cover
Contact Name
Agussalim Bukhari
Contact Email
ijcnp.id@gmail.com
Phone
+6281225704670
Journal Mail Official
ijcnp.id@gmail.com
Editorial Address
Jl. Pegangsaan Timur No. 16 Cikini Jakarta Pusat 10320
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
ISSN : 25974297     EISSN : 27755215     DOI : -
Core Subject : Health,
IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN) Merupakan jurnal dari Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI). Jurnal ini memuat review artikel, hasil penelitian, tanggapan pembaca (letter to editor), dan studi kasus dalam bidang gizi klinik. Diterbitkan dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Redaksi menerima naskah yang belum pernah diterbitkan dalam jurnal lain.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 5 No 1 (2022): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)" : 9 Documents clear
TERAPI MEDIK GIZI PADA PASIEN SPACE OCCUPYING LESION SEREBELUM METASTASIS DENGAN RISIKO TINGGI SINDROM REFEEDING Dian Sarah Mutiara; Diyah Eka Andayani; Diana Sunardi; Tiara Aninditha
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 5 No 1 (2022): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v5i1.89

Abstract

Metastasis otak merupakan keganasan terbanyak pada susunan saraf pusat yang dapat menimbulkan penurunan kesadaran, menurunkan asupan nutrisi, meningkatkan risiko malnutrisi serta terjadinya gangguan elektrolit yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom refeeding. Laporan kasus ini bertujuan untuk membahas tatalaksana pasien dalam menjaga status nutrisi dan meningkatkan kualitas hidup pada pasien space occupying lesion (SOL) serebelum metastasis dengan risiko sindrom refeeding. Laporan kasus berasal dari pasien rawat inap yaitu perempuan berusia 54 tahun dengan diagnosis hidrosefalus obstruktif ec SOL serebelum suspek metastasis, karsinoma mammae sinistra stadium III T3N3M1 dengan malnutrisi berat, kaheksia kanker, dan risiko tinggi sindrom refeeding. Pasien mengalami kondisi malnutrisi dan terdapat gangguan elektrolit. Pasien menalami penurunan kesadaran dan membutuhkan jalur nutrisi artifisial. Pasien mendapatkan terapi medik gizi berupa peningkatan nutrisi bertahap dan koreksi elektrolit. Namun, kondisi klinis pasien kurang baik ditandai adanya efusi pleura masif dan perdarahan saluran cerna sehingga pasien dalam kasus tersebut meninggal. Pemberian nutrisi pada pasien dengan risiko sindrom refeeding disesuaikan dengan kondisi klinis, ditingkatkan bertahap, dan mengatasi gangguan elektrolit. kata kunci : kaheksia, kanker, malnutrisi, metastasis, sindrom refeeding
EFFICACY OF IMMUNONUTRITION CONTAINING OMEGA-3 FATTY ACIDS TO REDUCE MORTALITY IN ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME: AN EVIDENCED-BASED CASE REPORT Nita; Wiji Lestari
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 5 No 1 (2022): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v5i1.82

Abstract

Background: Acute respiratory distress syndrome (ARDS) remains one among the most reasons for ICU admission. It is related to high rates of mortality despite many recent advances in overall support. A relative increase in oxidative stress in patients with ARDS results in increased alveolar injury. Immunonutrion containing omega 3 fatty acids is one among the strategies that currently receiving attention within the management of ARDS since they are known to have anti-inflammatory effects, but the results are still inconsistent. Objective: This study aimed to find out the efficacy of immunonutrition containing omega 3 fatty acids in reducing mortality in patients with ARDS. Methodology: Electronic literature researches were performed in PubMed, Cochrane, and Scopus. MeSH term and title/abstracts were screened based on inclusion and exclusion criteria before relevant journals were reviewed. Results: Two articles were selected based on the eligibility criteria and relevance to the clinical questions. The study of Langlois P. et al. found significantly reduced mortality in patients receiving continuous enteral infusion route of immunonutrition containing omega 3 fatty acids. While Dushianthan A. et al. found little or no mortality benefit with the administration of immunonutrition containing omega 3 fatty acids. Conclusions: There is little or no mortality reduction within the administration of immunonutrition containing omega 3 fatty acids. Keywords: acute respiratory distress syndrome, ARDS, immunonutrition, omega 3 fatty acids, mortality.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI UNIT STROKE RSUP DR. KARIADI: diare Taufik Hilmansyah; Hertanto Wahyu Subagio; Annta Kern
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 5 No 1 (2022): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v5i1.85

