cover
Contact Name
Ernawati
Contact Email
ikonik@umaha.ac.id
Phone
+62317884034
Journal Mail Official
ikonik@umaha.ac.id
Editorial Address
Universitas Maarif Hasyim Latif Jl. Ngelom Megare, Taman, Sidoarjo 61257 031-7884034, Fax. 031-7884034
Location
Kab. sidoarjo,
Jawa timur
INDONESIA
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain
ISSN : 26852780     EISSN : 26854260     DOI : -
Core Subject : Art,
Jurnal IKONIK memuat semua tulisan yang berobyek materi di bidang Seni Pertunjukan, Seni Rupa dan Desain, yang meliputi topik berikut: Musik, Tari, Teater, Sejarah Desain, Sejarah Seni, Budaya Visual, Metodologi Desain, Proses Desain, Wacana Desain, Desain dan Budaya, Sosiologi Desain, Manajemen seni, Kritik Seni, Antropologi Seni, Desain Artefak, Desain Industri, Desain Komunikasi Visual, Fotografi, Desain Interior, Kerajinan, Arsitektur, Film, Multimedia, Industri Kreatif, Kebijakan Desain, budaya, psikologi seni, pendidikan seni dan penelitian konseptual lainnya dalam seni pertunjukan, seni visual dan desain.
Articles 91 Documents
Perancangan Ruang Kelas Ramah Anak : Studi Kasus TK Kalyca Montessori School Yogyakarta Noor Fatih Ario Wicaksono
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 4, No 2 (2022): JULI 2022
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v4i2.1816

Abstract

Kurikulum modern yang digadang-gadang bagus untuk anak didik, belum dibarengi secara maksimal dengan desain ruang kelas yang sesuai dan ramah terhadap anak didik. Desain sekolah ramah anak merupakan desain sekolah yang memenuhi kebutuhan anak secara komprehensif, yang memerhatikan kesehatan, keamanan, keselamatan, status nutrisi, psikologi anak, dan kesejahteraan dengan metode pengajaran serta sarana dan prasarana belajar yang digunakan oleh sekolah. Tujuan perancangan ini adalah untuk menciptakan ruang belajar yang nyaman dan aman menurut perspektif anak sebagai penggunanya. Sekolah yang perancang pilih untuk menjadi objek perancangan adalah Kalyca Montessori School. Dalam observasi tersebut, perancang menemukan beberapa aspek yang tidak mencerminkan konsep ke-ramah anak-an, seperti furniture yang tidak ergonomis, layout ruang yang tidak aman untuk anak, dan suasana ruang yang tidak mampu merangsang minat belajar anak. Dalam upaya menciptakan ruang belajar yang ramah anak sesuai dengan masalah-masalah desain yang telah ditemukan dalam observasi lapangan, perancang menghadirkan ruang dengan desain yang dinamis dan mobile, seperti mendesain furniture yang mudah dipindah-pindahkan oleh siswa sesuai metode belajar yang sedang berjalan di kelas. Furnitur tersebut didesain dengan bentuk yang modular sehingga dapat juga digabung maupun dipisah satu sama lain. Perancang juga mendesain ruang seintetaktif mungkin dengan menghadirkan permainan interaktif dan dinding interaktif untuk menyalurkan imajinasi anak dalam bentuk coretan atau gambar. Dalam aspek keruangan, ruang belajar dirancang dengan konsep adventure learning, dimana ruang yang di dalamnya sangat dinamis akan dibalut dengan tema jungle school. Hal tersebut diharapkan dapat membuat minat belajar anak semakin meningkat, dapat merangsang cara berfikir anak yang bebas, dan di sisi lain aman untuk anak.
Analisa Estetika Foto Jurnalistik dalam Wacana Fotografi Kontemporer Aprillio Abdullah Akbar
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 5, No 1 (2023): JANUARI 2023
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v5i1.2077

