cover
Contact Name
Alfons Renaldo Tampenawas
Contact Email
alfonsreenz@gmail.com
Phone
+6281331834627
Journal Mail Official
journal@sttybmanado.ac.id
Editorial Address
Jln. Cendana, Kel. Sumompo, Lingk 1, Kec. Tuminting, Manado, Sulawesi Utara
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani
ISSN : 27744477     EISSN : 27469026     DOI : 10.51615
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, merupakan wadah publikasi ilmiah dari hasil penelitian Teologi dan Pendidikan Kristiani, serta diperuntukkan bagi semua dosen maupun peneliti, baik di lingkungan Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru maupun institusi lain yang memiliki bidang kajian yang sama. Jurnal Shamayim menggunakan sistem double-blind review. Adapun yang menjadi Fokus dan Ruang Lingkup dalam Jurnal SHAMAYIM adalah: Teologi Biblika (Perjanjian Lama & Perjanjian Baru) Teologi Historika Teologi Sistematika Misiologi Biblikal & Praktikal Etika Kristen Pendidikan Kristiani dalam Gereja, Keluarga & Sekolah
Articles 21 Documents
Model Kepemimpinan yang Ideal Dalam Penataan Organisasi Gereja Simon Simon; Alvonce Poluan
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.108 KB) | DOI: 10.51615/sha.v1i2.22

Abstract

AbstractThe basic idea of this article comes from factual events there are disputes between the leaders of the church organization and the members they lead. Disputes are caused by the leadership model run by the leader in organizing the organization that does not match the expectations (expectations) of the subordinates. The research method used in the writing of this article is a qualitative method with a literature approach and in-person interviews. The description of this paper, the church organization stands on the permission of God initiated by His servants. With the organization, the church provides a sketch of who is the leader and who is being led. The leadership model needed in the organization of the church by a leader is non-tribalism, open to input and criticism, not concerned with personal interests but not to self-indulgence in practical politics. The achievement of organization missions is on the shoulders of the leader, whether to mobilize all the resources possessed by the organization components of the church. AbstrakIde dasar dari artikel ini berangkat dari peristiwa faktual, adanya perselisihan antara pemimpin  organisasi gereja dengan anggota yang dipimpin. Perselisihan itu timbul ditenggarai oleh model kepemimpinan yang dijalankan oleh si pemimpin dalam penataan organisasi tidak sesuai dengan ekspektasi (harapan) oleh bawahan. Metode yang peniliti gunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan kepustakaan disertai wawancara secara langsung. Uraian dari tulisan ini, organisasi gereja berdiri atas seijin Tuhan yang diprakarsai oleh hamba-hamba-Nya. Dengan adanya organisasi gereja memberikan sketsa siapa yang menjadi pemimpin dan siapa yang dipimpin. Model kepemimpinan yang dibutuhkan dalam penataan organisasi gereja oleh seorang pemimpin adalah tidak sukuisme, terbuka kepada masukan dan kritikan, tidak mementingkan kepentingan pribadi maupun golongan serta tidak menceburkan diri pada politik praktis. Tercapainya sebuah visi-misi organisasi ada dalam pundak sang pemimpin, apakah ia bisa menggerakkan semua sumber daya yang dimiliki oleh kompomen organisasi gereja tersebut.
Implementasi Kepemimpinan Yesus Kristus Menurut Yohanes 13:1-20 Hotman Parulian Simanjuntak
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 1 (2020): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.424 KB) | DOI: 10.51615/sha.v1i1.5

Abstract

AbstractLeadership is an integral part of all human civilization because everyone needs a leader. Leader and leadership cannot be separated from one another. Where the purpose of choosing a leader is to influence, admonish, direct the people they lead to the goals they want to achieve. Thus, leadership is more likely to function and not position. The world offers and shapes leaders who are more focused on position and authority. This clearly contradicts the leadership of Jesus Christ in John 13: 1-20. It happens in Christian leadership today. Some of the Christian leaders have not been able to be examples of holiness in life, where they are not willing and able to leave old habits. Sometimes some of the Christian leaders live in enmity, either with the congregation, council or with fellow Christian leaders. Based on the above problems, the author will examine more deeply referring to the title: "Implementation of the Leadership of Jesus Christ According to John 13: 1-20, with the aim and purpose of knowing the relevance of the leadership model of Jesus Christ According to John 13: 1-20 for Christian leadership in the future. now, in order to become a guide in Christian leadership today.Key words: Implementation, Leadership, Jesus Christ, John 13:1-20 Abstrak         Kepemimpinan adalah bagian yang integral dalam sepanjang peradaban manusia karena semua orang membutuhkan pemimpin. Pemimpin dan kepemimpinan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dimana tujuan dipilihnya seorang pemimpin adalah untuk mempengaruhi, menegur, mengarahkan supaya orang-orang yang dipimpinnya sampai kepada tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian kepemimpinan lebih cenderung kepada fungsi dan bukan posisi. Dunia menawarkan dan membentuk para pemimpin yang lebih berfokus kepada posisi dan otoritas. Hal ini jelas bertentangan dengan kepemimpinan Yesus Kristus dalam Yohanes 13:1-20. Hal itu terjadi dalam kepemimpinan Kristen pada masa kini. Sebagian dari pemimpin Kristen belum mampu untuk menjadi teladan dalam kekudusan hidup, dimana mereka belum mau dan mampu untuk meninggalkan kebiasaan lama. Terkadang sebagian dari pemimpin Kristen hidup dalam perseteruan, baik dengan jemaat, majelis maupun dengan sesama pemimpin Kristen. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis akan meneliti lebih dalam merujuk pada judul: “Implementasi Kepemimpinan Yesus Kristus Menurut Yohanes 13:1-20, dengan maksud dan tujuan untuk mengetahui relevansi model kepemimpinan Yesus Kristus Menurut Yohanes 13:1-20 bagi kepemimpinan Kristen masa kini, supaya dapat menjadi pedoman dalam kepemimpinan Kristen masa kini.Kata kunci: Implementasi, Kepemimpinan, Yesus Kristus, Yohanes 13:1-20. 
Kajian Mengenai Ekoteologi dari Perspektif Keugaharian Yornan Masinambow; Yuansari Octaviana Kansil
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.514 KB) | DOI: 10.51615/sha.v1i2.20

