cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Agrohorti Bulletin (e-Journal)
ISSN : 23373407     EISSN : 26143194     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Buletin Agrohorti merupakan jurnal on-line yang menyajikan artikel hasil penelitian, analisis kebijakan dan review yang berhubungan dengan budidaya tanaman dalam arti luas.
Arjuna Subject : -
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 3 (2018): Buletin Agrohorti" : 16 Documents clear
Keragaan Produksi Kentang G2 Genotipe IPB Asal Stek dan Umbi di Garut Jawa Barat Neng Neni; Awang Maharijaya; Muhamad Syukur
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 3 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.248 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i3.21108

Abstract

Konsumsi kentang terus meningkat seiring meningkatnya penduduk, namun total produksinya mengalami penurunan pada tahun 2015, maka diperlukan usaha memperoleh varietas yang berproduktivitas tinggi. Institut Pertanian Bogor telah merakit genotipe kentang yaitu PKHT-2, PKHT-3, PKHT-4, PKHT-6, PKHT-9, PKHT-10, dan PKHT-12. Petani umumnya menggunakan benih dari hasil panen sebelumnya. Benih yang digunakan secara terus menerus dapat menyebabkan rendahnya produksi, maka perlu adanya alternatif teknik perbanyakan di lapang. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan genotipe IPB asal stek buku tunggal dengan keragaan produksi G2 tertinggi dan membandingkan hasil produksi kentang antara tanaman yang berasal dari bahan tanam stek buku tunggal dengan umbi di lapang. Penelitian dilaksanakan pada Februari-Juli 2017 di Desa Tambakbaya, Kecamatan Cisurupan dan Desa Margamulya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Percobaan pertama menggunakan stek buku tunggal genotipe PKHT-2, PKHT-3, PKHT-4, PKHT-6, PKHT-9, PKHT-10, PKHT-12, Atlantik, Granola, Medians dan Intan. Percobaan kedua menggunakan bahan tanam stek buku tunggal dan umbi dari genotipe PKHT-4, Intan dan Medians. Hasil penelitian menunjukan keragaan  produksi  pada  bahan  tanam stek buku  tunggal  dipengaruhi  oleh  genotipe.  Genotipe  PKHT-6 menghasilkan keragaan produksi dan hasil tertinggi dibanding genotipe maupun varietas pembanding yaitu 18,32 ton ha-1. Ketiga genotipe pada percobaan kedua menggunakan bahan tanam umbi yaitu PKHT-4, Intan dan Medians menghasilkan potensi hasil lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman genotipe yang sama asal stek buku tunggal. Tanaman PKHT-4 asal umbi menghasilkan potensi hasil lebih tinggi dibandingkan varietas pembandingnya yaitu 17,00 ton ha-1.Konsumsi kentang terus meningkat seiring meningkatnya penduduk, namun total produksinya mengalami penurunan pada tahun 2015, maka diperlukan usaha memperoleh varietas yang berproduktivitas tinggi. Institut Pertanian Bogor telah merakit genotipe kentang yaitu PKHT-2, PKHT-3, PKHT-4, PKHT-6, PKHT-9, PKHT-10, dan PKHT-12. Petani umumnya menggunakan benih dari hasil panen sebelumnya. Benih yang digunakan secara terus menerus dapat menyebabkan rendahnya produksi, maka perlu adanya alternatif teknik perbanyakan di lapang. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan genotipe IPB asal stek buku tunggal dengan keragaan produksi G2 tertinggi dan membandingkan hasil produksi kentang antara tanaman yang berasal dari bahan tanam stek buku tunggal dengan umbi di lapang. Penelitian dilaksanakan pada Februari-Juli 2017 di Desa Tambakbaya, Kecamatan Cisurupan dan Desa Margamulya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Percobaan pertama menggunakan stek buku tunggal genotipe PKHT-2, PKHT-3, PKHT-4, PKHT-6, PKHT-9, PKHT-10, PKHT-12, Atlantik, Granola, Medians dan Intan. Percobaan kedua menggunakan bahan tanam stek buku tunggal dan umbi dari genotipe PKHT-4, Intan dan Medians. Hasil penelitian menunjukan keragaan  produksi  pada  bahan  tanam stek buku  tunggal  dipengaruhi  oleh  genotipe.  Genotipe  PKHT-6 menghasilkan keragaan produksi dan hasil tertinggi dibanding genotipe maupun varietas pembanding yaitu 18,32 ton ha-1. Ketiga genotipe pada percobaan kedua menggunakan bahan tanam umbi yaitu PKHT-4, Intan dan Medians menghasilkan potensi hasil lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman genotipe yang sama asal stek buku tunggal. Tanaman PKHT-4 asal umbi menghasilkan potensi hasil lebih tinggi dibandingkan varietas pembandingnya yaitu 17,00 ton ha-1.
Pertumbuhan dan Produksi Benih Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume) Asal Teknik Budi Daya yang Berbeda Nurul Hidayah; M. Rahmad Suhartanto; Edi Santosa
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 3 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.017 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i3.21109

