cover
Contact Name
Ida Sofiyanti
Contact Email
fakultaskesehatanunw@gmail.com
Phone
+6287747996725
Journal Mail Official
fakultaskesehatanunw@gmail.com
Editorial Address
http://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/about/editorialTeam
Location
Kab. semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS)
ISSN : -     EISSN : 26863812     DOI : https://doi.org/10.35473/jhhs.v2i1
Core Subject : Health,
Menerima hasil penelitian dalam bidang kesehatan, keperawatan, kebidanan, dan farmasi. Jurnal ini diterbitkan pada bulan Maret dan September
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol. 4 No. 2 (2022): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September" : 20 Documents clear
Pengelolaan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran Dengan Severe Depressive Episode With Psychotic Symptoms : Management of Sensory Perception Disorders: Auditory Hallucinations With Severe Depressive Episode With Psychotic Symptoms ANNISA AZIZAH; Ana Puji Astuti
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 4 No. 2 (2022): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v4i2.183

Abstract

Sensory perception disorder is a condition that occurs in a person who experiences changes in the shape and number of stimuli that come from outside, resulting in a sensory perception disorder: hallucinations. One of the sensory perception disorders is auditory hallucinations, where the patient will experience changes in perception and often hear false or unreal whispers and have no form. The purpose of writing this scientific paper is to describe the management of sensory perception disorders: auditory hallucinations with severe depressive episodes with psychotic symptoms at Wisma Drupad RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang. This type of research uses a descriptive method with the approach used, namely the nursing care approach including nursing diagnoses, nursing interventions, nursing implementation and nursing evaluations. The data obtained from the perception assessment that the patient said he heard a whisper, usually appeared when the patient was alone or doing activities. The patient is confused, daydreaming, pacing, the patient is disturbed and uncomfortable with whispering sounds. Whispers are not clear but real audible. Whispers were frequent and countless. So that a nursing diagnosis of Daignosis disorder was established which was enforced by sensory perception disorders: auditory hallucinations. The interventions arranged were teaching SP 1 how to rebuke hallucinations, SP 2 with 5 correctly taking medication, SP 3 controlling hallucinations by talking and SP 4 controlling hallucinations by doing favorite activities or positive activities. Furthermore, the implementation of SP1, SP2 and SP3 and an evaluation is carried out at the end of management. Based on the results of nursing management, it can be concluded that the problem of sensory perception disorders: auditory hallucinations is partially resolved by reducing the frequency of hallucinations. ABSTRAK Gangguan persepsi sensori adalah suatu keadaan yang terjadi dalam diri seseorang yang mengalami perubahan bentuk dan jumlah rangsangan yang datang dari luar sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan persepsi sensori: halusinasi. Salah satu gangguan persepsi sensori yaitu halusinasi pendengaran, dimana pasien akan mengalami adanya perubahan pada persepsi dan sering mendengar suara bisikan palsu atau tidak nyata dan tidak ada wujudnya. Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk menggambarkan pengelolaan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran dengan severe depressive episode with psychotic symptoms di Wisma Drupada RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan asuhan keperawatan meliputi diagnosis keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan. Diperoleh data dari pengkajian persepsi bahwa pasien mengatakan mendengar suara bisikan, biasanya muncul saat pasien sedang sendiri atau beraktifitas. Pasien bingung, melamun, mondar-mandir, pasien terganggu dan tidak nyaman dengan suara bisikan. Suara bisikan tidak jelas tapi nyata terdengar. Suara bisikan sering muncul dan tidak terhitung. Sehingga ditegakkan diagnosis keperawatan gangguan Diagnosis yang ditegakkan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran. Intervensi yang disusun yaitu ajarkan SP 1 cara menghardik halusinasi, SP 2 dengan 5benar minum obat, SP 3 kontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dan SP 4 kontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan yang disukai atau kegiatan positif. Selanjutnya implementasi dari SP1, SP2 dan SP3 dan dilakukan evaluasi di akhir pengelolaan. Berdasarkan dari hasil pengelolaan keperawatan, maka dapat disimpulkan masalah gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran teratasi sebagian dengan berkurangnya frekuensi munculnya halusinasi.
Efektifitas Terapi Kognitif Terhadap Peningkatan Harga Diri Lansia yang Mengalami Kesepian: The Effectiveness Of Cognitive Therapy To Increase Self-Esteem Of The Elderly Who Experienced Loneliness Liyanovitasari; Suwanti
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 4 No. 2 (2022): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v4i2.186

