cover
Contact Name
Aluddin
Contact Email
aluddin2222@gmail.com
Phone
+6285341982221
Journal Mail Official
jurnalterapeutik@gmail.com
Editorial Address
Jl. AH. Nasution No. G87 anduonohu, Kota kendari
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Terapeutik jurnal
ISSN : 23561653     EISSN : 2746749X     DOI : -
Core Subject : Health,
Terapeutik Jurnal merupakan jurnal yang memuat hasil-hasil penelitian maupun naskah konsep dalam bidang ilmu keperawatan dan kedokteran komunitas.
Articles 49 Documents
Hubungan Efikasi Diri (Self Eficacy) Dengan Perilaku Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Toari Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara La Ode Saltar
TERAPEUTIK JURNAL : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas Vol 2 No 02 (2016): Terapeutik Jurnal : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas
Publisher : LPPM STIKes Karya Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang ditandai peningkatan glukosa darah (hiperglikemia), disebabkan karena ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin. Diabetes melitus di latarbelakangi oleh kelainan sekresi kerja insulin atau keduanya. WHO memperkirakan bahwa lebih dari 346 juta orang di seluruh dunia mengidap diabetes. Jumlah ini kemungkinan akan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030 tanpa intervensi. Hampir 80% kematian diabetes terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Efikasi diri (self eficacy) dengan perilaku perawatan diri pasien diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Toari Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain Cross Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 77 orang, dengan teknik penarikan sampel secara simple random sampling dengan jumlah sampel 59 orang. Analisis statistik untuk mengetahui hubungan dan kekuatan hubungan kedua variabel menggunakan uji chi square dan cramer’s. Hasil uji statistik diperoleh nilai X2 hitung = 7,135 dengan korelasi sebesar 0,387 yang berarti ada hubungan lemah antara hubungan Efikasi diri (self eficacy) dengan perilaku perawatan diri pasien diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Toari. Saran dalam penelitian ini adalah agar perawat dapat meningkatkan perannya melalui edukasi untuk meningkatkan self eficacy dan perilaku perawatan diri diabetes melitus bagi penderita DM maupun keluarga. Abstract Diabetes mellitus (DM) is a chronic metabolic disorder marked increase in blood glucose (hyperglycemia), due to an imbalance between supply and need insulin. Diabetes mellitus in the wake of the abnormalities of insulin secretion or both. WHO estimates that more than 346 million people worldwide have diabetes. This number is likely to more than double by 2030 without intervention. Almost 80% of diabetes deaths occur in low and middle income countries. The purpose of this study was to determine the relationship of self-efficacy (self eficacy) with self-care behavior of patients with diabetes mellitus in Puskesmas Toari Toari District of Kolaka. This type of research is an analytic study with cross sectional study design. The population in this study a total of 77 people, with a sampling technique is simple random sampling with a sample of 59 people. Statistical analysis to determine the relationship and the strength of the relationship between the two variables using chi square test and Cramer's. Statistical test results obtained by the value of X2 count = 7.135 with a correlation of 0.387, which means there is a weak relationship between the relationship of self-efficacy (self eficacy) with self-care behavior of patients with diabetes mellitus in Puskesmas Toari. Suggestions in this study is that nurses can play an increasing role through education to improve self eficacy and self-care behaviors of diabetes mellitus for patients with diabetes or a family.
