cover
Contact Name
Sutrisno
Contact Email
redaksidhammavicaya@gmail.com
Phone
+6281291627203
Journal Mail Official
redaksidhammavicaya@gmail.com
Editorial Address
Jl. Pulo Gebang Permai No.107, Rt.13 / Rw.04 Kelurahan Pulo Gebang Kecamatan Cakung, Jakarta Timur - 13950 Telp. : (021) 4870-1213 E-mail : stab_nalanda@yahoo.com https://stabnalanda.ac.id/
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Pengkajian Dhamma
ISSN : 25808028     EISSN : 27754200     DOI : https://doi.org/10.47861/
The scope of the fields contained in Dharmavicaya Journal is dharma teachings to situations of social, political, educational, environmental, economic and mental development
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 73 Documents
Motivasi Menjadi Guru Sekolah Minggu Buddhis di Vihāra-Vihāra Kecamatan Getasan-Kabupaten Semarang Sukodoyo Sukodoyo
Dhammavicaya : Jurnal Pengkajian Dhamma Vol. 3 No. 1 (2019): Juli :Jurnal Pengkajian Dhamma
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47861/dv.v3i1.11

Abstract

Penelitian motivasi menjadi guru sekolah minggu Buddhis (SMB) di vihāra-vihāra Kecamatan Getasan-Kabupaten Semarang dilatarbelakangi oleh masih terbatasnya pemuda yang mau menjadi guru SMB, kurangnya dukungan pengurus vihāra dan orangtua pada kegiatan SMB, kurangnya penghargaan dan perhatian pada guru SMB, dan masih terbatasnya guru SMB dalam suatu vihāra. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan motivasi menjadi guru SMB di vihāra-vihāra Kecamatan Getasan-Kabupaten Semarang. Penelitian ini merupakan jenis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data yaitu melakukan pengamatan terusmenerus, triangulasi, dan membicarakan dengan rekan sejawat. Selanjutnya, data dianalisis menggunakan teknik analisis data model interaktif, terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menjelaskan: (1) peduli membina SMB, semangat mengabdi, dan keinginan untuk melestarikan Dhamma, (2) kesungguhan dalam menjadi guru sekolah Minggu Buddhis melalui belajar sebelum mengajar, aktif mengajar SMB, melakukan evaluasi SMB, serta variasi kegiatan SMB, (3) kondisi di masyarakat yang mendorong subjek menjadi guru SMB adalah dukungan dari orang tua dan pengurus vihāra yang masih kurang.
PERANAN PIKIRAN DALAM PANDANGAN ROMO PANDIT JINARATANA KAHARUDDIN Mettadewi Wong
Dhammavicaya : Jurnal Pengkajian Dhamma Vol. 2 No. 2 (2019): Januari :Jurnal Pengkajian Dhamma
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47861/dv.v2i2.12

Abstract

Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Nalanda yang menyelenggarakan pendidikan tinggi keagamaan Buddha, bertugas menyiapkan calon guru yang mempunyai kecerdasan spiritual. Salah satu kecerdasan spiritual yang harus dimiliki adalah pengendalian diri. Bila setiap manusia, termasuk para mahasiswa, menyadari peranan pikiran dalam kehidupan makhluk dan akibat-akibatnya, maka mereka akan berusaha mengendalikan diri. Pikiran yang terkendali akan mengakibatkan ucapan dan perbuatannya juga menjadi baik, sehingga akan memberikan ketenangan dan kebahagiaan. Peranan pikiran yang penting dalam kehidupan makhluk ini akan ditinjau dari sudut pandang Romo Pandit Jinaratana Kaharuddin, seorang pakar Abhidhamma yang membabarkan Abhidhamma pertama kali di Indonesia. Dengan mengetahui perjuangan Romo Pandit J. Kaharuddin, generasi muda Buddhis diharapkan dapat menghargai jasa-jasa beliau dan mengikuti teladannya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif naratif, dengan menampilkan sosok Romo Pandit J Kaharuddin dan pandangannya tentang peranan pikiran dalam kehidupan makhluk. Peneliti mengumpulkan data -data dari mengadakan wawancara langsung dengan Romo Pandit Jinaratana Kaharuddin untuk mengetahui biografi kehidupan Romo Pandit J. Kaharuddin, perjuangannya dalam mengembangkan pembelajaran Abhidhamma di Indonesia, dan pandangannya tentang pikiran adalah raja kehidupan. Peneliti juga mengadakan wawancara dengan Ibu Abhayahema Kaharuddin (isteri Romo Pandit J. Kaharuddin) dan dua orang siswa utama Romo Pandit J. Kaharuddin, yaitu Romo Ir. Selamat Rodjali dan Ibu Silvia Lam, S.E. Romo Pandit J. Kaharuddin merupakan seorang pakar Abhidhamma yang telah berjasa dalam mengembangkan Abhidhamma pertama kali di Indonesia, yaitu kepada para mahasiswa-mahasiswi Akademi Buddhis Nalanda, Jakarta, pada bulan September 1979. Beliau merupakan satu-satunya orang dari anggota Sangha Pertama di Indonesia (yang bernama Sangha Suci Indonesia) yang masih hidup saat ini, yang telah berusia 80 tahun. Pandangan beliau tentang pikiran adalah Raja Kehidupan sangat memotivasi umat Buddha untuk mengelola pikirannya dengan baik, mengendalikan pikirannya agar selalu terkonsentrasi ke hal-hal yang baik, sehingga ucapan dan perbuatannya juga menjadi baik. Ini sesuai dengan nasihat Sang Buddha yang berbunyi “Sacitta pariyo dapanam” atau “Sucikan pikiran” ; ini merupakan singkatan dari Abhidhamma Pitaka.
KECERDASAN SPIRITUAL DAN PUJA BAKTI Lauw Acep
Dhammavicaya : Jurnal Pengkajian Dhamma Vol. 2 No. 2 (2019): Januari :Jurnal Pengkajian Dhamma
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47861/dv.v2i2.14