Abstract

Amorphophallus muelleri merupakan tanaman asli Indonesia yang telah dimanfaatkan secara turun temurun. Permintaan benih A. muelleri terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan umbi. Ketersediaan benih untuk memenuhi produksi umbi masih terus diupayakan agar permintaan pasar tercukupi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi benih iles-iles yang berasal dari teknik budi daya yang berbeda. Benih yang digunakan yaitu benih dari hasil teknik budi daya menggunakan GA3, jenuh air, dan tanah. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal dengan empat ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan iles-iles meliputi panjang petiol dan lebar tajuk dari benih asal ketiga teknik budi daya tidak berbeda nyata. Demikian pula komponen hasil budi daya yang meliputi diameter umbi, tinggi umbi, dan bobot basah umbi tidak berbeda nyata. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa benih hasil teknik budi daya tanah, induksi GA3, dan jenuh air pada iles-iles tidak mempengaruhi pertumbuhan dan produksi.
Peningkatan Produksi dan Mutu Benih Jagung Hibrida melalui Aplikasi Pupuk N, P, K dan Bakteri Probiotik Putri Melia Sari; Memen Surahman; Chandra Budiman
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 3 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.318 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i3.21111

Abstract

Penelitian dilaksanakan Kebun Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Muara, Bogor dan Laboratorium Ilmu  dan Teknologi  Benih,  Departemen  Agronomi  dan  Hortikultura,  Fakultas Pertanian,  Institut  Pertanian Bogor dari bulan November 2016 hingga Mei 2017 dengan rancangan RKLT satu faktor dan tiga ulangan. Faktor  yang  digunakan  adalah  kombinasi  pupuk  N,  P,  K  dan  bakteri  probiotik  yang  terdiri  dari  15  taraf perlakuan yaitu P1N1, P2N1, P3N1, P4N1, P5N1, P1N2, P2N2, P3N2, P4N2, P5N2, P1N4, P2N4, P3N4, P4N4 dan P5N4 dengan keterangan bahwa N1 = kontrol, N2= 75 kg ha-1  Urea, 50 kg ha-1  Sp-36, 25 kg ha-1 Kcl dan N4= 225 kg ha-1, 150 kg ha-1  Sp-36, 75 kg ha-1  Kcl serta P1= kontrol, P2= P24 + AzL7, P3= P24 + AcCKW5, P4= P24 + AzL7 dan P5= P24 + AcCKB20. Bakteri P24 merupakan bakteri golongan Pseudomonas sp. sebagai pelarut fosfat, AzL7 adalah bakteri dari kelas Azotobacter, AcCKB20 dan AcCKW5 bakteri kelas Actinomycetes sp. sebagai penambat nitrogen. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi pupuk N, P, K dan bakteri probiotik mempengaruhi tinggi tanaman dan jumlah daun 2, 4, 6 dan 8 MST serta mempengaruhi diameter batang 4, 6 dan 8 MST. Kombinasi pupuk N, P, K dan bakteri probiotik juga mempengaruhi jumlah tongkol panen, bobot tongkol kupasan, bobot pipilan kering, panjang tongkol, diameter tongkol, bobot tongkol, jumlah baris biji, bobot benih per tongkol, rendemen benih, produktivitas benih serta mempengaruhi indeks vigor, kecepatan tumbuh, bobot kering kecambah normal dan bobot 1000 butir benih. Perlakuan kombinasi terbaik untuk produksi dan mutu benih jagung hibrida adalah ((bakteri probiotik P24 + AcCKW5(cair 2) dengan dosis Urea 225 kg ha-1, SP-36 150 kg ha-1, KCl 75 kg ha-1.
Induksi Mutasi Fisik pada Paku Bintik (Microsorum punctatum) melalui Iradiasi Sinar Gamma Qisthi Kustia Rahman; Syarifah Iis Aisyah
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 3 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.474 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i3.21112