Abstract

AbstractThis article aims to explain and reflect an ecological understanding of the natural environment from a theological perspective of frugality. The existence of the thought that humans as the center that result in exploitative actions against nature, treat nature, the environment as objects make environmental damage everywhere. The paradigm of humans who are masters also destroys the relationship between humans and nature itself. Therefore, human consciousness, which began to appear to be struggling with this, presented an ecotheological reflection of the spiritual dimension of spirituality. That way, harmony, loving nature can be formed, applied to human thinking. This study uses a qualitative method with a literature approach to describe the ecotheological views of beauty from various kinds of literature. The results of this study concluded that there were various kinds of views ranging from spirituality, philosophy, and reflection. All of them aim at bringing justice, love, and a sufficient life to be able to build a human attitude for nature and the environment. The eco-theology of passion is also presented by the church in the form of preaching the Word, education, and pastoral care so that the congregation is given a good understanding of the importance of caring for nature which is also God's beautiful creation.AbstrakArtikel ini bertujuan untuk menjelaskan serta merefleksikan suatu pemahaman ekoteologi mengenai lingkungan serta alam dari perspektif keugaharian. Adanya pemikiran bahwa manusia sebagai pusat yang mengakibatkan tindakan eksploitatif terhadap alam, memperlakukan alam, lingkungan sebagai objek membuat kerusakan lingkungan dimana-mana. Paradigma manusia yang adalah tuan juga merusak tatanan relasi manusia dengan alam itu sendiri. Oleh karena itu, kesadaran manusia yang mulai nampak menggumuli hal tersebut menghadirkan suatu refleksi ekoteologis dari dimensi spirtualitas keugaharian. Dengan begitu, keselarasan mengasihi alam dapat dibentuk serta diterapkan dalam pola berpikir manusia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kepustakaan untuk mendeskripsikan pandangan-pandangan ekoteologis keugaharian dari berbagai macam literatur. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa ada berbagai macam pandangan mulai dari spiritualitas, filosofis, serta reflektif. Semuanya mengarahkan pada menghadirkan keadilan, cinta kasih, serta kecukupan hidup agar dapat membangun suatu sikap kemanusiaan bagi alam, lingkungan. Ekoteologis keugaharian juga dihadirkan oleh gereja dalam bentuk pemberitaan Firman, Pendidikan, dan pelayanan pastoral agar jemaat diberikan pemahaman yang baik mengenai pentingnya merawat alam yang juga adalah ciptaan Tuhan yang indah.
Studi Kecerdasan Visual-Spasial Pada Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Sentra Balok Sartika Pa’indu; Rida Sinaga; Frets Keriapy
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 1 (2020): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.462 KB) | DOI: 10.51615/sha.v1i1.6

