cover
Contact Name
Khoirul Faizin
Contact Email
staiattanwirjurnal@gmail.com
Phone
+6285236129171
Journal Mail Official
kfaizin6@gmail.com
Editorial Address
http://e-jurnal.staiattanwir.ac.id/index.php/attanwir/index
Location
Kab. bojonegoro,
Jawa timur
INDONESIA
Attanwir : Jurnal Keislaman dan Pendidikan
ISSN : 22525238     EISSN : 25993062     DOI : -
Core Subject : Religion,
Fokus 
Fokus jurnal ini adalah upaya mengaktualkan pemahaman yang lebih baik tentang kajian keislaman dan pendidikan , baik lokal maupun internasional melalui publikasi artikel, laporan penelitian, dan ulasan buku. 
Ruang Lingkup 
Berisi kajian-kajian keislaman dan ilmu pendidikan.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 88 Documents
Tipologi Pemikiran Gus Dur Tentang Pendidikan Islam M. Ma'ruf
Attanwir : Jurnal Keislaman dan Pendidikan Vol. 11 No. 1 (2020): Maret
Publisher : STAI Attanwir Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (958.282 KB) | DOI: 10.53915/jurnalkeislamandanpendidikan.v11i1.33

Abstract

Gus Dur is a very influential figure whose presence has a very large impact on directing Indonesian society, especially in the world of education. He believes that the aim of Islamic education is to humanize humans. In the sense of upholding mutual respect, respect, help, mutual advice about rights and obligations as well as patience, solidarity, tolerance, and togetherness. On the other hand, the development of thoughts about Islamic education continues to develop to answer the problem of education in this modern era. In this connection, there are two typologies of Gus Dur thoughts in viewing the world of Islamic education in this modernity era. First, traditionally that has been applied in the world of pesantren. Gus Dur called the pesantren world as a sub-culture. Where a sub-culture must have its own uniqueness, including a view of life, religious values ​​that are followed, and its own internal hierarchy of power which is fully obeyed. Secondly, Neo Modernist, this model truly understands the teachings or values ​​contained in the Koran and Hadits by including and considering the intellectual property of classical Muslims and also taking into account the conditions of modern society. So this model has the jargon al-Muhafadzah ‘ala al-Qodim al-Shalih wa al-Akhzu bi al-Jadid al-Aslah, which means maintaining existing goodness and developing new values ​​that are good. So that this model has a regressive and conservative nature which is proven by still using the previous ulama thinking and is progressive and dynamic which is proven by considering the social conditions of modern society
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis E-Learning di Era Digital 4.0 Miftakhul Muthoharoh
Attanwir : Jurnal Keislaman dan Pendidikan Vol. 11 No. 1 (2020): Maret
Publisher : STAI Attanwir Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.196 KB) | DOI: 10.53915/jurnalkeislamandanpendidikan.v11i1.34

Abstract

Gelombang digital membawa perubahan besar terhadap cara manusia dalam belajar. Saat ini orang memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar, waktu yang dimiliki banyak dimanfaatkan untuk menimba ilmu. Semakin cepat orang mempelajari sesuatu hal, maka akan semakin banyak pula pengalaman belajar yang didapatkan, jika pengalaman belajar banyak didapat maka peningkatan taraf hidup akan semakin terbuka. System pembelajaran di era digital 4.0 ini harus mengupayakan penyebaran informasi secara luas dan cepat, sehingga pesanpesan pembelajaran bias diperoleh dengan cepat dan akurat. Untuk menjawab tantangan akan kebutuhan cepatnya informasi maka Pendidikan saat ini lebih banyak memanfaatkan fasilitas e-learning. Dalam proses pembelajaran fasilitas e-learning ini dimanfaatkan dalam berbagai mata pelajaran termasuk diaplikasikan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pengaruh Motivasi Intrinsik Dan Pertimbangan Pasar Kerja Terhadap Minat Bekerja di Perbankan Syariah Pada Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah STAI Attanwir Bojonegoro Aris Zulianto aris
Attanwir : Jurnal Keislaman dan Pendidikan Vol. 11 No. 2 (2020): September
Publisher : STAI Attanwir Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53915/jurnalkeislamandanpendidikan.v11i2.35

