cover
Contact Name
Ridwan Arifin
Contact Email
ridwanarifin.mail@gmail.com
Phone
+6281225294499
Journal Mail Official
ijps.policejournal@gmail.com
Editorial Address
Akdemi Kepolisian Republik Indonesia. Jl. Sultan Agung No 131 Candi Baru Semarang. Nomor Telepon: 024 8411680-90.
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Tanggon Kosala
ISSN : 20870043     EISSN : 27758478     DOI : -
Core Subject : Social,
Tanggon Kosala (ISSN 2087-0043) merupakan Jurnal Ilmiah yang diterbitkan oleh Akademi Kepolisian Republik Indonesia yang menerbitkan artikel-artikel hasil penelitian ataupun artikel ulasan berkaitan dengan Kajian Ilmu Kepolisian dalam berbagai perspektif keilmuan. Jurnal ini diharapkan menjadi rujukan baik nasional maupun internasional dalam kajian-kajian ilmu kepolisian.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol. 8 No. 1 (2019): Tanggon Kosala (April, 2019)" : 10 Documents clear
Mewujudkan Polisi Intelijen Keamanan Yang Promoter Melalui Program Studi D-IV Terapan Kepolisian Akademi Kepolisian: Creating a Promoter Security Intelligence Police Through the D-IV Study Program Applied to the Police of the Police Academy Resep, Andre
Tanggon Kosala Vol. 8 No. 1 (2019): Tanggon Kosala (April, 2019)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The vision and slogan to boost performance as well as practical guidelines for each member announced by the National Police Chief through the 'Professional, Modern and Trusted' (Promoter) approach contain two fundamental aspects. First, the process of improving the quality of Polri's human resources and their performance through a professional and modern approach. Second, the results of performance as an outcome, namely the trust from the community. Of course, increasing professionalism and modernizing performance as well as all aspects of the police cannot be separated from various aspects of Polri's development, especially police education. Indeed, there are many aspects that contribute to the development of the quality of Polri personnel and their performance, but education is one of the main aspects. The National Police has five technical functions such as Investigation, Security Intelligence, Traffic, Community Development (Binmas) and Sabhara, in addition to other special fields such as the Mobile Brigade (Brimob). In general, the police have main duties as regulated in Article 13 of Law No. 2 of 2002 concerning the Indonesian National Police as stated above. Police in each Technical Function also has their respective Duties and Functions. The integration and harmony of the performance of the five Technical Functions and other functions become a synergy of strength in the implementation of the Main Tasks of the National Police. Police who are Promoters in the field of Intelligence and Security can only be realized through education who are also Promoters. Intelkam Education at the Police Academy implements a curriculum that accommodates content and methods for achieving the goals and outcomes (outputs and outcomes) of promoting education. The number of hours of Intelkam courses of six (6) credits at the Police Academy is sufficient, but the number of two (2) credits at the Soreang Intelkam Intelkam Center is apparently not enough as a certified Basic Intelkam Dikjur.
