cover
Contact Name
SHOKHIBUN NI`AM
Contact Email
jurnalalitqan@gmail.com
Phone
+6281326234643
Journal Mail Official
shokhibunniam.staialanwar@gmail.com
Editorial Address
https://jurnal.staialanwar.ac.id/index.php/itqon/about/editorialTeam
Location
Kab. rembang,
Jawa tengah
INDONESIA
AL ITQAN: Jurnal Studi Al-Qur\'an
ISSN : 2442255X     EISSN : 25796275     DOI : https://doi.org/10.47454/itqan
FOCUS, AL ITQAN Jurnal Studi Al-Qur’an bertujuan untuk mempromosikan dan meningkatkan pemahaman terhadap Al-Qur’an melalui penerbitan hasil kajian dan penelitian tentang Al-Qur’an SCOPE, AL ITQAN menerbitkan kajian dan penelitian mengenai Al-Qur’an, meliputi mushaf, manuskrip, tafsir, terjemahan, ilmu-ilmu Al-Qur’an, serta living Qur’an dan mengutamakan hasil studi empiris maupun konseptual. https://jurnal.staialanwar.ac.id/index.php/itqon/FocusAndScope
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 1 No 2 (2015): Al ITQAN Jurnal Studi Al-Qur'an" : 6 Documents clear
EPISTEMOLOGI TAFSIR AL-JABIRI : KRITIK ATAS FAHM AL-QUR`AN, AL-TAFSĪR AL-WĀḌIḤ ḤASBA TARTĪB AL-NUZŪL Muhammad Najib
AL ITQAN: Jurnal Studi Al-Qur'an Vol 1 No 2 (2015): Al ITQAN Jurnal Studi Al-Qur'an
Publisher : STAI AL-ANWAR SARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47454/itqan.v1i2.7

Abstract

Tulisan ini bermaksud mengkaji tafsir al-Jabiri dalam Fahm al-Qur`ān dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: Bagaimana epistemologi tafsir al-Jabiri? Apa pendapat alJabiri tentang tartīb al-nuzūl dan pengaruhnya terhadap pemaknaan al-Qur`an? Tafsir al-Jabiri didasarkan pada sumber konteks situasi dan budaya saat mana suatu ayat diturunkan. Hal itu didasarkan pada prinsip bahwa pemaknaan ayat-ayat al-Qur`an harus sesuai dengan makna yang dapat dipahami pada saat ayat tersebut diturunkan. Karena itu tartīb al-nuzūl menjadi aspek terpenting dalam tafsir al-Jabiri. Sebab tartīb al-nuzūl dapat memberikan arah bagi pararelisasi turunnya ayat dengan fase-fase dakwah Rasulullah Ṣalla Allah Alayhi wa sallam yang menciptakan konteks bagi pemaknaan ayat. Dalam menyusun tartīb al-nuzūl al-Jabiri menggunakan tartīb al-nuzūl versi kesarjanaan muslim sebagai acuan yang kemudian dimodifikasi dengan mengadopsi metode penyusunan tartīb al-nuzūl Noldeke dan Blachere. Penyusunan al-Jabiri menghasilkan tartīb al-nuzūl yang sama sekali berbeda dengan versi Noldeke maupun Blachere dan hanya berbeda dalam 13 surah dengan versi kesarjanaan Muslim. Key Words: tafsir al-Jabiri, epistemologi, tartīb al-nuzūl, Noldeke, sarjana Muslim.
METODE TAFSIR SINTESIS (TAWḤĪDI) MUḤAMMAD BAQIR AL-ṢADR: DARI REALITAS KE TEKS Abdul Wadud Kasful Humam
AL ITQAN: Jurnal Studi Al-Qur'an Vol 1 No 2 (2015): Al ITQAN Jurnal Studi Al-Qur'an
Publisher : STAI AL-ANWAR SARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47454/itqan.v1i2.8

