cover
Contact Name
Cuk Yuana
Contact Email
jurnalmezurashii@untag-sby.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalmezurashii@untag-sby.ac.id
Editorial Address
Jl. Semolowaru 45 Surabaya Jawatimur
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Mezurashii: Journal of Japanese Studies
ISSN : 27220567     EISSN : 27220567     DOI : https://doi.org/10.30996/mezurashii.v3i1
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies is a biannual peer-reviewed, open-access journal published by the Faculty of Cultural Science, University of 17 Agustus 1945 Surabaya. The journal encourages original articles on various issues within Japanese Studies, which include but are not limited to linguistics, literature, and culture. MEZURASHII: Journal of Japanese Studies accepts to publish a balanced composition of high-quality theoretical or empirical research articles, comparative studies, case studies, review papers, exploratory papers, and book reviews. All accepted manuscripts will be published either online and in printed journal.
Articles 43 Documents
MODALITAS PADA UJARAN TOKOH JEANNE D’ARC DALAM LIGHT NOVEL FATE/APOCRYPHA VOLUME 5 Aristyanto, Dedy; Poerbowati, Endang
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 1 No 2 (2019)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v1i2.3237

Abstract

Abstrak: Modalitas merupakan salah satu bentuk pengungkap karakter, sikap, atau sifat dari suatu tokoh. Pengkajian modalitas bahasa Jepang melalui karya sastra memungkinkan untuk menggali lebih dalam jenis dan pembagian modalitas bahasa Jepang. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis modalitas yang bersifat dominan dalam kalimat ujaran tokoh Jeanne D’Arc dalam light novel Fate/Apocrypha volume 5. Dalam pelaksaan penelitian, digunakan pendekatan secara kuantitatif-kualitatif. Selain itu, metode deskriptif digunakan sebagai desain penelitian. Penelitian ini menelaah kalimat ujaran tokoh Jeanne D’Arc dalam light novel Fate/Apocrypha volume 5. Sedangkan dalam analisis, digunakan metode agih dan padan referensial dengan teknik PUP. Dalam penelitian ini, ditemukan 84 klausa yang mengandung modalitas yang kemudian terbagi atas 29 klausa kategori modalisasi dan 55 klausa kategori modulasi dan 48,81% dari keseluruhan modalitas yang ditemukan merupakan modalitas yang menyatakan kesopanan. Sehingga dapat diketahui bahwa modalitas dominan dalam ujaran tokoh Jeanne D’Arc adalah modalitas yang menunjukkan kesopanan dan kesantunan.Kata kunci: modalitas, light novel, indeks dominansi Abstract: Modality is one form of revealing the character, attitude, or nature of a character. study of Japanese modalities through literary makes it possible to delve deeper into the types and distribution of Japanese modalities. The purpose of this study is to describe the types of modalities that are dominant in speech sentences by Jeanne D’Arc in light novel Fate / Apocrypha volume 5. In conducting research, a quantitative-qualitative approach is used. In addition, descriptive methods are used as research designs. This study examines the speech sentence of the character Jeanne D'Arc in light novel Fate / Apocrypha volume 5. Whereas in the analysis, the method of religion is used and is referentially matched with PUP techniques. In this study, there were 84 clauses containing modalities which were then divided into 29 modalization category clauses and 55 modulation category clauses and 48.81% of the total modalities found were modalities that stated modesty. So it can be seen that the dominant modality in the utterances of Jeanne D’Arc is a modality that shows politeness and modestyKeywords: modalities, light novels, dominance index
ANALISIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM DORAMA DORAEMON THE MOVIE “STANDBY ME” (KAJIAN PRAGMATIK) Rofi'ah, Dewi Nur; Poerbowati, Endang
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v1i1.3225

