cover
Contact Name
Muhammad Alif
Contact Email
muhammad.alif@uinbanten.ac.id
Phone
+6281381871727
Journal Mail Official
holistic.alhadis@uinbanten.ac.id
Editorial Address
Gedung Fuda Lt. Dasar UIN SMH Banten Jl. Jenderal Sudirman No. 30 Kota Serang Banten 42118
Location
Kota serang,
Banten
INDONESIA
Holistic Al-Hadis : Jurnal Studi Hadis, Keindonesiaan, dan Integrasi Keilmuan
ISSN : 24608939     EISSN : 26227630     DOI : https://doi.org/10.32678/holistic
The Journal seeks to place Hadith as its central focus of academic inquiry and to encourage comprehensive consideration of its many facets; to provide a forum for the study of Hadith in its global context; to encourage interdisciplinary studies of the Hadith that are crossnational and comparative; to promote the diffusion, exchange and discussion of research findings; and to encourage interaction among academics from various traditions of learning.
Articles 85 Documents
MENGUJI AUTENTISITAS DAN KLAIM KESEJARAHAN HADIS BERDASARKAN TEORI COMMON LINK G.H.A JUYNBOLL Thoriq Aziz Jayana; Nor Hasan
Holistic al-Hadis Vol 7 No 2 (2021): July -December (2021)
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v7i2.5205

Abstract

artikel ini memaparkan pemikiran Juynboll dalam menguji autentisitas dan klaim kesejarahan hadis dengan teori common link. Sebagai teori perpanjangan tangan dari teori Schacht, Juynboll berhasil mengembangkan teori tersebut sehingga lahirlah berbagai model periwayatan dan istilah-istilah baru dalam teori common link. Hasil dari tulisan ini menunjukkan bahwa teori common link Juynboll memberikan kontribusi besar dan brilian untuk menguji periwayatan hadis, hanya saja perlu dilakukan kajian lebih dalam tentang matan hadis, yang kurang dielaborasi dengan baik oleh Juynboll.
TRANSAKSI PERDAGANGAN ONLINE DALAM PERSPEKTIF HADIS Nasirotul Hayat
Holistic al-Hadis Vol 7 No 1 (2021): January - June (2021)
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v7i1.5141

Abstract

Sejarah dunia membuktikan bahwa manusia tidak bisa lepas dari pergaulan yang mengatur perhubungan manusia di dalam segala keperluannya, karena manusia diciptakan di dunia dalam keadaan saling membutuhkan dan saling melengkapi. Di era teknologi ini banyak kegiatan yang dilakukan menggunakan jaringan internet dan media digital termasuk dalam perdagangan dan transaksi finansial. Kegiatan-kegiatan tersebut belum banyak dibahas dalam fiqih dimana hadis sebagai salah satu sumber ajaran Islam.
HUKUM MAHAR MURAH: Ahmad Fadhil
Holistic al-Hadis Vol 7 No 2 (2021): July -December (2021)
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v7i2.5311