Abstract

Berawal dari ketidakpuasannya terhadap bentuk dan sistematika tafsir klasik (taḫlili) yang menurutnya telah melahirkan pandangan-pandangan parsial (not complete) dan atomistik serta belum mampu menyuguhkan pandangan solutif terhadap problem-problem kehidupan, juga karena motivasinya terhadap pernyataan sayyidina Ali bin Abi Thālib “Istantiq al-Qur’an….”, maka untuk menambal kekurangan-kekurangan dalam tafsir-tafsir klasik tersebut dan mengaplikasikan tesis ‘Ali, Muhammad Bāqir al-Şadr mengajukan sebuah metode tematik yang ia sebut dengan metode tawhîdi. Istilah tawhîdi, bukan dalam arti kesatuan tema dalam al-Qur’an sebagaimana metode tafsirnya Ḫasan al-Turābi dan yang lain, akan tetapi yang dimaksud tawhîdi oleh Bāqir al-Şadr adalah penyatuan pengalaman-pengalaman manusia (realitas sosial) dengan al-Qur’an. Metode tawhîdi adalah metode tafsir dimana penafsir tidak menafsirkan al-Qur’an secara membujur ayat per ayat, tetapi mengetengahkan pandangan al-Qur’an mengenai persoalan atau tema-tema kehidupan yang menyangkut masalah akidah, sosial dan kosmologi seperti tema tentang tauhid, kenabian (nubuwwah), ekonomi, norma-norma sejarah, penciptaan langit dan bumi dan lain-lain. Sehingga ketika ada tafsir yang disusun berdasarkan tema-tema tertentu dalam al-Qur’an dan tidak tuntas menyelesaikan problem sosial, maka Muhammad Bāqir al-Şadr menyebutnya dengan Dirāsah Qur’āniyyah, bukan tafsir tematik. Key Word: Metode tawhîdi, Dirāsah Qur’āniyyah, al-Sunan al-Tarikhiyyah
INFILTRASI ISRAILIYYĀT DALAM TAFSIR AL-QUR’AN Tsalis Muttaqien
AL ITQAN: Jurnal Studi Al-Qur'an Vol 1 No 2 (2015): Al ITQAN Jurnal Studi Al-Qur'an
Publisher : STAI AL-ANWAR SARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47454/itqan.v1i2.10

Abstract

Kehadiran israiliyyāt dalam penafsiran Al-Qur’an telah menjadi polemik di kalangan para ahli tafsir. Karenanya tulisan ini mencoba mendiskusikan terma tersebut dari sisi perkembangan dan keberadannya dalam tafsir, pengaruh dan alternatif jalan keluarnya yang sedapat mungkin bisa diambil.
KORELASI I’ROB DAN MAKNA DALAM TAFSIR AL-KASHSHĀF Mohammad Muhyiddin; Muhammad Najib
AL ITQAN: Jurnal Studi Al-Qur'an Vol 1 No 2 (2015): Al ITQAN Jurnal Studi Al-Qur'an
Publisher : STAI AL-ANWAR SARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47454/itqan.v1i2.21

Abstract

Penafsiran bercorak i'rāb yang telah mapan sejak zaman dahulu, bukan tanpa adanya problem. Masalah tersebut pernah disinggung oleh Ibnu Hisham, ulama ahli nahwu tersebut berpendapat bahwa dalam melakukan penafsiran i'rāb harus mementingkan makna ayat ketika ada persoalan tarik menarik antara mementingkan makna ayat atau i'rāb. AlZamakhshari seorang mufassir yang menerapkan corak i'rāb dalam tafsirnya, al-Kashshāf menjadi menarik untuk diungkap bagaimana sikap terhadap problem tersebut. Tulisan ini mencoba mengkaji korelasi i'rāb dan makna dalam pandangan al-Zamakhshari.    
PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD : STUDI KRITIS TERHADAP KITAB FĪ ẒILĀLI SURAT AL-TAWBAH Ahmad Musonnif Alfi; Abdul Ghofur Maimoen
AL ITQAN: Jurnal Studi Al-Qur'an Vol 1 No 2 (2015): Al ITQAN Jurnal Studi Al-Qur'an
Publisher : STAI AL-ANWAR SARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47454/itqan.v1i2.22