Abstract

Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Motivasi Intrinsik dan Pertimbangan Pasar Kerja terhadap Minat Bekerja Di Perbankan Syariah. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 55 mahasiswa dari populasi sebanyak 123 mahasiswa, teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan sekala likert. Uji valiiditas dan reliabilitas digunakan untuk menguji kuesioner. Analisis data menggunakan regresi linier berganda dengan me nggunakan spss versi 22.0. Hasil analisis dari hasi uji parsial (uji t) yang ternyata nilai dari thitung lebih besar jika dibandingka dengan nilai ttabel yaitu (3,013 > 1,673) dengan nilai signifikansi sebesar 0,004 < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian secara simultan motivasi intrinsik berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat bekerja di perbankan syariah. Sedangkan pada hasil uji parsial (uji t) pertimbangan pasar kerja terhadap minat minat bekerja di perbankan syariah didapati nilai thitunglebih besar dari nilai ttabel(2,075 < 1,673) dengan nilai signifikansi sebesar 0,43 > 0,05, maka H2 ditolak dan Ho diterima. Artinya, secara parsial tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara pertimbangan pasar kerja terhadap minat bekerja di perbankan syariah.
Pola Pengasuhan Santri Dalam Pendidikan Karakter di Pondok Modern Darussalam Gontor 7 Putra Riyadhatul Mujahiddin, Sulawesi Tenggara Jefry Muchlasin Jefry Muchlasin
Attanwir : Jurnal Keislaman dan Pendidikan Vol. 11 No. 2 (2020): September
Publisher : STAI Attanwir Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53915/jurnalkeislamandanpendidikan.v11i2.36

Abstract

Sebagai lembaga pendidikan Islam, Pondok Pesantren mempunyai peran penting dalam sejarah pendidikan di Indonesia bahwa pondok pesantren merupakan artefak pendidikan di Indonesia yang indigenous dengan sistem asrama. Sistem asrama sebagai sistem pendidikan didalam pondok pesantren menempatkan peran pendidik untuk mendidik para santri dengan kedisiplinan yang optimal melalui bagian pengasuhan santri. Peran bagian pengasuhan santri sangat strategis dalam merencanakan, mengontrol, mengawasi hingga mengevaluasi seluruh proses kegiatan dan program selama 24 jam dengan pendekatan dan metode yang sistemik. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, dan pengumpulan datanya dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dan adapun yang menjadi informan penelitian ini adalah Bapak Pengasuh, Guru Senior di Gontor 7, Bagian Pengasuhan santri, Bagian OPPM, Pengurus asrama dan beberapa orang santri. Dalam penelitian ini peneliti menemukan bahwa Pola pengasuhan santri dilakukan secara sistematis dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam proses kepengasuhanan santri di Pondok Modern Darussalam Gontor 7 Riyadhatul Mujahiddin yang meliputi atas pengarahan, penugasan, pelatihan, pembiasaan, pengawalan, keteladanan (uswatun hasanah), dan proses penciptaan lingkungan dengan totalitas kehidupan santri selama 24 jam melalui berbagai kegiatan dan program pondok didalam lingkungan pesantren yang bergerak secara dinamis yang berdasarkan pada nilai-nilai pondok Gontor. Kedua, implementasikan pola dan skema manajemennya, bagian pengasuhan santri dalam pembentukan karakter santri melalui kegiatan harian yang umum dilaksanakan santri dan kegiatan ekstrakurikuler meliputi kegiatan olahraga, kesenian, kepemimpinan, pengembangan diri, dan wirausaha. Ketiga, diantara faktor yang pendukung yaitu peran dan figur seorang pengasuh, sistem asrama dan lingkungan pesantren, dan faktor penghambat adalah wali santri, sarana dan prasarana, dan pengetahuan tentang kepengasuhan.
Konsep Diri Janda Cerai Usia Dewasa Madya Ditinjau dari Teori Person Centered Counseling Indah Fajrotuz Zahro Indah Fajrotuz Zahro; Alifatuz Zahrotul Uyun Alifatuz Zahrotul Uyun
Attanwir : Jurnal Keislaman dan Pendidikan Vol. 11 No. 2 (2020): September
Publisher : STAI Attanwir Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53915/jurnalkeislamandanpendidikan.v11i2.37

