cover
Contact Name
Wahyu Andy Nugraha
Contact Email
jurnalkelautan@trunojoyo.ac.id
Phone
+6282234502425
Journal Mail Official
jurnalkelautan@trunojoyo.ac.id
Editorial Address
Jurusan Kelautan dan Perikanan, Universitas Trunojoyo Madura, Jl. Raya Telang PO. BOX 2 Kamal, Bangkalan, Jawa Timur, Indonesia 69162
Location
Kab. pamekasan,
Jawa timur
INDONESIA
Juvenil: Jurnal Ilmiah Kelautan dan Perikanan
ISSN : -     EISSN : 27237583     DOI : -
Juvenil: Journal of Marine and Fisheries Sciences, is a scientific journal in the field of marine and fisheries science published electronically and periodically four times a year by the Department of Marine Affairs and Fisheries, Trunojoyo University, Madura. This journal aim to become a medium of dissemination of high quality research and scientific note in the fiend of marine and fisheries. This journal can be accessed and downloaded freely for everyone. The article published in this journal have been pass the rigorious peer review by the expert reviewer. This journal accept every article that contain the following, but not limited to, scope: Juvenil: Journal of Marine and Fisheries Sciences, is a scientific journal in the field of marine and fisheries science published electronically and periodically four times a year by the Department of Marine Affairs and Fisheries, Trunojoyo University, Madura. This journal is expected to function as a medium for the dissemination of quality scientific research results as well as scientific rebuttal (notes) in the marine and fisheries sector which can be accessed online and free of charge by the Indonesian community and the international community. The articles (articles) published in this journal are articles that have passed peer-review (partner bebestari). This journal accepts every article which contains, but is not limited to, the scope: 1. Ecology and biology of marine and fisheries 2. Marine and Aquaculture 3. Marine and Aquatic Conservation 4. Marine Water Pollution 5. Management of marine and aquatic resources 6. Marine and fishery processing technology
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2021)" : 10 Documents clear
PENENTUAN STATUS MUTU AIR DI PERAIRAN ESTUARI KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN MENGGUNAKAN METODE STORET DAN METODE INDEKS PENCEMARAN Erika Adelia Yusnita; Haryo Triajie
Juvenil Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v2i2.10777

Abstract

ABSTRAKDaerah estuari Socah menjadi salah satu kawasan yang banyak dilalui oleh perahu- perahu nelayan dan menjadi jalur transportasi kapal, selain itu juga dekat dengan pemukiman penduduk dan buangan limbah lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status mutu air di perairan estuari Socah Kabupaten Bangkalan serta efektivitas penggunaan metode STORET dan indeks pencemaran dalam penentuan status mutu air. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Oktober-November 2020 setiap 2 minggu sekali dengan 3 kali pengulangan pada 2 stasiun lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan perhitungan menggunakan metode STORET mendapatkan hasil pada stasiun 1 dan stasiun 2 di minggu ke-1 terindikasi tercemar sedang, minggu ke-2 dan ke-3 terindikasi tercemar berat. Perhitungan menggunakan metode indeks pencemaran pada stasiun 1 di minggu ke-1 dan ke-3 terindikasi tercemar ringan sedangkan di minggu ke-2 tercemar sedang, pada stasiun 2 di minggu ke-1 dan ke-2 terindikasi tercemar ringan dan di minggu ke-3 tercemar sedang. Metode STORET merupakan metode yang lebih logis dan efektif digunakan dalam penentuan status mutu air.Kata Kunci: Pencemaran, Metode STORET, Metode Indeks Pencemaran.ABSTRACTThe Socah estuary area is one of the areas that is often traversed by fishing boats and becomes a ship transportation route, besides that it is also close to residential areas and other waste disposal. This study aims to determine the status of water quality in the waters of the Socah estuary, Bangkalan Regency and the effectiveness of using the STORET method and the pollution index in determining the status of water quality. Sampling was carried out in October-November 2020 every 2 weeks with 3 repetitions at 2 research location stations. The results showed that calculations using the STORET method obtained results at station 1 and station 2 in the 1st week indicated moderately polluted, 2nd and 3rd weeks indicated heavily polluted. Calculations using the pollution index method at station 1 in the 1st and 3rd weeks indicated mild contamination while in the 2nd week moderately polluted, at station 2 in the 1st and 2nd weeks indicated lightly polluted and in the 3rd week moderately polluted. The STORET method is a more logical and effective method used in determining the status of water quality.Keywords: Pollution, STORET Method, Pollution Index Method.
PEMETAAN POLA PERGERAKAN ARUS PERMUKAAN LAUT PADA MUSIM PERALIHAN TIMUR - BARAT DI PERAIRAN MADURA, JAWA TIMUR Luhur Moekti Prayogo
Juvenil Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v2i2.10103

