cover
Contact Name
Cuk Yuana
Contact Email
jurnalmezurashii@untag-sby.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalmezurashii@untag-sby.ac.id
Editorial Address
Jl. Semolowaru 45 Surabaya Jawatimur
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Mezurashii: Journal of Japanese Studies
ISSN : 27220567     EISSN : 27220567     DOI : https://doi.org/10.30996/mezurashii.v3i1
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies is a biannual peer-reviewed, open-access journal published by the Faculty of Cultural Science, University of 17 Agustus 1945 Surabaya. The journal encourages original articles on various issues within Japanese Studies, which include but are not limited to linguistics, literature, and culture. MEZURASHII: Journal of Japanese Studies accepts to publish a balanced composition of high-quality theoretical or empirical research articles, comparative studies, case studies, review papers, exploratory papers, and book reviews. All accepted manuscripts will be published either online and in printed journal.
Articles 43 Documents
ANALISIS GAYA BAHASA LIRIK LAGU ITSUWA MAYUMI PADA ALBUM “MAYUMI THE BEST KOKORO NO TOMO” Mudjiati, Nurul Hikmah; Yuana, Cuk
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v2i2.4300

Abstract

Abstrak: Lagu adalah salah satu media hiburan yang diminati oleh masyarakat di manapun berada, lebih dari itu lagu juga digunakan sebagai identitas, media penyampaian pesan kepada masyarakat. Lirik lagu Itsuwa Mayumi yang ada dalam album “Mayumi The Best Kokoro No Tomo” ditulis sesuai dengan gaya bahasa yang dikuasainya. Penelitian ini mengangkat tema gaya bahasa lirik lagu Itsuwa Mayumi dengan tujuan untuk mengetahui gaya bahasa yang dipakai Itsuwa Mayumi dalam lirik lagu yang diciptakannya. Data yang digunakan adalah lirik lagu Itsuwa Mayumi yang ada dalam album “Mayumi The Best Kokoro No Tomo”. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan stilistika. Hasil analisis dari gaya bahasa lirik lagu yang diciptakan Itsuwa Mayumi antara lain: gaya bahasa metafora, personifikasi, simile, hiperbola, litotes, paradoks, pertanyaan retoris, dan repetisi. Diantara gaya bahasa tersebut yang paling sering digunakan adalah gaya bahasa metafora, personifikasi, dan simile. Sehingga bisa dikatakan ciri khas lirik lagu yang diciptakan Itsuwa Mayumi lebih banyak menggunakan gaya bahasa metafora, personifikasi, dan simile.Kata kunci: stilistika, gaya bahasa, lirik lagu Abstract: The song is one of the entertainment media that is in demand by people everywhere, more than that the song is also used as an identity, a medium for delivering messages to the public. The lyrics of Itsuwa Mayumi's song in the album "Mayumi The Best Kokoro No Tomo" were written in accordance with the style of language under their control. This study raises the theme of the language style of song lyrics of Itsuwa Mayumi with the aim to find out the style of language used by Itsuwa Mayumi in the lyrics of the songs she created. The data used are the lyrics of the song Itsuwa Mayumi in the album "Mayumi The Best Kokoro No Tomo". The method used is descriptive qualitative method. While the approach used is a statistical approach. The results of the analysis of the style of song lyrics created by Itsuwa Mayumi include: metaphorical style, personification, simile, hyperbole, litotes, paradox, rhetorical questions, and repetition. Among the language styles most frequently used are metaphorical, personification, and simile styles. So that it can be said that the song lyrics created by Itsuwa Mayumi use more metaphorical, personified, and simile language styles. Keywords: stylistics, language style, song lyrics
JURNAL MEZURASHII 1(2) JANUARI 2019 Mezurashii, Jurnal
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 1 No 2 (2019)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v1i2.3240

Abstract

-
PERBANDINGAN AOMORI NEBUTA MATSURI DENGAN PERAYAAN OGOH-OGOH DI BALI Dewi, Sri Mistiana; Amalijah, Eva
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v1i1.3228

