cover
Contact Name
Muhammad Alif
Contact Email
muhammad.alif@uinbanten.ac.id
Phone
+6281381871727
Journal Mail Official
holistic.alhadis@uinbanten.ac.id
Editorial Address
Gedung Fuda Lt. Dasar UIN SMH Banten Jl. Jenderal Sudirman No. 30 Kota Serang Banten 42118
Location
Kota serang,
Banten
INDONESIA
Holistic Al-Hadis : Jurnal Studi Hadis, Keindonesiaan, dan Integrasi Keilmuan
ISSN : 24608939     EISSN : 26227630     DOI : https://doi.org/10.32678/holistic
The Journal seeks to place Hadith as its central focus of academic inquiry and to encourage comprehensive consideration of its many facets; to provide a forum for the study of Hadith in its global context; to encourage interdisciplinary studies of the Hadith that are crossnational and comparative; to promote the diffusion, exchange and discussion of research findings; and to encourage interaction among academics from various traditions of learning.
Articles 85 Documents
Membaca Surah Al-Fātiḥah dalam Perspektif Hadis Hurmaen Hurmaen
Holistic al-Hadis Vol 5 No 2 (2019): December 2019
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v5i2.3236

Abstract

Kajian ini dilatarbelakangi oleh adanya hadis yang berbeda mengenai makmum membaca surah al-Fātiḥah dalam salat jahriyah. Hal ini menyebabkan perbedaan pendapat di kalangan ulama hadis tentang makmum membaca surah al-Fātiḥah dalam salat jahriyah. Imam Hanafi berpendapat bahwa makmum tidak perlu membaca surah al-Fātiḥah dalam salat jahriyah, sedang menurut Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Hanbali makmum wajib membaca membaca surah al-Fātiḥah. Untuk menyelesaikan perbedaan di atas, peneliti akan membahas berdasarkan pendapat ulama hadis, agar dapat mengetahui lebih jelas maksud hadis makmummembaca surah al-Fātiḥah.Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui kedudukan surah al-Fātiḥah dalam salat; untuk mengetahui kualitas hadis membaca surah al-Fātiḥah bagi makmum; serta untuk mengetahui sikap ulama terhadap membaca surah al-Fātiḥah bagi makmum.Dengan melakukan studi kepustakaan dan kritik sanad didapati temuan berikut: Surah al-Fātiḥah memiliki kedudukan yang tinggi dalam salat, karena surah al-Fātiḥah merupakan rukun salat; kualitas hadis-hadis tentang membaca al-Fātiḥah dalam salat tiga di antaranya adalah hadis ṣāḥīḥ dan satu hadis ḥasan ligairihi; membaca surah al-Fātiḥah dalam salat adalah wajib bagi imam dan makmum, kecuali makmum masbūq.
Penerapan Metode Ali Mustafa Yaqub dalam Memahami Hadis Intoleransi antar Umat Beragama Azis Arifin
Holistic al-Hadis Vol 6 No 1 (2020): June 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v6i1.3239

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk memaparkan kualitas hadis-hadis Nabi yang matannya oleh sebagian orang Islam di Indonesia dan berbagai belahan dunia lain cenderung dipahami mengandung ajaran intoleransi antar umat beragama. Serta memaparkan pemaknaan hadis-hadis tersebut melalui penerapan metode pemahaman hadisyang digagas oleh Ali Mustafa Yaqub. Penelitian studi kepustakaan dengan metodi analisis konten dan deskriptif analisis dan dipadu dengan pendekatan takhrij hadis, penelitian ini menghasilkan temuan-temuan sebagai berikut: Pertama bahwa kualitas hadis intoleransi pada bagian klausa pertama adalah ḥasan lighairih, sedangkan pada bagian klausa kedua berkualitas ḍa’īf. Adapun penerapan metode Ali Mustafa Yaqub dalam memahami hadis intoleransi antar umat beragama bahwa secara historis hadis tersebut muncul pada saat abi dan umat Islam hendak mengepung Yahudi Bani Quraiẓah atas pengkhianatan mereka terhadap kesepakatan perjanjian damai. Maka jelas, kontek hadis teresebut adalah dalam kondisi perang. Dengan demikian, hadis tersebut tidak dapat diamalkan pada saat kondisi damai.
Metode Kritik Matan Hadis Asih Kurniasih; Muhammad Alif
Holistic al-Hadis Vol 4 No 2 (2018): December 2018
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v4i2.3226