Abstract

Ritual atau puja bakti adalah kegiatan yang rutin dilakukan oleh pemeluk keagamaan sebagai bentuk ungkapan keyakinan. Puja bakti adalah elemen yang selalu ada dalam sistem keagamaan manapun. Oleh karena itu perlu dilakukan penyadaran ilmiah terhadap makna dibalik puja bakti, sehingga melakukannya tidak secara membuta. Kecerdasan spiritual memiliki kandungan nilai yang layak dicapai melalui pelaksanaan puja bakti yang benar. Melalui studi antropologi dan psikologi, dapat diketahui bahwa manusia memiliki kecerdasan yang lebih unggul dibandingkan dengan makhluk lainnya. Manusia memiliki kemampuan mencipta, merasa dan berkehendak yang dipelajari melalui pembudayaan. Dengan kemampuan kecerdasan yang dimilikinya, manusia berkarya dalam kehidupan untuk mencapai cit a cita yang didambakan. Tipologi kecerdasan manusia antara lain mencakup kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Masing - masing kecerdasan tersebut bersifat fungsional. Dengan kecerdasan intelektual manusia menciptakan aneka macam teknologi, sehingga aktivitas kehidupan menjadi lebih mudah dan efisien. Dengan akal dan budi, manusia memiliki tata krama, moral, tata kelakuan, sehingga dapat hidup saling membantu, menghargai dan memiliki tenggang rasa. Dengan kecerdasan emosi seseorang dapat lebih mengendalikan diri sehingga dapat lebih mudah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Demikian pula dengan kecerdasan spiritual, seseorang dapat lebih dapat mengembangkan batinnya sehingga dapat mengembangkan sifat sifat luhur dalam memurnikan pikiran, ucapan dan perbuatannya. Praktik agama menjanjikan tercapainya kebahagiaan duniawi (lokiya) dan non-duniawi (lokutara). Dalam kehidupannya manusia dihadapkan pada pilihan-pilihan antara kebutuhan dan keinginan, antara baik dan buruk, atau antara kutub ekstrim yang dikotomis. Menghadapi kondisi itulah manusia perlu memiliki spiritualitas yang mumpuni. “Banyak orang memiliki mata tetapi hanya untuk melihat, tetapi tidak untuk memperhatikan dengan seksama, punya perasaan hanya untuk merasakan, tetapi tidak untuk menyadari, punya telinga hanya untuk mendengar, tetapi tidak untuk mendengar dengan penuh kesadaran”. Buddha menyebut kondisi ini sebagai suatu bentuk kelengahan, pikiran tidak waspada, tidak memiliki perhatian yang benar dan tidak terpusat. Kesadaran menangkap objek melalui pintu-pintu indria tidak penuh dengan perhatian, sehingga yang muncul adalah nafsu. Dengan adanya nafsu yang bekembang maka muncullah kemelekatan yang membuat seseorang bertambah penderitaannya. Setiap orang mendambakan ketenangan, kebahagiaan dalam kehidupan, bebas dari masalah yang menghimpit dalam kehidupan yang penuh aneka ragam. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang dapat membantu seseorang dalam mengembangkan dirinya, tidak tergantung pada budaya atau nilai, dan spiritualitas bukanlah agama. Ada manusia yang terlihat religius, mengerti tentang suatu agama, taat bersembahyang, tetapi tingkah lakunya tidak religius, tidak menunjukkan sopan santunnya. Beragama dengan melakukan puja bakti hendaknya bukanlah semata mata ritual sebagai rutinitas belaka, melainkan puja bakti dapat sebagai sarana meningkatkan spiritual seseorang sehingga seseorang memiliki batin yang tenang, seimbang, harmoni dan bahagia. Puja bakti sebagai sarana untuk meningkatkan kehidupan pribadi dengan kondisi batin yang lebih baik sehingga dapat hidup rukun dalam bermasyarakat. Puja bakti yang dilakukan dengan pemahamam yang benar akan memberikan manfaat, sebaliknya puja bakti yang dilandasi pemahaman yang tidak benar, akan menimbulkan kemelekatan akan pandangan salah, sehingga puja bakti yang dilandasi pandangan salah tidak memberikan manfaat bagi kemajuan batin.
Ekonomi Buddhis Kehidupan Bahagia Tinjauan Anguttara Nikaya IV, 285 Hendri Hermawan; Alexander Candra
Dhammavicaya : Jurnal Pengkajian Dhamma Vol. 3 No. 2 (2020): Januari :Jurnal Pengkajian Dhamma
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47861/dv.v3i2.15