Abstract

The number of elderly in 2020 will be 17,767,709 people with a percentage (7.97%) and in 2021 it will also increase to 19,936,895 people with a percentage (8.48%). Elderly who experience loneliness usually view themselves as unworthy and unlovable. The negative thoughts are feeling isolated and isolated, feeling hopeless, feeling low self-esteem. Cognitive therapy trains the elderly to realize their wrong way of thinking, then the elderly must learn to respond to the wrong way of thinking in a more adaptive way from a cognitive perspective. . The elderly who experience low self-esteem if not treated immediately can lead to despair and there are plans to end their lives. The purpose of this study was to determine the effectiveness of cognitive therapy on increasing self-esteem in the elderly who experience loneliness. The design used is Pretest-Posttest Without Control Group Design. The population in this study were all elderly who experienced low self-esteem due to loneliness totaling 86 elderly. The sampling technique in this study used purposive sampling with a total of 46 elderly. The instrument uses Coopersmith's self-esteem. Data analysis using the t-test dependent. research results show that Self-esteem before and after being given cognitive therapy increased from 1.89 (medium self-esteem) to 2.50 (high self-esteem) with a p value of 0.000 (0.05) which means that there is a significant difference in self-esteem before and after in give cognitive therapy. The elderly are expected to increase self-esteem by continuing to do cognitive therapy. ABSTRAKJumlah lansia pada tahun 2020 menjadi 17.767.709 jiwa dengan presentase (7,97%) dan pada tahun 2021 meningkat juga menjadi 19.936.895 jiwa dengan presentasi (8,48%). Lansia yang mengalami kesepian biasanya memandang diri mereka tidak layak dan tidak patut dicintai. Pikiran-pikiran negatif itu adalah merasa terasing dan terkucil, merasa tidak mempunyai harapan, merasa harga diri rendah.Terapi kognitif melatih diri lansia menyadari cara berpikirnya yang salah, kemudian lansia harus belajar merespons cara pikir yang salah tersebut dengan cara yang lebih adaptif dari perspektif kognitif. Lansia yang mengalami harga diri rendah apabila tidak segera ditangani dapat mengakibatkan putus asa serta ada rencana untuk mengakhiri hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas terapi kognitif terhadap peningkatan harga diri lansia yang mengalami kesepian. Desain yang digunakan adalah Pretest-Posttest Without Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang mengalami harga diri rendah akibat kesepian berjumlah 86 lansia. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan sejumlah 46 lansia. Instrumen menggunakan self esteem Coopersmith. Analisis data dengan menggunakan uji t-test dependent. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga diri sebelum dan sesudah diberikan terapi kognitif meningkat dari 1,89 (harga diri sedang) menjadi 2,50 (harga diri tinggi) dengan nilai p value 0,000 ≤ (0,05) yang artinya ada perbedaan yang signifikan harga diri sebelum dan sesudah di berikan terapi kognitif. Lansia diharapkan dapat meningkatkanl harga diri dengan tetap melakukan terapi kognitif.
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia pada Masa Pandemi Covid-19 di Desa Nyatnyono: The Relationship Between Family Support and The Quality of Life Of The Elderly During The Covid-19 Pandemic In Nyatnyono Village Dinda Fitria; Suwanti
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 4 No. 2 (2022): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v4i2.191