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep diri janda cerai pada usia madya dan faktor-faktor yang mempengaruhi ditinjau teori client center counseling. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kasus dengan subjek penelitian sejumlah 5 orang sebagai sumber primer yang diperoleh dengan teknik purposive sampling dan 2 orang, dokumentasi buku dan jurnal sebagai sumber sekunder. Pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur dan observasi non partisipan. Data dianalisis dengan model interaktif dari Miles dan Huberman dan pengecekan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi. Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus. Penyebab perceraian kelima subyek adalah mulai dari masalah ekonomi, hadirnya orang ketiga dan beberapa faktor lain. Pasca bercerai, lima informan sebagai orang tua tunggal mengasuh anaknya sendiri ataupun saudara dan berusaha mandiri memenuhi kebutuhan anaknya, tidak hanya dari segi finansial tetapi juga penanaman karakter. Konsep diri positif terbentuk pada kedua informan yang lebih lama menjanda. Anak, dukungan keluarga, guru spiritual dan dukungan kelompok sosial merupakan motivator untuk bangkit. Keyakinan pada Tuhan membuat para subjek mampu bersikap positif seperti ikhlas dan pasrah tentang apa yang dihadapi, sehingga dapat menikmati apa yang didapatkan saat ini tanpa berfikir negatif dengan masalah-masalah yang sudah terjadi. Faktor yang mempengaruhi kelima subjek pada penelitian ini adalah pengalaman dan pengetahuan atas masalah yang terjadi, orang lain dan prinsip hidup yang mereka yakini sebagai pedoman untuk kehidupan yang lebih baik. Rogers menyatakan bahwa seseorang memiliki kesanggupan untuk memahami faktor-faktor yang ada dalam hidupnya yang menjadi penyebab ketidakbahagiaan dan memiliki kesanggupan untuk mengarahkan diri dan melakukan perubahan pribadi yang konstruktif dengan terbuka pada pengalaman, percaya pada diri sendiri, mampu mengevaluasi diri dan kesediaan untuk menjalani suatu proses
Regulasi Diri Pecandu Narkotika Melalui Pendekatan Bimbingan dan Konseling Islam Berbasis Pesantren Mohamad Abdul Azis Mohamad Abdul Azis
Attanwir : Jurnal Keislaman dan Pendidikan Vol. 11 No. 2 (2020): September
Publisher : STAI Attanwir Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53915/jurnalkeislamandanpendidikan.v11i2.38