Abstract

Abstrak: Setiap Negara memiliki bermacam-macam kebudayaan, diantaranya Jepang dan Indonesia.  Di Jepang memiliki perayaan yang bernama Aomori Nebuta Matsuri, dan perayaan tersebut memiliki kesamaan dengan perayaan yang ada di Indonesia yaitu perayaan Ogoh-Ogoh. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah perbandingan dari kedua perayaan tersebut, yaitu Aomori Nebuta Matsuri dan perayaan Ogoh-Ogoh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan Aomori Nebuta Matsuri dengan perayaan Ogoh-Ogoh. Dari perbandingan tersebut penulis akan membahas tentang perbedaan dan persamaan Aomori Nebuta Matsuri dengan perayaan Ogoh-Ogoh di Bali, baik dari segi boneka, sistem perayaan, dan makna kedua perayaan. Penelitian?ini menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah aomori nebuta matsuri ialah sebuah perayaan yang diselenggarakan untuk mengusir roh jahat dan membuat sebuah arak-arakan sambil membawa boneka raksasa. Boneka raksasa tersebut terbuat dari kertas dan berupa lampion. Kemudian, dihanyutkan ke sungai. Sedangkan ogoh-ogoh adalah boneka raksasa yang berbentuk Bhuta Kala, boneka tersebut juga terbuat dari kertas, yang akan diarak mengelilingi desa. Setelah itu, boneka raksasa tersebut dibakar. Kedua perayaan tersebut memiliki makna yang sama yaitu untuk menghalau nasib buruk.Kata kunci: Aomori Nebuta Matsuri, Ogoh-Ogoh, boneka raksasa, menghalau nasib buruk. Abstract: Every country has a variety of cultures, including Japan and Indonesia. In Japan there is a celebration called Aomori Nebuta Matsuri, and the celebration has similarities with celebrations in Indonesia, the Ogoh-Ogoh celebration. The formulation of the problem in this study is the comparison of the two celebrations, namely Aomori Nebuta Matsuri and Ogoh-Ogoh celebration. The purpose of this study was to determine the comparison of Aomori Nebuta Matsuri with the Ogoh-Ogoh celebration. From this comparison the writer will discuss the differences and similarities of Aomori Nebuta Matsuri with the Ogoh-Ogoh celebration in Bali, both in terms of puppets, a system of celebrations, and the significance of both celebrations. This research uses descriptive analysis method. The results of this study are aomori nebuta matsuri is a celebration held to ward off evil spirits and make a procession while carrying giant puppets. The giant doll is made of paper and in the form of lanterns. Then, washed into the river. While ogoh-ogoh is a giant doll in the form of Bhuta Kala, the doll is also made of paper, which will be paraded around the village. After that, the giant doll was burned. Both celebrations have the same meaning which is to dispel bad luck.Keywords: Aomori Nebuta Matsuri, Ogoh-Ogoh, giant puppet, dispel bad luck.
MAJAS DALAM HAIKU KARYA MATSUO BASHO Suhendar, Badai Tris; Khasanah, Umul
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v2i2.4600

Abstract

Abstrak: Tulisan ini memaparkan hasil analisis majas yang terkandung dalam Haiku (puisi Jepang) karya Matsuo Basho dalam buku Basho’s Haiku: Selected Poems of Matsuo Basho. Haiku-haiku tersebut sebagian merupakan catatan perjalanan semasa hidupnya. Di dalam 40 haiku yang dianalisis, didapati bahwa majas perbandingan adalah yang paling banyak digunakan.  Di dalamnya, metafora adalah majas yang paling banyak digunakan, yakni 15 kali. Selain itu ada pula majas personifikasi (6), hiperbola (5), alegori (4), dan simile (3). Selain itu ditemukan pula bahwa dalam beberapa haiku, Basho menggunakan lebih dari satu majas.Kata kunci: Stilistika, Majas, Haiku, Matsuo Basho Abstract: This paper discussed about figure of speech in Haiku (Japanese poems) written by Matsuo Basho in Basho’s Haiku: Selected Poems of Matsuo Basho. Some of his haiku are the record of journey during his life. In 40 haiku analyzed, metaphor is the most used figure of speech, that is 15 times. Aside from that, personification 6 times, hyperbole 5 times, allegory 4 times, and simile 3 times. It is also found that in some of haiku, Basho used more then one figure of speech. Keywords: stylistics, figure of speech, haiku, Matsuo Basho
ANALISIS GAYA BAHASA PADA SLOGAN KEMASAN MAKANAN PRODUK JEPANG Mustika, Laras Dian; Hasanah, Luluk Ulfa
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v2i1.3560