Abstract

Abstrak: Dalam penelitian ini akan ditelaah tentang implikatur percakapan berdasarkan pada drama komik.  Hal ini dikarenakan bahasa yang digunakan dalam komik adalah bahasa yang dipakai sehari-hari. Oleh karena itu, penulis ingin menelaah implikatur percakapan berdasarkan pada dorSama Doraemon The Movie “Standby me”. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada dua rumusan  masalah. Pertama, apa saja jenis-jenis implikatur percakapan yang terdapat dalam dorama Doraemon  The Movie ”Standby me”? kedua, bagaimanakah  pelanggaran maksim yang terdapat di dalam implikatur percakapan dorama Doraemon  The Movie ”Standby me”? Penelitian ini  menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini penulis menemukan 3 jenis implikatur percakapan diantaranya adalah implikatur percakapan umum, berskala dan khusus. Dan ada 4 pelanggaran maksim yaitu maksim cara, maksim kualitas, maksim relevansi dan  maksim kuantitas.Kata kunci: Implikatur, Percakapan, Doraemon, Pragmatik Abstract: In this research, we will examine the conversational implicature based on comic drama. This is because the language used in comics is the language used daily. Therefore, the author would like to examine the implications of conversations based on dorSama Doraemon The Movie "Standby me". In this study the authors focus on two problem formulations. First, what are the types of conversational implicature in Doraemon The Movie's drama "Standby me"? second, how is the maxim violation contained in Doraemon The Movie's speech implications "Standby me"? This study used descriptive qualitative method. The results of this study the authors found 3 types of conversational implicature include general, scale and special conversational implicature. And there are 4 violations of the maxim that is the maxim of the way, the quality of the maxim, the maxim of relevance and the maxim of the quantity.Keywords: Implicature, Conversation, Doraemon, Pragmatics
MAKNA SEMIOTIK BUSHU NIKUDZUKI (?) DALAM KAMUS KANJI TADASHIKU KAKERU TADASHIKU TSUKAERU CHUUGAKUKANJI 1130 Inzaghi, Yogi Andriant; Andari, Novi
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v2i2.4303

Abstract

Abstrak: Kanji adalah salah satu huruf yang dipakai oleh masyarkat jepang dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu unsur yang mempengaruhi bentuk kanji adalah bushu. Bushu memiliki peranan penting terhadap makna kanji karena masyarakat Jepang juga menggolongkan kanji berdasarkan bushu yang dimiliki kanji tersebut. Semua huruf kanji memiliki bushu yang berfungsi untuk mempermudah dalam memahami kanji. Salah satu bushu yang menarik adalah nikudzuki (?), karena bushu tersebut memiliki bentuk yang mirip dengan kanji tsuki (?) yang berarti “Bulan”, akan tetapi bushu nikudzuki malah tidak berhubungan dengan “Bulan” melainkan berhubugnan dengan “Daging”. Dalam penelitian ini akan mencari tahu makna kanji yang memiliki bushu nikudzuki yang terdapat pada kamus kanji Tadashiku Kakeru Tadashiku Tsukaeru Chuugakukanji 1130. Tujuan penelitian ini untuk memahami makna kanji yang memiliki bushu nikuduzuki. Peneitian ini menggunakan naritachi untuk mengetahui asal-usul pembentukan kanji. Dan menggunakan metode deskriptif sebagai desain penelitan dan kualitatif sebagai pendekatan. Dari semua data yang ditelaah menggunakan analisis semiotik 27 diantaranya memiliki arti yang berkaitan erat dengan bushu nikudzuki (?) atau daging. Sementara 2 data lainnyayaitu? (datsu) dan? (shou) tidak memiliki hubungan erat dengan nikudzuki (?).Kata kunci: Makna, Kanji, Bushu, Nikudzuki Abstract: Kanji is one of the letters used by Japanese people in everyday life. One element that affect the form of kanji is bushu. Bushu has an important part on the meaning of the kanji because Japanese people also classify the kanji based on the kanji’s bushu. All kanji have bushu which functions to make it easier to understand kanji. One interesting bushu is nikudzuki (?), because it has a shape similar to kanji tsuki (?) which means "Moon", but nikudzuki bushu is actually not related to "Moon" but relates to "Flesh". In this research will find out the meaning of the kanji that has the nikudzuki bushu contained in the Kanji dictionary Tadashiku Kakeru Tadashiku Tsukaeru Chuugakukanji 1130. The purpose of this study is to understand the meaning of the kanji that has nikuduzuki bushu. This research uses naritachi to find out the origin of the formation of kanji. And using descriptive methods as a research design and qualitative as an approach. Of all the data analyzed using semiotic analysis, 27 of them have a meaning that is closely related to nikudzuki (?). While 2 other data, ? (datsu) and ? (shou) do not have a close relation with nikudzuki (?). Keywords: Meaning, Kanji, Bushu, Nikudzuki
RUIGIGO FUKUSHI TOTSUZEN, KYUU NI, IKINARI, DAN FUI-NI DALAM NOVEL BLACK BULLET VOLUME 1 KARYA SHIDEN KANZAKI Asmarani, Widyas; Amalijah, Eva
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v2i1.3557