Abstract

ABSTRAK Salah satu parameter hidro-oseanografi yang mempengaruhi kondisi perairan laut adalah arus. Arus merupakan pergerakan massa air yang dipengaruhi oleh angin, masa jenis air dan perbedaan tekanan yang mengakibatkan pengangkutan material-material air dari permukaan maupun kolom air. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi pola pergerakan arus permukaan laut pada musim peralihan timur-barat di perairan Madura, Jawa Timur. Data multitemporal dari NOAA tahun 2005 hingga 2009 digunakan untuk mengetahui karakteristik serta pola perubahan arus yang terjadi setiap tahun pada musim penghujan dan kemarau serta hasilnya disajikan dalam bentuk peta. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan menunjukkan arus permukaan laut di Perairan Madura, Jawa Timur pada setiap tahun memiliki kondisi yang berbeda-beda. Kecepatan arus permukaan tertinggi yaitu pada musim penghujan pada tahun 2006 bulan November dengan kisaran 0,05180 – 0,84830 m/det. Kemudian kecepatan arus permukaan terendah yang dipengaruhi oleh angin juga terjadi pada musim penghujan tepatnya pada tahun 2008 bulan November dengan kisaran kecepatan 0,00726 – 0,30209 m/det. Sehingga dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa data yang mewakili kedua musim tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Perlu adanya elaborasi lebih mendalaman mengenai pemilihan bulan untuk mewakili kedua musim dan data dengan multitemporal yang lebih banyak dan rapat (skala besar), sehingga hasil perhitungan akan lebih akurat.  Kata kunci: Hidro-oseanografi, Pemetaan Arus, NOAA, Multitemporal, Musim Peralihan, Madura ABSTRACT One of the hydro-oceanographic parameters that affect the condition of marine waters is the current. Current is the movement of water masses influenced by wind, water density and pressure differences that result in the transport of water materials from the surface and the water column. This study aims to study the pattern of movement of sea surface currents during the east-west transition season in the waters of Madura, East Java. Multitemporal data from NOAA from 2005 to 2009 is used to determine the characteristics and patterns of changes in currents every year in the rainy and dry seasons. The results are presented in the form of maps. The calculations that have been carried out show that sea surface currents in the waters of Madura, East Java, have different conditions every year. For example, the highest surface current velocity is in the rainy season in 2006 in November, with a range of 0.05180 – 0.84830 m/s. Then the lowest surface current speed, which is influenced by wind, also occurs in the rainy season, precisely in November 2008, with a speed range of 0.00726 – 0.30209 m/s. So from this experiment, it can be concluded that the data representing the two seasons does not show a significant difference. However, there is a need for more in-depth elaboration on the selection of months to represent the two seasons and data with more multitemporal and dense (large scale). Then, the calculation results will be more accurate. Keyword: Hydro-oceanography, Current Mapping, NOAA, Multitemporal, Transition Season, Madura
PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii PADA JARAK PANTAI YANG BERBEDA DI DESA AENGDAKE, KABUPATEN SUMENEP Khoirul Umam; Apri Arisandi
Juvenil Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v2i2.10672