Hubungan Indeks Kepuasan Masyarakat Dengan Kualitas Pelayanan Di Puskesmas Jati Raya Kota Kendari Siti Umrana
TERAPEUTIK JURNAL : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas Vol 2 No 02 (2016): Terapeutik Jurnal : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas
Publisher : LPPM STIKes Karya Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Data kunjungan pasien di Puskesmas Jati Raya mengalami penurunan sejak tahun 2015 dimana pada bulan Januari tercatat 235 pasien, bulan Februari tercatat 198 pasien dan pada bulan Maret hanya 127 pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks kepuasan masyarakat dengan kualitas pelayanan di Puskesmas Jati Raya Kota Kendari. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan desain penelitian cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang datang berkunjung/berobat di puskesmas Jati Raya Kota Kendari dengan jumlah sampel sebanyak 96 pasien yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Pengolahan hasil penelitian menggunakan uji statisti chi-square (X2) dan uji alternatif fisher’s exact test (p). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan sedang (phi = 0,26) antara Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dengan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Jati Raya Kota Kendari. Disarankan kepada pihak puskesmas agar senantiasa melakukan penambahan fasilitas, sarana, prasarana, pelatihan serta peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berjenjang untuk meningkatkan kinerja pelayanan. Abstrack Patient visits in health centers Teak Kingdom decreased since 2015, which in January was 235 patients, 198 patients recorded in February and in March, only 127 patients. This study aims to determine the relationship of community satisfaction index with quality services in health centers Jati Raya Kendari. This type of research is analytic survey with cross sectional study design. The population in this study were all patients who come to visit / treatment in health centers Jati Raya Kendari with a total sample of 96 patients were taken using simple random sampling technique. Processing the results of studies using test statistichi-square (X2) and the alternative test Fisher's exact test (p). The results showed that there was a relationship (phi = 0.26) between the Community Satisfaction Index (HPI) with the quality of health services at the health center Jati Raya Kendari. Suggested to the clinic to always perform additional facilities, equipment, infrastructure, training and improving the quality of human resources is tiered to improve service performance.
Faktor Resiko Kejadian Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) Di Poli Klinik Urologi Rumah Sakit Bhayangkara Kendari Muhammad Syahwal; Indriana Dewi
TERAPEUTIK JURNAL : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas Vol 2 No 02 (2016): Terapeutik Jurnal : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas
Publisher : LPPM STIKes Karya Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jumlah kasus BPH di Provinsi Sulawesi Tenggara untuk tahun 2015 belum diketahui pasti, berdasarkan data awal yang diperoleh dari poliklinik urologi RS. Bhayangkara Kendari periode September - Desember tahun 2015 tercatat 75 (38,65%) kasus BPH dari 194 pasien yang memeriksakan diri sedangkan pada tahun 2016 periode Januari - Maret sebanyak 154 (34,37%) kasus BPH dari 448 pasien yang memeriksakan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor resiko kejadian Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) di Poliklinik Urologi Rumah Sakit Bhayangkara Kendari. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan desain penelitian cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini semua pasien BPH yang tercatat di Poliklinik Urologi Rumah Sakit Bhayangkara Kendari yang pada bulan Januari - Maret 2016 sebanyak 154 pasien. Hasil penelitian diolah menggunakan uji statisti chi-square (X2) dan uji alternatif fisher’s exact test (p). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa riwayat genetik (OR = 4,04), penyakit diabetes mellitus (OR = 4,20), aktifitas seksual (OR = 1,23) sebagai faktor resiko kejadian Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) di Poli Klinik Urologi Rumah Sakit Bhayangkara Kendari. Disarankan kepada perawat yang bertugas di Poli klinik Urologi agar terus melaksanakan upaya penyuluhan kesehatan kepada penderita BPH dan keluarganya tentang faktor risiko kejadian BPH untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman mereka tentang faktor risiko BPH. Abstract Cases of BPH in Southeast Sulawesi Province for 2015 is not yet known for sure, based on preliminary data obtained from urology clinic Bhayangkara hospital Kendari period from September to December recorded 75 (38.65%) of 194 cases of BPH patients while in 2016 the period of January to March of 154 (34.37%) of 448 cases of BPH patients who present. This study aims to determine risk factors for the incidence of benign prostate hyperplasia (BPH) in Urology Polyclinic Bhayangkara Hospitals Kendari. Type of this research is analytic survey with cross sectional study design. The population in this study all patients with BPH were recorded in the Urology Clinic Bhayangkara Hospitals Kendari which in January - March 2016 as many as 154 patients. Results were analyzed using chi-square test statisti (X2) and the alternative test Fisher's exact test (p). These results indicate that the genetic history (OR = 4,04), diabetes mellitus (OR = 4,20), sexual activity (OR = 1,23) as a risk factor for the incidence of benign prostate hyperplasia (BPH) in Poly Clinic Urology Bhayangkara Hospitals Kendari. Suggested to the nurse on duty poly urology clinic doing to improve health education efforts to BPH patients and their families about the risk factors of BPH to provide and improve the knowledge and understanding of risk factors for BPH.