Abstract

Abstrak: Rugigo adalah “sinonim” dalam bahasa Indonesia. Sulit untuk membedakan kata-kata ruigigo di Indonesia karena kebanyakan mereka memiliki arti yang sama. Misalnya, fukushi totsuzen, kyuu ni, ikinari, dan fui ni. Dalam bahasa Indonesia mereka memiliki arti yang sama, yaitu "tiba-tiba", tetapi mereka memiliki sedikit perbedaan. Totsuzen sering digunakan untuk menunjukkan keadaan yang terjadi sangat cepat. Kyuu ni sering digunakan untuk menceritakan suatu kondisi yang terjadi sangat cepat, tetapi bisa dikatakan itu akan terjadi. Ada perubahan dari awal ke akhir keadaan. Ikinari sering digunakan untuk mengatakan bahwa sesuatu terjadi tanpa peringatan sama sekali dan cenderung mengabaikan proses umum. Fui ni sering digunakan untuk orang yang mengalami acara tersebut dan tidak dapat memprediksi acara yang akan datang. Penggunaannya tergantung pada konteks kalimat tetapi itu mungkin mengubah artinya.Kata kunci: Rugigo, Novel Black Bullet Volume 1 Abstract: Rugigo is “sinonim” in Indonesian. It is hard to differentiate the words of ruigigo in Indonesia because mostly they have a similar meaning. For example fukushi totsuzen, kyuu ni, ikinari, and fui ni. In Indonesian they have the same meaning, namely “tiba-tiba”, but they have slight differences. Totsuzen is often used to show a circumstance that happened really fast. Kyuu ni is often used to tell a condition that happened really fast, but could tell it would happen.  There is a change from beginning to the end of circumstance. Ikinari is often used to tell that something happened without warning at all and tend to skip the common process. Fui ni is often used to one who experienced the event and unable to predict the upcoming event. The use depends on the context of the sentence but it might change the meaning.Keywords: Rugigo, Black Bullet Volume 1’ Novel
JURNAL MEZURASHII 1(1) JANUARI 2019 Mezurashii, Jurnal
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v1i1.3233

Abstract

-
ANALISIS KALIMAT IMPERATIF DALAM MANGA KUROKO NO BASKET “EXTRA GAME” KOUHEN KARYA FUJIMAKI TADATOSHI Yunanta, Erman Ardhi; Yuana, Cuk
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v3i1.4613

