cover
Contact Name
Jurnal Psikiatri Surabaya
Contact Email
jps@journal.unair.ac.id
Phone
+6281936840455
Journal Mail Official
jps@journal.unair.ac.id
Editorial Address
Departemen/Staf Medis Fungsional Ilmu Kedokteran Jiwa/ Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga - RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Jl. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 6–8 Surabaya 60286
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Psikiatri Surabaya (Surabaya Psychiatry Journal)
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 23552409     EISSN : 2716358X     DOI : http://dx.doi.org/10.20473/jps.v9i1.16026
Core Subject : Health,
Jurnal Psikiatri Surabaya (JPS) is a scientific publication every 6 months (semester). JPS accepts submissions in the form of original manuscripts, literature review, case reports, and editorials in Indonesian in the format of Enhanced Spelling or English in accordance with the scope of Psychology, Mental Health, and Psychology.
Articles 96 Documents
Correlation Between Erectile Dysfunction and Severity Symptoms of Depression Through The Role of Self-Esteem and Psychosocial Stressor Hendriks S.P Sirait; Sasanti Juniar; Tjahjo Djojo Tanojo
Jurnal Psikiatri Surabaya Vol. 8 No. 2 (2019): December
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.206 KB) | DOI: 10.20473/jps.v8i2.19702

Abstract

Background: Twenty two percent of men aged over 40 years suffer from erectile dysfunction moderate to severe degree. Twelve to twenty eight percent of men with erectile dysfunction report an impact on the relationship with the partner, body image, lowered self-esteem that might be a psychosocial stressor that cause symptoms of depression. Treatment of erectile dysfunction holistically is expected to improve a better life.Objective: This study analyzed the correlation between erectile dysfunction and severity of depressive symptoms through the role of self-esteem and psychosocial stressors on patients with erectile dysfunction in Andrology Outpatient Clinic of Dr. Soetomo General Hospital.Methods: This study using correlation analytic with cross sectional design. Research subject were patients who have erectile dysfunction in Andrology Outpatient Clinic of Dr. Soetomo General Hospital, collected using consecutive sampling. The research instruments used were The International Index of Erectile Function-5, Holmes-Rahe, Self-Esteem Rosenberg and Beck Depression InventoryResults: Thirty eight research subjects met the inclusion criteria. Statistical analysis revealed erectile dysfunction correlated with self-esteem (p=0.016 r=0,388), no correlation between self-esteem and the severity of depressive symptoms (p=0.116 r=0,259), psychosocial stressors correlated with the severity of depressive symptoms (p=0.001 r=0,001), erectile dysfunction correlated with the severity of depressive symptoms (p=0,000 r=-0,559)Conclusion: This study found correlation between erectile dysfunction and severity of depressive symptoms both directly, but in this case does not involve the role of self-esteem and psychosocial stressors
Intervensi untuk Mengurangi Stigma pada Penderita Skizofrenia Ina Dewi Ardiyani; Hanafi Muljohardjono
Jurnal Psikiatri Surabaya Vol. 8 No. 1 (2019): June
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.667 KB) | DOI: 10.20473/jps.v8i1.14655

Abstract

Schizophrenia is one of the mental disorders with severe and persistent manifestations of psychosis symptomps chronically in which do not treated properly because of stigmatized in society, as well as the impact of stigma in schizophrenia that cause inhibition of recovery, interpersonal relationship, and socializing, then creates poor quality of life. There are several strategies of intervention used to reduce stigma which can be applied and adapted for Indonesia with accompanying considerations and challenges with different targets and goals to be achieved.
Interaksi Faktor Genetik dan Lingkungan pada Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) Frida Ayu N.H; Yunias Setiawati
Jurnal Psikiatri Surabaya Vol. 6 No. 2 (2017): Desember
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1375.63 KB) | DOI: 10.20473/jps.v6i2.19434

Abstract

Attention Deficit /Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan gangguan neurodevelopmental yang ditandai dengan kesulitan memusatkan perhatian disertai hiperaktivitas dan impulsivitas, yang terjadi . Prevalensi global cukup tinggi diantara anak-anak, dan lebih dari setengahnya berlanjut hingga dewasa. Faktor genetik memegang peranan penting pada ADHD. Polimorfisme sejumlah gen ditengarai berperan pada sintesa molekuler bermasalah pada ADHD. Faktor lingkungan juga berhubungan dengan risiko ADHD. Paparan faktor lingkungan dapat memoderasi faktor genetik pada ADHD, dan demikian juga faktor genetik menyumbang kerentanan pada individu ADHD saat terpapar faktor risiko dari lingkungan. Interaksi faktor genetik dan lingkungan juga berkontribusi terhadap risiko ADHD, meski mekanisme interaksi kedua faktor ini belum diketahui secara pasti.
Schizophrenia Patient’s Need Assessment Windy Tiandini; dr. Khairina
Jurnal Psikiatri Surabaya Vol. 9 No. 1 (2020): May
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.766 KB) | DOI: 10.20473/jps.v9i1.15026

