cover
Contact Name
Susanto Dwiraharjo
Contact Email
jurnalgraciadeo@gmail.com
Phone
+6282310002924
Journal Mail Official
jurnalgraciadeo@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO
ISSN : 26556871     EISSN : 26556863     DOI : 10.46929
Jurnal Teologi Gracia Deo merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi yang berkaitan dengan bidang ilmu teologi dan Pendidikan Kristiani, dengan nomor ISSN: 2655-6863 (online), ISSN: 2655-6871(print), diterbitkan dan dikelola oleh Sekolah Tinggi Teologi Baptis Jakarta. Focus dan Scope dalam Jurnal ini adalah: Teologi Biblikal Teologi Sistematika Teologi Pastoral Misiologi Kepemimpinan Kristen Pendidikan Kristiani
Articles 92 Documents
Peran Roh Kudus dalam Kehidupan Orang Percaya Masa Kini Asih Rachmani Endang Sumiwi
JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO Vol 1, No 1 (2018): Juli 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.156 KB) | DOI: 10.46929/graciadeo.v1i1.19

Abstract

Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari Allah Trinitas yang dijanjikan untuk hadir menyertai gereja sebagai pribadi yang melanjutkan karya Tuhan Yesus. Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan peran Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Dengan menggunakan metode analisis topikal atau tematik dengan pendekatan kualitatif pada teks-teks Alkitab, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Roh Kudus memberi orang percaya kehidupan yang baru. Termasuk dalam karya-Nya memberi kehidupan yang baru adalah kelahiran baru orang Roh Kudus, Roh Kudus mendiami orang percaya, baptisan Roh Kudus, pemeteraian oleh Roh Kudus, adopsi oleh Roh Kudus. Kedua, Roh Kudus membawa orang percaya kepada pengalaman kekudusan. Dalam hal ini Roh Kudus membebaskan orang percaya dari ikatan dosa, Roh Kudus menguduskan orang percaya, Roh Kudus memenuhkan orang percaya, dan Roh Kudus memimpin kepada seluruh kebenaran. Ketiga, Roh Kudus menguatkan orang percaya: Ia menjadi jaminan bagi orang percaya, Ia juga turut berdoa bagi orang percaya. Keempat, Roh Kudus memperlengkapi orang percaya: Ia memberikan karunia-karunia dan menjadikan orang percaya berbuah.
Implementasi Penginjilan dan Pemuridan dalam Pengembangan Karakter Jujur Anak Usia 9-10 Tahun Santosa Santosa; Guntur Firman Aprianto
Jurnal Teologi Gracia Deo Vol 2, No 2 (2020): Januari 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.617 KB) | DOI: 10.46929/graciadeo.v2i2.43

Abstract

Humans have a uniqueness that characterizes itself. The hallmark of the characteristics that are influenced by. One character that describes the characteristics of a person is honest. This study aims to determine the role of Sertan Christian institutions in developing Indonesian human characters. The research is aimed at non-formal education for children aged 3-20 years which is organized by the Foundation PESAT. The program is called Future Center held in kindergarten PESAT Foundation. This study includes a special application of evangelism and discipleship of the honest character development of children aged 9-10 years in the Future Center Peniel Christian Kindergarten Integrated Celengan Hamlet, Lopait village, district Tuntang, Kab. Semarang. Evangelism and discipleship done by Mentor and Tutor once a week in the implementation of program activities at the Future Center. The method used is qualitative. There were nine children as informants in this study, informants were determined using purposive sampling. The technique of collecting data through interviews. Based on the results of the study, Future Center Peniel Christian Kindergarten Integrated Celengan Hamlet, Lopait village, district Tuntang, Kab. Semarang, contributing to the development of an honest character of children aged 9-10 years through the application of evangelism and discipleship. Abstrak Manusia pada dasarnya memiliki keunikan yang menjadi ciri khas sendiri. Ciri khas tersebut dipengaruhi oleh karakter yang dimiliki. Salah satu karakter yang menggambarkan ciri seseorang ialah karakter jujur. Penelitian ini bertujuan mengetahui peran serta lembaga Kristiani dalam membangun karakter manusia Indonesia. Penelitian ditujukan pada pendidikan non formal bagi anak usia 3 – 20 tahun yang diselenggarakan oleh Yayasan PESAT. Program tersebut disebut Future Center diselenggarakan di Taman Kanak-kanak Yayasan PESAT. Penelitian ini secara khusus mengulas penerapan penginjilan dan pemuridan terhadap perkembangan karakter jujur anak usia 9-10 tahun di Future Center TK Kristen Pniel Terpadu Dusun Celengan, Desa Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Penginjilan dan pemuridan dilakukan oleh Mentor dan Tutor seminggu sekali dalam pelaksanaan kegiatan di program Future Center. Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif. Ada 9 anak sebagai informan dalam penelitian ini, informan ditentukan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara. Berdasarkan hasil penelitian, Future Center TK Kristen Pniel Terpadu Dusun Celengan, Desa Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, berkontribusi terhadap perkembangan karakter jujur anak usia 9-10 tahun melalui penerapan penginjilan dan pemuridan. Karakter jujur anak usia 9-10 tahun meningkat dengan baik melalui strategi dan metode yang diterapkan oleh Mentor dan Tutor dalam proses penginjilan dan pemuridan
Memahami Signifikansi Misi dalam Perjanjian Lama Rasmalem Raya
JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO Vol 2, No 1 (2019): Juli 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (807.218 KB) | DOI: 10.46929/graciadeo.v2i1.26