Abstract

Pemuliaan mutasi dengan iradiasi sinar gamma merupakan salah satu cara dalam meningkatkan keragaman genetik tanaman. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui radiosensitivitas dan nilai LD50 (Lethal dose 50) sinar gamma pada M. punctatum serta mengamati keragaan tanaman M. punctatum hasil iradiasi sinar gamma pada MV1. Nilai LD50 merupakan salah satu parameter untuk mengukur tingkat sensitivitas suatu jaringan terhadap iradiasi. Semakin rendah nilai LD50 suatu jaringan tanaman, semakin tinggi tingkat radiosensitivitasnya, sehingga semakin besar peluang terjadinya mutasi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktor tunggal (dosis iradiasi sinar gamma) dengan 3 ulangan. Iradiasi sinar gamma diberikan terhadap stek rimpang dengan satu daun dari tanaman M. punctatum secara tunggal (acute irradiation) menggunakan Gamma Cell 220 dengan dosis 0, 10, 20, 30, 40, dan 50 gray. Semua rimpang dengan satu daun hasil iradiasi ditanam di lapangan hingga 16 minggu setelah iradiasi (MSI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian iradiasi sinar gamma pada M. punctatum menghasilkan LD50 sebesar 86,25 gray dan perlakuan iradiasi sinar gamma antar perlakuan berbeda nyata terhadap tinggi dan lebar daun, sedangkan karakter jumlah daun tidak berbeda nyata. Perlakuan iradiasi juga menyebabkan defisiensi warna hijau pada daun M. punctatum. Secara morfologi, perlakuan iradiasi sinar gamma terhadap M. punctatum belum menghasilkan mutan-mutan yang diinginkan, namun secara genetik, terdapat penggandaan jumlah kromosom dan aberasi kromosom pada perlakuan dosis iradiasi tertinggi (50 gray).
Pembibitan (Kultur Jaringan hingga Pembesaran) Anggrek Phalaenopsis di Hasanudin Orchids, Jawa Timur Zahra Fadhlia Yasmin; Syarifah Iis Aisyah; Dewi Sukma
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 3 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.36 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i3.21113

Abstract

Kegiatan penelitian di kebun Hasanudin Orchids bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam aspek budidaya anggrek Phalaenopsis. Tujuan secara khusus pada penelitian ini adalah mempelajari proses pembibitan anggrek Phalaenopsis dari kultur jaringan hingga pembesaranuntuk menghasilkan tanaman yang bernilai jual tinggi di Hasanudin Orchid. Hasil pengamatan menunjukkan pada pembuatan media kultur  PDA terjadi kontaminasi sebesar 7% dan media VW sebesar 22%. Proses penyemaian atau sub kultur, terutama pada sub kultur 1 banyak ditemukan kontaminasi. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, diantaranya planlet yang luka pada saat pindah media. Persentase keberhasilan pada saat aklimatisasi adalah 100%. Pencegahan kehilangan akibat kontaminasi perlu diperhatikan secara intensif. Pembibitan mulai dari bibit muda, tanaman remaja, dan tanaman dewasa di dua green house tidak menunjukkan perbedaan signifikan. Perlu dilakukan beberapa pengembangan agar menghasilkan tanaman yang bernilai jual tinggi.
Manajemen Pengendalian Gulma Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) di Kebun Aneka Persada, Riau Yudha Saputra; Adolf Pieter Lontoh
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 3 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.673 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i3.23041

Abstract

Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kebun Aneka Persada, Riau mulai 6 Februari 2017 sampai  6 Juni 2017. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan profesional, teknis, manajerial, dan analisis kegiatan di lapangan dengan melaksanakan kegiatan sesuai tahapan yang ada di lokasi penelitian. Pengamatan data primer yang dilakukan yaitu dominansi jenis gulma, metode pengendalian gulma, kondisi gulma dominan setelah semprot, metode pengendalian gulma yang digunakan, alat pelindung diri (APD), kondisi alat penyemprot, dan tenaga kerja. Hasil pengamatan pada 6 blok yang diamati menunjukkan bahwa vegetasi gulma yang dominan yaitu A. intrusa, D. ciliaris, B. alata, M.bracteata, dan C. lapacea. Asystasia intrusa mati setelah 3 MSA dengan herbisida berbahan aktif  Isopropilamina glifosat  480 g l-1 + Metil metsulfuron 20 % dosis masing-masing 115 ml ha-1 + 4,5 g ha-1. Hasil uji yang dilakukan bahwa parameter flowrate, kecepatan jalan, dan prestasi kerja terdapat perbedaan yang sangat nyata, yang berarti bahwa penggunaan MHS lebih efektif dan efisien daripada penggunaan knapsack sprayer karena luasan semprot yang dapat dicakup menjadi lebih luas

Page 2 of 2 | Total Record : 16