Abstract

During the Covid-19 pandemic, the elderly are a group with a high risk of contracting Covid-19.The biggest number in Indonesia was in elderly above 60 age about 50% from all the cases(CNN,2021) The elderly need family support to get health standards and good quality of life. The support provided by the family can help the elderly in preventing and minimizing the risk of health problems. The purpose of this study was to determine the relationship between family support and the quality of life of the elderly during the Covid-19 pandemic in Nyatnyono Village, West Ungaran District. This research is a quantitative research with descriptive correlational method using non-probability sampling technique purposive sampling with a population of 950 people and a sample of 91 respondents. The instruments used were family support questionnaires and quality of life questionnaires. Bivariate analysis using Spearman's Rank Correlation Test. Research shows that the elderly have 35.2% very good family support, 33.0% good family support, 20.9% moderate family support, and 11.0% poor family support. Elderly who have very good quality of life 27.5%, good quality of life 51.6%, and moderate quality of life 20.9%. The Spearman Rank Correlation Test obtained a value (p value = 0.000) < (α = 0.05), thus indicating a significant relationship between family support and the quality of life of the elderly with a correlation coefficient of (r = 0.709) which indicates a strong type of relationship. There is a significant relationship between family support and the quality of life of the elderly. It is expected that families can pay more attention, care for, and provide positive support to the elderly in order to improve the quality of life of the elderly. ABSTRAKDi masa pandemi Covid-19, lansia merupakan kelompok dengan resiko terkena Covid-19. Kasus kematian terbesar di Indonesia yaitu pada lansia dengan usia 60 tahun lebih, sebanyak 50% dari seluruh kasus (CNN,2021) Lansia membutuhkan dukungan keluarga untuk memenuhi standar kesehatan dan kualitas hidup yang baik. Dukungan yang diberikan keluarga dapat membantu lansia dalam mencegah dan meminimalisir masalah kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia pada masa pandemi Covid-19 di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional menggunakan teknik Non-Probability Sampling jenis Purposive sampling dengan populasi 950 orang dan sampel 91 responden. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner dukungan keluarga dan kuesioner kualitas hidup. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi Rank-Spearman. Penelitian menunjukkan lansia yang memiliki dukungan keluarga sangat baik 35.2%, dukungan keluarga baik 33.0%, dukungan keluarga sedang 20.9%, dan dukungan keluarga buruk 11.0%. Lansia yang memiliki kualitas hidup sangat baik 27.5%, kualitas hidup baik 51.6%, dan kualitas hidup sedang 20.9%. Uji korelasi Rank-Spearman diperoleh nilai (p value=0.000)< (α=0.05), sehingga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia dengan koefisien korelasi sebesar (r=0.709) yang menunjukkan jenis hubungan yang kuat. Ada hubungan yang signifikan antara hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia Diharapkan keluarga dapat lebih memperhatikan, merawat, dan memberikan dukungan yang positif kepada lansia guna meningkatkan kualitas hidup lansia.
Analisis Faktor Risiko Personal Hygiene terhadap Pediculosis capitis pada Santriwati Ponpes Miftahul Huda: Personal Hygiene Risk Factor Analysis of Pediculosis capitis in Miftahul Huda Islamic Boarding School Students Nur Aini Hidayah Khasanah Khasanah; Nilasari Indah Yuniati; Fajar Husen; Ulfa Fadilla Rudatiningtyas
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 4 No. 2 (2022): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v4i2.197

Abstract

Pediculosis capitis (P. cap) is still a health problem for children who live in residential areas, one of which is in Islamic boarding schools. Personal hygiene is one of the main factors causing P. cap transmission. The purpose of this study was to analyze the personal hygiene risk factors that affect P. cap in female students at Miftahul Huda Islamic Boarding School, Banyumas Regency. This analytic observational study was conducted through a cross-sectional approach with a purposive random sampling technique. The study population was 203 female students with a total sample of 33. The results of Fisher’s exact test showed that there was a significant relationship between personal hygiene and P.cap (p value= 0.005). Personal hygiene risk factors associated with P. cap were frequency of hair washing (p-value = 0.049; OR = 5.4), scalp massage when shampooing (p value = 0.000; OR = 26.7), exchanging tools. personal (p value= 0.002; OR=15.3), nail hygiene (p value=0.009; OR=14.4). Close drying, washing frequency, bathing, and hand washing frequency was not related to P. cap (p value >0.05). Concluded that the level of personal hygiene was related to P.cap. Washing hair, massaging the scalp when shampooing, exchanging personal tools and nail hygiene are personal hygiene risk factors associated with P. cap. ABTSRAK. Pediculosis capitis (P. cap) masih menjadi masalah kesehatan pada anak-anak yang tinggal di lingkungan padat penghuni, salah satunya di pondok pesantren. Personal hygiene merupakan salah satu faktor utama penyebab penularan P. cap. Studi ini bertujuan mengetahui korelasi tingkat personal hygiene dengan P.cap dan menganalisis faktor risiko personal hygiene yang berhubungan dengan P. cap pada santriwati pondok pesantren Miftahul Huda Kabupaten Banyumas. Studi observasional analitik ini dilakukan melalui metose cross sectional menggunakan teknik purposive random sampling. Populasi penelitian adalah 203 santriwati dengan jumlah sampel 33. Hasil uji Fisher’s Exact menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara personal hygiene dengan P.cap (p value=0.000). Faktor risiko personal hygiene yang berhubungan dengan P. cap adalah frekuensi mencuci rambut (p value= 0.049; OR=5.4), memijat kulit kepala saat keramas (p value= 0.000; OR=26.7), saling bertukar alat pribadi (p value= 0.002; OR=15.3), kebersihan kuku (p value=0.009; OR=14.4). Menjemur handuk berdekatan, frekuensi mencuci handuk, frekuensi mandi dan kebiasaan mencuci tangan tidak berhubungan dengan P. cap (p value >0.05). Disimpulkan bahwa tingkat personal hygiene berhubungan dengan P.cap. Frekuensi mencuci rambut, memijat kulit kepala saat keramas, saling bertukar alat pribadi dan kebersihan kuku merupakan faktor risiko personal hygiene yang berhubungan dengan P. cap
Efektifitas Terapi Bermain English Fun untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Prasekolah Dimasa Pandemi Covid-19: The Effectiveness of English Fun Play Therapy to Improve Cognitive Ability of Preschool Children During the Covid-19 Pandemic Eka Adimayanti; Dewi Siyamti; Endang Susilowati; Deya Purnamasari
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 4 No. 2 (2022): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v4i2.201