Abstract

Abdullah Azzam dikenal sebagai ideolog jihad modern di dunia dan menjadi rujukan utama kaum Mujahidin dalam melakukan aksi radikal. Ia meyakini surat al-Tawbah telah me-naskh lebih dari 120 ayat tentang perdamaian yang turun sebelumnya. Namun terdapat beberapa masalah pada kaidah naskh yang digunakannya. Pertama, kaidah naskh adalah pilihan pertama dan tidak menganggap adanya munasabah sebelum dilakukan naskh. Kedua, kaidah naskh yang digunakannya bertentangan dengan kaidah naskh ‘Ulum al-Qur`an yang berlaku. Ketiga, ia tidak konsisten dalam menggunakan kaidah naskh yang dibangunnya sendiri. Terbukti pada kesempatan lain ia masih menggunakan ayat yang dianggapnya telah mansÅ«kh.  
PENAFSIRAN AL-QUR`AN KH. IHSAN JAMPES : STUDI INTERTEKSTUALITAS DALAM KITAB SIRĀJ AL-ṬĀLIBĪN Mochammad Arifin; Mohammad Asif
AL ITQAN: Jurnal Studi Al-Qur'an Vol 1 No 2 (2015): Al ITQAN Jurnal Studi Al-Qur'an
Publisher : STAI AL-ANWAR SARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47454/itqan.v1i2.23

Abstract

Kiai Ihsan dikenal spesialis ulama di bidang tasawuf, namun selama ini tidak ada yang menyangka bahwa dirinya juga merupakan mufasir yang kompeten. Hal itu dapat dibuktikan dalam karya serialnya yang berjudul Sirāj al-ṬālibÄ«n, sebuah kitab tasawuf yang mengomentari kitab Minhāj al-‘ĀbidÄ«n karya al-GhazālÄ«. Penafsiran seringkali dilakukan oleh kiai Ihsan melalui penggalan ayat-ayat al-Qur`an yang disitir dari Minhāj al-‘ĀbidÄ«n. Penggalan ayat-ayat itu secara keseluruhan berjumlah 259, dengan rincian 79 di jilid pertama, dan 180 di jilid kedua. Kemudian penggalan ayat-ayat al-Qur`an dari Minhāj al-‘ĀbidÄ«n ia tarik ke dalam Sirāj al-ṬālibÄ«n untuk ditafsirkan. Di dalam Sirāj al-ṬālibÄ«n banyak ditemukan penafsiran-penafsiran yang sangat khas. Tulisan ini akan berpijak pada pendekatan teori intertekstual yang biasa diterapkan dalam dunia sastra. Interteks dianggap menjadi landasan analisis yang tepat terhadap sebuah hasil penafsiran yang diklaim terpengaruh (baca: mengutip) oleh khazanah literatur ulama terdahulu. Berdasarkan temuan penulis ada sembilas belas sumber rujukan yang digunakan oleh kiai Ihsan dalam menafsirkan potongan ayat-ayat al-Qur`an di dalam Sirāj al-ṬālibÄ«n, yang terdiri dari 10 kitab tafsir, 3 kitab tasawuf, 2 mu’jam, 1 kitab Ulum al-Qur’an serta 3 kitab yang belum diketahui secara pasti. TafsÄ«r alKhāzin menempati urutan terbanyak, dirujuk dirujuk 113 kali. Yang menarik, TafsÄ«r alJalālayn yang dianggap merupakan kitab tafsir paling populer di dunia pesantren justru menempati urutan ketiga.  

Page 1 of 1 | Total Record : 6