cover
Contact Name
Sehat Ihsan Sadiqin
Contact Email
jsai@ar-raniry.ac.id
Phone
+6282165108654
Journal Mail Official
jsai@ar-raniry.ac.id
Editorial Address
Gedung Fakultas Ushuluddin Lantai I, Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin UIN Ar-Raniry, Jln. Lingkar Kampus, Kopelma Darussalam Banda Aceh, Aceh 23111.Telp. (0651)7551295.
Location
Kota banda aceh,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)
ISSN : -     EISSN : 27226700     DOI : 10.22373
The focus and Scope of JSAI is to provide a scientific article of conceptual studies of sociology of religion, religious communities, multicultural societies, social changes in religious communities, and social relations between religious communities base on field research or literature studies with the sociology of religion perspective or sociology. Fokus dan Skope JSAI adalah artikel ilmiah tentang studi konseptual sosiologi agama, komunitas agama, masyarakat multikultural, perubahan sosial dalam komunitas agama, dan hubungan sosial antara komunitas agama berdasarkan penelitian lapangan atau studi literatur dengan perspektif sosiologi agama atau sosiologi.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 3 No 2 (2022)" : 5 Documents clear
Durkheim's Social Solidarity and the Division of labour: An Overview Khairulyadi Khairulyadi; Siti Ikramatoun; Khairun Nisa
Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI) Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jsai.v3i2.1792

Abstract

This article aims to review Durkheim's concepts of division of labour and social solidarity, especially how social solidarity developed through the division of labour and how the interplay between the two gives rise to the functionality of the social system. This study, too, explains the relevance of such concepts to studying contemporary society. This study concludes that some underlying shortcomings need addressing without denying Durkheim's attempt to provide a sound methodological and theoretical foundation for sociology as a discipline. Durkheim's contention that the Division of labour forms social solidarity is deterministic and subscribes to the law of rigidity. Individuals' occupational function is seen as a determinant and therefore has nothing to do with human free will and individuals' subjectivity to meaning. It is a sort of reductionism because it eliminates the entire propensity of human nature. It reduces the conditions of society to that of the organism of a living being. As a result, it is tough to replicate Durkheim's solidarity model to explain the complex nature of current urban societies.
Perkembangan Gerakan Dakwah Salafi dalam Konteks Demokrasi: Studi Kasus di Kota Tanjung Pinang Rizki Pradana Hidayatulah
Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI) Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jsai.v3i2.1754

Abstract

This study aims to explain the factors that initiated the emergence and development of the Salafi movement in Tanjungpinang city. This study uses qualitative methods with data collection techniques using interviews and observations. The results of this study indicate that there are two factors driving the development of the Salafi movement in Tanjungpinang, that are; (a) The establishment of the Nashrussunnah Foundation as a manifestation of the success of Salafi da'wah in accessing and redistributing resources, and (b) Opening up space for da'wah. Then, the efforts of Salafi members and their supporters to develop their social movements are by upholding civil liberties which are applied by inviting people to join an association that is quite exclusive. The Salafi movement is also trying to build a civil society that aims to avoid the bad effects of globalization and spiritual and moral degradation. Abstrak Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor yang memprakarsai munculnya dan berkembangnya gerakan Salafi di kota Tanjungpinang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua faktor pendorong berkembangnya gerakan dakwah Salafi di yaitu; (a) Berdirinya Yayasan Nashrussunnah sebagai wujud kesuksesan dakwah Salafi dalam mengakses dan meredistribusi sumber daya, dan (b) Terbukanya ruang dakwah. Kemudian, upaya anggota Salafi dan pendukungnya untuk mengembangkan gerakan sosialnya adalah dengan menjunjung tinggi kebebasan sipil yang diaplikasikan dengan mengajak masyarakat bergabung ke sebuah perkumpulan yang cukup eksklusif. Gerakan salafi juga berusaha membangun masyarakat sipil yang bertujuan untuk menghindari pengaruh buruk dari globalisasi dan degradasi spiritual maupun moral.
Teuku Riefky Harsya dan Pembangunan Pendidikan di Aceh Samhudi Samhudi; Saifuddin Yunus; Abidin Nurdin
Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI) Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jsai.v3i2.1879

Abstract

Teuku Riefky Harsya, a member of the Aceh legislature from 2005-2024, has played a role in the development of education in Aceh. This article aims to explain two problems: Teuku Riefky Harsya's contribution to the development of education in Aceh and the political strategies used. The results showed that Teuku Rifky Harsya contributed to the development of education in Aceh, including the Smart Indonesia Program, Bidikmisi, Superior Scholarship, Infrastructure, Mobile library, and mobile cinema, healthy food for school children. Strategies for building education in Aceh are cross-party political communication, closeness with the ulama, teamwork, and forming field coordinators. Thus, education development in Aceh can continue to increase and benefit the community. Abstrak Teuku Riefky Harsya yang merupakan anggota legislatif Aceh dari tahun 2005-2024 yang telah berperan dalam pembangunan Pendidikan di Aceh. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan dua masalah yaitu; kontribusi Teuku Riefky Harsya dalam pembangunan pendidikan di Aceh dan strategi politik yang dipergunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Teuku Rifky Harsya memberikan kontribusi bagi perkembangan pendidikan di Aceh, antara lain: Program Indonesia Pintar, Bidikmisi, Beasiswa Unggul, Sarana Prasarana, Mobil perpustakaan dan bioskop keliling, makanan sehat untuk anak sekolah. Strategi dalam membangun pendidikan di Aceh yaitu komunikasi politik lintas partai, kedekatan dengan ulama, kerja sama tim dan membentuk koordinator lapangan. Sehingga dengan demikian pembangunan pendidikan di Aceh dapat terus meningkat dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Perubahan Fungsi dan Kedudukan Meunasah dalam Kehidupan Generasi Muda Aceh Azwarfajri Azwarfajri
Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI) Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jsai.v3i2.1889