PERISTIWA SEJARAH SEBAGAI BAHAN KETERANGAN UNTUK MEWUJUDKAN INTEL YANG PROMOTER Rubiyo, Rubiyo
Tanggon Kosala Vol. 8 No. 1 (2019): Tanggon Kosala (April, 2019)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam kegiatan operasional intelijen orang gilapun dapatdiberdayakan dengan terlebih dahulu diprogram sisi kehidupan masa lalu. Ilmu intel dasar tidak bisa dipisahkan dengan kejadian masa lalu sebuah peristiwasejarah berangkat dari sepenggal sejarah Polri khususnya Polda Jogjakarta tentu sangatmemahami karakteristik dan adat istiadat dimana sejarah kampung Jogokaryan sebagaibasis PKI merupakan intel dasar bagi Kepolisian dan merupakan sasaran kegiatanintelijen dalam rangka menjaga keamanan khususnya diwilayah kampung jogokaryanwilayah Polda Jogjakarta bagi anggota Polri khususnya intelejen setiap peristiwa sejarahsaling berkaitan sehingga perlu dipahami secara mendalam hal ini cocok bila disandingkandengantokohintelejendanahlistrategiChina,SunTzu:yangberbunyijika kamumengenalkekuatanmusuhdankekuatandirimusendiri,kamutidakperlutakut akanhasil100pertempuran.Baintelkam sesuai Perkap 6 tahun 2018 tentang Satuan Organisasi dan Tata Cara Kerja SatuanOrganisasi pada Tingkat Mabes Polri (SOTK) merupakan Pembina fungsi Intelkam Polrisebagai penanggung jawab keamanan dalam Negeri perlu mengerahkan segala potensiintelijen dalam penggalangan serta meningkatkan metode Analisa Bahan Keterangan(Baket) yang berpotensi menimbulkan kerawanan ancaman gangguan dan hambatan.Untuk mewujudkan intelijen yang Profesioal Modern dan dapat dipercaya adalahmemiliki kemampuan untuk mencegah potensi ancaman dan gangguan denganmeningkatkan penggalangan untuk deteksi dini dengan menempatkan personel padafungsi intel yang memiliki pengetahuan luas dan mengerti Peristiwa Sejarah sertakemampuan menggunakan peralatan modern untuk mendukung kegiatan operasional,serta dapat membangun jaringan kerja sama dengan lembaga intelijen lainya sepertiBadan Intelijen Strategis TNI (BAIS), BIN, dan Intelijen dari Kementrian Luar Negeriuntuk memperkuat jaringan intelijen Polri yang lebih akurat dalam menganalisa danmembuat kirka intel yang tepat dan cepat. Kersajama intelijen Polri dengan KepolisianInternasional, Lembaga Intelijen Luar Negeri termasuk lembaga-lembaga lainya yangmemiliki tugas bidang intelijen secara khusus menangani terorisme dan kontra terorisme. Mengoperasionalkan fungsi intelijen teroterial bekerja sama dengan Bhabinkamtibmasdan Babinsa TNI.
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENINGKATKAN SIKAP PROFESIONAL DALAM PENDIDIKAN INTELEJEN KEAMANAN POLRI Wigiyadi, Wigiyadi
Tanggon Kosala Vol. 8 No. 1 (2019): Tanggon Kosala (April, 2019)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kondisi empirik sikap profesional Intelkam pada saat ini belum sepenuhnya sesuai dengan karakteritik dan tuntutan tugas. Pendidikan Intelkam pada saat ini belum memberikan hasil yang optimal dalam meningkatkan sikap profesional. Kontribusi utama yang diharapkan dari pendidikan Intelkam adalah meningkatkan kompetensi serta profesionalisme SDM Polri yang terlibat secara langsung dalam penyelenggaraan fungsiIntelkam. Peran penting lainnya, adalah menghasilkan tenaga profesional dalam rangkamemenuhi kebutuhan SDM Intelkam yang pada kenyataannya belum dapat dipenuhioleh lembaga pendidikan lainnya. Dengan memperhatikan berbagai permasalahan yangdihadapi Polri pada saat ini serta prediksi tatantangan tugas masa depan, diperlukanpendidikan yang mampu menghasilkan SDM yang memiliki kompetensi kerja memadaisebagai dasar dalam melaksanakan tugas pokok serta fungsi Intelkam.
MEMAHAMI KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT MELALUI CERITA–CERITA BERBASIS TOKOH-TOKOH LEGENDARIS SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN POLISI YANG PROFESIONAL, MODERN, DAN TERPERCAYA DALAM BIDANG INTEL Mulyono, Mulyono
Tanggon Kosala Vol. 8 No. 1 (2019): Tanggon Kosala (April, 2019)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat Indonesia masih menjadikan tokoh legendaris sebagai acuan dalamberbudaya. Cerita tentang seorang tokoh legendaris dapat berlangsung terus-menerus,turun-temurun, dengan aneka ragam atau versi. Pemahaman tentang makna budaya danperubahan yang melingkupinya perlu dimiliki seorang polisi, sebab entitas budayatersebut mencerminkan pula perubahan sosial kemasyarakatan. Cerita berbasis tokohlegendaris merupakan ekspresi seni budaya yang berpotensi menimbulkan perbenturannilai, sebab latar belakang, intelektualitas, emosionalitas, bahkan spiritualitas penceritanyayang berbeda-beda. Perbedaan dan perbenturan itu perlu dideteksi sejak dini oleh satuan intelpolisisehinggatidakberkembangmengganggukamtibmas.Ceritaberbasis tokoh legendaris di wilayah pantura menarik untuk dikaji sebab secara ipoleksosbudhamkam(ideologi,politik,ekonomi,sosial,budaya,pertahanan,dankeamanan), wilayahtersebutsangatstrategis.Masalahtoleransi,konflikpenganutpenghayatdengan keagamaan, perekonomian, dan lain-lain perlu mendapatkan perhatian serius polisisebagai pelindung dan pengayom masyarakat. Polisi yang profesional, modern, danterpercaya adalah polisi yang mahir pula melakukan kerja budaya. Dengan pemahamanjejak kebudayaan yang komprehensif, serta bekerja sama dan menjalin komunikasidengan pihak-pihak yang berkompeten, polisi dapat mencerahkan bahwa perbedaanpenafsiran tidak harus menjadi sumber perpecahan.