Abstract

There is an opinion of some that the theme of the Mission in the Old Testament is insignificant, but if the Bible is thoroughly investigated, there are many verses in the Old Testament that speak of Mission. Even compared to the New Testament, the range of mission in the Old Testament is the same as the range of missions in the New Testament, namely the world. With the fall of Adam, the first man into sin, and therefore all sinned, mankind needed a Savior. Therefore, the promise of the redeemer in Genesis 3 verse 15 becomes the central theme of the Bible both in the Old Testament and in the New Testament. For that the Mission in the OT became very important. Abstrak Ada anggapan sebagian orang bahwa tema Misi di Perjanjian Lama tidak signifikan, tetapi apabila Alkitab diselidiki dengan seksama, ada banyak ayat-ayat dalam Perjanjian Lama yangberbicara tentang Misi. Bahkan dibandingkan dengan Perjanjian Baru, jangkauan misi di Perjanjian Lama sama dengan jangkauan misi yang ada di Perjanjian Baru, yaitu dunia. Dengan jatuhnya Adam, manusia pertama ke dalam dosa, dan karena itu semua orang berbuat dosa, maka manusia memerlukan Juruselamat. Karena itu, janji penebus di Kejadian 3 ayat 15 menjadi tema sentral dari Alkitab baik di Perjanjian Lama maupun di Perjanjian Baru.untuk itu Misi di PL menjadi sangat penting.
Trilogi Persaudaraan yang Rukun Menurut Mazmur 133: Sebuah Nasehat, Dasar, dan Berkat Bimo Setyo Utomo
JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO Vol 1, No 2 (2019): Januari 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.055 KB) | DOI: 10.46929/graciadeo.v1i2.15

Abstract

Psalm 133 is known as one of the 15 Songs of Ascents and specifically this Psalm teaches about the importance of living in a harmonious brotherhood for the people of Israel in the context of God's people. In essence, Psalm 133 contains a trilogy which are: advice, foundation, and blessing regarding harmonious brotherhood. There are two depictions used by the Psalmist in this section to teach about harmony; first oil for the ordination of Imam Aaron and second, the dew from Mount Hermon. These two things were formulated by the psalmist to teach also the purpose of harmony, that God's blessings could be poured out on His people. God's blessing can be in the form of success, well-being or the tranquility of life in a long period of time that will certainly benefit the lives of His people. Abstrak Mazmur 133 dikenal sebagai salah satu dari 15 nyanyian ziarah (Songs of Ascents) dan secara spesifik Mazmur ini mengajarkan pentingnya hidup dalam persaudaraan yang rukun bagi orang Israel dalam konteks umat Allah. Secara garis besar, Mazmur 133 memuat sebuah trilogi yakni sebuah nasehat, dasar, dan berkat mengenai persaudaraan yang rukun. Ada dua penggambaran yang dipakai oleh Pemazmur dalam bagian ini untuk mengajarkan tentang kerukunan, yaitu minyak untuk penahbisan Imam Harun dan juga embun dari Gunung Hermon. Dua hal ini dirumuskan oleh pemazmur untuk mengajarkan pula mengenai tujuan dari sebuah kerukunan, yakni supaya berkat Allah dapat dicurahkan kepada umat-Nya. Berkat Tuhan dapat berupa keberhasilan, kesejahteraan atau kesentosaan hidup dalam kurun waktu yang panjang yang pasti bermanfaat bagi kehidupan umat-Nya.
Teologi Chronistisches Geschichtswerk (ChrG) sebagai Aktualisasi Iman Sepanjang Sejarah Umat Hemat Sibuea
Jurnal Teologi Gracia Deo Vol 3, No 1 (2020): Juli 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.717 KB) | DOI: 10.46929/graciadeo.v3i1.42