Abstract

Purpose - This study raises the role of suttas in the Buddhist scriptures of Tripitaka (Anguttara Nikaya IV, 285) to be applied in everyday life. So as to contribute to the wider community, especially Buddhists. Design/methodology/approach This research method is qualitative descriptive using direct observation result, open interview and then take conclusion.Research Limitation/Implication - The limitation of this research lies in the honesty of respondents, and the involvement of obaservation in the sample is taken.
Relevansi Agama Buddha Dengan Prinsip-Prinsip Sains Modern Prita Puspita
Dhammavicaya : Jurnal Pengkajian Dhamma Vol. 3 No. 2 (2020): Januari :Jurnal Pengkajian Dhamma
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47861/dv.v3i2.16

Abstract

This study aims to find the relevance of Buddhism to the principles of Science. Discover the relationship between concepts in Buddhadharma with concepts that are the principles of science in various dimensions. Researchers conducted qualitativedescriptive-analysis research through a library approach. Researchers also take approaches that are based on paradigms and theoretical frameworks of Buddhist Studies and Philosophy of Science in seeing the relationship or relevance of Buddhadharma to science. The results of the study show the relevance or relationship between Buddhadharma and the principles of science as seen in the realm of scientific methodology and some issues investigated in various sciences. The results of research that show the relevance or compatibility of Buddhadharma with the principles of science can inspire a Buddhist in connection with his life and religious activities during the present era which is full of science and technology.
Pendidikan Buddhis Di Era Milenial Wati Tjakra
Dhammavicaya : Jurnal Pengkajian Dhamma Vol. 3 No. 2 (2020): Januari :Jurnal Pengkajian Dhamma
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47861/dv.v3i2.17

Abstract

The Millennial Era is characterized by very high student dependence on social media and information technology. However, the dependence is not accompanied by the ability of students to sort information. This situation has the potential to endanger students. Buddhist education has the responsibility to free humanity from suffering. In the current context it means that students are intelligent and have character. To answer the needs in the millennial era, Buddhist education needs to make various improvements. This research focuses on Buddhist values that can be developed in the millennial era, as well as educational practices that bring progress.
Analisis Sistem Pembelajaran Boarding School Pada Jenjang Perguruan Tinggi Keagamaan Buddha (Studi Kasus Di Stab Kertarajasa Malang Dan Stab Maha Prajna Jakarta) Agustina Sri Rahayu; Jeny Harianto; Sutrisno
Dhammavicaya : Jurnal Pengkajian Dhamma Vol. 3 No. 2 (2020): Januari :Jurnal Pengkajian Dhamma
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47861/dv.v3i2.18

Abstract

This research aims to know and to analyze the boarding school learning system applied at STAB Maha Prajna Cilincing and STAB Kertarajasa Malang. This research uses qualitative research methods and the results of the study are delivered descriptively with purposive sampling taken to the STAB leaders, lecturers, boarding carers, dormitories and students. Based on the results of the analysis shows that STAB Kertarajasa approached the ideal in the applied boarding school system compared to STAB Maha Prajna because the boarding school participants at STAB Kertarajasa were all Samanera and Atthasilani and the boarding school learning system at STAB Kertarajasa was considered more ideal and almost referring to education in the past, namely education at Nalanda University.
Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual Dengan Solidaritas Mekanik Umat Beragama (Studi Kasus Di Desa Karangsari, Kec. Cluwak, Kab. Pati, Jawa Tengah) Sutrisno Sutrisno; Jeny Harianto; Jo Priastana
Dhammavicaya : Jurnal Pengkajian Dhamma Vol. 3 No. 2 (2020): Januari :Jurnal Pengkajian Dhamma
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47861/dv.v3i2.20