Abstract

Preschool-aged children enter the pre-operational stage of development where children have prominent characteristics that combine and transform information. Preschool age is the optimal period for children to start showing interest in health, children experience language development and interact with the social environment. Cognitive abilities that can be developed through play activities include the ability to recognize, remember, think convergently, diverge, and give judgments. This study aims to determine the effectiveness of English Fun play therapy on the cognitive abilities of preschool age children. This research is a Quasi Experimental Design with Pretest-Posttest Non Equivalent Design. Respondents of this study were preschoolers aged 66 months-72 months as 60 students who were observed using the Developmental Pre Screening Questionnaire (KPSP) instrument according to their development when nurses did therapy playing English fun. Based on the results of the study, there was a significant difference between the initial cognitive ability score and the final cognitive ability score of 3.33. It can be concluded that the results of monitoring cognitive abilities in preschool age children increased after playing therapy with the English fun game method. It is hoped that the play therapy method in English can be continued to be included in the additional curriculum or extra curriculum so that it can improve children's cognitive abilities and children's creativity. ABSTRAKAnak Usia prasekolah memasuki tahap perkembangan pra operasional dimana mempunyai karakteristik menonjol anak telah mengkombinasi dan mentransformasi informasi. Usia prasekolah merupakan periode yang optimal bagi anak untuk mulai menunjukkan minat dalam kesehatan, anak mengalami perkembangan bahasa dan berinteraksi terhadap lingkungan sosial. Kemampuan kognitif yang dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain antara lain adalah kemampuan mengenal, mengingat, berfikir konvergen, divergen, memberi penilaian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi bermain english Fun terhadap kemampuan kognitif anak usia prasekolan. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experimental Design dengan Pretest-Posttest Non Equivalent Design. Responden penelitian ini adalah usia prasekolah usia 66 bulan-72 bulan sebanyak 60 siswa yang diobservasi menggunakan instrument Kuesioner Pra Scrining Perkembangan (KPSP) sesuai dengan userkembanganya ketika perawat melakukan terapi bermain english fun. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara skor kemampuan kognitif awal terhadap skor kemampuan kognitif akhir sebanyak 3.33. Dapat disimpulkan bahwa hasil pemantauan kemampuan kognitif pada anak usia prasekolah meningkat setelah dilakukan terapi bermain dengan metode permainan english fun. Diharapkan metode terapi bermain dalam bahasa inggris dapat dilanjutkan untuk di masukkan ke kurikulum tambahan atau kurikulum ekstra sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak dan kreatifitas anak.
Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin dengan Sectio Cesarea di RSUD Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin: Description of the Characteristics of Maternity with Sectio Cesarea at Sungai Lilin Hospital, Musi Banyuasin Regency Hestin Dwi Rahayu; ariA Widyaningsih
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 4 No. 2 (2022): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v4i2.202