PERAN LITERASI HUMANIS UNTUK MEWUJUDKAN POLISI YANG PROMOTER DALAM BIDANG INTEL Zuliyanti, Zuliyanti
Tanggon Kosala Vol. 8 No. 1 (2019): Tanggon Kosala (April, 2019)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Polisi berperan krusial dalam menjaga keamanan negara dari tindak kejahatan dangangguan yang membahayakan masyarakat dan negara. Dalam melaksanakan perantersebut dibutuhkan sosok polisi yang profesional, modern, dan terpercaya (promoter)sehingga dapat menjalankan tugas dengan optimal. Di sisi lain, tingkat kriminalitas dangangguan keamanan di Indonesia masih cukup tinggi, sehingga peran polisi dalambidang intel masih harus ditingkatkan. Pembenahan internal dari pihak kepolisian sangatdiperlukan dengan mengoptimalkan peran polisi dalam bidang intel. Pembenahantersebut dapat dilakukan secara internal dengan menguatkan kultur dalam membangunsosok polisi yang humanis, memperbaiki layanan publik, meningkatkan profesionalismedalam penegakan hukum, dan meningkatkan stabilitas keamanan. Secara eksternal,polisi perlu didukung dan diberikan kepercayaan oleh masyarakat. Dalam hal ini, polisidituntut agar dapat menjaga hubungan baik dengan masyarakat yang dapat dilakukandengan membangun komunikasi yang humanis. Polisi harus dapat berkomunikasidengan baik, berpikir kritis, dan berliterasi humanis sehingga tercipta polisi yangpromoter dalam bidang intel. Dengan demikian, kegiatan literasi humanis berperanpenting dalam membentuk sosok polisi yang promoter.
Mewujudkan Polisi Intelijen Keamanan Yang Promoter Melalui Program Studi D-IV Terapan Kepolisian Akademi Kepolisian: Creating a Promoter Security Intelligence Police Through the D-IV Study Program Applied to the Police of the Police Academy Andre Resep
Tanggon Kosala Vol. 8 No. 1 (2019): Tanggon Kosala (April, 2019)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The vision and slogan to boost performance as well as practical guidelines for each member announced by the National Police Chief through the 'Professional, Modern and Trusted' (Promoter) approach contain two fundamental aspects. First, the process of improving the quality of Polri's human resources and their performance through a professional and modern approach. Second, the results of performance as an outcome, namely the trust from the community. Of course, increasing professionalism and modernizing performance as well as all aspects of the police cannot be separated from various aspects of Polri's development, especially police education. Indeed, there are many aspects that contribute to the development of the quality of Polri personnel and their performance, but education is one of the main aspects. The National Police has five technical functions such as Investigation, Security Intelligence, Traffic, Community Development (Binmas) and Sabhara, in addition to other special fields such as the Mobile Brigade (Brimob). In general, the police have main duties as regulated in Article 13 of Law No. 2 of 2002 concerning the Indonesian National Police as stated above. Police in each Technical Function also has their respective Duties and Functions. The integration and harmony of the performance of the five Technical Functions and other functions become a synergy of strength in the implementation of the Main Tasks of the National Police. Police who are Promoters in the field of Intelligence and Security can only be realized through education who are also Promoters. Intelkam Education at the Police Academy implements a curriculum that accommodates content and methods for achieving the goals and outcomes (outputs and outcomes) of promoting education. The number of hours of Intelkam courses of six (6) credits at the Police Academy is sufficient, but the number of two (2) credits at the Soreang Intelkam Intelkam Center is apparently not enough as a certified Basic Intelkam Dikjur.