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gaya bahasa yang digunakan pada kemasan makanan produk jepang. Selain itu juga bertujuan untuk menggali makna yang terkandung dalam slogan kemasan makanan. Data penelitian berupa frasa, kalimat, dan gambar yang ditemukan pada kemasan makanan. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya bahasa yang terdapat pada slogan kemasan makanan produk jepang dibedakan atas empat gaya bahasa, yaitu gaya bahasa hiperbola, personifikasi, paralelisme, dan preterito. Selain itu, juta terdapat makna semantik yang terkandung pada slogan-slogan tersebut.Kata kunci: Gaya Bahasa, Slogan Makanan, Makanan Produk Jepang Abstract: This study aims to describe the style of language used in Japanese food packaging. It also aims to explore the meaning contained in the slogan of food packaging. Research data in the form of phrases, sentences, and images found on food packaging. Data were analyzed using qualitative descriptive analysis. The results showed that the style of language contained in the slogan of food packaging Japanese products are divided into four language styles, namely hyperbole, personification, parallelism, and preterito. In addition, there are million semantic meanings contained in these slogans. Keywords: The Style of Language, The Slogan of Food, Japanese Food Packaging
MAKNA IKEBANA BAGI MASYARAKAT JEPANG Yuana, Cuk
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 1 No 2 (2019)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v1i2.3236

Abstract

Abstrak: Ikebana berasal dari dua buah kata yaitu ‘ike’ dan ‘hana’. ‘Ike’ berarti sesuatu yang hidup atau kehidupan, sedangkan ‘hana’ menunjuk pada bunga dari tanaman, termasuk tangkai, daun, dan bunga itu sendiri yang dirangkai dan ditancapkan dalam vas bunga. Ikebana sebagai hasil budaya, salah satu hasil karya manusia yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan jiwa manusia khususnya masyarakat Jepang. Sebagai salah satu hasil karya,  ikebana tidak hanya sekedar bisa dinikmati keindahannya, tetapi juga mampu memberikan pengaruh yang besar pada kehidupan manusia sehingga bisa merasakan keindahan dan kebahagiaan. Nilai yang terkandung dalam Ikebana antara lain: nilai eksistensi; nilai pengetahuan; nilai rasa atau kepribadian; nilai bentuk, dan nilai relaksasi.Kata kunci: makna, nilai, ikebana, masyarakat Abstract: Ikebana is a compound word of ‘ike’ and ‘hana’. ‘Ike’ means something alive or living thing, while ‘hana’ refers to the flowers of a plant, including the stalks, leaves, and flowers themselves arranged and plugged in a vase. As a cultural work, ikebana is made to meet the needs of creative imagination of Japanese community. The significance of Ikebana for Japanese people is how to assemble it and what messages it contains. Ikebana impacts Japanese life tremendously – feeling beautiful and happy. The values in Ikebana include the value of existence; the value of knowledge; the value of taste or personality; the value of form, and the value of relaxation.Keywords: Meaning, Value, Ikebana, Society
GAIRAIGO NO SHOURYAKU DALAM KOLOM BERITA KOKUSAI DAN CULTURE DI ASAHI SHINBUN DARING Jatmiko, Prananda Aris; Andari, Novi
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v3i1.4705