Abstract

The research methodology used in this article adopts a qualitative approach including social-historical for analysis Chronistisches Geschichtswerk (ChrG) as a hypothesis after Enneateukh (Genesis to 1-2 Kings). This theory came from Noth’s hypothesis that Deuteronomy-2 Kings are from a single author. Others opinion said that ChrG as a compilation of Deuteronomistic History (Deuteronomistischen Geschictswerk (DtrG)). This hypothesis gives influence and contribution to the redaction of theological the book of Chronicles. The result of this research shows the essence of theology ChrG rebuilt the characters of faith to God in developing Israel’s prestigious life. Abstrak Metodologi penelitian yang digunakan dalam artikel ini menggubakan pendekatan Sejarah Sosial untuk menganalisis peredaksian Sejarah Chronistis (ChrG) sebagai hipotesis setelah pembentukan karya Enneateukh (Kejadian -1dan 2 Raja-raja). Teori ini berasal dari hipotesia Noth yang menyatakan bahwa Kitab Ulangan sampai 2 Raja-raja sebagai karya dari pengarang tunggal. Pendapat yang lain menyatakan bahwa ChrG sebagai sebuah kompilasi DtrG yang memberikan pengaruh dan kontribusi bagi peredaksian teologi kitab Tawarikh. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa esensi dari teologi ChrG menumbuhkan karakter beriman kepada Allah dalam kehidupan umat Israel.
Kehendak Bebas Manusia Menurut Augustine dan Calvin dalam Kaitannya dengan Kedaulatan Allah Murni H. Sitanggang
JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO Vol 1, No 1 (2018): Juli 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.097 KB) | DOI: 10.46929/graciadeo.v1i1.20

Abstract

Konsep kehendak bebas (free will) dalam kaitannya dengan karya penyelamatan Allah terhadap manusia yang berdosa merupakan bahan perdebatan yang tiada habisnya. Artikel ini memberikan perbandingan dari dua pandangan yang berbeda tentang kehendak bebas, yaitu Augustine dan Calvin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah komparasi dengan pendekatan kualitatif literatur. Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah: kedaulatan ilahi tidak menghilangkan kehendak bebas manusia, sebaliknya, ketetapan Allah jangan dianggap sebagai penolakan (overriding) terhadap kehendak bebas manusia. Kedaulatan Allah tersebut jangan dipahami sebagai kuasa untuk membuat kita takut, melainkan hendaknya direspons dengan rasa aman, kepercayaan, terima kasih dan sukacita
Studi tentang Kepemimpinan dalam Perjanjian Lama Desti Samarenna
Jurnal Teologi Gracia Deo Vol 2, No 2 (2020): Januari 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.253 KB) | DOI: 10.46929/graciadeo.v2i2.44

Abstract

Research aims to explain leadership in the Old Testament to find out ideally and pragmatically spiritual leadership has essential philosophical principles and in the pragmatic level the leadership is manifested in the light of philosophical principles with a theological ethical nuance. This attitude needs to be emphasized by noting that a Christian leader is an individual who has been redeemed by God, by whom he must be sure that he is called by God to assume the responsibility given. In writing this scientific paper, the writer uses the research method namely: The author obtains data through library research that is the writing books and lecture dictates. Based on the entire discussion, the following conclusions can be drawn: First, the Leader gives influence. This means that a church or organization without a leader will not produce an order of values and good results. Second, the leadership model. This means that there are several leadership models that can be applied in church leadership and leadership in non-Christian institutions. Abstrak Penelitian bertujuan untuk menjelaskan kepemimpinan dalam Perjanjian Lama untuk mengetahui secara idealis maupun pragmatis kepemimpinan rohani itu memiliki prinsip-prinsip filosofis yang esensial dan dalam tataran pragmatis kepemimpinan itu diwujudkan dalam terang prinsip-prinsip filosofis yang bernuansa etis teologis. Sikap ini perlu dipertegas dengan memperhatikan bahwa seorang pemimpin Kristen adalah seorang individu yang telah ditebus Allah, yang olehnya ia harus yakin bahwa ia terpanggil Allah untuk memangku tanggung jawab yang diberikan. Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode penelitian yaitu: Penulis memperoleh data melalui penelitian kepustakaan yaitu buku-buku penulisan serta diktat-diktat perkuliahan. Berdasarkan seluruh pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Pemimpin itumemberikan pengaruh. Artinya gereja atau organisasi tanpa pemimpin tidak akan menghasilkan tatanan nilai dan hasil yang baik. Kedua, model kepemimpinan. Artinya ada beberapa model kepemimpinan yang bisa diterapkan dalam kepemimpinan gereja dan kepemimpinan pada lembaga-lembaga non-Kristen.
Pelayanan Kepemimpinan Penggembalaan Menurut Kisah Para Rasul 20:17-38 Irwanto Sudibyo
JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO Vol 2, No 1 (2019): Juli 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.387 KB) | DOI: 10.46929/graciadeo.v2i1.27