Abstract

Kritik sanad merupakan upaya menyeleksi (membedakan) antara ḥadῑṡ ṣaḥῑḥ dan ḍa‘īf dan menetapkan status perawi-perawinya dari segi kepercayaan atau cacat. Muḥammad al-Gazāliy adalah seorang pemikir yang mencoba mengkaji hadis dengan menekankan pada kajian matan dari pada sanad. Menurut Muḥammad al-Gazāliy penelitian suatu hadis tidak selalu harus dimulai dengan kritik sanad, melainkan dapat diawali dengan melakukan penelitian matan hadis. Bahkan tidak jarang menolak hadis yang berkualitas ṣaḥῑḥ dari sisi sanad karena tidak sesuai dengan prinsip-prinsip umum ajaran al-Qur’ān dan argumen rasional.Kajian studi kepustakaan ini bertujuan untuk mengetahui metodologi kritik matan hadis Muḥammad al-Gazāliy secara deskriptif dan analitik. Adapun hasil temuan dari kajian ini adalah sebagai berikut: Pertama, Dalam pandangan Muḥammad al-Gazāliy, hadis mutawatir tidak menjadi persoalan yang mendasar, karena mendapat pembahasan yang luas. Hanya saja Muḥammad al-Gazāliy mempersoalkan status ḥadῑṡ āḥād dari segi kehujjahannya. Muḥammad al-Gazāliy tidak mau mempergunakan ḥadῑs āḥād dalam menetapkan aqidah, masalah aqidah harus berdasarkan keyakinan, dan bukan pada dugaan, sesuatu yang ẓanni tidak layak untuk diamalkan dan dijadikan hukum, serta penelitian hadis pada kritik matan. Kedua, Metode yang diterapkan Muḥammad al-Gazāliy dalam Kritik Matan hadis adalah: 1) Pengujian dengan al-Qur’ān, 2) Pengujian dengan hadis lainnya, 3) Pengujian dengan Fakta Historis, 4) Pengujian dengan kebenaran ilmiah dan logika.
MUHAMMAD MUSTAFA AZAMI: Kontribusi Pemikiran dan Bantahannya Terhadap Kajian Hadis Di Kalangan Orientalis muhammad fajar adyatama
Holistic al-Hadis Vol 6 No 2 (2020): July - Desember 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v6i2.4597

Abstract

One of the controversial opinions of orientalists about hadith is that hadith is not as authentic as Muslims believe. According to orientalists, it is difficult to trust the hadith literature as a whole as an authentic record of all the sayings and actions of the Prophet Muhammad. This speculation caused reactions from Muslim scholars, including Muhammad Mustafa Azami. Azami found that the orientalists' doubts about the sanad system were caused by their methodological errors in studying the sanad system. This is because they generally do not examine the chain of transmission based on the main books of hadith, but on the books of fiqh and sirah which are compiled in a different way from the books of hadith. Azami refuted the conclusions of the orientalists by proving the authenticity of the hadith with various approaches. These include comparing the hadiths of many students' narrations with those of their teachers, comparing the statements of scholars from different times, comparing them with written documents, and comparing the hadiths with relevant verses of the Koran.
IKHTILAF AL-HADITS ananda alam Mar'atus Sholikha
Holistic al-Hadis Vol 6 No 2 (2020): July - Desember 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v6i2.4797

Abstract

Abstrak Ikhtilaf merupakan bentuk ism fa’il dari mukhtalif yang merupakan sebuah perbedaan, perselisihan baik dalam hal perbedaan pendapat, pikiran, sikap, terkait dua perkara yang saling bertentangan dalam merealisasikan prihal bathil. Hal tersebut terjadi karena dilatar belakangi oleh beberapa faktor seperti; faktor historis, faktor internal yang meliputi teks hadis, perawi hadis, dan faktor eksternal yang meliputi keterbatasan pembaca dalam memahami teks, ketidaktahuan terhadap qarinah, serta asbab al-wurud. Oleh karenanya dirasa penting dan sangat perlu ulama’ di berbagai disiplin ilmu untuk mengetahui, memahami, mendalami, serta mempelajari ilmu mukhtalif al-hadits. Terkait dengannya terdapati ulama’ yang ahli dalam bidang fiqih serta hadis yang memberikan sumbangsih besar serta menjadi pelopor terkahap kajian ini yaitu Imam Syafi’i [150-204 H] dengan metode penyelesaiannya terhadap hadis mukhtalif, lalu kajiannya tersebut dikembangkan dan diikuti oleh ulama’-ulama generasi selanjutnya seperti Ibnu Qutaibah [213-276 H], Al-Thahawi [293-321 H], dan Ibn Furak [330-406 H]. Kata kunci : mukhtalif al-hadits, faktor, metode.
KEWAJIBAN ISTRI TERHADAP SUAMI DALAM PERSPEKTIF HADIS Dina Nuryani
Holistic al-Hadis Vol 6 No 2 (2020): July - Desember 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v6i2.5278