Abstract

Bahasa adalah alat komunikasi sosial yang berupa sistem simbol bunyi yang dihasilkan dari alat ucap manusia. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana untuk berinteraksi dengan manusia lainnya di masyarakat. Media berkomunikasi sebagai alat perantara menyampaikan informasi memiliki peranan penting. Koran dan majalah adalah salah satu media komunikasi tertulis. Membaca koran Jepang bagi orang asing, pembelajar bahasa Jepang memiliki hambatan dalam memahami isi berita yang tertulis di surat kabar. Salah satu contoh hambatan adalah proses pemendekan kata dalam bahasa Jepang yang disebut dengan shouryakugo. Hasil dari proses pemendekan kata disebut dengan ryakugo, seringkali ryakugo yang terdapat pada koran tidak bisa ditemukan artinya di kamus. Tujuan penelitian ini untuk mengklasifikasi gairaigo no shouryaku dan mengetahui proses pemendekan kata. Metode yang digunakan adalah desriptif kualitatif. Penelitian ini membahas mengenai proses pembentukan ryakugo pada kolom berita Kokusai dan Culture edisi Maret-April 2018 Asahi Shinbun. Penelitian ini menghasilkan temuan ryakugo pada kolom berita kokusai terdiri dari 4 jenis yaitu : 1) Joryaku, 2) Churyaku, 3) Geryaku , dan 4) Pemendekan kompleks dengan bagian yang dilesapkan berasal dari kata. Dan pada berita Culture ditemukan 2 jenis ryakugo, yaitu jouryaku dan geryaku.Kata Kunci : Morfologi,  Gairaigo no Shouryaku, Surat Kabar
HONNE TATEMAE SEBAGAI CERMINAN INTERAKSI MASYARAKAT JEPANG DALAM DRAMA 1 RITTORU NO NAMIDA KARYA SUTRADARA MASANORI MURAKAMI Nilamsari, Ervina Dwi Cahya Aprilia; Nugroho, Rahadiyan Duwi
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v2i2.4301

Abstract

Abstrak: Orang Jepang dalam berkomunikasi memerhatikan siapa lawan bicara mereka. Orang Jepang cenderung memosisikan diri mereka dalam kelompok. Kelompok tersebut dikenal dengan istilah uchi soto. Orang Jepang dalam berbicara dengan orang lain dikenal pula dengan kebiasaan bicara yang jarang berterus terang yang disebut dengan istilah honne tatemae. Honne tatemae sebagai suatu bentuk interaksi masyarakat Jepang dituangkan melalui karya sastra, salah satunya drama 1 Rittoru no Namida. Permasalahan dalam penelitian ini mengenai honne tatemae yang terdapat pada drama 1 Rittoru no Namida. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan honne tatemae dalam drama ini. Hasil penelitian menyatakan bahwa Honne Tatemae yang terdapat dalam drama ini merupakan cerminan masyarakat Jepang dalam berkomunikasi. Honne biasa diungkapkan kepada kelompok uchi yaitu keluarga, sedangkan tatemae diungkapkan dengan melihat situasi dan kondisi lawan bicara. Tatemae dilakukan untuk berbagai tujuan tetapi tetap pada tujuan yang berkaitan dengan menjaga kedamaian antarmanusia.Kata kunci: drama, 1 Rittoru no Namida, honne-tatemae, sosiologi sastra; uchi-soto Abstract: Japanese people, in conducting communication, pay attention to whom their interlocutor is. Japanese people tend to put themselve in a group. The group is known as uchi soto. Japanese people speaking habit to put on an act while having conversation with others is called honne tatemae. Honne tatemae as a form of Japanese society interaction is reflected in literary work and one of them is a play in 1 Rittoru no Namida. The research problem was related to honne tatemae reflected in 1 Rittoru no Namida. The objective of this research was to explain honne tatemae reflected in the play under investigation. Based on the findings of conducted analysis, the researcher concluded that honne tatemae in the intended play is the reflection of Japanese society in communicating. Honne is usually expressed in uchi groups namely family, but tatemae is usually expressed by considering the situation and condition of the interluctor. Tatemae is conducted for various purposes but those are still related to the purpose of preserving peace among humans. Keywords: drama,1 Rittoru no Namida, honne-tatemae, sociology of literature, tatemae, uchi-soto
ANALISIS PENGGUNAAN ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM LIRIK LAGU AIMER ALBUM DAWN DAN SLEEPLESS NIGHTS Yuana, Cuk
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v2i1.3556