Abstract

Paradigma estetika foto jurnalistik yang bisa dibilang sangat kaku dengan kehadiran kategori open format dalam penyelenggaraan World Press Photo Contest tahun 2022 membuka mata bagi pewarta foto untuk terus bereksplorasi tidak hanya dalam isu-isu namun pada pendekatan visual yang ditawarkan karena dengan itu maka makna fotografi sebagai bahasa visual menjadi semakin ditegaskan. Dalam penelitian ini, menggunakan metode penelitian deskripsi kualitatif yang berlandaskan sembilan wacana fotografi kontemporer yang dikemukaan oleh Charllote Cotton. Teknik pengumpulan data dengan melakukan analisis visual terhadap salah satu karya foto jurnalistik dalam kategori open format pada penyelenggaraan World Press Photo Contest tahun 2022 yakni Jonas Bendiksen berjudul The Book of Veles. Hasilnya praktik estetika yang dilakukan oleh Bendiksen tersebut dapat dikatakan sebagai praktik foto jurnalistik kontemporer karena dalam The Book of Veles sebagai proyek foto jurnalistik nya memberikan pendekatan estetika baru baik secara ideasional maupun teknikal dan kehadirnya mendobrak praktik foto jurnalistik.
Media Streaming Digital, Alternatife Ruang Tayang Film Winda Pramesti
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 5, No 1 (2023): JANUARI 2023
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v5i1.2060

Abstract

Media streaming digital merupakan inovasi teknologi penayangan karya audio visual. Sebagai sebuah inovasi, media streaming digital yang mulai populer ketika pendemi covid-19 memberikan alternatif ruang putar dan media distribusi baru bagi ekosistem film. Keberadaanya juga dianggap sebagai budaya baru yang diadaptasi bagi penikmat film, meskipun sebagai sebuah budaya baru ada pro dan kontra yang muncul di kalangan penonton dan pembuat film. Penelitian ini membahas bagaimana manfaat positif dari munculnya media streaming digital sehingga inovasi baru ini bisa lebih diterima dan dimanfaatkan dengan baik oleh pembuat film, pembisnis film dan penonton film. Karena pada akhirnya munculnya media streaming digital adalah bagian dari naik turunnya perkembangan film di Indonesia. Dan pada intinya media streaming digital mampu memberikan pilihan ruang menonton bagi penikmat film dengan lebih mudah dan fleksibel.
Pemberadaban Indonesia Wilayah Timur yang “Kanak-Kanak” dalam Film Batas dan di Timur Matahari Gusnita Linda; Ajeng Tita Negoro
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 5, No 1 (2023): JANUARI 2023
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v5i1.2050

Abstract

Geliat sinema Indonesia setelah Orde Baru mulai memperhatikan sisi lain kehidupan masyarakat Indonesia. Tidak lagi melulu mengenai kaum urban dan hingar bingar orang kota kelas menengah. Beragam isu mulai dihadirkan oleh film bertema Indonesia bagian Timur, seperti pendidikan, kehadiran orang kota sebagai solusi dalam penyelesaian masalah yang diangkat, stereotipe masyarakat lokal, terutama dalam pembandingannya dengan perempuan kota. Dalam pengkajian ini berfokus pada dua film yaitu, film Batas yang berlatar di Entikong dan film Di Timur Matahari yang berlatar di Papua. Dua desa yang secara teritori berbeda, namun sama-sama terletak di wilayah Indonesia bagian Timur ternyata mempunyai permasalahan yang sama. Analisis film ini menggunakan teori narasi film Christian Metz untuk kemudian melihat wacana yang dihadirkan dengan menggunakan kacamata studi Pascakolonial berupa pe-liyan-an (Otherness) Mohanty dan hubungannya dengan persoalan bagaimana perempuan di dunia ketiga dibicarakan/dihadirkan melalui dua film yang diteliti. Dari hasil analisis pembabakan kedua film tersebut terdapat alur dan penceritaan yang memiliki kesamaan. Eksotisme dua desa dibangun atas kemiskinan, rendahnya perhatian negara terhadap pembangunan, pendidikan, serta keamanan. Identitas lokal dimaknai sebagai sesuatu yang selain eksotis, mistis, juga ‘tradisional’, tertinggal dan bahkan cendrung primitif. Kemudian adanya kecenderungan mengkonstruksi Other (perempuan Indonesia di kawasan Timur oleh Perempuan Kota (Jakarta). Dua film ini mengafirmasi asumsi dan pelabelan bahwa perempuan di kawasan tersebut sebagai lemah, tertindas, tidak terpelajar, dan harus ‘dicerahkan’ serta ‘diberdayakan,’ sehingga harus diberi bantuan dan dilindungi.
Simbol dan Icon Kebudayaan Baru Masyarakat Konsumerisme sebagai Metafor dalam Karya Seni Lukis Andi Ryan Kusuma
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 5, No 1 (2023): JANUARI 2023
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v5i1.2076