Abstract

Sebagian orang menganggap pernikahan dengan mahar sandal yang pernah viral sebagai pelecehan terhadap kaum perempuan. Sebagian lagi berpendapat bahwa hal itu wajar karena Nabi Muhammad Saw memperbolehkannya. Dengan menggunakan metode takhrij dan fiqh hadits, penelitian ini menguji pendapat terakhir dengan mencari kitab hadis apa yang menjadi sumber hadis mahar sandal, bagaimana kekuatan sanadnya, dan bagaimana pemahaman atau penarikan hukum dari hadis tersebut, dengan menggunakan metode penelitian takhrij dan fiqh hadis. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa hadis mahar sandal terdapat di dalam kitab hadis Subul al-Salam Syarh Bulugh al-Maram. Hadis ini dikutip dari Sunan al-Tirmidzi dan dikuatkan oleh satu hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan tiga hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad. Semua hadis itu berkualitas dha'if atau lemah sehingga tidak dapat secara mandiri sebagai sumber hukum. Hadis itu justru menekankan bukan besar/kecilnya nilai mahar, tapi pentingnya keridaan perempuan akan mahar yang dia terima. Hadis-hadis yang lain menunjukkan bahwa mahar yang diberikan Nabi Muhammad Saw kepada istri-istrinya bernilai besar dalam standar zaman sekarang. Some people consider that weddings with sandals as the dowry that have gone viral on social media as an harassment against women. Some believe it reasonable because Prophet Muhammad allowed it. Using takhrij and fiqh hadith as a method, this study will re-examine the last opinion by looking for what hadith books are the sources of the sandal as the dowry, how the strength of the sanad is, and how to understand the hadith. The finding of this study is that the hadith of the dowry of sandals is contained in the Hadith book of Subul al-Salam Syarh Bulugh al-Maram. This hadith is quoted from Sunan al-Tirmidhi and is corroborated by one hadith narrated by Ibn Majah and three traditions narrated by Ahmad. All hadiths are of weak so that they cannot be independently used as sources of law. The hadith is not concerning about the size of the dowry, but the importance of a woman's pleasure in the dowry she receives. Other hadiths show that the dowry that the Prophet Muhammad gave to his wives was decent by today's standards.
KONSEP DAKWAH BIL ḤIKMAH DALAM PERSPEKTIF HADIS Zam Zam Noer
Holistic al-Hadis Vol 7 No 1 (2021): January - June (2021)
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v7i1.5286

Abstract

Kemajuan teknologi dan informasi yang kian berkembang pesat menjadi tantangan semua umat Islam yang ada untuk senantiasa menjaga nilai – nilai keIslaman yang telah diatur oleh agama Islam itu sendiri. Zaman yang telah modern saat ini tentu banyak bermunculan masalah – masalah baru ditengah kehidupan Islam yang dapat mengurangi kadar ketakwaan dan keimanan kepada sang Khalik. Dilihat dari segi teknik Melihat hal ini seorang Da’i haruslah mengetahui cara – cara yang akan ditempuh untuk menyampaikan dan meluruskan keadaan agar umat Islam bisa menjani kehidupan didunia sesuai dengan norma – norma yang berlaku di dalam agama Islam. Mencari celah dalam memberikan nasihat, melihat kondisi dan situasi, serta bersikap lemah lembut akan menarik minat untuk mengikuti dan mendengarkan nasihat tersebut.
KRITIK ATAS LITERATUR MASA AWAL PEMBUKUAN (Metodologi Sejarah Kodifikasi Hadis Ulama Klasik) Siddik Firmansyah
Holistic al-Hadis Vol 7 No 2 (2021): July -December (2021)
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v7i2.5320

Abstract

Abstrak: Hadis menjadi hal yang sangat penting di kalangan para umat islam, dan hadis juga menjadi rujukan di masa nabi oleh sahabat untuk penjelasan tentang Al-Qur’an yang begitu tingginya sastra arabnya dan menjadi pedoman agar tidak tersesat ke dalam kebatilan. Tujuan dalam penelitian ini melihat bagaimana dimasa awal kodifikasi hadis dilakukan oleh para ulama klasik dan bentuk otentisitasnya disaat sekarang. Metodologi yang di gunakan library research dengan analisis deskriptif yang menjadi tiga pembahasan di dalamnya, yang pertama menjaga kelestarian hadis nabi oleh sahabat dengan menghafal, mengulang-ulang, dan menyampaikan hadis nabi. Kemudian kedua larangan penulisan selain Al-Qur’an awal mula islam berkembang agar sahabat memberikan perhatian penuh kepada Al-Qur'an. Kemudian ketiga penulisan hadis (At-tadwin) setelah wafatnya nabi dan habisnya kepemimpinan khalifah Ar-Rhasidin. Kodifikasi hadis pertama terjadi atas perintah Umar bin Abdul Aziz (khalifah ke-8 dari Bani Umayyah) pada abad ke-2 H, di sebabkan banyaknya hadis palsu dan banyak ulama hadis wafat dan meluasnya kekuasaan islam, dengan menambahkan pengkritikan para ahli hadis awal mula hadis di tulis oleh ulama klasik.
MELACAK VALIDITAS HADIS ḌA‘ĪF DALAM PEMIKIRAN IMĀM AḤMAD IBN ḤANBAL DAN IMĀM ABŪ DĀWŪD Falahiyah .; Salim Rosyadi
Holistic al-Hadis Vol 7 No 1 (2021): January - June (2021)
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v7i1.5287