Abstract

Latar belakang Penelitian ini adalah Pemerintah Indonesia telah melakukan bebagai cara dalam upaya pemberantasan narkoba yakni dengan diterbitkannya UU No. 35 Th. 2009 tentang narkotika, dibentuknya Badan Khusus Pemberantasan Narkoba (BNN) dan juga instruksi Presiden No. 12 Tahun 2011 tentang pelaksanaan JAKSTRANAS bidang P4GN (Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) tahun 2011-2015 yang mendorong segenap elemen bangsa, pemerintah pusat dan di daerah, dan masyarakat untuk lebih aktif dan agresif lagi dalam memerangi kejahatan narkoba. Masalah ketergantungan terhadap narkoba muncul akhibat tidak bisanya diri individu bersikap disiplin dan kontrol atas dirinya sendiri, untuk melakukan rehabilitasi (penyembuhan) perlu adanya bimbingan dan konseling yang merupakan salah satu solusi bagi pecandu narkotika. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode Wawancara, Observasi, Dokumentasi. Dalam menganalisis data peneliti memakai langkah-langkah Memeriksa data, Mengumpulkan dan mengklasifikasikan data kedalam tema-tema tertentu, selanjutnya Mempelajari dan memaknai data sehingga membentuk pola pada data, kemudian untuk pengabsahan data peneliti melakukan pengecekan terhadap data dan penafsirannya dengan cara membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain. Hasil penelitian ini menunjukkan : Proses regulasi diri pada subjek diawali dengan adanya rasa jenuh akan kecanduan sehingga memunculkan keinginan untuk pulih. Setelah menjalani proses bimbingan dan konseling dengan pendekatan-pendekatanya, masing-masing subjek mengalami PAWS yang terus mereka alami dalam proses regulasi. Selanjutnya, proses regulasi diri juga diawali dengan adanya faktor yang memberikan pengaruh terhadap proses regulasi diri. Faktor tersebut antara lain subjek merasakan adanya dampak negatif akibat kecanduannya dan memiliki kebutuhan yang harus mereka penuhi. Adanya faktor tersebut mengawali proses regulasi diri bagi subjek terutama dalam menetapkan tujuan. Saat subjek memiliki tujuan, maka unsur regulasi diri mulai diterapkan. subjek menjaga recovery dengan meregulasi dirinya dan mencegah terjadinya mekanisme kegagalan regulasi diri. Di sisi lain, faktor ekologi (terutama mikrosistem) dan efikasi diri turut memberikan dukungan maupun pengaruh bagi subjek untuk mempertahankan kondisi abstinen atau menjaga recovery. Pendekatan Bimbingan Konseling Islam Pada Pecandu Narkotika yang dipakai di Pesanren Al-Qodir sangat berbeda dengan Bimbingan dan Konseling di Pesantren-pesantren lain, yaitu mereka harus mampu melewati tiga tahapan selama di pesantren agar bisa dikatakan sembuh yaitu merasa nyaman, mampu bersosial, dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi
Konsep Ajaran Tasawuf: Studi Perbandingan Pemikiran Al-Ghazali dan Rabi’ah Adawiyah Ida Faridatul Hasanah Ida Faridatul Hasanah; Fitriyah Fitriyah
Attanwir : Jurnal Keislaman dan Pendidikan Vol. 11 No. 2 (2020): September
Publisher : STAI Attanwir Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53915/jurnalkeislamandanpendidikan.v11i2.39

Abstract

Tujuan penelitian ini ialah untuk menelaah pemikiran Rabi’ah Adawiyah dalam konsep tasawuf mahabbah dan Al-Ghazali dengan konsep ma’rifah-nya. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian pustaka (library research) dengan metode pengumpulan data dan teknik dokumentasi. Sifat penelitian ini deskriptif-komparatif menguraikan pemikiran Al-Ghazali dan pemikiran Rabi’ah Al-Adawiyah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada hakikatnya ajaran tasawuf Al-Ghazali dan Rabi’ah adawiyah ialah sama, yakni bermuara menuju al-Haq (Allah swt). Meskipun demikian terdapat beberapa perbedaan pemikiran pada kedua tokoh ini, yakni ajaran Rabi’ah Adawiyah ialah teori mahabbah, menurutnya puncak dari ajaran tasawuf dituangkan melalui syair-syair serta kalimat-kalimat puitis yang merupakan bentuk cinta murni kepada Tuhan. Sedangkan ajaran tasawuf menurut Imam Al-Ghazali yakni teori Ma’rifat; mengetahui rahasia Sang Pencipta dan mengetahui peraturan-peraturan Allah tentang segala yang ada. Alat untuk memperoleh ma’rifat bersandar pada sirr, qalb dan roh.
Muhkam Mutasyabih dan Teori Belajar Asnawi Asnawi
Attanwir : Jurnal Keislaman dan Pendidikan Vol. 11 No. 2 (2020): September
Publisher : STAI Attanwir Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53915/jurnalkeislamandanpendidikan.v11i2.40