PERISTIWA SEJARAH SEBAGAI BAHAN KETERANGAN UNTUK MEWUJUDKAN INTEL YANG PROMOTER Rubiyo Rubiyo
Tanggon Kosala Vol. 8 No. 1 (2019): Tanggon Kosala (April, 2019)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam kegiatan operasional intelijen orang gilapun dapatdiberdayakan dengan terlebih dahulu diprogram sisi kehidupan masa lalu. Ilmu intel dasar tidak bisa dipisahkan dengan kejadian masa lalu sebuah peristiwasejarah berangkat dari sepenggal sejarah Polri khususnya Polda Jogjakarta tentu sangatmemahami karakteristik dan adat istiadat dimana sejarah kampung Jogokaryan sebagaibasis PKI merupakan intel dasar bagi Kepolisian dan merupakan sasaran kegiatanintelijen dalam rangka menjaga keamanan khususnya diwilayah kampung jogokaryanwilayah Polda Jogjakarta bagi anggota Polri khususnya intelejen setiap peristiwa sejarahsaling berkaitan sehingga perlu dipahami secara mendalam hal ini cocok bila disandingkandengantokohintelejendanahlistrategiChina,SunTzu:yangberbunyijika kamumengenalkekuatanmusuhdankekuatandirimusendiri,kamutidakperlutakut akanhasil100pertempuran.Baintelkam sesuai Perkap 6 tahun 2018 tentang Satuan Organisasi dan Tata Cara Kerja SatuanOrganisasi pada Tingkat Mabes Polri (SOTK) merupakan Pembina fungsi Intelkam Polrisebagai penanggung jawab keamanan dalam Negeri perlu mengerahkan segala potensiintelijen dalam penggalangan serta meningkatkan metode Analisa Bahan Keterangan(Baket) yang berpotensi menimbulkan kerawanan ancaman gangguan dan hambatan.Untuk mewujudkan intelijen yang Profesioal Modern dan dapat dipercaya adalahmemiliki kemampuan untuk mencegah potensi ancaman dan gangguan denganmeningkatkan penggalangan untuk deteksi dini dengan menempatkan personel padafungsi intel yang memiliki pengetahuan luas dan mengerti Peristiwa Sejarah sertakemampuan menggunakan peralatan modern untuk mendukung kegiatan operasional,serta dapat membangun jaringan kerja sama dengan lembaga intelijen lainya sepertiBadan Intelijen Strategis TNI (BAIS), BIN, dan Intelijen dari Kementrian Luar Negeriuntuk memperkuat jaringan intelijen Polri yang lebih akurat dalam menganalisa danmembuat kirka intel yang tepat dan cepat. Kersajama intelijen Polri dengan KepolisianInternasional, Lembaga Intelijen Luar Negeri termasuk lembaga-lembaga lainya yangmemiliki tugas bidang intelijen secara khusus menangani terorisme dan kontra terorisme. Mengoperasionalkan fungsi intelijen teroterial bekerja sama dengan Bhabinkamtibmasdan Babinsa TNI.
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENINGKATKAN SIKAP PROFESIONAL DALAM PENDIDIKAN INTELEJEN KEAMANAN POLRI Wigiyadi Wigiyadi
Tanggon Kosala Vol. 8 No. 1 (2019): Tanggon Kosala (April, 2019)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kondisi empirik sikap profesional Intelkam pada saat ini belum sepenuhnya sesuai dengan karakteritik dan tuntutan tugas. Pendidikan Intelkam pada saat ini belum memberikan hasil yang optimal dalam meningkatkan sikap profesional. Kontribusi utama yang diharapkan dari pendidikan Intelkam adalah meningkatkan kompetensi serta profesionalisme SDM Polri yang terlibat secara langsung dalam penyelenggaraan fungsiIntelkam. Peran penting lainnya, adalah menghasilkan tenaga profesional dalam rangkamemenuhi kebutuhan SDM Intelkam yang pada kenyataannya belum dapat dipenuhioleh lembaga pendidikan lainnya. Dengan memperhatikan berbagai permasalahan yangdihadapi Polri pada saat ini serta prediksi tatantangan tugas masa depan, diperlukanpendidikan yang mampu menghasilkan SDM yang memiliki kompetensi kerja memadaisebagai dasar dalam melaksanakan tugas pokok serta fungsi Intelkam.