Abstract

Hak suami adalah kewajiban istri dan hak istri adalah kewajiban suami. Namun, selain mengetahui hak dan kewajiban, suami istri juga harus mengetahui apa saja yang tidak boleh dilakukan terhadap pasangannya. Dengan mengetahui hal itu maka pertengkaran dalam rumah tangga bisa dihindari. Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam skripsi ini adalah: 1) Apa saja Kewajiban Istri Terhadap Suami Dalam Perspektif Hadis? 2) Bagaimana Hadis-hadis Tematik tentang Kewajiban Istri Terhadap Suami?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui apa saja Kewajiban Istri Terhadap Suami Dalam Perspektif Hadis. 2)Untuk mengetahui Hadis-hadis Tematik tentang Kewajiban Istri Terhadap Suami. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research) yaitu mengumpulkan data dan informasi dengan bermacam-macam materi yang ada di perpustakaan, seperti buku, kitab, majalah, dokumen catatan dari kisah-kisah sejarah dan lain-lain.
SUMBER DAYA MANUSIA PRESFEKTIF HADIS Khaira Nazla Naquib; Irhamsyah Putra; Sholahuddin Al Ayubi
Holistic al-Hadis Vol 7 No 2 (2021): July -December (2021)
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v7i2.5417

Abstract

Tujuan dalan artikel ini adalah bahwa manusia adalah makhluk dengan keterampilan unik dan memegang peringkat terbesar di antara semua makhluk. Islam menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab, yang diciptakan dengan sifat-sifat ketuhanan. Adapun masalah yang melatarbelakangi artikel ini adalah kemiskinan di negeri ini tidak kunjung berhenti, dan akankah berdampak pada sumber daya masnusia. Kebaruan artikel ini bahwa sumber daya manusia mulai dari pengembanagan, penerapan, dan pemeliharaan dalam persfektif hadis. Metode dalam artikel ini adalah deskriptif kualitatif analitik. Hasil dari artikel ini ditemukan bahwa di beberapa hadis sumber daya manusia sebagai penerima dan pelaksana agar dia diangkat ke posisi yang ditinggikan, dan pengelolaan, penerapan, dan pemeeliharaan sumber daya manusia, berdasarkan pemahaman Islam tentang manusia itu sendiri, dan selanjutnya SDM tetap harus menyembah Sang Pencipta.
HADIS DALAM PEMIKRAN MUHAMMAD ASAD: ahmad nabil amir; Zunaidah Mohd. Marzuki
Holistic al-Hadis Vol 7 No 1 (2021): January - June (2021)
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v7i1.3868