Abstract

ABSTRAKSumenep merupakan daerah yang memiliki potensi rumput laut terbesar di Jawa Timur dengan hasil 32.247 ton pada tahun 2015 (Jailani et al. 2015). Wilayah pantai yang landai, ekosistem terumbu karang yang bagus sangat mendukung terhadap pertumbuhan rumput laut. Rumput laut  merupakan  sejenis  tumbuhan  yang  tidak  dapat  dibedakan  antara  akar,  batang  dan daunnya sehingga seluruh tubuhnya disebut thallus. Pertumbuhan adalah perubahan ukuran suatu organisme berupa berat atau panjang pada waktu tertentu. Tujuan dari penelitian  ini untuk  mengetahui  pertumbuhan  rumput  laut  Eucheuma  cottonii  pada  jarak  pantai  yang berbeda  serta parameter kualitas perairannya. Pengambilan  sampel dilakukan dengan  tiga titik pengambilan yakni pada jarak 100 m, 150 m dan 200 m masing-masing 3 kali ulangan . Selanjutnya dilakukan perhitungan dengan rumus pertumbuhan harian, pertumbuhan mutlak serta  pertumbuhan  nisbi/relatif  selanjutnya  dilanjutkan  dengan  analisis  uji  Anova,  untuk mempermudah  pengujian  terhadap  uji  Anova  maka  menggunakan  program  SPSS.  Hasil penelitian  menunjukkan  bahwa  nilai  pertumbuhan  dengan  jarak  pantai  yang  berbeda berpengaruh nyata apabila nilai (sig0,05) apabila nilai (sig0,05) maka tidak berpengaruh nyata. Dari hasil uji Anova yang dilakukan nilai signfikan yang diperoleh adalah sebesar 0,094 yang artinya tidak ada pengaruh nyata terhadap pertumbuan rumput laut Eucheuma cottonii. Sedangkan parameter kualitas perairan yang digunakan untuk mengetahui kualitas perairan meliputi Suhu, Salinitas, pH, Kedalaman, Kecerahan, dan Okseigen terlarut.  Kata Kunci: Sumenep, Rumput Laut, Pertumbuhan dan Eucheuma cottonii. ABSTRACTSumenep is an area that has the largest seaweed potential in East Java with a yield of 32,247 tons in 2015 (Jailani et al. 2015). Sloping coastal areas, good coral reef ecosystems are very supportive of the growth of seaweed. Seaweed is a type of plant that cannot be distinguished between roots, stems and leaves so that the whole body is called a thallus. Growth is a change in the size of an organism in the form of weight or length at a certain time. The purpose of this study was to determine the growth of Eucheuma cottonii seaweed at different coastal distances and the parameters of the water quality. Sampling was carried out with three sampling points, namely at a distance of 100 m, 150 m and 200 m each with 3 replications. Furthermore, calculations are carried out using the daily growth formula, absolute growth and relative/relative growth followed by analysis of the ANOVA test, to facilitate testing of the ANOVA test using the SPSS program. The results showed that the growth value with different coastal distances had a significant effect if the value (sig 0.05) if the value (sig 0.05) had no significant effect. From the results of the ANOVA test, the significant value obtained was 0.094, which means that there was no significant effect on the growth of Eucheuma cottonii seaweed. While the water quality parameters used to determine water quality include temperature, salinity, pH, depth, brightness, and dissolved oxygen.Keywords: Sumenep, Seaweed, Growth and Eucheuma cottonii.
PARAMETER LINGKUNGAN HABITAT MANGROVE DI KECAMATAN MODUNG KABUPATEN BANGKALAN Kholis Kholifi; Maulina Kusumo Wardhani; Firman Farid Muhsoni
Juvenil Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v2i2.10631

Abstract

ABSTRAK Hutan mangrove merupakan salah satu bentuk ekosistem hutan yang unik dan khas, terdapat di daerah pasang surut di wilayah pesisir, pantai, dan atau pulau-pulau kecil, dan merupakan potensi sumber daya alam yang sangat potensial yang berperan sebagai salah satu penunjang perekonomian masyarakat pesisir dan ecara ekologis, hutan mangrove juga memiliki banyak fungsi yaitu sebagai habitat biota laut, perlindungan wilayah pesisir dan pantai, penyerapan karbon, pencegah terjadinya abrasi dari berbagai ancaman sedimentasi, pemecah gelombang, dan tempat pemijahan bagi ikan yang hidup di laut bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur ekosistem mangrove dan kondisi parameter lingkungan mangrove. Parameter lingkungan untuk perairan diantaranya PH (7,03 – 8,35), Salinitas (22 – 29 ppt), Suhu (28,9 – 30,5 oC), DO (2,25 – 3,4 mg/l), Fosfat (0,281 – 0,606 mg/l), Nitrat (0,07 – 0,233 mg/l), Pb (1,17 – 6,52 ppm), dan Tss (0,476 – 4,08 mg/l). Sedangkan untuk sedimen diantaranya Ph (3,8 – 6,3), Jenis Sedimen Berpasir, dan N-Total (0,01 – 0,09 %). Status mutu perairan mangrove di Modung kedalam kategori kelas C yaitu tercemar sedang. Jenis mangrove di kecamatan modung ditemukan 5 jenis mangrove diantaranya Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, Avicennia marina.Nilai Indeks Nilai Penting (INP) menunjukkan bahwa  kategori Pohon (29,65 – 172,4), kategori Anakan (21,78 – 85,35), dan kategori Semai (32,5 – 113,33.Kata Kunci : Hutan Mangrove, Paramater Fisika-Kimia, INP, Metode Storet ABSTRACT Mangrove forest is a form of forest ecosystem that is unique and distinctive, located in tidal areas in coastal areas, beaches, and / or small islands, and is a potential natural resource that is very potential that plays a role in supporting the economy of coastal communities and Ecologically, mangrove forests also have many functions, namely as a habitat for marine life, protection of coastal and coastal areas, carbon absorption, prevention of abrasion from various sedimentation threats, breakwaters, and spawning grounds for fish living in the high seas. This study aims to determine the structure of the mangrove ecosystem and the condition of the mangrove environmental parameters. Environmental parameters for waters include PH (7.03 - 8.35), Salinity (22 - 29 ppt), temperature (28.9 - 30.5 oC), DO (2.25 - 3.4 mg / l), Phosphate (0.281 - 0.606 mg / l), Nitrate (0.07 - 0.233 mg / l), Pb (1.17 - 6.52 ppm), and Tss (0.476 - 4.08 mg / l). As for the sediments, including Ph (3.8 - 6.3), Sandy Sediment Types, and N-Total (0.01 - 0.09%). The status of the quality of mangrove waters in Modung is in the class C category, which is moderate pollution. There were 5 types of mangroves in Modung sub-district including Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, Avicennia marina. The Importance Value Index (IVI) indicated that the Tree category (29.65 - 172.4), the category of saplings (21 , 78 - 85.35), and the category of seedlings (32.5 - 113.33.Keywords : Mangrove Forest, Physical-Chemical Parameters, INP, Storetic Method
ANALISIS PARAMETER OSEANOGRAFI BAGI PERUNTUKAN WISATA PANTAI PULAU GILI GENTING Ahmad Wasiludin; Agus Romadhon
Juvenil Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v2i2.10652