Abstract

Research on the relationship between spiritual intelligence and the mechanical solidarity of religious people (Case Study in Ngawen Village, Cluwak District, Pati Regency, Central Java) is important research for the development of religious life in Indonesia. That is because, the appreciation of religion is something that accompanies religious life, but at the same time religion also requires a strong bond of brotherhood. This study tries to look at the relationship between the individual and social dimensions of religious life. This study discusses the discussion of spiritual intelligence with the mechanical solidarity of Buddhists in Karangsari Village, Kec. Cluwak, Kab. Starch. Obtained from ex-post facto research because the facts or symptoms that were collected already existed before the respondent or symptoms appeared without the presence of consultation. The data in this study were obtained based on respondents' answers in the questionnaire research. Data collected includes ordinal data. This data refers to the resolution or classification of responses to instrument approval. This research proves that there is no difference between Spiritual Intelligence and Mechanical Solidarity. Based on data processing, the results of the relationship between the two variables are positive, but in the low category. The low relationship between Spiritual Intelligence and Mechanical Solidarity can be interpreted as Buddhist social piety, not fully relying on the internal values of Buddhism. However, awareness can be determined by values and norms that are given together. The facts that occur in the field can show a phenomenon that is getting stronger and closer, the social ties of society, the deeper the religious feelings and the feelings about the sacred things that accompany each manifestation are gathered
Pengaruh Pemberian Serbuk Simplisia Andrographys Paniculata Nees Terhadap Hasil 6-Mwt (Six Minute Walking Test), Dan Hba1c Pada 5 Penderita Xiao Ke Kronik (Dmt2 Kronik) Di Kedai Jamu Citra, Tangerang Sumanto Hadi
Dhammavicaya : Jurnal Pengkajian Dhamma Vol. 4 No. 1 (2020): Juli :Jurnal Pengkajian Dhamma
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47861/dv.v4i1.21

Abstract

with the unwittingness of the sufferer who often has both visible and unseen major complaints, 3 lots (eating, drinking, urinating) 1 less (decrease weightless cause). The way Ap works with the main substance andrographolide to reduce sugar in the blood, as a metabolic enhancement of blood sugar profiles. Bitter, cold, sedating and decreasing, cooling heat (antipyretics), offering toxins (anti-inflammatory), removing moist (diuretics), especially the lungs, stomach, and bladder. The characteristics of Xiao Ke Kronik: insufficiency/deficiency of Qi and Yin that deficiency of Energy / Qi found in exogenous functional fatigue (6-MWT) is not effective and efficient enough to increase fatigue, to decrease HbA1c in patients with chronic or endogenous Yin deficiency, TCM, Yin is more difficult because it is chronic (HbA1c). This type of research is a quantitative experiment and as an exploratory observational study, by recording the results of the 6-MWT and HbA1c tests before and after the study. The results of the study were not statistically significant on the 6-MWT test results and HbA1c reduction in chronic Xiao to patients (chronic DMT2).
Hubungan Antara Pendekatan Konseling Berpusat Pada Anak (Pendekatan Client Centered) Dengan Efektivitas Konseling Individual Pada Siswa SMA (Studi Kasus Di SMA Dhammasavana, SMA Dharma Suci, dan SMA Triratna) Jeny Harianto; Jo Priastana; Mettadewi
Dhammavicaya : Jurnal Pengkajian Dhamma Vol. 4 No. 1 (2020): Juli :Jurnal Pengkajian Dhamma
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47861/dv.v4i1.22

Abstract

With the era of digital development 4.0 provides improved lives for individuals to be able to adjust well. The role of the counselor adds importance to students as a shelter for students. Help needs counselors as a place to share opinions Center Center helps students to express their feelings to the counselor.This study aims to find conversations or relationships between asking for child-centered counseling (asking for ClientCentered) by using individual counseling in high school students. Read the full story which is pleased to introduce students who are efficient and effective is very important to know, understand where the motivation and capacity of students to make changes. This research is a quantitative type of ex-post-facto research, discussing the type of causal research (discussion research), which is a study that discusses data collection to determine whether there is a relationship and the relationship between variables or more (Widarto, 2013: 3). The subjects of the study were high school students Tri Ratna and Dharma Suci, Dhammasvana High School located in West Jakarta. The sampling technique is done by simple random sampling (Simple Random Sampling), and sample calculation is determined using the Slovin formula. The data used in this study are secondary data and primary data. Secondary data were obtained by conducting literature studies and relevant literature studies. Meanwhile, primary data were obtained using an instrument in the form of a questionnaire. Questionnaires are used to obtain client-centered therapy scores and meet individual counseling. The results showed the difference between a clientcentered counseling model (child-centered counseling) with individual counseling approval