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian Lansia Dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari-Hari Di Wilayah Kerja Puskesmas Binongko Kecamatan Binongko Tahun 2013 Aluddin Aluddin
TERAPEUTIK JURNAL : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas Vol 2 No 02 (2016): Terapeutik Jurnal : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas
Publisher : LPPM STIKes Karya Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan data di Wilayah Kerja Puskesmas Binongko dari hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa keluarga yang mempunyai lansia di wilayah kerja puskesmas Binongkomenyatakan bahwa keluarga menghabiskan waktunya untuk bekerja di luar rumah. Mereka membiarkan lansia tinggal di rumah sendirian, sehingga kemauan memberikan dukungan atau perawatan kepada lansia masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga (dukungan informatif, dukungan instrumental, dukungan emosional dan dukungan penghargaan) dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di wilayah kerja Puskesmas Binongko Kecamatan Binongko tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Dimana penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 6 Juni sampai 8 Juli di wilayah kerja Puskesmas Binongko Kecamatan Binongko tahun 2013. Besar populasi adalah 283 orang responden, dengan teknik penarikan sampel menggunakan teknik stratified random sampling, dengan jumlah sampel 38 orang responden. Berdasarkan hasil analisis uji statistik diperoleh bahwa ada hubungan sedang antara dukungan informatifdengan kemandirian lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Binongko Kecamatan Binongko tahun 2013. Ada hubungan sedang antara dukungan instrumentaldengan kemandirian lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Binongko Kecamatan Binongko tahun 2013. Ada hubungan kuat antara dukungan emosionaldengan kemandirian lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Binongko Kecamatan Binongko tahun 2013. Ada hubungan sedang antara dukungan penghargaandengan kemandirian lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Binongko Kecamatan Binongko tahun 2013. Saran hendaknya keluarga selalu memberikan dukungan dan perhatian kepada lansia kerana dukungan dan perhatian dari keluarga akan menigkatkan kemandirian lansia dalam memenuhi kebutuhan aktivitasnya. Abstrack Based on the data in the Work Area Health Center Binongko from interviews conducted with families who have elderly health centers in the region of Binongko, 228 elderly people or 70% of families spend their time outside the home. They let the elderly live at home alone, so a willingness to provide support or care to the elderly is still lacking. This studyaims to determine the relationship between family support (informative support, instrumental support, emotional support and support awards) premiseselderly independencein fulfillingtheir daily activities at the Public Health Binongko Districtin 2013. This research is analytic survey with cross-sectional approach. Where this study was conducted on June 6 to July 8 at the Public Health Binongko District in 2013. Is a large population of 283 respondents, the sampling technique using stratified random sampling technique, with a sample of 38 respondents. Based on the statistical analysis of the results obtained that there are relationships between the informative support the independence ofthe elderly in the Work Area Health Center District Binongkoin 2013. There are relationships between instrumental support to elderly independence in the Work Area Health Center Binongko districtin 2013. There is astrong relationship between emotional support to the independence ofthe elderly in the Work Area Health Center Binongko districtin 2013. There are relationships between the independent elderly awards support Working Area Health Centerin District Binongko in 2013. Suggestions family should always provide support and care to the elderly because the support and attention of families will boost the independence of the elderly in meeting the needs ofits activity.
Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Wilayah Kerja Puskesmas Motaha Tahun 2012 Herman Herman
TERAPEUTIK JURNAL : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas Vol 2 No 02 (2016): Terapeutik Jurnal : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas
Publisher : LPPM STIKes Karya Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes mellitus tipe II merupakan penyakit gangguan metabolik terutama metabolisme karbohidrat yang disebabkan oleh berkurangnya hormon insulin dari sel beta pancreas, atau akibat gangguan fungsi insulin, atau keduanya. Kejadian diabetes mellitus tipe II di wilayah kerja Puskesmas Motaha, mulai tahun 2009 jumlah sebanyak 24 orang, selanjutnya tahun 2010 penderitanya sebanyak 27 orang, kemudian terus meningkat di tahun 2011 jumlahnya 32 penderita dan data terakhir yang dihimpun dari Januari – Mei 2012 jumlahnya menjadi 37 penderita. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko pengetahuan, kebiasaan makan dan stres terhadap kejadian diabetes mellitus tipe II. Desain penelitian yang digunakan penelitian analitik dengan pendekatan case control. Populasi semua penderita diabetes mellitus tipe II di wilayah kerja Puskesmas Motaha sebanyak 37 responden. Sampel terdiri dari 37 responden kasus dan 37 responden control yang ditarik secara total sampling. Hasil penelitian ini diolah dengan program komputer SPSS 16.0. Hasil uji Odd Ratio (OR) untuk variabel pengetahuan diperoleh nilai OR = 3,960, variabel kebiasaan makan diperoleh nilai OR = 4,364, variabel stres diperoleh nilai OR = 4,083. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, kebiasaan makan dan stress merupakan faktor risiko terhadap kejadian diabetes mellitus tipe II. Saran peneliti diharapkan agar masyarakat mendapatkan informasi tentang diabetes mellitus tipe II, memperbaiki kebiasaan makan dan mengurangi stres sehingga dapat terhindar dari penyakit diabetes mellitus tipe II yang mana penderitanya mengalami peningkatan tiap tahunnya. Abstrack Type II diabetes mellitus is a metabolic disorder of carbohydrate metabolism mainly caused by reduced insulin from pancreatic beta cells, or as a result of malfunctioning of insulin, or both. The incidence of diabetes mellitus type II in Puskesmas Motaha, starting in 2009 the number as many as 24 people, then in 2010 the sufferer as many as 27 people, and then continued to increase in 2011 in number 32 of the patient and the latest data collected from January - May 2012 amounts to 37 patients , This study aims to identify the knowledge of risk factors, dietary habits and stress on the incidence of diabetes mellitus type II. The design study is an analytic study with case control approach. The population of all patients with diabetes mellitus type II in Puskesmas Motaha total of 37 respondents. The sample consisted of 37 respondents and 37 respondents' cases were withdrawn in total control sampling. The results of this research is processed with SPSS 16.0. The test results Odd Ratio (OR) for variable values ​​obtained knowledge OR = 3.960, eating habits variable values ​​obtained OR = 4.364, stress variable values ​​obtained OR = 4.083. It can be concluded that the knowledge, eating habits and stress are risk factors on the incidence of diabetes mellitus type II. Suggestions researchers expected that people get information about diabetes mellitus type II, improve eating habits and reducing stress so as to avoid diabetes mellitus type II, in which the sufferer has increased each year.
Hubungan pengetahuan Dan Sikap Dengan Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Masyarakat dikelurahan Tobimeita Wilayah kerja Puskesmas Abeli Kota Kendari Tahun 2016 Mien Mien
TERAPEUTIK JURNAL : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas Vol 2 No 02 (2016): Terapeutik Jurnal : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas
Publisher : LPPM STIKes Karya Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku kesehatan yang dilakukan oleh individu,keluarga dan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan pengetahuan dan sikap dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada masyarakat di Keluarahan Tobimeita wilayah kerja Puskesmas Abeli. Jenis penelitian ini adalah deskriktif analitik dengan pendekatan cros sectional, teknik sampling dengan cara random sampling (acak sederhana), dengan jumlah sampel sebanyak 80 responden (Kepala Keluarga). Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap sedangkan variabel dependennya adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner pengetahuan, sikap dan Peilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kemudian disajikan dalam tabel tabulasi. Analisis data dengan uji statistik Chi-Square dengan Hasil penelitian pada variabel pengetahuan diperoleh nilai sebesar 15,703 dengan nilai P sebesar 0,000 dan variabel sikap diperoleh nilai sebesar 14,749 dengan nilai P sebesar 0,001. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai serta nilai signifikan atau P (0,000 dan 0,001) < berarti bahwa ada hubungan. Untuk itu peneliti menyarankan kepada instansi yang bersangkutan khususnya kantor Kelurahn Tobimeita dan Puskesmas Abeli agar hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk pengembangan pelayanan khususnya pelayanan keperawatan komunitas dan dapat dijadikan bahan bacaan untuk memperluas wawasan mahasiswa dan dapat dijadikan referensi bagi instansi pendidikan maupun mahasiswa yang ingin mengkaji hal ini lebih lanjut. Abstract Behavior Clean and Healthy Lifestyle (PHBs) is a health behavior by individuals, families and communities to help themselves in the field of health. This study aims to determine how the relationship between knowledge and attitude with a Clean and Healthy Behavior (PHBs) in communities in keluarahan Tobimeita Abeli ​​Puskesmas. This type of research is deskriktif cross sectional analytic approach, sampling techniques by means of random sampling (simple random), with a sample size of 80 respondents (heads of household). The independent variables in this study is the knowledge and attitude, while the dependent variable is a Clean and Healthy Lifestyle (PHBs). Data were collected using a questionnaire of knowledge, attitudes and Peilaku Clean and Healthy Lifestyle (PHBs) are presented in the table tabulation. Data were analyzed by Chi-Square statistical test with α = 0.05. Results of research on acquired knowledge variable x_ value (count) ^ 2 amounted to 15.703 with a P value of 0.000 and attitudinal variables x_ values ​​obtained (arithmetic) ^ 2 amounted to 14.749 with a P value of 0,001. Results obtained show that the value of x_ (arithmetic) ^ 2> x_ (table [(2-1) (3-1): 0.05]) ^ 2 (5.991) and a significant value or P (0.000 and 0.001) <α (0.05) means that there is a relationship. To the researchers suggest to the institution concerned, in particular the office Kelurahn Tobimeita and Puskesmas Abeli ​​that this research can be input to the development of services, especially nursing care community and can be used as reading material to expand the horizons of students and can be used as a reference for educational institutions and students who want to examine it further.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kemampuan Melakukan Penyuntikan Insulin Secara Mandiri Pada Pasien Diabetes Melitus Di Ruang Perawatan Interna Rumah Sakit Umum Propinsi Sulawesi Tenggara Dina Mariana Larira; Yuliana Syam; Titi Iswanti
TERAPEUTIK JURNAL : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas Vol 2 No 02 (2016): Terapeutik Jurnal : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas
Publisher : LPPM STIKes Karya Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang timbul pada seseorang akibat tubuh mengalami gangguan dalam mengontrol kadar gula darah. Insulin adalah hormon yang bekerja untuk menurunkan kadar glukosa darah post-prandial dengan mempermudah pengambilan serta penggunaan glukosa oleh sel-sel otot, lemak, dan hati. Pemberian terapi insulin umumnya diberikan pada penderita diabetes melitus tipe I dan tipe II. Dimana pada diabetes melitus tipe I memerlukan terapi insulin karena produksi insulin endogen oleh sel-sel beta kelenjar pankreas tidak ada, sedangkan pada diabetes tipe II memerlukan terapi insulin apabila terapi diet dan OHO yang diberikan tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah. Maka dari itu di dalam pemberian terapi insulin, dibutuhkan pemberian suntikan secara terus-menerus hingga penderita diperbolehkan pulang. Beberapa penelitian di dunia mencatat bahwa 50-80% penderita diabetes melitus yang tergantung insulin memiliki pengetahuan dan keterampilan yang kurang dalam penyuntikan insulin secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang cara pemberian terapi insulin dengan tingkat kemandirian pasien diabetes melitus. Desain penelitian yang digunakan adalah metode analitik dengan pendekatan cross sectional study dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Penelitian ini dilaksanakan selama sebulan lebih sepuluh hari di ruang perawatan Seruni, Mawar, dan ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara. Hasil analisis univariat pengetahuan tentang terapi insulin mandiri diperoleh gambaran bahwa dari 30 sampel, 15 responden mempunyai pengetahuan baik dan 15 responden lainnya mempunyai pengetahuan kurang tentang terapi suntikan insulin mandiri. Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis tingkat kemandirian didapatkan 16 responden yang mandiri dalam melakukan penyuntikan insulin dan 14 responden yang lain tidak mandiri dalam melakukan penyuntikan insulin. Data dianalisa secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik Chi square dengan tingkat pemaknaan α < 0,05. Hasil olah data didapatkan asymp signifikan 0,003 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang terapi insulin dengan tingkat kemandirian pasien diabetes melitus. Disarankan khususnya bagi perawat yang ada di ruangan perawatan Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara agar hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan yang berguna dalam upaya memandirikan pasien dalah hal penyuntikan insulin secara mandiri, sehingga pelayanan keperawatan yang diberikan bisa lebih professional lagi. Abstrack Diabetes mellitus is a group of metabolic diseases with