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan alih kode dan campur kode yang terdapat dalam lirik lagu  Aimer album Dawn dan Sleepless Nights. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang mengandalkan uraian berupa lirik lagu. Dalam lirik lagu  Aimer album Dawn dan Sleepless Nights  menunjukkan bahwa terdapat alih kode ekstern (outer code switching) dari bahasa Jepang ke bahasa Inggris. Adapun bentuk campur kode yang terdapat adalah campur kode ekstern (outer code switching) dalam wujud frasa, kata, dan kalimat.Kata kunci: Sosiolinguistik, dwibahasa, alih kode, campur kode, lirik lagu  Abstract: This study aims to describe the code switching and code mix contained in the lyrics of the song Aimer album ‘Dawn’ and ‘Sleepless Nights’. The method used in this study is a qualitative method, a research that relies on the description in the form of song lyrics. In the lyrics of the song Aimer album ‘Dawn’ and ‘Sleepless Nights’ shows that there is an external code switching from Japanese to English. Whereas the mixed form of code contained is a mixture of external code in the form of phrases, words, and sentences. Keywords: Sociolinguistics, bilingual, code switching, code mixing, song lyrics
PERILAKU DANSOU PADA MEMBER FUDANJUKU NI DANSOU NO SEIKAKU Wati, Rachmah Anugerah; Andari, Novi
MEZURASHII: Journal of Japanese Studies Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v1i1.3229

Abstract

Abstrak: Budaya bagaikan sebuah keajaiban yang akan terus ada bersama dengan masyarakat. Di Jepang, budaya tradisional dan budaya modern berjalan beriringan. Salah satu fenomena budaya modern atau budaya populer di Jepang adalah Dansou. Dansou adalah istilah untuk perempuan yang mengenakan pakaian serta bertingkah laku seperti laki-laki. Saat ini fenomena tersebut sudah terlihat cukup lumrah di kalangan masyarakat. Apalagi ditambah dengan budaya populer yang terus mengikuti perkembangan jaman. Penelitian ini bertujuan untuk menambahkan wawasan mengenai dansou yang dilakukan oleh salah satu idol group bernama Fudanjuku. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif untuk menganalisis perubahan perilaku dan faktor yang melatar belakangi Fudanjuku untuk ber-dansou. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dansou yang dilakukan oleh Fudanjuku. Sumber data adalah artikel berita baik tertulis maupun yang berbentuk video. Hasil penelitian ini adalah perubahan perilaku yang dilakukan oleh Fudanjuku merupakan perubahan yang disengaja guna untuk terus berada di dunia hiburan Jepang, dansou yang dilakukan oleh Fudanjuku merupakan terobosan terbaru dalam budaya populer yang ada di Jepang khususnya dalam bidang musik (idol group), dansou yang dilakukan dalam jangka waktu lama akan menimbulkan perubahan perilaku yang sedikit mencolok sehingga menyebabkan sisi maskulin pada perempuan akan bertambah. Kemudian faktor yang melatar belakangi Fudanjuku untuk ber-dansou disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Dimana kedua faktor tersebut dapat dibilang sama rata. Seperti faktor bakat, kepribadian, kebudayaan maupun sosial ekonomi.Kata kunci: budaya populer, psikologi kepribadian, dansou, idol group Abstract: Culture is like a miracle that will continue to exist with the community. In Japan, traditional culture and modern culture go hand in hand. One of the phenomena of modern culture or popular culture in Japan is Dansou. Dansou is a term for women who wear clothes and behave like men. At present this phenomenon is already quite common among the people. Moreover, coupled with popular culture that continues to follow the development of the era. This study aims to add insight into dansou conducted by one idol group named Fudanjuku. The research method used is descriptive qualitative to analyze changes in behavior and factors underlying Fudanjuku for dansou. The data used in this study are dansou conducted by Fudanjuku. Data sources are both written and video news articles. The results of this study are the behavioral changes made by Fudanjuku are intentional changes in order to continue to be in the Japanese entertainment world, dansou made by Fudanjuku is the latest breakthrough in popular culture in Japan, especially in the field of music (idol group), dansou made in the long run will lead to changes in behavior that are a bit striking, causing the masculine side in women will increase. Then the factors behind Fudanjuku's background for dansou are caused by internal and external factors. Where the two factors can be considered equally. Such as talent, personality, culture and socio-economic factors.Keywords: popular culture, personality psychology, dansou, idol group