Abstract

According to WHO (World Health Organization) the average standard of sectio cesarean (SC) operation is around 5 - 15%. Data from the WHO Global Survey on Maternal and Perinatal Health showed that 46.1% of all births were by cesarean delivery. The number of maternal deaths in South Sumatra Province in 2018 was 120 people, an increase from 2017. Even at Sungai Lilin Hospital there were the most cases that were a threat, namely in Sectio Cesarean (SC) deliveries, namely in 2018 as many as 83 (18.9%) people. , in 2019 as many as 93 (21.2%) people, in 2020 as many as 97 (22.1%) people and in 2021 (January-November) as many as 166 (37.8%) people, which has increased from 2018-2021 . To describe the characteristics of mothers giving birth with cesarean section at Sungai Lilin Hospital, Musi Banyuasin Regency in 2021. This study used a descriptive analytic survey method with a cross sectional approach. The population of this study were all mothers who gave birth at Sungai Lilin Hospital in 2021 (January-November) with a total sample of 166 respondents. Shows that there are 103 respondents (62.0%) who perform cesarean section in low education, compared to 63 respondents (38.0%) with higher education. At the age of the mother, it is more common at the age of the mother who is not at risk (>20-< 35 years) as many as 124 respondents (74.7%) of the mothers with risk age (<20->35 years) as many as 42 respondents (25.3%) and in parity mothers who gave birth a lot by cesarean section, parity multiparous mothers were 101 respondents (60.8 %), the parity of primiparous mothers was 51 respondents (30.7%) and the parity of grandemultiparous mothers was 14 respondents (8.4%). The conclusion of the research shows that the incidence of cesarean section based on education is more in low education as many as 103 respondents (62.0%), at age it is more common at the age of mothers who are not at risk (>20-<35 years) as many as 124 respondents (74.7%) and on parity multiparous mothers as many as 101 respondents (60.8%). It is hoped that it can be input and strive for the patient's mindset about not distinguishing between education and medical indications. ABSTRAK Menurut WHO (World Health Organization ) standar rata-rata operasi sectio cesarea (SC) sekitar 5 - 15%. Data WHO Global Survey on Maternal and Perinatal Health menunjukkan 46,1% dari seluruh kelahiran melalui persalinan SC. Jumlah kematian ibu maternal di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2018 sebanyak 120 orang meningkat dari tahun 2017. Bahkan di RSUD Sungai Lilin terdapat kasus terbanyak yang menjadi ancaman yaitu pada persalinan sectio Cesarea (SC) yaitu pada tahun 2018 sebanyak 83 (18,9%) orang, tahun 2019 sebanyak 93 (21,2%) orang ,tahun 2020. Sebanyak 97 (22,1%) orang dan tahun 2021 (Januari-November) sebanyak 166 (37,8%) orang, yang mengalami peningkatan dari tahun 2018-2021. Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu bersalin dengan sectio cesarea di RSUD Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2021. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di RSUD Sungai Lilin tahun 2021 (Januari-November) dengan sampel yang diambil secara total sampling berjumlah sebanyak 166 responden. Distribusi frekuensi pada pendidikan rendah sebanyak (62.0%) dari pada ibu yang pendidikan tinggi sebanyak (38.0%) , pada umur ibu lebih banyak terjadi pada usia ibu tidak beresiko (>20-<35 tahun) sebanyak (74.7%) dari pada ibu dengan usia berisiko (<20->35 tahun) sebanyak (25.3%) dan pada paritas ibu yang banyak melahirkan dengan sectio cesarea paritas ibu multipara sebanyak (60.8%), paritas ibu primipara sebanyak (30.7%) dan paritas ibu grandemultipara sebanyak (8.4%). kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian tindakan sectio cesarea berdasarkan pendidikan lebih banyak pada pendidikan rendah sebanyak (62.0%), pada umur lebih banyak terjadi pada usia ibu tidak beresiko (>20-<35 tahun) sebanyak (74.7%) dan pada paritas ibu multipara sebanyak (60.8%). Diharapkan agar dapat bisa menjadi masukan dan mengupayakan terhadap pola pikir pasien tentang tidak membedakan antara pendidikan dengan indikasi medis.
Perbedaan Saturasi Oksigen dan Denyut Jantung Bayi Sebelum dan Sesudah Diberikan Posisi Semipronasi dengan Nesting pada Bayi Berat Lahir Rendah di RSUD Kabupaten Temanggung: Differences In Oxygen Saturation And Heart Rate Of Babies Before And After Semipronation With Nesting Position In Low Birth Weight Babies At General Hospital of Temanggung Sri Witartiningsih; Umi Aniroh
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 4 No. 2 (2022): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v4i2.210