Abstract

ABSTRAKPulau Gili Genting merupakan kawasan dengan potensi besar untuk dimanfaatkan, terutama pada Wisata Pantai. Potensi tersebut jika dikembangkan dengan baik, dapat memberikan dampak positif terhadap masyarakat Pulau Gili Genting. Untuk membuktikan dan mengembangkan potensi tersebut diperlukan analisa tentang Parameter Oseanografi bagi peruntukan Wisata Pantai di Pulau Gili Genting sebagai kawasan wisata. Sehingga penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kondisi parameter oseanografi dan parameter oseanografi utama untuk kesesuaian wisata pantai di Pulau Gili Pandan. Penelitian ini menganalisa kualitas air secara insitu, diantaranya Kecepatan Arus, Kecerahan, Kedalaman, Salinitas, DO, dan kondisi kawasan pantai, Tipe dan Material Dasar Pantai, Lebar Pantai dan Kemiringan Pantai. Hasil analisa kesesuaian wisata pantai dinilai berdasarkan stasiun dan pada kondisi pasang dan surut. Pada stasiun 1 nilai kategori kesesuaian wisata baik pada kondisi pasang maupun surut sangat sesuai (S1)berada pada kisaran nilai 72%, pada stasiun 2 nilai kategori kesesuaian wisata pada kondisi pasang dan surut berbeda, pada kondisi pasang termasuk dalam kategori sesuai bersyarat (SB) dengan nilai 67% sedangkan pada keadaan surut termasuk kedalam kategori sangata sesuai (S1) dengan nilai 72% dan pada secara keseluruhan nilai indeks kesesuaian wisata (IKW) di Pulau Gili Pandan berada dalam kategori Sesuai (S).Kata Kunci: Parameter Oseanografi, Pulau Gili Genting, Wisata Pantai.ABSTRACTGili Genting Island, especially in excurtional beach, is an area with great potentials to be utilized. If the potential of the island is developed properly, it may bring positive impacta on the Gili Genting Community. To prove and develop the potential, it requires an analysis of Oceanographic Parameters for the allotment of coastal tourism on Gili Genting Island as a tourism resort. Therefore, this research attempts to know the condition of Oceanographic Parameter and parameters of main Oceanography to suitability of coastal tourism in Gili Genting Island. This study analyzed the quality of in situ water, such as current velocity, brightness, depth, salinity, DO and coastal conditions, types and basic coastal material, beach width and beach tilt. The result of assessment of the suitability of coastal tourism is assessed based on the station and high/low tidal condition. At station 1 the value of the category of tourist suitability in both high and low tidal condition are very suitable (S1) is in the range 100 %. At station 2 the value of tourist suitability category is at different high and low tidal condition, with a value of tourist suitability, at high condition is in the range 93% and is an low comdition is in the range 100 %. And on the overall value of tourist comformity index (IKW) on Gili Genting Island are the category of suitable (S).Keywords: Oceanography parameter, Gili Genting Island, Excurtional beach.
ANALISA DIMENSI EKOLOGI PERAIRAN PULAU GILI RAJA BAGI PERUNTUKAN DAERAH PERLINDUNGAN LAUT A Almuhlisin; Agus Romadhon
Juvenil Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v2i2.10651

