krikilan Kabupaten BanyuwangiOrang yang berkepribadian A lebih mudah mengalami gangguan kecemasan daripada orang dengan kepribadian B. Adapun ciri-ciri orang dengan kepribadian A adalah tidak sabar, kompetitif, ambisius, ingin serba sempurna, merasa diburu- buru waktu, mudah gelisah, tidak dapat tenang, mudah tersinggung, otot-otot mudah tegang. Dan disarankan sebelum melakukan operasi type A mendapatkan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan sehingga dapat menggurangi kecemasannya.

Page 1 of 15 | Total Record : 148