Abstract

Meunasah underwent a drastic change in its function in the lives of the young generation of Aceh. Therefore, it is important to examine the changes in the function of the Meunasah in the life activities of the young generation in seeing the urgency of the Meunasah as a community centre in supporting the development of young generations in the face of the globalization. This qualitative study uses interview methods, observation and documentation in collecting data and using interactive analysis to analyze the findings. The results showed that the shift in the function of the Meunasah in the young generation of Aceh was caused by social changes that occurred after the conflict and the tsunami disaster. This situation is strengthened by the condition of the Meunasah that does not keep up with the development of information technology so that it is unable to answer the needs of the young generation who are bound by technology. Therefore, it is necessary to modernize the Meunasah environment in order to meet the technological needs of the young generation, so that the Meunasah can still function as a community center in preparing the young generation of Aceh. Abstrak Meunasah mengalami perubahan fungsi yang drastis dalam kehidupan generasi muda Aceh. Oleh karena itu menjadi penting untuk mengkaji tentang perubahan fungsi meunasah dalam aktivitas kehidupan generasi muda dalam melihat urgensitas meunasah sebagai community center dalam menopang perkembangan generasi muda dalam menghadapi globalisasi dunia. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi dalam pengumpulan data dan menggunakan analisis interaktif dalam menganalisis temuan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan pergeseran fungsi meunasah dalam kehidupan generasi muda Aceh disebabkan oleh perubahan sosial yang terjadi pasca konflik dan bencana tsunami yang melanda Aceh. Kondisi ini dikuatkan dengan keadaan institusi meunasah yang tidak mengikuti perkembangan teknologi informasi sehingga tidak mampu menjawab kebutuhan hidup generasi muda yang terikat dengan teknologi. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya modernisasi di lingkungan meunasah agar dapat memenuhi kebutuhan teknologi di kalangan generasi muda, sehingga meunasah tetap dapat difungsikan sebagai community center dalam menyiapkan generasi muda Aceh yang beriman dan berkemajuan.
Modal Sosial Nelayan Pengguna Cantrang di Pantai Pelabuhan Perikanan Tangkap Kabupaten Batang Jawa Tengah Marini Kristina Situmeang
Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI) Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jsai.v3i2.1779

Abstract

This study aims to explore the forms of social capital that take place in fishing communities that use cantrang in the Capture Fisheries Area of Batang Regency. The method used is qualitative with an exploratory descriptive approach. Data collection was carried out by observation, interviews, focus group discussion and literature studies. The results showed that in the aspect of socioeconomic networks, social networks of actors were formed consisting of subsistence fishermen, native fishermen, commercial fishermen, fishing boat crews, Fish Processing Entrepreneurs, Fish Contractors, smale-scale fish sellers, shipyards, fisheries shahbandars and the Fisheries Marine Service. In the aspect of bridging social capital, collaboration takes place among fishermen who use cantrang, fish entrepreneurs at TPI, food processing business actors, fellow crew members, shipyards, Ship Motorists, and fish sellers in markets and small basket fish sellers. In the aspect of linking social capital, social networks form participation during FGD, Advocacy, and Socialization related to capture fisheries activities together with the Regent, the Marine Fisheries Service, and HNSI. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi modal sosial yang berlangsung pada masyarakat nelayan pengguna cantrang di Wilayah Perikanan Tangkap Kabupaten Batang. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif eksploratif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, focus group discussion (FGD) dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan pada aspek jaringan sosial ekonomi terbentuk jaringan sosial aktor yang terdiri dari nelayan subsisten, nelayan asli, nelayan komersil/ Juragan kapal, nelayan ABK, Pengusaha Pengolahan Ikan, Pemborong ikan, penjual ikan bakul-bakul kecil, galangan kapal, syahbandar perikanan dan Dinas Kelautan Perikanan. Pada aspek bridging social capital, kolaborasi berlangsung di antara nelayan pengguna cantrang, pengusaha ikan di TPI, Pelaku usaha pengolahan makanan, sesama ABK, Galangan kapal beserta Motoris Kapal, penjual ikan di pasar dan penjual ikan bakul-bakul kecil. Pada aspek linking social capital, jaringan sosial membentuk partisipasi saat FGD, Advokasi, serta Sosialisasi yang berkenaan dengan aktivitas perikanan bersama bupati, Dinas Kelautan dan HNSI.

Page 1 of 1 | Total Record : 5