hyperglycemia characteristic which arise in a person's body due to impaired in controlling blood sugar levels. Insulin is a hormone that working for review by lowering post-prandial blood glucose to facilitate the retrieval and the use of glucose by muscle cells, fat, and liver. Insulin therapy is generally given to patients with diabetes mellitus type I and type II. Where in type I diabetes mellitus requiring insulin therapy for endogenous insulin production by the beta cells of the pancreas gland is not there, whereas in type II diabetes require insulin therapy when diet therapy and OHO given can not control blood glucose levels. Therefore in the awarding of insulin therapy, injections are needed on an ongoing basis until the patient is allowed to go home. Several studies in the world noted that 50-80% of diabetes mellitus patients with insulin dependent who have the knowledge and skills that are lacking in self-injection of insulin. This study aims to determine the relationship between knowledge about insulin therapy with a degree of independence of patients with diabetes mellitus. The design study is an analytic method with cross sectional study with a sample size of 30 respondents. This study was conducted for a month over ten days in the treatment room chrysanthemum, roses, orchids room General Hospital, Southeast Sulawesi Province. The results of the univariate analysis of knowledge about insulin therapy independently obtained a description that of the 30 samples, 15 respondents have good knowledge and 15 other respondents have less knowledge about self-insulin injection therapy. Furthermore, based on the results of the analysis of the level of independence of 16 respondents who obtained independently in performing insulin injections and 14 other respondents are not independent in performing insulin injections. Data was analyzed by univariate and bivariate statistical test Chi square with signification level α <0.05. The results of the data obtained significant asymp 0.003 indicating that there is a relationship between knowledge about insulin therapy with a degree of independence of patients with diabetes mellitus. Suggested especially for nurses in wards General Hospital of Southeast Sulawesi province that this research can be input useful in efforts patient's independence in such matters independently of insulin injections, so that nursing care can be given a more professional again.
End Of Life Care Oleh Perawat : Sebuah Tinjauan Sistematis Rusna Tahir; Iqra Iqra
TERAPEUTIK JURNAL : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas Vol 2 No 02 (2016): Terapeutik Jurnal : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas
Publisher : LPPM STIKes Karya Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi kondisi terminal dan angka kematian pasien di intensive care unit (ICU) dilaporkan terus mengalami penigkatan. End of life care (EOLC) adalah terminologi yang dipakai untuk mendeskripsikan dukungan dan perawatan medis yang diberikan kepada pasien dalam menghadapi akhir hayatnya. Tujuan EOLC adalah meringankan penderitaan baik fisik, psikologis dan spiritual yang dialami oleh pasien dan keluarganya. Tujuan : Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perawat ICU dalam melakukan EOLC. Metode : Referensi yang digunakan dalam literature review ini merupakan jurnal hasil penelitian berjumlah delapan jurnal yang diterbitkan mulai tahun 2010 hingga 2015. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian jurnal adalah : “end of life care”, “nurse’s behavior”, “dying patient”, “intensive care unit” yang dicari melalui CINAHL, pubMed, Ebsco dan Proquest. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat dalam melakukan perawatan EOL dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu personal perawat, pasien dan keluarga, serta lingkungan dan sarana. Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan sebagai pendukung sekaligus menjadi tantangan dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan khususnya dalam perawatan EOLC. Abstract The prevalence of terminal conditions and mortality of patients in intensive care unit (ICU) reportedly continued to experience progressive increase. End of life care (EOLC) is the terminology used to describe the support and medical care provided to patients in the face of the end. Interest EOLC relieve suffering is physical, psychological and spiritual experienced by patients and their families. Objective: To determine the factors that affect the ICU nurses do EOLC. Methods: References used in the literature of this review is a journal the results of eight journals published from 2010 to 2015. The keywords used in search journals are: "end of life care", "nurse's behavior", "dying patient", "intensive care unit" were sought through CINAHL, PubMed, and Proquest Ebsco. Results: The results showed that nurses in EOL care is influenced by many factors, including personal nurses, patients and families, as well as the environment and infrastructure. These factors can be used as a supporter as well as a challenge to improve the quality of nursing services especially in the treatment of EOLC.