Abstract

Tulisan ini merupakan bagian dari proses penelitian ide kreatif dalam sebuah penciptaan karya seni Andi Ryan K. yang mencoba menghubungkan simbol-simbol kebudayaan masyarakat saat ini dengan pendekatan seni. Pendekatan melalui seni ini adalah salah satu cara dalam proses kreatif untuk menyampaikan ide dan gagasan yang digunakan untuk menjadi pengetahuan baru dan pengalaman baru bagi diri sendiri dan masyarakat. Dalam proses yang dilakukan, sebuah penelitian ini melalui dasar sejarah kebudayaan yang dikumpulkan dari beberapa sumber yang memiliki keterkaitan langsung dengan sebuah proses kreatif. Untuk menjelaskanya dibutuhkan metode khusus melalui metode Artistic Research yang digunkan untuk menyampaikan penelitian. Penelitian yang dilakukan dengan melihat, merasakan, mendengar, fenomena-fenomena perubahan sosial budaya masyarakat saat ini. Meliputi perubahan perilaku masyarakat dan perkembangan budaya manusia yang sangat pesat dari keadaan tertentu ke keadaan lain. Melalui pendekatan seni sebuah simbol dan tanda-tanda dalam kebudayaan saat ini dijadikan sebagai ide untuk merespon sebuah gaya hidup masyarakat modern.
Benang Ruwet (Kusut) Sebagai Ide Penciptaan pada Busana Batik Wanita Nisrina Habibah Zayyan
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 5, No 1 (2023): JANUARI 2023
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v5i1.1900

Abstract

Sumber ide dari karya ini diambil dari kegelisahan emosi yang kerap dirasakan oleh remaja. Perasaan kalut serta campur aduk menyebabkan gangguan emosional seseorang terhadap hari-hari yang dihadapi dan bagaimana cara seseorang berinteraksi terhadap disekitarnya. Sehingga hal tersebut diharapkan tidak memberikan dampak yang buruk terhadap orang yang sedang kita temui maupun kegiatan yang sedang kita jalani. Sehingga perlunya menuangkan sebuah emosi pada sebuah karya. Sehingga motif yang diambil yaitu benang, dimana benang dapat diibaratkan sebagai pikiran yang kusut dan butuh proses untuk meluruskannya. Penulis membuat karya yang mencerminkan perasan kurang menyenangkan dalam karya yang menarik dengan warna yang cerah. Sehingga diharapkan tidak membawa pengaruh negatif terhadap suasana hati. Pada karya ini penulis menggunakan teknik colet, celup pada pewarnaannya, canting tulis dan dengan melorod kain menggunakan air mendidih. Pada penciptaan karya ini menggunakan metode dari S.P Gustami dengan metode 3 tahap 6 langkah, yaitu: Eksplorasi, Perancangan, Perwujudan. Dengan proses tersebut penulis melakukan eksplorasi seperti penggalian teori dan objek yang akan digunakan. Langkah selanjutnya metode perancangan, dengan membuat 12 desain alternatif dan dipilih satu desain yang terbaik dengan memberi motif serta warna yang sesuai sebagai prototype. Metode yang terakhir yaitu perwujudan, dengan menyiapkan bahan dan alat lalu melanjutkan proses mewujudkan karya sesuai prototype.
Identitas Visual Wisata Rafting Goa Pindul Gunung Kidul Hendra Maulana; Aris Sutejo
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 5, No 1 (2023): JANUARI 2023
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v5i1.2074

Abstract

Wisata rafting goa pindul memiliki keunikan penelusuran goa dengan cara tubing menyusuri aliran sungai yang ada di bawah permukaan goa. Wisata rafting goa pindul lokasinya berdekatan dengan wisata goa lainnya sehingga perlu identitas visual yang membedakan wisata rafting goa pindul dengan goa disekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap identitas visual wisata rafting goa pindul. Menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa identitas visual wisata rafting goa pindul merepresentasikan petualangan wisata yang memacu adrenalin. Brand arsitektur wisata rafting goa pindul meliputi river tubing oyo, caving glatik, dan tubing goa pindul dengan menerapkan warna yang berbeda sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.
Perancangan Furniture Menggunakan Limbah Kayu dan Limbah Serabut Kelapa Maharani Ayu Bening Pratiwi
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 5, No 1 (2023): JANUARI 2023
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v5i1.1924