Abstract

Abstrak Latar belakang: Diare disebabkan oleh multifaktorial dan beberapa faktor diketahui berhubungan dengan diare selama pasien dirawat yaitu usia lanjut, lama rawat inap, kejadian infeksi, penggunaan antibiotik, dan status gizi malnutrisi. Di RSUP Dr. Kariadi Semarang belum pernah dilakukan penelitian faktor yang berhubungan dengan diare. Tujuan: Menghitung besar risiko usia lanjut, lama rawat inap, kejadian infeksi, penggunaan antibiotik, formula nutrisi enteral non pabrikasi, dan status gizi malnutrisi dengan kejadian diare. Metoda: Jenis penelitian case control dengan mengambil data restrospektif pasien stroke yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi selama Januari – April 2020. Dilakukan pemeriksaan data berdasarkan variabel bebas, dilakukan pencatatan dan dianalisis hubungan dengan menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil: Sebanyak 40 subyek penelitian yang di rawat di unit stroke RSUP Dr Kariadi mayoritas diagnosis stroke non hemoragik (55%) dan laki-laki (60%). Mayoritas subyek usia non geriatri yaitu kurang dari 60 tahun. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan pada faktor usia lanjut, lama rawat inap dan penggunaan antibiotik terhadap diare. Usia lanjut subyek (p = 0,043) dengan risiko 10 kali lipat. Lama rawat inap > 5 hari (p = 0,031) dengan risiko 11,56 kali lipat. Penggunaan antibiotik dengan risiko 13,5 kali lipat. Sedangkan variabel lain tidak signifikan. Simpulan: Terdapat hubungan usia lanjut, lama rawat inap >5 hari dan penggunaan antibiotik terhadap kejadian diare pada pasien stroke yang di rawat di unit stroke RSUP Dr Kariadi Kata kunci: diare, unit stroke, geriatri, antibiotik, lama rawat inap
TERAPI NUTRISI PADA PASIEN ABSES HEPAR LOBUS SINISTRA DENGAN PLEUROPNEUMONIA DAN SEVERE PROTEIN ENERGY MALNUTRITION Nevi Dwi Handayani; Suryani As’ad; Mardiana Majid; Asrini Safitri
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 5 No 1 (2022): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v5i1.90

Abstract

Abses hepar adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, jamur, yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati. Abses hati dapat berdampak buruk pada status gizi melalui asupan makanan yang berkurang, malabsorpsi, peningkatan katabolisme dan penyerapan nutrisi yang diperlukan untuk sintesis dan pertumbuhan jaringan. Wanita usia 73 tahun dikonsulkan dengan diagnosis abses hepar lobus sinistra dan adhesi ileum grade IV dengan Pleuropneumonia dan malnutrisi berat (Subjective Global Assesment Skor C dan Skor MNA 7). Pasien memiliki riwayat asupan yang kurang sejak 3 minggu terakhir karena nyeri perut. Terapi nutrisi diberikan 1200 kkal, ditingkatkan bertahap menjadi 1600 kkal sesuai kemampuan dan kondisi pasien, dengan komposisi protein 1.2-1.5 g/kg BB ideal/hari, karbohidrat 50% dan lemak 30-34.1 % diikuti dengan suplementasi zinc, Vitamin B kompleks, Vitamin C, Vitamin D, curcuma dan kapsul ekstrak ikan gabus. Terapi nutrisi pada abses hepar dengan pemenuhan makronutrien dan mikronutrien yang memadai dan imunonutrisi sangat penting untuk mencegah perburukan penyakit dan luaran pada pasien ini membaik.
TERAPI GIZI PADA LAKI – LAKI, 70 TAHUN DENGAN ABSES HEPAR, BRONKOPNEUMONIA, REFEEDING SYNDROME, MALNUTRISI BERAT, SARKOPENIA, FRAILTY, DAN SINDROMA GERIATRI Felita Surya Rini; Febe Christianto; Annta Kern Nugrohowati
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 5 No 1 (2022): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v5i1.93