Abstract

Makalah ini menyorot fikrah hadith Muhammad Asad (1990-1992) dan kontribusinya dalam pemahaman hadith kontemporer. Ia membincangkan kefahaman asas tentang hadith yang dirumuskan dalam karya-karyanya seperti Sahih al-Bukhari The Early Years of Islam; Islam at The Crossroads (bab “Hadith and Sunnah” dan “The Spirit of the Sunnah”); This Law of Ours and Other Essays; The Road to Mecca dan The Message of the Qur’an. Pengaruh hadith ini turut ditinjau daripada artikelnya dalam jurnal Arafat dan makalahnya yang lain terkait tema-tema hadith dan sunnah dan pemahaman serta cabarannya di abad moden, seperti tulisannya “Social and Cultural Realities of the Sunnah”. Reka bentuk kajian adalah bersifat deskriptif, analitis, historis dan komparatif. Kajian cuba mengembangkan ide dan fikrah hadith yang dirumuskan Asad dari perspektifnya yang moden dan membandingkannya dengan pemikiran-pemikiran sejarah yang krusial terkait prinsip hadith yang dibawakan oleh pemikir Islam yang lain. Dapatan kajian menyimpulkan bahawa Muhammad Asad telah memberikan sumbangan yang penting dalam pemikiran hadith di abad moden dengan hasil penulisannya yang prolifik dan substantif, termasuk terjemahan dan syarahannya yang ekstensif terhadap Sahih al-Bukhari yang memuatkan komentar-komentar yang baru dan analisis sejarahnya yang mendalam terhadap kitab ini. Ia merumuskan pertentangan-pertentangan hukum dan istinbat-istinbat fuqaha dan muhaddith dalam tradisi syarah hadith yang kritis. Ia turut merespon pertikaian-pertikaian asas yang dibangkitkan oleh golongan orientalis dan intelektual yang skeptis terhadap riwayat-riwayat sejarah dalam tradisi hadith.
HADIS-HADIS TENTANG PENDIDIKAN ANAK DALAM SHAHIH BUKHARI: Iim Nurhalimah
Holistic al-Hadis Vol 6 No 2 (2020): July - Desember 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v6i2.5281

Abstract

Al-Qur’an menempatkan kewajiban berbuat baik kepada orang tua, khususnya kepada ibu pada urutan kedua setelah kewajiban taat kepada Allah, bukan hanya disebabkan ibu memikul beban yang berat dalam mengandung, melahirkan, dan menyusui anak. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan (Library Researh) yaitu suatu metode penelitian literatur dengan menganalisis isi buku dan menggunakan metode deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah, metode seorang ibu dalam mendidik anak yaitu: Dengan menggunakan beberapa metode, yang pertama Metode keteladanan, yaitu dimulai dari perilaku baik seorang ibu yang dicontohkan kepada anaknya.. Kedua, metode Pembiasaan, yaitu dengan cara mendidik anak semenjak kecil agar mereka terbiasa dan tidak merasa berat untuk melaksanakannya ketika sudah dewasa. Ketiga Metode Nasihat, yaitu dengan cara mendidikan anak dengan petuah dan memberikan kepadanya nasehat-nasehat. Keempat Metode Memberi Perhatian, Kelima metode Hukuman, metode hukuman dapat diambil sebagai metode pendidikan apabila terpaksa atau tak ada alternatif lain yang bisa di ambil.
KONSEP TASAWUF DALAM PERSPEKTIF HADIS NABAWI Badrudin .
Holistic al-Hadis Vol 7 No 2 (2021): July -December (2021)
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v7i2.5448

Abstract

Tasawuf menjadi konsep yang secara amaliah sudah tumbuh sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi utusan Allah, baik dalam segi tradisi, perbuatan, maupun amaliah keseharian. Nilai-nilai tasawuf sudah terjadi pada umat sebelumnya baik dalam agama-agama samawi (Yahudi dan Nasrani); maupun dalam agama-agama ardhi (Budha dan Hindi). Lalu pemikiran tradisi itu menyentuh dalam dunia pemikiran Islam. Setelah itu terjadi pro kontra tentang tasawuf dalam dunia Islam, apakah itu bukti pengaruh dari agama lain atau memang murni dari prinsip-prinsip Islam sendiri yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam pemahaman tasawuf Islami murni ternyata dalam Hadis-hadis Nabawi banyak diungkapkan tentang pentingnya mengutamakan kehidupan akhirat, dan prinsip-prinsip hidup sufistik yang mengedepankan pendekatan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan meninggalkan gemerlap duniawi yang melalaikan hati manusia. Kemudian menemukan jalannya dalam realitas umat Islam dan berkembang hingga mencapai tujuan puncaknya dalam riyadhah-riyadhah Islamiyah yang diajarkan dalam Sunnah Nabawiyah. Demikian itu berlanjut dalam kajian kitab-kitab sufistik dan tafsir-tafsir isyari yang menjelaskannya dan telah diletakkan dasar-dasar dan kaidah-kaidahnya pada abad ke-empat dan ke-lima hijriyah. Jadi dapat ditemukan hadis-hadis Nabawi yang menginformasikan arti penting dzikrullah, muqarabah, muraqabah, mengutamakan kepentingan akhirat dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang mmenyebabkan hati lupa kepada Sang Maha Kuasa.