Abstract

Schizophrenia is a chronic mental illness and cause dysfunction in the social, work and family environment. The main goal of the treatment of schizophrenia is recovery that is either physically or mentally completed from loss of symptoms, work function, independent life, and relationships that require the role of the patient and caregiver. Planning therapy for schizophrenic patients is not just medical approval or treatment, but the discussion of basic needs is very important in order to reduce dysfunction in schizophrenic patients and improve their quality of life. The Camberwell Assessment of Need (CAN) is an instrument developed to support several aspects of life and mental well-being and to provide an overview of the needs of schizophrenic patients. 
Disfungsi Seksual Berhubungan dengan Keharmonisan Rumah Tangga pada Lansia Afrina Zulaikha; Marlina S. Mahajudin
Jurnal Psikiatri Surabaya Vol. 6 No. 1 (2017): Juni
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.012 KB) | DOI: 10.20473/jps.v6i1.19104

Abstract

Peningkatan usia harapan hidup menyebabkan peningkatan jumlah lansia dengan segala permasalahannya. Perubahan bentuk tubuh, penurunan fungsi organ, gejala-gejala menopause, penyakit degeneratif dan lainnya menimbulkan stress tersendiri dan memerlukan adaptasi dan penanganan yang baik. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh pasangan lansia adalah disfungsi seksual akibat terjadinya perubahan dan penurunan fungsi organ seksual. Aktifitas seksual merupakan merupakan hal yang fundamental dalam membentuk kedekatan antara suami dan istri dan sangat erat kaitannya dengan kualitas dan stabilitas perkawinan. Berbagai perubahan yang dialami, disadari dan saling dimengerti diantara pasangan lansia dalam melewati fase-fase pernikahan akan menimbulkan suatu kepuasan yang holistik tidak hanya kepuasaan seksual. Namun hal ini juga dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dan kebudayaan seseorang. Kelekatan, intimasi, aktifitas seksual, dan komunikasi yang baik menciptakan kualitas pernikahan yang baik Disfungsi seksual pada lansia tidak mempengaruhi keharmonisan rumah tangga karena proses adaptasi yang baik, kemampuan pemecahan masalah, intimasi dan kelekatan serta komunikasi yang baik. Disamping itu pada lansia juga telah terjadi pergeseran dari cinta eros menjadi agape, sehingga cinta eros yang dipengaruhi oleh struktur biologispun tertutupi oleh cinta filia dan agape yang akhirnya meningkatkan ketiga cinta tersebut. Pasangan lansia yang memiliki kendala dalam hal seksualitas dapat meminta bantuan kepada tenaga kesehatan profesional. Penanganan yang bisa diberikan berupa konseling dan edukasi, farmakoterapi, terapi non famakologi seperti terapi perilaku kognitif, terapi pasangan dan terapi seksual yang melibatkan pasangannya.
Pengasuhan Anak Oleh Ibu Usia Remaja Kristanti Sulistyo Rahayu; Lestari Basoeki
Jurnal Psikiatri Surabaya Vol. 7 No. 2 (2018): Desember
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1363.28 KB) | DOI: 10.20473/jps.v7i2.19469

Abstract

Pengasuhan merupakan kegiatan yang kompleks dimana terdapat penerapan pola dukungan dan kontrol. Pengasuhan ini berbeda-beda pada orangtua yang satu dengan lainnya dan akan mempengaruhi perilaku anak. Pengasuhan merupakan proses yang sulit bagi ibu usia remaja karena masih dalam usia perkembangan dan harus menuntaskan tugas-tugas masa perkembangannya, disamping berperan sebagai orangtua. Salah satu penyebab remaja berperan sebagai orangtua dikarenakan kehamilan yang tidak direncanakan. Selain itu akibat kehamilannya remaja menjadi putus sekolah, sulit mendapatkan pekerjaan yang mengakibatkan kemiskinan dan bergantung pada dukungan sosial. Dalam situasi seperti ini diperlukan dukungan dari berbagai sektor masyarakat yang mendukung ibu usia remaja mengasuh anaknya.
Efek Penggunaan Obat Antikolinergik Pada Pasien Skizofrenia Andi Zulkifli; Nining Febriyana
Jurnal Psikiatri Surabaya Vol. 6 No. 2 (2017): Desember
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.727 KB) | DOI: 10.20473/jps.v6i2.19428