Abstract

Ḍa‘īf adalah lawan dari kata al-qawiy, yang berarti “lemah” , maka sebutan hadis ḍa‘īf dari segi bahasa berarti hadis yang lemah atau hadis yang tidak kuat. Sedangkan secara istilah diantara para ulama terdapat perbedaan rumusan dan mendefinisikan hadis ḍa‘īf ini. Banyak perbedaan pendapat antara ulama Muhaddiṡin dengan para fuqoha mengenai masalah periwayatan dan pengamalannya, ada yang membolehkan mengamalkan hadis ḍa‘īf dan ada juga yang melarang mengamalkan hadis ḍa‘īf. Imām Aḥmad dan Imām Abū Dāwūd termasuk ulama yang membolehkan mengamalkan hadis ḍa‘īf. Keduanya membolehkan jika dalam permasalahan faḍail al- ‘amal dan selagi tidak ada hadis lain yang menerangkannya. Sedangkan dalam perbedaan pendapat antara Imām Aḥmad Ibn Ḥanbal bahwa hadis da‘īf itu lebih disukai dari pada pendapat para ulama, sedangkan menurut Imām Abū Dāwūd ia berpendapat bahwa hadis Ḍa‘īf itu lebih kuat dari pada pendapat para ulama.
MEMBACA SHALAWAT DALAM PERSPEKTIF HADIS Suti Sunengsih
Holistic al-Hadis Vol 6 No 2 (2020): July - Desember 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v6i2.5277

Abstract

Membaca shalawat merupakan ungkapan yang berisi persembahan, pujian, pemberian rasa hormat sebagai rasa takzim akan kemuliaan Rasulullah dihadapan Allah dan keagungannya dibandingkan semua makhluk. Para ulama sering kali berbeda pendapat tentang tata cara membaca shalawat dan boleh tidaknya membaca shalawat pada waktu-waktu tertentu. Hal ini yang menyebabkan para ulama berbeda pendapat tentang membaca shalawat kepada Nabi Muhammad. Dalam kitab hadis yang berkaitan dengan membaca shalawat ditemukan ada 52 hadis yang menjelaskan tentang membaca shalawat diantaranya yaitu hadis-hadis tentang membaca shalawat pada waktu shalat (Tasyahud ), dan membaca shalawat setelah adzan, membaca shalawat pada hari Jumat dan keutamaan membaca shalawat. Hadis tersebut berasal dari beberapa kitab diantaranya kitab shahih Bukhari, shahih Muslim, Shahih Ibnu Hibban, Shahih Ibnu Khuzaimah, Sunan at-Tirmidzi, Sunan an-Nasa’i, Musnad Ahmad, Musnad Syafi’i, Sunan Abu daud, Sunan Ibnu Majah, Sunan Darimi, dan Muwatta al-Imam Malik
TRADISI PEMBACAAN SURAH AL-MULK DI MAJELIS TA’LIM RAUDHOTUL ILMI PALEMBANG: Muhammad Ali .; Uswatun Hasanah; Beko Hendro
Holistic al-Hadis Vol 7 No 2 (2021): July -December (2021)
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v7i2.5449