Abstract

Babies with low birth weight (LBW) are a problem that needs attention, because they have a high risk of morbidity and mortality, so special care is needed such as by providing the right position. Position of semi-pronation with nesting is an important intervention for optimizing the function of the organ systems in low birth weight babies. Based on data at the General Hospital of Temanggung in 2019, from 1083 births of babies, 257 were born with low birth weight or 23.73%. The objective of this study was to determine the differences in oxygen saturation and heart rate of babies before and after being given a semi-pronation position with nesting in low birth weight babies at the General Hospital of Temanggung. The research used a quantitative approach, the method used in this study was pre-experiment. The design used in this study was One Group pretest-posttest design. The population was all LBW in General Hospital of Temanggung with accidental sampling technique with a sample size of 20 respondents. The research measurement tool used a checklist. The data analysis used was the Wilcoxon-test. The average oxygen saturation is 94.40% and the heart rate is 127.20 x/minute before giving the semipronation position with nesting, while the average oxygen saturation is 98.15% and the heart rate is 143.50 after giving the semipronation position with nesting. There is a difference in oxygen saturation (p-value 0,000 and Z- score 4,308) and heart rate (p- value 0,001) of babies before and after being given a semipronation position with nesting in Low Birth Weight Babies at the General Hospital of Temanggung. Giving a semipronation position with nesting can be used as an intervention to improve the physiological response of babies, especially on oxygen saturation and heart rate in low birth weight babies. ABSTRAK Bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian, karena memiliki resiko morbiditas dan mortalitas yang tinggi, sehingga perlu dilakukan perawatan khusus seperti dengan memberikan posisi yang tepat. Pemberian posisi semipronasi dengan nesting merupakan intervensi yang penting bagi optimalisasi fungsi sistem organ pada bayi berat lahir rendah. Berdasarkan data di RSUD Temanggung pada tahun 2019 dari 1083 kelahiran bayi, 257 kelahiran dengan BBLR atau sebesar 23,73%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan saturasi oksigen dan denyut jantung bayi sebelum dan sesudah diberikan posisi semipronasi dengan nesting pada bayi berat lahir rendah di RSUD Kabupaten Temanggung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experiment. Desain yang digunakan dalam penelitian ini One Group pretest-posttest design. Populasi adalah semua BBLR di RSUD Temanggung dengan teknik accidental sampling dengan jumlah sampel yaitu 20 responden. Alat ukur penelitian menggunakan checklist. Analisa data yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Rata-rata saturasi oksigen 94,40% dan frekuensi denyut jantung 127,20 x/menit sebelum dilakukan pemberian posisi semipronasi dengan nesting, sedangkan rata-rata saturasi oksigen 98,15% dan frekuensi denyut jantung 143,50 sesudah dilakukan pemberian posisi semipronasi dengan nesting . Ada perbedaan saturasi oksigen (p value 0,000 dan Z- Score 4,308) dan denyut jantung (p- value 0,001) bayi sebelum dan sesudah diberikan posisi semipronasi dengan nesting pada Bayi Berat Lahir Rendah di RSUD Kabupaten Temanggung. Pemberian posisi semipronasi dengan nesting dapat dijadikan sebagai intervensi untuk meningkatkan respon fisiologi bayi terutama pada saturasi oksigen dan frekuensi denyut jantung pada bayi berat lahir rendah.
Perbandingan Kadar Flavonoid Total dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Labu Kuning dengan Variasi Pelarut: Comparison of Total Flavonoid Levels and Antioxidant Activity of Pumpkin Extract with Solvent Variations Anasthasia Pujiastuti; Agitya Resti Erwiyani; Istianatus Sunnah
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 4 No. 2 (2022): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v4i2.215