Abstract

Abstrak: Manga adalah cerita yang menekankan pada gerak dan tindakan yang ditampilkan lewat urutan gambar yang dibuat secara khas dengan paduan kata-kata. Manga Kuroko no Basket Extra Game adalah sekuel dari Kuroko No Basket, yang bercerita tentang pertandingan basket jalanan antara team Vorpal Swords yang terdiri dari para Miracle Generation ditambah Kuroko Tetsuya, Kagami Taiga, dan beberapa pemain lainnya dalam melawan tim street ball asal Amerika Serikat, Jabberwock. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dengan metode dan teknik yang mengacu pada dokumen. Berdasarkan analisis dari 16 data dapat dikemukakan bahwa ada 3 makna kalimat imperatif yaitu fungsi perintah, fungsi permohonan, dan fungsi larangan. Oleh karena itu, dari 16 data tersebut, dikategorikan dalam 8 data memiliki fungsi perintah, 6 data memiliki fungsi permintaan, dan 5 data memiliki fungsi larangan. Makna suatu kalimat imperatif dapat dimengerti dari konteks dan penanda lingual yang digunakan. Pada situasi tertentu dan berdasarkan pada karakter yang dimiliki oleh penutur dapat mempengaruhi penggunaan penanda lingual dalam suatu kalimat.Kata kunci: Manga, Kalimat Imperatif, Makna  Abstract: Manga is a story that emphasizes motion and action that is displayed through a sequence of images that are made distinctively with a combination of words. Kuroko no Basket Extra Game manga is a sequel to Kuroko No Basket, which tells the story of a street basketball match between the Vorpal Swords team consisting of the Miracle Generation plus Kuroko Tetsuya, Kagami Taiga, and several other players against the street ball team from the United States, Jabberwock. This study uses a descriptive method with a qualitative approach. Data obtained by methods and techniques that refer to documents. Based on the analysis of 16 data it can be argued that there are 3 meanings of imperative sentences, namely the command function, the request function, and the prohibition function. Therefore, of the 16 data, 8 data has a command function, 6 data has a request function, and 5 data has a prohibition function. The meaning of an imperative sentence can be understood from the context and lingual markers used. In certain situations and based on the character possessed by the speaker, it can affect the use of lingual markers in a sentence.Keywords: Manga, Imperative Sentences, Meaning
JURNAL MEZURASHII 2(1) 2020 Mezurashii, Jurnal
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v2i1.3564

Abstract

-
PERSEPSI TERHADAP TOKOH WANITA DALAM ANIME 2D MENURUT PARA PECINTA ANIME DI INDONESIA Puspitasari, Gadis; Khasanah, Umul
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 1 No 2 (2019)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v1i2.3238

Abstract

Abstrak: Penelitian ini membahas tentang persepsi terhadap tokoh wanita dalam anime 2D (animasi 2 dimensi), yaitu apa yang didengar, dilihat, atau dirasakan oleh pecinta anime di Indonesia, sehingga mempengaruhi perilaku dan sikap mereka terhadap tokoh wanita dalam anime 2D yang disukai. Persepsi, mencakup tiga tahap, yaitu seleksi, interpretasi, dan reaksi . Populasi dalam penelitian ini adalah pecinta anime di Indonesia, dengan sample penelitian sebanyak 124 orang yang diperoleh menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data berupa angket yang disebarkan secara online menggunakan google form. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku dan sikap dari beberapa pecinta anime di Indonesia terpengaruh oleh tokoh wanita dalam anime 2D yang disukai, antara lain membuat mereka beranggapan seolah-olah tokoh wanita 2D tersebut adalah istri / pacar mereka. Hal ini menyebabkan mereka mengoleksi benda-benda yang terkait dengan tokoh wanita 2D yang disukainya, misalnya poster, dakimakura (bantal guling), dsb.Kata kunci: persepsi, anime, perilaku, wanita 2D Abstract: This study discusses perceptions of female characters in 2D anime (2-dimensional animation), namely what is heard, seen or felt by anime lovers in Indonesia, thus influencing their behavior and attitudes towards the female characters in the preferred 2D anime. Perception, includes three stages, namely selection, interpretation, and reaction.The research sample was 124 people of some anime lovers in Indonesia obtained using purposive sampling . The result of this research showed that the behavior and attitudes of some anime lovers in Indonesia influenced by the female characters in 2D anime that are liked, among others, make them think as if the 2D female characters are their wives / girlfriends. This causes them to collect objects related to 2D female characters they like, such as posters, dakimakura (bolster pillows), etc.Keywords: perceptions, anime, attitudes, 2D female
ANALISIS LOKUSI ILOKUSI PERLOKUSI DALAM DRAMA KOE KOI Putra, Steven Pramudita; Yuana, Cuk
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v1i1.3226