Abstract

Perancangan furnitur ini mengusung tema tentang isu lingkungan dengan menerapkan Desaign Sustainable. Produk furnitur ini berupa kursi lipat yang memiliki bentuk sederhana dan menggunakan material limbah kayu sisa produksi mebel sebagai  serabut kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplore beberapa material pembuatan produk furnitur dengan memanfaatkan limbah kayu sisa produksi mebel dan limbah serabut kelapa. Perancangan furnitur ini melibatkan beberapa kali eksperimen untuk pengelolaan limbah serabut kelapa menjadi tekstur baru, yang dimana merupakan aksen didalam furnitur. Metode yang digunakan oleh perancang ialah Design Thinking yang dibagi menjadi 5 tahapan yaitu, Empathize, Define, Ideat, Prototype, dan Test.
Edukasi Baby Blues Melalui Film Tari : “Save Me” Oleh Rini Utami Rini Utami
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 5, No 1 (2023): JANUARI 2023
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v5i1.1942

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses penciptaan sebuah karya film tari yang bersifat edukatif. Film Tari yang berjudul Save Me diawali oleh ketertarikan penulis dengan fenomena babyblues syndrome. Kemudian ide tema ini akan digarap dalam bentuk dance film. Dance Film dirasa media yang tepat untuk menjembatani pemahaman baby blues menjadi sebuah karya yang edukatif di era sekarang. Metode yang digunakan adalah mixed methods atau penggabungan kualitatif dan kuantitatif yang mana data didapatkan dari hasil observasi terhadap Ibu yang mengalami baby blues pada dua komunitas parenting di Indonesia. Hasil dari rekaman percakapan Ibu yang menceritakan pengalamannya menjadi pijakan inspirasi komposer dalam membuat musik tarinya. Peneliti juga melibatkan narasumber untuk mencoba kemungkinan-kemungkinan yang sesuai dalam koreografinya. Selain itu juga dengan mengadaptasi perilaku-perilaku orang yang mengalami baby blues syndrome yang dianggap relevan. Karya ini tidak hanya sebatas ungkapan tubuh secara subjektif namun juga menjadi kontemplasi bagi para penikmat dalam mencermati, mengamati, serta menelusuri kembali ingatan dan pengalaman. Karya ini di dedikasikan khususnya untuk ibu yang mengalami baby blues, seorang ayah, orang tua dan calon orang tua
Penyajian Ansambel Musik Angklung Malioboro dan Angklung Lampu APILL Yogyakarta Virgina Mariana Aray
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 5, No 1 (2023): JANUARI 2023
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v5i1.1988

Abstract

Musik Angklung merupakan salah satu bentuk ansambel musik yang berperan sebagai seni media hiburan dalam kehidupan masyarakat di Yogyakarta. Jalan Malioboro dan lampu apill Jalan Brigjen Katamso menjadi dua lokasi strategis yang digunakan para pemain musik sebagai tempat untuk penyajiannya.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan bentuk penyajian musik angklung di lokasi jalan Malioboro dengan lampu apill Jalan Brigjen Katamso. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan analisis data melalui proses pengkodean (coding). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan dokumentasi dan atau pengamatan tidak terlibat . Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat perbedaan bentuk penyajian yaitu keterlibatan penonton dan penyaji, materi yang disajikan, interaksi yang terbangun antara penyaji dan penonton, serta strategi untuk mendapatkan uang.  Penonton pada Angklung Malioboro berperan aktif dalam penentuan lagu, sedangkan pada Angklung lampu apill selalu ditentukan oleh penyaji. Angklung lampu apill terikat dengan waktu karena keterbatasan durasi tampil ketika lampu merah. Interaksi yang terbangun lebih bervariasi pada Angklung Malioboro daripada lampu apill. Angklung lampu apill mengandalkan kerja sama kelompok dalam mendistribusi dan koordinasi dalam menjalankan kotak uang.

Page 8 of 10 | Total Record : 91