Abstract

Skizofrenia merupakan penyakit dengan gejala klinis psikopatologi yang melibatkan kognitif, emosi, persepsi dan perilaku dengan perjalanan penyakit yang bervariasi dan berlangsung lama, diterapi dengan menggunakan obat antipsikotik. Obat ini menyembuhkan gejala akan tetapi tidak menyembuhkan penyakit skizofrenia. Selain itu obat tersebut mempunyai efek samping berupa ekstrapiramidal (EPS), misalnya parkinsonisme, diskinesia, akatisia, dan distonia yang sangat mengganggu sehingga pasien sering tidak melanjutkan pengobatan. EPS dapat muncul sejak awal pemberian obat antipsikotik tergantung dari besarnya dosis. Untuk mengatasi EPS dapat diberikan obat antikolinergik, misalnya sulfas atropin, triheksifenidil, dan difenhidramin. Selain bermamfaat untuk mengatasi EPS obat antikolinergik juga mempunyai efek yang merugikan seperti penurunan fungsi kognitif, perubahan perilaku, dan penurunan fungsi memori. Oleh karena itu perlu kehati-hatian terhadap pemberian obat tersebut terhadap pasien.
Koping Religius pada Skizofrenia Frida Ayu N.H; I.Gst.Ng. Gunadi S.P.
Jurnal Psikiatri Surabaya Vol. 7 No. 1 (2018): Juni
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.29 KB) | DOI: 10.20473/jps.v7i1.19126

Abstract

Pasien skizofrenia menunjukkan tingkat religiusitas yang sebanding dengan populasi umum, dan sebagian besar pasien skizofrenia melaporkan bahwa religiusitas memainkan peranan penting sebagai mekanisme koping mereka dalam mengatasi gangguan mental yang dialaminya. Terapi yang didasarkan pada model biopsikososial untuk penderita skizofrenia tidak memperhitungkan keyakinan religius dari pasien. Asesmen religiusitas diperlukan untuk memperoleh gambaran kebutuhan religius dan strategi koping religius yang dipakai pasien skizofrenia. Koping religius pada pasien skizofrenia bisa dipergunakan sebagai prediktor outcome terapi. Koping religius yang digunakan pasien skizofrenia tidak selalu dihubungkan dengan keluaran yang baik. Strategi koping religius positif selalu dihubungkan dengan penyesuaian psikologis yang lebih baik terhadap stressor, keluaran klinis dan fungsional yang baik, dan merupakan faktor protektif terhadap readmisi/rehospitalisasi, namun sebaliknya dengan strategi koping religius negatif.
Relationship of Self-Compassion and Divorce Readiness in Women Submitting Divorce Lawsuit in Surabaya Religious Courts Adianti Handajani; I Gusti Ngurah Gunadi
Jurnal Psikiatri Surabaya Vol. 8 No. 2 (2019): December
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.804 KB) | DOI: 10.20473/jps.v8i2.19960

Abstract

Background. The higher increase in divorce each year are often triggered by prolonged marital conflict without a complete settlement, of which 70% occurred due to divorce by wives with primary reason is disharmony. The divorce decision often made without proper preparation, lead to a bad impact on later life. Self-compassion involved in producing a firmness choices supported by self-confidence and lack of ambivalence in the decision to divorce.Objective. To analyze the relationship between self-compassion with the female complainant divorced readiness in the Religious Court Surabaya.Methods. The study analytic correlation with cross sectional design using systematic random sampling and research instruments using the Self-Compassion Scale (SCS) to assess self-kindness, self-judgment, common humanity, isolation, mindfulness, over-identification, as well as Divorce Readiness Questionnaire (Gregg) and a culture questionnaire to assess the readiness of divorce.Results. There were 46 study subjects met the inclusion criteria. Pearson Correlation Test declare that self-compassion had no correlation with the readiness of divorce (p = 0.083, Gregg, and p = 0.259, culture).Conclusion. There is no relationship between self-compassion with a divorced readiness. Timing of research (timing) and external factors (Javanese culture) more strongly affect the subject of research for the time being, thus making the correlation was not significant.
Intervensi pada Populasi Risiko Tinggi Skizofrenia, Perlukah? Ayu Nuzulia Putri; Sasanti Yuniar
Jurnal Psikiatri Surabaya Vol. 8 No. 1 (2019): June
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.344 KB) | DOI: 10.20473/jps.v8i1.14740

Abstract

Schizophrenia is a mental disorder with severe and persistent manifestation of psychosis symptoms chronically which patient of Schizophrenia are administered to health facilities very late. Almost people do not recognize the first symptoms even though client has genetic of Schizophrenia. There are strategies and interventions have been used to increase the number of disability. The researchers give omega-3, supportive psychotherapy and family therapy they also consider atypical antipsychotic as preventive but it still controversy. 

Page 2 of 10 | Total Record : 96