Abstract

Pumpkin (Cucurbita maxima D.) has many bioactive compounds, especially in the flesh. Bioactive compounds in pumpkin fruit include flavonoids. Extraction of flavonoids can be done using the maceration method. The extraction process requires a solvent that can extract the active compounds contained in a plant. Solvents that can be used for extraction include 96% ethanol, 70% ethanol, ethyl acetate, and n-hexane. This study aimed to compare the total flavonoid content and antioxidant activity of pumpkin extract from 4 types of solvents. The extraction method in this study is maceration using 4 variations of solvents. The qualitative test was carried out using the Thin Layer Chromatography (TLC) method. Quantitative test to determine the antioxidant activity of pumpkin extract using the ABTS method. The results of the qualitative test resulted in the retention factor (Rf) ranging from 0.3 to 0.82, which means that pumpkin extract contains flavonoids. Quantitative test results of total flavonoid content in pumpkin extract with 96% ethanol (93.017 mgQE/g), 70% ethanol (29.799 mgQE/g), ethyl acetate (135.546 mgQE/g), n-hexane (125.833 mgQE/g) . Antioxidant activity with parameter IC50 value on pumpkin extract with 70% ethanol (67.85 ppm), 96% ethanol (69.00 ppm), ethyl acetate (84.79 ppm), and n-hexane (99.81 ppm) as solvent included in the strong category. The highest total flavonoid content of pumpkin fruit extract was ethyl acetate solvent. The best antioxidant activity was shown by pumpkin fruit extract with 70% ethanol solvent yielding an IC50 value of 67.85 ppm. ABSTRAKLabu kuning (Cucurbita maxima D.) memiliki banyak senyawa bioaktif, terutama pada daging buahnya. Senyawa bioaktif dalam buah labu kuning antara lain flavonoid. Ekstraksi flavonoid dapat dilakukan dengan menggunakan metode maserasi. Proses ekstraksi memerlukan pelarut yang dapat menyari senyawa aktif yang terdapat dalam suatu tanaman. Pelarut yang dapat digunakan untuk ekstraksi antara lain etanol 96%, etanol 70%, etil asetat dan n-heksan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar flavonoid total dan aktivitas antioksidan ekstrak buah labu kuning dari 4 jenis pelarut. Metode ekstraksi pada penelitian ini yaitu maserasi menggunajan 4 variasi pelarut. Uji kualitatif dilakukan dengan menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Uji kuantitatif untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstark labu kuning menggunakan metode ABTS. Hasil penelitian pada uji kualitatif menghasilkan retensi faktor (Rf) berkisar antara 0,3 – 0,82 yang berarti ekstrak buah labu kuning mengandung flavonoid. Hasil pengujian kuantitatif kadar flavonoid total dalam ekstrak buah labu kuning dengan pelarut etanol 96% (93,017 mgQE/g), etanol 70% (29,799 mgQE/g), etil asetat (135,546 mgQE/g), n-hexana (125,833 mgQE/g). Aktivitas antioksidan dengan parameter nilai IC50 pada ekstrak buah labu kuning dengan pelarut etanol 70% (67,85 ppm), etanol 96% (69,00 ppm), etil asetat (84,79 ppm) dan n-hexana (99,81 ppm) termasuk kategori kuat. Kadar flavonoid total ekstrak buah labu kuning tertinggi yaitu dengan pelarut etil asetat. Aktivitas antioksidan terbaik ditunjukkan oleh ekstrak buah labu kuning dengan pelarut etanol 70% menghasilkan nilai IC50 sebesar 67,85 ppm.
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RS Cikarang Medika Tahun 2021: Factors Associated with Low Birth Weight (LBW) at Cikarang Medika Hospital in 2021 Anggun Sri Bintang; Eti Salafas
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 4 No. 2 (2022): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v4i2.217