Abstract

Leadership is a matter of principle in Christianity, especially the leadership of a shepherd. This article discusses the leadership of a shepherd according to Paul's shepherding in Acts 20: 17-38. The method used in this study is the analysis of the text in Acts 20: 17-38. With the exposition approach, the conclusions obtained, that a shepherd must be able to lead with a soul that serves for his followers. Abstrak: Kepemimpinan merupakan hal yang prinsip dalam kekristenan, terutama kepemimpinan seorang gembala. Artikel ini membahas tentang kepemimpinan seorang gembala menurut penggembalaan Paulus dalam Kisah Para Rasul 20:17-38. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis teks pada Kisah Para Rasul 20:17-38. Dengan pendekatan eksposisi, maka kesimpulan yang diperoleh, bahwa seorang gembala harus dapat memimpin dengan jiwa yang melayani bagi para pengikutnya.
Pengaruh “Nota Probowinoto” Terhadap Perubahan Strategi Pekabaran Injil di Gereja-Gereja Kristen Jawa Santosa Budi Harjono
JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO Vol 1, No 2 (2019): Januari 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.269 KB) | DOI: 10.46929/graciadeo.v1i2.16

Abstract

Based on historical research, the emergence of the "Probowinoto Note" was mainly caused by political and economic factors, especially political factors that occurred around the 1950s. In those days, relations between the Indonesian government and the government of the Kingdom of the Netherlands experienced severe tension. Everywhere there was a rejection from the Indonesian side of the Dutch people. "Probowinoto Note" Reverend Basoeki Probowinoto delivered a new concept of cooperation in anticipation of when the Akkoord Regionaal really stopped. By using the descriptive method of history, it can be concluded that the effect of the "Probowinoto Note" on the change in the strategy of the Gospel Message in the GKJ is the use of Christian foundations or institutions established by the church as means for inter-denominational churches to ally, testify and serve the community, develop guidelines the implementation of the preaching gospel according to the conditions of the GKJ by involving lay people. Abstrak Berdasarkan pada penelitian sejarah munculnya “Nota Probowinoto” lebih banyak disebabkan oleh faktor politis dan ekonomis, terutama faktor politik yang terjadi di sekitar tahun 1950-an. Pada masa-masa itu, hubungan antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Kerajaan Belanda mengalami ketegangan yang hebat. Di mana-mana terjadi penolakan dari pihak Indonesia atas orang-orang Belanda. “Nota Probowinoto” Pendeta Basoeki Probowinoto menyampaikan sebuah konsep kerja sama baru guna mengantisipasi apabila Regionaal Akkoord benar-benar berhenti. Dengan menggunakan metode deskriptif hisotris, maka dapat disimpulkan pengaruh “Nota Probowinoto” terhadap perubahan strategi Pekabaran Injil di GKJ adalah dipakainya yayasan atau lembaga-lembaga Kristen yang didirikan oleh gereja sebagai sarana bagi gereja-gereja lintas denominasi bersekutu, bersaksi dan melayani masyarakat, menyusun pedoman pelaksanaan pekabaran Injil yang disesuaikan dengan kondisi GKJ dengan melibatkan kaum awam.
Komparasi Eskatologi Injil Lukas dengan Injil Sinoptik Lainnya Elkana Chrisna Wijaya
JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO Vol 1, No 1 (2018): Juli 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.901 KB) | DOI: 10.46929/graciadeo.v1i1.21