Abstract

ABSTRAKPengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil merupakan   salah satu usaha yang harus  dilakukan untuk  tetap mempertahankan kestabilan dimensi ekologi. Mengingat  interaksi antara mahluk  hidup  dengan  lingkungan  yang  sangat  dinamis,  perlu  untuk  dilakukan  pengembangan  tersebut  yang  diharapkan  mampu  untuk  memberikan  dampak  baik  pada  mahluk  hidup  dan  lingkungan  itu  sendiri. Sehingga upaya untuk mempertahankan kestabilan dimensi ekologi dapat  terwujud dengan baik. Pulau Gili Raja merupakan pulau kecil yang  terletak di Kabupaten Sumenep, ekosistem yang berada di Pulau Gili Raja yaitu mangrove dan  terumbu karang yang  luasannya  lebih  luas dari ekosistem mangrove dan cukup  rentan  akan  terjadinya  kerusakan  ekosistem  terumbu  karang.  Sehingga  kawasan  tersebut diperlukan  analisis  dimensi  ekologi  bagi  peruntukan  daerah  perlindungan  laut.  Adapun  tujuan  dari penelitian  ini  meliputi  mengetahui  kualitas  perairan,  persentase  tutupan  terumbu  karang,  kemudian penilaian kesesuaian daerah perlindungan laut. Metode yang digunakan untuk menganalisa kualitas air secara  insitu,  menganalisis  ekosistem  terumbu  karang  dengan  LIT  (Line  Intercept  Transect),  Hasil analisa dalam penelitian ini yaitu nilai kualitas perairan sesuai standart baku mutu untuk kelangsungan  kehidupan  terumbu  karang,  nilai  persentase  tutupan  karang  berada  pada  kisaran  55,935-72.525%. Kesesuaian daerah perlindungan laut terdapat pada stasiun 4 dengan kategori sangat sesuai. Kata Kunci : Dimensi ekologi, Gili Raja,terumbu karang, daerah perlindungan laut.ABSTRACTDevelopment of coastal areas and small islands is one effort to be done to maintain the stability of  ecological  dimensions.  Considering  the  interaction  between  living  creatures  and  highly  dynamic environments,  it  is necessary  to carry out  those developments which are expected  to be able  to have a good  impact on  living beings and  the  environment  itself. So  the  effort  to maintain  the  stability of  ecodimensional  dimension  can  be  realized  well.  Gili  Raja  Island  is  a  small  island  located  in  Sumenep regency,  the ecosystem  is  located on Gili Raja Island which  is mangrove and coral reef which  is wider than mangrove  ecosystem and quite  vulnerable  to  the damage of  coral  reef  ecosystem. So  that area  is needed analysis of ecological dimension  for allotment of marine protection area. The objectives of  this study include knowing the quality of waters , the percentage of cover coral reefs, then assessment of the suitability of marine protected areas. Methode used to analyze water quality in situ, analyzing coral reef ecosystem with Line Intercept Transect (LIT), The result of analysis in this research is water quality value according to standard quality standard for coral reef life survival, kara ng coverage percentage is in the range 55,935 -7 2.525 %. For  the suitability of marine protected areas are  found  in station 4 with very suitable category .  Keywords : Ecological dimension, Gili Raja, coral reef, protection area
TINGKAT PENCEMARAN ORGANIK BERDASARKAN KONSENTRASI BIOLOGICAL OXYGEN DEMAND (BOD), CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD), DAN TOTAL ORGANIC MATTER (TOM) DI SUNGAI BANCARAN, KABUPATEN BANGKALAN Rieke Agnes Novel Putri; Haryo Triajie
Juvenil Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v2i2.10778