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi abses hepar di dunia mencapai 2,3 kasus per 100.000 penduduk. Keluhan mual, muntah, anoreksia, dan nyeri perut yang merupakan keluhan utama abses hepar tentunya akan menurunkan asupan pasien. Pasien abses hepar sering datang dengan riwayat starvasi lama sehingga berisiko refeeding syndrome Pengobatan abses hepar adalah drainase secara operasi sehingga terapi nutrisi perioperatif menjadi salah satu kunci keberhasilan terapi multidisiplin. Laporan Kasus: Tn B, 70 tahun, datang dengan keluhan mual, dan muntah setiap kali makan sejak 1 bulan SMRS disertai nyeri perut kanan atas, demam, dan menggigil. Pasien juga mengeluhkan penurunan berat badan dan starvasi sejak 1 bulan. Pemeriksaan fisik abdomen terdapat nyeri tekan kuadran kanan atas (+). Sebelum diberikan terapi nutrisi, pasien mengalami refeeding syndrome akibat overfeeding yang ditandai dengan deplesi kalium dan magnesium progresif. Pasien diberikan diet mulai dari 10 kkal/kgBB/hari dan untuk terapi refeeding diberikan suplementasi tiamin dan B kompleks serta koreksi MgSO4 dan KCl. Diet mencapai target pada hari ke-5 perawatan. Pasien dilakukan tindakan laparoskopi drainase abses sesuai prosedur ERAS. Pada masa pemulihan pasca operasi, pasien diberikan suplementasi vitamin A, vitamin C, dan zinc. Pasien juga diberikan ONS yang mengandung vitamin A, vitamin E, tembaga dan selenium, omega 3, dan branched chain amino acids. Kesimpulan: Keberhasilan terapi gizi pada pasien ini tampak dari pasien dapat segera ditatalaksana untuk mencegah kondisi fatal akibat refeeding, terjadi peningkatan asupan, berat badan, peningkatan kekuatan genggaman, dan tidak terjadi wound dehiscence selama perawatan di rumah sakit. Kata kunci: abses hepar, refeeding syndrome, sarkopenia, terapi nutrisi
WANITA 62 TAHUN DENGAN MALNUTRISI BERAT DAN TOXIC EPIDERMAL NECROLYSIS Yulin Arditawati; Darmono; Widyastuti
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 5 No 1 (2022): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v5i1.98

Abstract

Malnutrition and skin problems are interrelated; therefore malnutrition will reduce the function of innate and adaptive immunity. The skin contains immune cells that is crucial for host defense. A 62-year-old female patient was diagnosed with Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) due to an unknown drug allergy and severe malnutrition. The patient has a history of inadequate intake for 1 year ago and has worsened in the last 2 weeks due to blisters all over the skin, especially in the labium oris area after taking an unknown analgetic medication. Nutrition therapy had given with a target of 1900 kcal/day gradually increased to 2200 kcal/day through enteral and parenteral with a protein of 1.5 grams/kgIBW/day. Because of patients has history of aversion to food types such as chicken, eggs, fish, cow's milk, and dairy products, so patient had given soy-based polymeric formula and Parenteral Nutrition Supplement to achieve nutrition requirement. Supplementations administered were zinc, vitamin A, vitamin B complex, and vitamin C. At the end of the treatment period there were metabolic improvement such as wound healing without secondary skin infection and improvement of albumin serum from 2,3 g/dL to 3,3 g/ dL. Patients experienced side effects due to systemic corticosteroids in the form of moon face, severe muscle wasting, hyperglycemia, and hypertension. However, the use of systemic corticosteroids should pay attention to whether the benefits outweigh the disadvantages. Keywords: toxic epidermal necrolysis, malnutrition, corticosteroid, aversion
PENGARUH PEMBERIAN TEH ROSELA UNGU (HIBISCUS SABDARIFFA LINN) TERHADAP PROFIL LIPID PADA TIKUS HIPERKOLESTEROLEMI Enny Probosari; Etisa Adi Murbawani; Aryu Candra; Martha Ardiaria
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 5 No 1 (2022): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v5i1.94