Abstract

This article discusses the implementation of the reading of Surah al-Mulk at the Raudhotul Ilmi Palembang Ta'lim Assembly and the views of the Raudhotul Ilmi Palembang Ta'lim congregation on the reading of Surah al-Mulk as well as an analysis of Max Weber on the recitation of surah al-Mulk at the Raudhotul Ilmi Palembang Ta'lim Assembly. This type of research is a field research (Field Research), the type of data used is qualitative with the study of living hadith. This study uses Max Weber's theory of social action related to four actions, namely, traditional action, affective action, value rationality action and instrumental rationality action. The subjects of this research are caregivers, administrators, ustaz and Jama'ah Majelis Ta'lim Raudhotul Ilmi Palembang. The data collection technique used observation by observing and paying attention to the implementation of the tradition of reading surah al-Mulk at the Raudhotul Ilmi Palembang Ta'lim Assembly. While the interview data, the researchers interviewed twelve Jama'ah as respondents, while the documentation was equipped with books, photos and books related to the research. Meanwhile, data analysis uses descriptions and explanations. This study found that the Jama'ah of the Raudhotul Ilmi Palembang Ta'lim Assembly was enthusiastic about the tradition of reciting surah al-Mulk in the Assembly. The congregation of the assembly is of the view that having the reading of Surah al-Mulk before starting the assembly is a good and good thing as a form of imitating the Prophet Muhammad. The congregation of the assembly supported this activity because of the benefits of reading it as a barrier from the torment of the grave and there were some congregations who routinely read Surah al-Mulk. It can be said that the response of the congregation of the assembly tends to know the values ​​contained in the hadith of reading surah al-Mulk. This shows that the living hadith in the congregation of the assembly was carried out and the Raudhotul Ilmi Palembang Ta'lim Assembly fulfilled Max Weber's theory of social action.
TRADISI ZIARAH DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI: Moh. Ali Ma’ruf
Holistic al-Hadis Vol 7 No 1 (2021): January - June (2021)
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v7i1.5289

Abstract

Istilah ziarah kubur tidak hanya sering diucapkan, namun sudah menjadi perbuatan yang sering dilakukan oleh umat islam. Ziarah kubur sudah menjadi tradisi sebagian besar umat Islam, khususunya di Peziarahan Kapal Bosok Kp. Darangong Kel. Curugmanis Kec. Curug Kota Serang. Di tempat peziarahan ada makam keramat Syekh Abdullah Ki Angga Derepa yang dimana di makam tersebut banyak masyarakat yang berdatangan untuk berziarah. Oleh karena itu penulis tertarik terhadap persoalan ini dan melakukan penelitian. Tradisi di peziarahan Kapal Bosok diantaranya; Membawa air, cucimuka di gentong, permohonan hajat khususu, zikir dan tahlil. Dari empat tradisi ziarah di peziarhan kapal Bosok diatas, hanya satu yang sesuai dengan al-quran dan hadis Nabi, yaitu bagian ke-Empat, zikir dan tahlil. Selebihnya bagian pertama, kedua dan ke-Tiga itu tidak sesuai dengan hadis Nabi, karena ketika penulis mencari hadis yang terkait, tidak ditemukan hadis yang menerangkan ketika berziarah membawa air, cucimuka digentong dan meminta hajatnya agar terkabul ketika berziarah, Masih banyak masyarakat yang belum bisa memahami makna hadis tentang berziarah, khususunya dalam pengaplikasiannya dan Menurut tokoh masyarakat di peziarahan Kapal Bosok, ziarah itu mendoakan orang yang sudah meninggal dunia, sehingga sangat baik untuk dilakukan.
Cara Memahami dibalik Perintah Thaharah dalam Islam Syafiin Mansur
Holistic al-Hadis Vol 5 No 1 (2019): June 2019
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v5i1.3250

Abstract

Tidak ada agama di dunia ini yang mengajarkan thaharah yang begitu sempurna melainkan ajaran agama Islam. Sebab thaharah dalam Islam mencakup kesucian atau kebersihan dan kesehatan, bahkan Syekh Ali Ahmad al-Jarjawi menyatakan bahwa thaharah mengandung empat tingkatan adalah [1] Pembersihan jasmani dari kotoran dan najis, [2] Pembersihan anggotaanggota badan dari dosa-dosa yang timbul darinya seperti dosa tangan dengan mencuri atau dosa mata dengan pandangan, dosa kaki dengan berjalan kepada tempat yang haram dan lain sebagainya, [3] Pembersihan hati dari segala sifat yang tercela, [4] Pembersihan hati dari selain Allah, thaharah pada tingkat ini adalah thaharahnya para Nabi dan Rasul.