Abstract

ABSTRAKAktivitas warga sekitar yang memanfaatkan Sungai Bancaran dan menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah atau limbah dapat menyebabkan terjadinya akumulasi bahan organik dalam perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi BOD, COD, dan TOM serta menentukan tingkat pencemaran bahan organik di Sungai Bancaran. Penelitian ini menggunakan metode STORET. Prinsip dari metode STORET yaitu membandingkan antara data kualitas air yang diperoleh dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya hal ini guna menentukan status mutu air. Baku mutu yang digunakan yaitu PP No. 82 Tahun 2001 dan PerMenKes No. 416 Tahun 1990. Hasil yang diperoleh lebar sungai berkisar  12,3-17,7 m cenderung meningkat kearah muara sungai, kedalaman berkisar 0,27-1,30 m, jenis substrat yaitu lumpur, kecepatan arus berkisar 0,07- 0,35 m/detik, kecerahan berkisar 20,7-87,3 cm, dan suhu berkisar 27,3- 32,2 °C. Parameter salinitas 0-6 ppt, oksigen terlarut berkisar 5,15-7,01 mg/l, pH berkisar 7,10-7,65 cenderung netral, BOD berkisar ,35-14,42 mg/l, COD berkisar 5,72-39,87, dan TOM 8,44-13,13 mg/l. Sedangkan untuk komposisi jenis fitoplankton terdiri dari kelas Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Chlorophyceae, Dinophyceae, dan Euglenophyceae dengan kelimpahan fitoplankton berkisar 8133-13.733 sel/L. Tingkat pencemaran organik di Sungai Bancaran menggunakan metode STORET   diketahui tercemar ringan (Kelas B) hingga tercemar sedang (Kelas C).Kata kunci: BOD, COD, TOM, bahan organik, STORETABSTRACTThe activities of local residents who use the Bancaran River and turn the river into a place for garbage or waste disposal can trigger an accumulation of organic matter in the waters. This study aims to determine the concentration of BOD, COD, and TOM and to determine the level of organic matter pollution in the Bancaran River. This study uses the STORET method. The principle of the STORET method is to compare the water quality data obtained with the water quality standards adjusted for this purpose in order to determine the water quality status. The quality standard is used on PP. 82 of 2001 and PerMenKes No. 416 of 1990. The results obtained that the width of the river ranges from 12.3-17.7 m which tends to increase towards the river mouth, the depth ranges from 0.27 to 1.30 m, the type of substrate is mud, the flow velocity ranges from 0.07 to 0.35 m / sec, brightness ranges from 20.7 to 87.3 cm, and temperatures range from 27.3 to 32.2 ° C. The salinity parameters were 0-6 ppt, dissolved oxygen ranged from 5.15 to 7.01 mg / l, pH ranged from 7.10 to 7.65 tended to be neutral, BOD ranged from 35-14.42 mg / l, COD ranged from 5.72 -39.87, and TOM 8.44-13.13 mg / l. Meanwhile, the composition of phytoplankton consists of classes Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Chlorophyceae, Dinophyceae, and Euglenophyceae with an abundance of phytoplankton ranging from 8133-13,733 cells / L. The level of organic pollution in the Bancaran River using the STORET method is known to be lightly polluted (B Class) to moderate (C Class).         Keywords: BOD, COD, TOM, organic matter, STORET
EVALUASI KESESUAIAN HABITAT PENELURAN PENYU DI TAMAN KILI-KILI KECAMATAN PANGGUL KABUPATEN TRENGGALEK Dianita Kusuma Sari Riyanto; Agus Romadhon
Juvenil Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v2i2.10653