MEMAHAMI KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT MELALUI CERITA–CERITA BERBASIS TOKOH-TOKOH LEGENDARIS SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN POLISI YANG PROFESIONAL, MODERN, DAN TERPERCAYA DALAM BIDANG INTEL Mulyono Mulyono
Tanggon Kosala Vol. 8 No. 1 (2019): Tanggon Kosala (April, 2019)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat Indonesia masih menjadikan tokoh legendaris sebagai acuan dalamberbudaya. Cerita tentang seorang tokoh legendaris dapat berlangsung terus-menerus,turun-temurun, dengan aneka ragam atau versi. Pemahaman tentang makna budaya danperubahan yang melingkupinya perlu dimiliki seorang polisi, sebab entitas budayatersebut mencerminkan pula perubahan sosial kemasyarakatan. Cerita berbasis tokohlegendaris merupakan ekspresi seni budaya yang berpotensi menimbulkan perbenturannilai, sebab latar belakang, intelektualitas, emosionalitas, bahkan spiritualitas penceritanyayang berbeda-beda. Perbedaan dan perbenturan itu perlu dideteksi sejak dini oleh satuan intelpolisisehinggatidakberkembangmengganggukamtibmas.Ceritaberbasis tokoh legendaris di wilayah pantura menarik untuk dikaji sebab secara ipoleksosbudhamkam(ideologi,politik,ekonomi,sosial,budaya,pertahanan,dankeamanan), wilayahtersebutsangatstrategis.Masalahtoleransi,konflikpenganutpenghayatdengan keagamaan, perekonomian, dan lain-lain perlu mendapatkan perhatian serius polisisebagai pelindung dan pengayom masyarakat. Polisi yang profesional, modern, danterpercaya adalah polisi yang mahir pula melakukan kerja budaya. Dengan pemahamanjejak kebudayaan yang komprehensif, serta bekerja sama dan menjalin komunikasidengan pihak-pihak yang berkompeten, polisi dapat mencerahkan bahwa perbedaanpenafsiran tidak harus menjadi sumber perpecahan.
PERAN LITERASI HUMANIS UNTUK MEWUJUDKAN POLISI YANG PROMOTER DALAM BIDANG INTEL Zuliyanti Zuliyanti
Tanggon Kosala Vol. 8 No. 1 (2019): Tanggon Kosala (April, 2019)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Polisi berperan krusial dalam menjaga keamanan negara dari tindak kejahatan dangangguan yang membahayakan masyarakat dan negara. Dalam melaksanakan perantersebut dibutuhkan sosok polisi yang profesional, modern, dan terpercaya (promoter)sehingga dapat menjalankan tugas dengan optimal. Di sisi lain, tingkat kriminalitas dangangguan keamanan di Indonesia masih cukup tinggi, sehingga peran polisi dalambidang intel masih harus ditingkatkan. Pembenahan internal dari pihak kepolisian sangatdiperlukan dengan mengoptimalkan peran polisi dalam bidang intel. Pembenahantersebut dapat dilakukan secara internal dengan menguatkan kultur dalam membangunsosok polisi yang humanis, memperbaiki layanan publik, meningkatkan profesionalismedalam penegakan hukum, dan meningkatkan stabilitas keamanan. Secara eksternal,polisi perlu didukung dan diberikan kepercayaan oleh masyarakat. Dalam hal ini, polisidituntut agar dapat menjaga hubungan baik dengan masyarakat yang dapat dilakukandengan membangun komunikasi yang humanis. Polisi harus dapat berkomunikasidengan baik, berpikir kritis, dan berliterasi humanis sehingga tercipta polisi yangpromoter dalam bidang intel. Dengan demikian, kegiatan literasi humanis berperanpenting dalam membentuk sosok polisi yang promoter.

Page 1 of 1 | Total Record : 10