Abstract

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis lokusi, ilokusi, dan perlokusi dalam kehidupan sehari-hari melalui drama koe koi, dan mendeskripsikan dan menjelaskan fungsi dan jenis tindak tutur. Data diambil dari drama jepang Koe Koi episode 1,2,8,9,11,12 dari 12 episode. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menentukan tokoh yang dijadikan subjek penelitian, mengambil dan memilah data berupa dialog dalam dorama, fungsi dan jenis tindak tutur.Drama serial tv berjudul “Koe Koi” ditayangkan berseri 8 Juli sampai 30 September 2016 oleh stasiun televisi Tokyo. Menceritakan tentang yoshioka yang jatuh cinta pada matsubara tanpa melihat wajahnya. Hasil analisis dari fungsi tindak tutur yaitu terdapat 9 fungsi diantaranya yaitu: a) fungsi referensial, fungsi metalinguitik kedua fungsi tersebut merupakan fungsi lokusi, b) fungsi kompetitif, fungsi konvivial, fungsi kolaboratif, dan fungsi konfliktif keempat fungsi tersebut merupakan fungsi ilokusi, c) fungsi emotif, fungsi konatif, dan fungsi fatik ketiga fungsi tersebut merupakan fungsi perlokusi. Sedangkan menurut jenisnya terdapat 3 jenis tindak tutur yaitu : lokusi, ilokusi, dan perlokusi.Kata kunci: Tindak Tutur, Jenis Tindak Tutur, Fungsi Tindak Tutur. Abstract: The purpose of this study is to describe and analyze locution, illocution, and percussion in daily life through the drama of Koe Koi, and to describe and explain the functions and types of speech acts. Data is taken from Japanese drama Koe Koi episodes 1,2,8,9,11,12 from 12 episodes. The research method used is a qualitative method. The steps taken in this research are determining the figures used as research subjects, taking and sorting data in the form of dialogue in drama, functions and types of speech acts. Tokyo. Tells about Yoshioka who fell in love with Matsubara without seeing his face. The results of the analysis of speech acts are 9 functions including: a) referential functions, metalinguitic functions of the two functions are locus functions, b) competitive functions, convivial functions, collaborative functions, and conflictive functions of the four functions are illocutionary functions, c) emotive function, conative function, and fatigue function of the three functions are functions of perlokusi. Whereas according to the type there are 3 types of speech acts namely: locution, illocution, and perlocution.Keywords: Speech Act, Type of Speech Act, Speech Act.
EKSISTENSI KEHADIRAN: SEBUAH REFLEKSI FILSAFAT Wahyuddin, Zida
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v2i2.4598

Abstract

Abstrak: Tulisan ini merefleksikan eksistensi kehadiran manusia pada konteks modern dan postmodern. Pada konteks ini, manusia sebagai individu dikaruniai akal dan pikiran untuk menuntunnya pada suatu kebaikan dan kebenaran. Metode yang akan digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan filsafat. Analisa akan berpusat pada konteks sebagian isu-isu terkini yang terjadi di Indonesia. Hasil analisis akan dibaca dengan konsep-konsep filsafat, khususnya tentang fenomena manusia sebagai individu pada konteks modern dan postmodern di Indonesia. Hasilnya adalah kontribusi pengetahuan terkait refleksi eksistensi manusia baik sebagai individu dan subjek pada konteks tertentu dipahami sebagai ruang yang dinamis dalam memperoleh suatu pengetahuan kemudian mendialogkannya kembali untuk mengagumi keberbedaan. Selain itu, tulisan ini memberikan sumbangan tentang bagaimana prilaku manusia sebagai individu memiliki strategi dalam menyikapi isu-isu disekitarnya.Kata kunci: Eksistensi kehadiran, refleksi filsafat, modern, postmodern Abstract: This paper reflects the existence of human presence in modern and postmodern contexts. In this context, humans as individuals are endowed with reason and thoughts to guide them to goodness and truth. The method to be used is a qualitative descriptive method with a philosophical approach. The analysis will focus on the context of some of the current issues occurring in Indonesia. The results of the analysis will be read with philosophical concepts, especially regarding the phenomenon of humans as individuals in modern and postmodern contexts in Indonesia. The result is the contribution of knowledge related to the reflection of human existence, both as an individual and as a subject in a certain context, which is understood as a dynamic space in obtaining knowledge and then dialogue again to admire differences. In addition, this paper contributes to how human behavior as an individual has a strategy in addressing surrounding issues. Keywords: Existence, presence, reflection on philosophy, modern, postmodern