Abstract

Low Birth Weight (LBW) is a baby born weighing less than 2500 grams regardless of gestational age. LBW is still a major public health problem, it is estimated that 15-20% of all births worldwide are LBW which represents more than 20 million births per year. The purpose of this study was to determine the factors associated with the incidence of LBW in Cikarang Medika Hospital in 2021. This study used descriptive analytic with a cross sectional approach. The study population was all women who gave birth at Cikarang Medika Hospital with a total population of 439 respondents, using secondary data. Bivariate analysis using chi square with 5% obtained p value of maternal age = 0.000 and OR = 102.734 (95% CI 53.178 - 198.470), parity = 0.000 and OR = 61.967 (95% CI 33.999 - 112.940), gestational interval = 0.000 and OR = 169.650 (95% CI 81.656 – 352.4677), HB level = 0.000 and OR = 272.779 (95% CI 120.947 – 615.215). The conclusion is that there is a relationship between maternal age, parity, gestational distance, and HB levels with the incidence of Low Birth Weight at Cikarang Medika Hospital in 2021. It is expected that pregnant women are of healthy reproductive age, namely 20-30 years, limiting the number of children to 2 children with a minimum distance of pregnancy. 3 years. It is expected that routine ANC so that Hb levels can be monitored and Fe tablet supplements are met, thus it is hoped that babies born have normal weight ABSTRAK BBLR adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan. BBLR sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama, diperkirakan 15-20% dari semua kelahiran di seluruh dunia adalah BBLR yang mewakili lebih dari 20 juta kelahiran per tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR di RS Cikarang Medika Tahun 2021. Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh wanita yang melahirkan di RS Cikarang Medika dengan jumlah populasi sebanyak 439 responden, menggunakan data sekunder. Analisa bivariate menggunakan chi square dengan α 5% diperoleh p value hubungan usia ibu = 0,000 dan OR = 102,734 (95% CI 53,178 – 198,470), paritas = 0,000 dan OR = 61,967 (95% CI 33,999 – 112,940), jarak kehamilan = 0,000 dan OR = 169,650 (95% CI 81,656 – 352,4677), Kadar HB = 0,000 dan OR = 272,779 (95% CI 120,947 – 615,215). Kesimpulan terdapat hubungan antara usia ibu, paritas, jarak kehamilan, dan kadar HB dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah di RS Cikarang Medika Tahun 2021. Diharapkan ibu hamil diusia reproduksi sehat yaitu 20 – 30 tahun, membatasi jumlah anak 2 anak cukup dengan jarak hamil minimal 3 tahun. Diharapkan rutin ANC sehingga kadar Hb dapat terpantau dan suplemen tablet Fe terpenuhi, dengan demikian diharapkan bayi yang dilahirkan beratnya normal.
Hubungan Kesediaan Masyarakat Mengikuti Vaksin Covid-19 Dilihat dari Aspek Tingkat Pengetahuan di Wilayah Ungaran: The Relationship of Public Willingness to Participate in the Covid-19 Vaccine Viewed from the Level of Knowledge in the Ungaran Region Niken Dyahariesti; Rachmawati Eka Putri; Hasna Mawar Halimah
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 4 No. 2 (2022): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v4i2.218

Abstract

Vaccines are biological products that contain antigens which if given to humans will actively develop special immunity against certain diseases. Covid-19 is a disease caused by SARS-CoV-2 and is now an epidemic throughout the world, one of the ways to prevent transmission and increase the outbreak is to carry out a Covid-19 vaccine. The public's willingness to vaccinate is needed to support these efforts. This willingness is strongly influenced by the level of knowledge possessed by the community, especially in Ungaran. Therefore, this study aims to determine the relationship between people's willingness to participate in the covid-19 vaccine, seen from the aspect of the level of knowledge in the Ungaran area. This study uses a cross sectional research design, data collection by purposive sampling using a questionnaire on 200 respondents. Data analysis used the Kolmogorov-Smirnov Non-Parametric Test with a 95% confidence level. The results showed that the level of knowledge was 83% good, 15.5% enough and 1.5% less. And 94% of respondents who are willing to be vaccinated, 6% are not willing to be vaccinated, the results of data analysis are the asymp sig value of 0.00 <0.05. So there is a relationship between the level of knowledge and the willingness to participate in the covid-19 vaccine. ABSTRAKVaksin merupakan produk biologi yang mengandung antigen yang jika diberikan kepada manusia akan secara aktif mengembangkan kekebalan khusus terhadap penyakit tertentu. Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 dan sekarang menjadi wabah diseluruh dunia, salah satu pencegahannya penularan dan bertambahnya wabah tersebut yaitu dengan melakukan vaksin Covid-19. Kesediaan masyarakat untuk melakukan vasksinasi sangat diperlukan untuk mendukung upaya tersebut. Kesediaan ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki masyarakat terutama di Ungaran. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kesediaan masyarakat dalam mengikuti vaksin covid-19 dilihat dari aspek tingkat pengetahuan di wilayah Ungaran. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional, pengambilan data secara purposive sampling dengan menggunakan kuesioner pada 200 responden. Analisis data menggunakan Uji Non Parametrik Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat kepercayaan 95 %. Diperoleh hasil bahwa tingkat pengetahuan baik 83%, cukup 15,5 % dan kurang 1,5 %. Dan responden yang bersedia divaksin 94 %, tidak bersedia divaksin 6 %, hasil analisa data nilai asymp sig 0,00<0,05. Jadi terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan kesediaan mengikuti vaksin covid-19 .

Page 2 of 2 | Total Record : 20