Abstract

Latar Belakang : Dislipidemia merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular yang menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia. Bunga rosela sebagai tanaman herbal yang popular di masyarakat Indonesia mengandung bahan aktif yang dapat memperbaiki profil lipid. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian seduhan kelopak rosela terhadap profil lipid tikus wistar yang diberi pakan tinggi lemak. Metode : Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan design pre-post test dengan kelompok kontrol, menggunakan 24 ekor tikus wistar jantan usia 3 bulan, dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol diberi pakan standar dan minum ad libitum, kelompok perlakuan P1 diberi pakan standar dan seduhan rosela dosis 1340 mg/KgBB/hari, kelompok perlakuan P2 diberi pakan standar dan seduhan rosela dosis 2700 mg/KgBB/hari, kelompok perlakuan P3 diberi pakan standar dan seduhan rosela dosis 4020 mg/KgBB/ hari selama 30 hari. Pada awal dan akhir perlakuan diambil serum darah untuk mengetahui kadar trigliserida, kolesterol total, HDL, dan LDL. Hasil: Pemberian rosela pada ketiga kelompok perlakuan mengalami penurunan kadar trigliserid, kadar LDL, Peningkatan kadar kolesterol, dan kadar HDL secara bervariasi. Kelompok P3 menunjukan penurunan kadar trigliserid sebesar -61,00±45,41 (p<0,05) lebih baik dibanding kelompok lain. Kelompok P2 menunjukan peningkatan kadar HDL sebesar 10,20±9,89 (p>0,05) lebih baik dibanding kelompok lain. Kelompok P2 menunjukan penurunan LDL sebesar -5,50±7,06 (p>0,05) dibanding kelompok lain. Kesimpulan: Pemberian teh rosela dengan dosis 4020 mg/KgBB/hari selama 30 hari mampu menurunkan kadar trigliserida secara signifikan (p<0,05) pada tikus hiperkolesterolemi. Kata Kunci : Profil lipid, Rosela, Tikus Wistar
PENGARUH METODE BOILING TERHADAP KADAR VITAMIN C PADA TUMBUHAN KELAKAI (STENOCHLAENA PALUSTRIS) Anisa Nabila Rahayu; Ni Nyoman Sri Yuliani; Dian Mutiasari
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 5 No 1 (2022): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v5i1.102

Abstract

Background: Kelakai (Stenochlaena palustris) is a local vegetable of the Dayak tribe that contains Vitamin C, and the majority is cooked by boiling. Research Objectives: The aim of this study was to determine the effect of the boiling method on vitamin C levels in the kelakai plant. Method: This research was an experimental study to test vitamin C on samples of fresh kelakai, boiled kelakai (3 minutes), and positive control using UV-Vis Spectrophotometry qualitatively and quantitatively. The results were then statistically tested. Results: The vitamin C content of fresh kelakai was 0.001704 mg/g, boiled kelakai for 3 minutes was 0.000846 mg/g, and the positive control was 0.006840 mg/g. The statistical Kruskal-Wallis test and post-hoc Mann-Whitney test showed that there were very significant differences in vitamin C levels in samples of fresh kelakai, boiled kelakai, and positive control (p =0,001). Conclusions: According to the results of statistical tests, there are differences in vitamin C levels in samples of fresh kelakai, boiled kelakai, and positive control.
KECEPATAN PENCAPAIAN TARGET ENERGI DAN PROTEIN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PENURUNAN INDEKS MASSA TUBUH DAN LINGKAR LENGAN ATAS PADA PASIEN STROKE Joriandhita Ramadhan; Hertanto Wahyu Subagio; Enny Probosari
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 5 No 1 (2022): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v5i1.84

Abstract

Background: Some anthropometrics assessment on risk of malnutrition are by measuring the mid-arm circumference (MAC) and calculating the body mass index (BMI). Objective: To analyze the relationship between days of energy and protein target achievement to the reduction of MAC and BMI in stroke patients in Indonesia. Method: The study design was an observational study with a cross-sectional approach to determine the relationship between days of energy and protein target achievement to the reduction of MAC and BMI. A total of 55 subjects who met the inclusion and exclusion criteria were taken at the Stroke Unit of RSUP Dr. Kariadi Semarang during January-March 2021. MAC measurements and BMI calculations were carried out. Analysis of the relationship between dependent and independent variables using the chi square statistical test. Results: Most of the subjects achieved their energy and protein targets within ≤ 3 days. Days of energy and protein target achievement did not correlate with the reduction in MAC and BMI statistically (p> 0.05), but the research data stated that as a percentage, one third of the subjects who reached the energy and protein targets ≤ 3 days did not experience reduction. Conclusion: All subjects were stroke patients aged 19-59 years where 49 (89,1%) could meet their energy and protein targets within ≤ 3 days and 17 (34,7%) subjects did not experience reduction in MAC and BMI. Keywords: Stroke, MAC, BMI, malnutrition, anthropometry

Page 1 of 1 | Total Record : 9