Abstract

Al-Qur’an merupakan sumber segala ilmu. namun karena bentuknya yang masih global sehingga diperlukan kreativitas untuk mengexplorenya. Penggalian makna simbolik dari al-Qur’an dalam dunia ilmu tafsir disebut dengan tafsir bi ro’yi atau penasiran al-Qur’an dengan rasio dan logika. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan ( Library research) dengan menggunakan metode analisis deskriptif yaitu dengan jalan mengumpulkan data, menyusun dan mengklarifikasi, menyusun dan menginterpretasi. Metode ini yang dipilih sebab penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menggambarkan obyek yang diteliti sevcara alamiah. Setting penelitian ini adalah al-Qur’an ayat yang muhkam dan mutasyabih , yakni ayat yang bisa dipahami dengan mudah dan ayat yang oleh Allah sengaja dibuat untuk sulit dipahami kecuali oleh orang-orang tertentu. Gaya penyampaian ini ditinjau dari sudut pandang teori belajar. Tehnik pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi dan instrumennya adalah checklist klasifikasi bahan penelitian. Teknik analisis datanya menggunakan metode analisis isi yakni sebuah alat penelitian yang difokuskan pada konten actual dan internal media. Hasil penelitian ini adalah bahwasanya keberadaan muhkam mutasyabih dalam ulum al-quran berkesesuaian dengan beberapa teori belajar seperti teori belajarnya Fred Keller, empat langkah dalam personalized sytem of instruction (PSI) yang dikembangkan Fred Keller: Menentukan materi yang akan diajarkan, membagi materi menjadi segmen-semen tersendiri, menetapkan evaluasi dan memberi kebebasan siswa melangkah keprogram lanjutan sesuai dengan kemampuan siswa
The Concepts of Al-Farabi in Education: it's Implications in Learning Arabic Frida Akmalia Frida Akmalia; Sofyan Sauri Sofyan Sauri
Attanwir : Jurnal Keislaman dan Pendidikan Vol. 11 No. 2 (2020): September
Publisher : STAI Attanwir Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53915/jurnalkeislamandanpendidikan.v11i2.41

Abstract

In this article, we focus on the concepts of Al-Farabi in education, and it's implications in learning Arabic. We use a descriptive approach in this article by gathering data about the thoughts of Al-Farobi. The researchers are investigating, identifying, explaining, and predicting a prevalent phenomenon based on the data collected in the field. We use a literature analysis in the study technique by reading and understanding books, records, or other written sources, which are essential and help the thoughts of Al-Farobi. The methodology of data analysis is qualitative techniques of data analysis. In this article is known that: First, Al-Farabi was best known as Abu Nasr among Latinos of the Middle-Century. He is muslim figure who has great attention to education. Second, the concepts of Al-Farabi for educational purposes is guiding the individual towards perfection. And Third, there are philosophical, theoretical-pedagogical, and practical implications of Al-Farabi's educational concepts in learning Arabic.
Peningkatan Maharah Kitabah dengan Pembelajaran Kaligrafi: Bagaimana Relevansinya muhammad Fauzi
Attanwir : Jurnal Keislaman dan Pendidikan Vol. 11 No. 2 (2020): September
Publisher : STAI Attanwir Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53915/jurnalkeislamandanpendidikan.v11i2.42

Abstract

Problematika yang terjadi dikalangan peserta didik sering mengalami kesulitan Ketika menulis huruf huruf arab yang baik dan benar ini terjadi dikarenakan Ketika proses menulis tidak ada penekanan dari pengajar kepada peserta didik dan juga karena didalam menulis memilki hubungan antara proses berfikir dan proses expesif keindahan, Materi keterampilan menulis (maharah al-kitabah) diberikan agar siswa dapat membentuk alphabet dan mengeja. Selain itu, juga dapat membantu siswa dalam menyalurkan fikiran dan perasaan melalui tulisan. Meningkatkan maharah al-kitabah terdapat beberapa macam teknik salah satu adalah khat (kaligrafi). Khat merupakan proses menulis rapi, keindahan, sehingga dalam pembelajaran khat peserta didik tidak hanya menulis menulis huruf dan membentuk kata serta kalimat saja, tetapi juga menyentuh aspek estetika atau keindahan, sehingga membuat mereka nyama dan betah untuk terus menulis Oleh karena itu, tujuan pembelajaran khat adalah agar para peserta didik terampil menulis huruf-huruf dan kalimat bahasa Arab dengan benar dan indah. Metode pembelajaran yang cocok untuk kaligrafi yautu metode demonstrasi, metode menjiplak, metode ceramah, metode penugasan dan metode drill.