Abstract

ABSTRAKPenyu merupakan salah satu hewan perairan laut yang hidupnya mulai dari perairan laut dalam sampai perairan laut dangkal. Tempat bertelur penyu laut yaitu pantai pasir dengan kemiringan landai yang dapat ditemukan di pantai – pantai di Indonesia. Di dunia ada tujuh jenis penyu dan enam di antaranya terdapat di Indonesia. Kawasan konservasi penyu di Taman Kili – kili Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek merupakan daerah peneluran penyu dan menjadi kawasan penangkaran penyu. Kawasan tersebut termasuk POKMASWAS (kelompok masyarakat pengawas) yang sudah beraktifitas sejak tahun 2012. Pentingnya habitat bagi penyu menunjukkan bahwa pergerakan peneluran penyu hanya bersifat lokal artinya tidak terlalu jauh dari lokasi penelurannya, karena penyu bertelur di satu tempat akan kenbali lagi ketempat awal penelurannya. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut : Mengetahui kualitas perairan dan menginventarisir parameter habitat penyu di Taman Kili-kili Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek. Evaluasi kesesuaian habitat peneluran penyu di Taman Kili-kili Kecamatan Panggul Kabupaten penyu. Inventarisir dan Penilaian Parameter untuk habitat Penyu kategori pantai yang sesuai untuk habitat peneluran penyu berada di Taman Kili-kili. Strategi pengembangan habitat penyu di taman kili-kili trenggalek menggunakan perhitungan AHP didapatkan aspek yang  diprioritaskan aspek ekonomi (0,462) dengan alternatif pengembangan yang diprioritaskan peningkatan pendapatan (0,524), upaya konservasi (0,535), pelestarian Budaya (0,542), Peningkatan Lapangan Kerja (0,476), Menjaga Kualitas Lingkungan (0,465) dan Kelembagaan (0,458).Kata Kunci : Taman Kili-kili, Penyu, AHPABSTRACTThe turtle is one of the marine animals whose life ranging from deep sea waters to the shallow sea waters. Place egg-laying sea turtles i.e. sand beach with a slope of ramps that can be found on the Beach – the beach in Indonesia. In the world there are seven types of turtles and six of which are found in Indonesia. Turtle conservation area in the Park Kili-kili Trenggalek Regency is a subdistrict of the Panggul area are organised into captive turtles and turtle. The area including the POKMASWAS (community group supervisor) who have been active since the year 2012. The importance of habitat for turtles turtle spawning movements showed that only local meaning not too far from the location of the penelurannya, because the turtles lay eggs in one place will be back again to the beginning of the spawning. Therefore, this research has the objective as follows: Knowing the quality of the waters and habitat parameters turtles in Garden reel Trenggalek Regency Panggul  Subdistrict. An evaluation of spawning habitat suitability turtles in Garden reel Trenggalek Regency Panggul Subdistrict. Inventarisir and assessment parameters for Turtle habitat categories appropriate for Beach spawning habitat for turtles in reel. The strategy of the development of the habitat of turtles in Garden reel trenggalek using AHP calculations obtained aspects that prioritized economic aspects (0.462) and alternative development are prioritized increase in revenue (0.524), conservation efforts (0.535), Cultural preservation (0.542), an increase in employment (0.476), maintaining the quality of the environment (0.465) and institutional (0.458).Keywords: Kili-kili Park, Turtles, AHP
EVALUASI BERKELANJUTAN EKOSISTEM MANGROVE MENGGUNAKAN RAPFISH DI DESA UJUNG PIRING KECAMATAN BANGKALAN KABUATEN BANGKALAN Avin Yusuf Noktasatria; Akhmad Farid
Juvenil Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v2i2.10779

Abstract

ABSTRAKMangrove adalah suatu suatu individu jenis tumbuhan yang membentuk komunitas tersebut di daerah pasang surut. Pelaksanaan penanaman di Desa Ujung Piring ini dilakukan rutin setiap tahunnya. Namun dalam perawatan dan pengawasan terhadap mangrove massih belum maksimal. Penelitian ini bertujuan mengetahui status keberlanjutan ekosistem mangrove di Desa Ujung Piring Kecamatan Bangkalan Kabupaten Bangkalan dan menentukan rekomendasi strategi pengelolaan ekosistem mangrove di Desa Ujung Piring Kecamatan Bangkalan Kabupaten Bangkalan. Penelitian ini menggunakan metode analisis RAPFISH. Hasil Penelitian menunjukan nilai indeks keberlanjutan seluruh dimensi sebesar 63,5 termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan artinya harus ada pengelolaan, perawatan dan pelestarian hutan mangrove, agar nilai tersebut bertahan atau bahkan bisa meningkat. Strategi pengelolaan ekosistem mangrove untuk dimensi ekologi dengan menjaga kelestarian ekosistem mangrove diantaranya adalah melakukan pengawasan, perawatan dan menambah keanekaragaman mangrove. Strategi pengelolaan ekosistem mangrove untuk dimensi ekonomi yaitu dengan pengoptimalan dan pengembangan potensi sumberdaya mangrove diantaranya adalah memanfaatkan sumberdaya alam yang ada dan melebarkan aksebilitas ke lokasi mangrove. Strategi pengelolaan ekosistem mangrove untuk dimensi sosial yaitu meningkatkan partisipasi masyarakat diantaranya adalah meningkatkan penyuluhan tentang manfaat mangrove dan melibatkan masyarakat secara aktif dalam perawatan mangrove. Strategi pengelolaan ekosistem mangrove untuk dimensi ekonomi yaitu dengan pengoptimalan dan pengembangan potensi sumberdaya mangrove diantaranya adalah meningkatkan koordinasi antara pemerintah, lembaga masyarakat dan masyrakat dan membentuk kelompok khusus pengawas mangrove.Kata Kunci: Mangrove, Desa Ujung Piring, Berkelanjutan, RAPFISH.  ABSTRACTMangrove is an individual plant species that forms the community in the tidal area. The implementation of planting in Ujung Piring Village is carried out regularly every year. However, the care and supervision of mangroves is still not optimal. This study aims to determine the sustainability status of the mangrove ecosystem in Ujung Piring Village, Bangkalan District, Bangkalan Regency and determine strategic recommendations for mangrove ecosystem management in Ujung Piring Village, Bangkalan District, Bangkalan Regency. This research uses RAPFISH analysis method. The results of the study show that the sustainability index value of all dimensions of 63.5 is included in the fairly sustainable category, meaning that there must be management, care and preservation of mangrove forests, so that the value can survive or even increase. Mangrove ecosystem management strategies for the ecological dimension by preserving the mangrove ecosystem include monitoring, maintaining and increasing mangrove diversity. Mangrove ecosystem management strategy for the economic dimension is by optimizing and developing the potential of mangrove resources, including utilizing existing natural resources and expanding accessibility to mangrove locations. Mangrove ecosystem management strategies for the social dimension, namely increasing community participation, include increasing counseling about the benefits of mangroves and involving the community actively in mangrove care. Mangrove ecosystem management strategy for the economic dimension is by optimizing and developing the potential of mangrove resources, including improving coordination between the government, community institutions and the community and forming a special group of mangrove supervisors.Keywords: Mangrove, Ujung Piring Village, Sustainable, RAPFISH.
ANALISIS KESESUAIAN EKOWISATA MANGROVE DI PANTAI KUTANG KABUPATEN LAMONGAN Jamal Aprianto; Agus Romadhon
Juvenil Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v2i2.10654