Hubungan Perilaku Kesehatan Keluarga Dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Baruga Kecamatan Baruga di Wilayah Kerja Puskesmas Lepo-Lepo Risnawati Risnawati
TERAPEUTIK JURNAL : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas Vol 2 No 02 (2016): Terapeutik Jurnal : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas
Publisher : LPPM STIKes Karya Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu penyakit yang terus menerus mendapat perhatian serius dari Pemerintah dan Dinas Kesehatan pada seluruh Wilayah di Indonesia yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku kesehatan keluarga dengan kejadian penyakit demam berdarah dengue di Kelurahan Baruga Kecamatan Baruga Wilayah Kerja Puskesmas Lepo- Lepo. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April - Mei 2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang berada di Kelurahan Baruga Kecamatan Baruga di Wilayah Kerja Puskesmas Lepo-Lepo yang berjumlah sebanyak 2.018 KK. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 64 KK. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner, data diolah dengan menggunakan analisis univariat untuk melihat distribusi frekuensi, analisis bivariat untuk melihat hubungan antara variabel dependent dan inpendendent. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS kemudian disajikan dalam tabel distribusi dan gambar dan selanjutnya dijelaskan secara narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan, sikap, dan tindakan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Baruga Wilayah Kerja Puskesmas Lepo-Lepo. Abstract One of the diseases that constantly get serious attention from the Government and the Department of Health in all areas in Indonesia, namely Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). This study aims to determine the relationship between health behaviors of families with incidence of dengue fever in the Village Baruga Baruga sub-district Puskesmas Lepo- Lepo. This study was conducted in April-May 2016. The research is a survey research with cross sectional analytic. The population in this study were all heads of families residing in the village Baruga Baruga Subdistrict in Puskesmas-Lepo Lepo numbering as many as 2,018 households. The number of samples in this study as many as 64 families. The data collection is done by using a questionnaire, data is processed using univariate analysis to look at the frequency distribution, bivariate analysis to look at the relationship between a dependent variable and inpendendent. Data processing was performed using SPSS are presented in tables and image distribution and further described in the narrative. The results showed that there is a relationship between knowledge, attitudes, and actions with the incidence of Dengue Hemorrhagic Fever in Puskesmas Baruga-Lepo Lepo.
Efektifitas Posisi Semi Fowler Terhadap Penurunan Sesak Nafas Pada Pasien Asma Bronchiale Di RSUD Kota Kendari Muhaimin Saranani
TERAPEUTIK JURNAL : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas Vol 2 No 02 (2016): Terapeutik Jurnal : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas
Publisher : LPPM STIKes Karya Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit saluran nafas merupakan penyakit penyebab kematian terbanyak kedua di Indonesia setelah penyakit gangguan pembuluh darah. Sebanyak antara 1,5 juta sampai 3 juta orang di Indonesia mengidap penyakit asma, dan kurang lebih sepertiga dari kasus asma diantaranya adalah usia dewasa. Masalah utama pada pasien asma yang sering dikeluhkan adalah sesak napas, sehingga pemberian posisi semi fowler dianggap sebagai tindakan alternatif menurunkan sesak. Tujuan; Mengetahui keefektifan posisi semi fowler pada pasien asma dalam menurunkan sesak nafas. Populasi adalah pasien asma bronchiale yang dipilih menjadi sampel dengan cara accidental sampling sebanyak 17 responden. Metode; Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Pre Eksperiment dengan rancangan One Group Pre test-Post tets. Analisa data : menggunakan uji Wilcoxon Test dengan <0,05. Hasil; hasil analisis menunjukan bahwa pemberian posisi semi fowler berpengaruh menurunkan sesak nafas pada pasien asma bronchiale dengan nilai p = <0,001. Saran; perawat agar lebih memperhatikan ketepatan dalam memberikan posisi semi fowler, sehingga hasil yang diharapkan dalam menurunkan sesak nafas pada pasien dapat tercapai. Abstract Diseases of respiratory tract is a disease causes of death of the most Indonesia's second after disease disorder the blood vessels. as much as between 1,5 million up to 3 million people in Indonesia disease asthma, and approximately third of the case with asthma of them is adulthood. the main problem in patients asthma often complained is shortness of breath, thus providing the position of semi Fowler regarded as the action alternative lower shortness. Purpose : knowing the effectiveness of the position of semi Fowler in patients asthma in the lower shortness of breath. Population is patients asthma bronchiale selected to be sampled by way of accidental sampling as much as 17 respondents. Metode : research design used in the study is pre experiment with the design of one group pre test-post tets. Data analysis: use the test wilcoxon test with <0,05. Result : analysis shows that the provision of the position of semi Fowler affected lower shortness of breath in patients asthma bronchiale with value of P = <0,001. Suggestions : nurses to pay more attention to the accuracy in providing the position of semi Fowler, so the expected result in lower shortness of breath in patients can be achieved.