Abstract

“Komparasi Eskatologi Injil Lukas dengan Injil Sinoptik Lainnya,” adalah subyek penelitian memberikan eksplanatori mengenai pemikiran-pemikiran teologis dari Lukas selaku penulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul, khususnya yang membahas tentang pemikiran-pemikiran atau pengajaran mengenai doktrin akhir zaman (eskatologi) yang dikomparasikan dengan Injil Matius dan Injil Markus, sebagai serangkaian kelompok dari Injil Sinoptik. Adanya kemiripan kata-kata, dan urutan bahkan isi/peristiwa yang hampir sama di antara ketiganya, serta kepentingan daripada doktrin akhir zaman, memberikan keunikan bagi masing-masing Injil, secara khusus bagi Injil Lukas itu sendiri. Disamping bermaksud untuk menyatakan keunikan dan perbedaan dari Injil Lukas dibandingkan dengan Injil Sinoptik lainnya, penelitian ini juga bermaksud memberikan informasi atau penjelasan mengenai hal-hal yang memiliki koherensi dan relevansi dengan doktrin akhir zaman yang dimaksud dalam subyek penelitian ini, di antaranya seperti perlunya menyentuh tulisan Lukas dalam Kisah Para Rasul, dan pembahasan mengenai Kerajaan Allah dan Kerajaan Sorga serta hal-hal lainnya. Oleh karena itu, untuk mengejawantahkan maksud di atas, maka penulis melaksanakan kajian terhadap beberapa ayat Alkitab dan pandangan para pakar dalam mengadakan pendekatan terhadap ayat-ayat eskatologi yang terdapat dalam ketiga Injil Sinoptik tersebut. Dengan pendekatan tersebut, maka hasil penelitian ini menjelaskan, di antaranya adalah bahwa Lukas menyusun Injilnya serupa dengan Markus, hanya saja terdapat penambahan pemahaman Lukas secara pribadi untuk menekankan nuansa yang berbeda dari tulisannya tersebut. Adapun mengenai istilah Kerajaan Allah dan Kerajaan Sorga, jika Markus dan Lukas konsisten menggunakan frase Kerajaan Allah, sebaliknya Matius menggantinya dengan istilah “Kerajaan Sorga,” meskipun memiliki pengertian yang sama, dengan maksud untuk memberikan pemahaman yang lebih mudah bagi para pembaca asli kitab-kitab tersebut. Di samping itu, ketiga penulis juga menuliskan kedatangan Yesus pada masa yang akan datang sebagai bagian penting dalam pemenuhan janji berkat Kerajaan Allah secara sempurna, sehingga tidak ada keraguan akan masa yang akan datang mengenai kedatangan Kristus kali kedua. "Comparative Luke's Gospel Eschatology with Other Synoptic Gospels," is the subject of an explanatory study of the theological thoughts of Luke as the writer of the Gospel of Luke and Acts of the Apostles, especially those which deal with thoughts or teachings about the end-time doctrine (eschatology) which are compared with the Gospel of Matthew and the Gospel of Mark, as a series of groups from the Synoptic Gospels. The similarity of words, and the order and even the contents / events that are almost the same between the three, as well as the interests of the end-time doctrine, provide uniqueness for each of the Gospels, specifically for the Gospel of Luke itself. Besides intending to express the uniqueness and difference of Luke's Gospel compared to other Synoptic Gospels, this study also intends to provide information or explanations about things that have coherence and relevance to the end-time doctrine referred to in this research subject, including the need to touch writing Luke in the Acts of the Apostles, and a discussion of the Kingdom of God and the Kingdom of Heaven and other things. Therefore, to embody the above purpose, the author carries out a study of several Bible verses and the views of experts in approaching eschatological verses contained in the three Synoptic Gospels. With this approach, the results of this study explain, among them is that Luke composes his Gospel similar to Mark, only there is an addition to Luke's personal understanding to emphasize the different nuances of his writing. As for the terms of the Kingdom of God and the Kingdom of Heaven, if Mark and Luke consistently use the phrase Kingdom of God, instead Matthew replaces it with the term "Kingdom of Heaven," even though it has the same meaning, with the intention to provide an easier understanding for the original readers of the books that. In addition, the three authors also write about the coming of Jesus in the future as an important part of fulfilling the promise of God's perfect blessing, so that there is no doubt about the future about the second coming of Christ.

Page 2 of 10 | Total Record : 92