Abstract

ABSTRAKWilayah Kabupaten Lamongan merupakan salah satu daerah yang telah ditetapkan sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Jawa Timur oleh Pemerintah Jawa Timur.  Salah  satu  distinasi wisata  yaitu  Pantai  Kutang  yang  memiliki  ekosistem  mangrove  yang  masih  alami.  Ekosistem mangrove di pantai kutang memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai salah satu obyek Ekowisata.  Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi mangrove, Evaluasi kelayakan ekosistem mangrove bagi Ekowisata, dan arahan pengembangan ekowisata mangrove. Jenis  data  yang  digunakan  berupa  Ketebalan Mangrove,  kualitas  air,  dan  kerapatan  jenis,  dan untuk  pengolahan  data  menggunakan  Indeks  Nilai  Penting,  IKW,  dan  AHP.  Potensi  Ekowisata Mangrove  di Pantai  Kutang  pada  jenis Rh. Apiculata memiliki  kontribusi  yang  sedang  (101%  - 200%  ),  dengan  nilai  168,922%.  Kontribusi yang rendah didapatkan pada jenis Ceriops Tagal, (0%-100%) dengan nilai 41,088. Evaluasi kesesuaian ekowisata mangrove memiliki nilai rata-rata sebesar  57,42%,  masuk  dalam  kategori  S2  (Sesuai)  dengan  kisaran  50%-75%.  Arahan pengembangan  bagi  ekowisata  yang  paling  diprioritaskan  adalah  mangrove  tracking  (0,215), kelembagaan  pengelolaan  (0.215),  industri  kecil  mangrove  (0,199)  sarana  transportasi  (0,197), dan pusat  informasi mangrove  (0,175). Mangrove tracking sebagai sarana penunjang utama bagi kegiatan ekowisata, selain itu juga dapat membantu menjaga kelestarian lingkungan dan ekosistem mangrove.Kata Kunci: Kesesuaian, Ekowisata, dan Ekosistem Mangrove.  ABSTRACTLamongan District is one of the areas that have been designated as a Tourist Destination (DTW) in East Java by the Government of East Java. One of tourism disturbance is Kutang Beach which has mangrove ecosystem which is still natural. Mangrove ecosystems on kutang beach have considerable potential to be developed as one of ecotourism objects. The purpose of this study was to  determine  the  potential  of  mangroves,  evaluate  the  feasibility  of  mangrove  ecosystems  for ecotourism, and directives  for  the development of mangrove ecotourism. The type of data used is Mangrove Thickness, water quality, and type density, and for data processing using the Important Value Index, IKW, and AHP. Potential of Mangrove Ecotourism at Kutang Beach in Rh. Apiculata has a moderate contribution (101% - 200%), with a value of 168.922%. The low contribution was found on Ceriops Tagal type, (0% -100%) with 41,088 value. Suitability evaluation of mangrove ecotourism has an average value of 57.42%, included in the category of S2 (Appropriate) with a range of 50% -75%.  The  most  prioritized  development  directions  for  ecotourism  are  mangrove tracking (0.215), institutional management (0.215), small mangrove industry (0.199) transportation facilities  (0.197),  and  mangrove  information  centers  (0.175).  Mangrove tracking is the main supporting tool for ecotourism activities, besides that it can also help preserve the environment and mangrove ecosystems. Keywords: Suitability, Ecotourism, and Mangrove Ecosystem

Page 1 of 1 | Total Record : 10