Abstract

AbstractEarly Childhood Education (PAUD), can be used to explore children's intelligence. One of them is visual-spatial intelligence. Visual-spatial intelligence is important for children because visual-spatial intelligence enables children to learn visually and generate ideas. Children can think in concept (holistically) to understand something. To develop visual-spatial intelligence in children, the center block is one of the tools that can be used to develop it. Through the block center children can be taught to recognize the shape, color and size of the blocks. Block center was chosen because children love building designing games. Through designing and constructing a building such as a house, palace and other forms, it is hoped that the visual-spatial intelligence of children can develop. The method used in this research is the library research method, namely the form of research carried out through research report books, journals and other documents. In the beam center there are various geometric shapes in various sizes, some are colored and some are plain. In playing blocks, there are eleven stages, from simple to complex building. To be able to make children creative, teachers need to provide adequate support, opportunities, times, and facilities. The results of research on block center can be said to improve visual-spatial intelligence. Because the block center contributes to the improvement of visual-spatial intelligence. It can be seen from the conclusions of the research results that when children play in a block center with adequate support, opportunity, time, and facilities provided by the teacher to children, it can improve children's visual-spatial intelligence with the characteristics of a visually-spatial intelligent child having advantages. such as: children quickly understand the explanation from the teacher related to the building to be made, children can do more than the teacher's orders, children can mix colors well, children build beautifully, neatly and vary and children enjoy doing and enjoying playing blocks.Key words: Visual-Spatial Intelligence, Block Center, Teacher AbstrakPendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dapat digunakan untuk menggali kecerdasan yang dimiliki anak. Salah satunya adalah kecerdasan visual-spasial. Kecerdasan visual-spasial penting dimiliki anak karena kecerdasan visual- spasial membuat anak dapat belajar secara visual dan memunculkan ide-ide. Anak dapat berfikir secara konsep (holistik) untuk memahami sesuatu. Untuk mengembangkan kecerdasan visual-spasial pada anak, sentra balok merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk mengembangkannya. Melalui sentra balok anak dapat diajarkan mengenal bentuk, warna serta ukuran dari balok tersebut. Sentra balok dipilih karena anak-anak menyukai permainan merancang bangunan. Melalui merancang dan membangun sebuah bangunan seperti rumah, istana dan bentuk lainnya diharapkan dapat mengembangkan kecerdasan visual-spasial pada anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan yaitu bentuk penelitian yang dilakukan melalui buku laporan penelitian, jurnal Di sentra balok terdapat berbagai bentuk geometri dalam berbagai ukuran ada yang berwarna dan ada yang polos. Dalam bermain balok ada sebelas tahapan, mulai dari sederhana sampai membangun secara komplek. Untuk dapat membuat anak menjadi kreatif maka guru perlu memberikan dukungan, kesempatan, waktu, serta sarana yang memadai. Hasil penelitian mengenai sentra balok dapat dikatakan meningkatkan kecerdasan visual-spasial. Karena sentra balok memberikan kontribusi terhadap peningkatan kecerdasan visual-spasial. Dapat dilihat dari kesimpulan hasil penelitian bahwa pada saat anak bermain di sentra balok dengan dukungan, kesempatan, waktu, serta sarana yang memadai yang diberikan guru kepada anak dapat meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak dengan ciri-ciri anak yang cerdas secara visual-spasial  memiliki kelebihan seperti : anak cepat memahami penjelasan dari guru yang berhubungan dengan bangunan yang akan dibuat, anak dapat melakukan lebih dari perintah guru, anak dapat memadukan warna dengan baik, anak membangun dengan indah, rapi dan bervariasi dan anak senang melakukan serta menikmati bermain balok.Kata kunci: Kecerdasan Visual-Spasial, Sentra Balok, Guru 
Komparasi Pemikiran Yunani dan Yesus Kristus tentang Perempuan Grace Emilia
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 2, No 1 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.706 KB) | DOI: 10.51615/sha.v2i1.34

Abstract

Abstract: This article explores the views on woman by comparing Greek-rooted thoughts prevailed upon the the Greek, Romans, and Jewish antiquities with Jesus Christ’s perspective, especially those written in the Synoptic Gospel and the Gospel of John. This study uses the multimethod research to gain a more thorough understanding about the issue. The integrative literature review is used to get insight on Greek philosophy’s perspective on woman and its influences on the thoughts existed in the Romans and Jewish antiquities. Meanwhile, the narrative-analysis method is used to gain understanding about Jesus Christ’s perspective on woman. This study concludes that the Son of God opposes various Greek-rooted thoughts on woman and shows that woman is God’s worthy creature and the heir of His promises for humanity.Abstrak: Tulisan ini menelaah pandangan tentang perempuan melalui komparasi antara perspektif yang berakar dari pemikiran Yunani yang terdapat di tengah masyarakat Yunani, Romawi dan Yahudi kuno dengan pandangan Yesus Kristus tentang perempuan yang terdapat di Injil Sinoptik dan kitab Yohanes. Digunakan cara penelitian multi-metode dalam kajian ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih menyeluruh tentang isu ini. Metode studi pustaka dengan pendekatan integratif digunakan untuk menelaah perspektif terhadap perempuan dalam pemikiran Yunani kuno dan pengaruhnya pada pemikiran Romawi dan Yahudi kuno. Sementara itu, metode analisis naratif digunakan untuk melihat pandangan Yesus Kristus tentang perempuan yang terdapat di Injil Sinoptik dan kitab Yohanes. Dari penelaahan ini disimpulkan bahwa Sang Anak Allah menentang berbagai pemikiran yang berakar dari filsafat Yunani dan justru menunjukan bahwa perempuan adalah ciptaan Allah yang berharga dan merupakan pewaris janji-janji-Nya bagi umat manusia. 
Analisis Keterkaitan antara Kecemasan dengan Covid-19 Berdasarkan Lukas 21:26 Daniel Ataupah; Alvin Hendrik; Stimson Hutagalung; Rolyana Ferinia
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 2, No 1 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.063 KB) | DOI: 10.51615/sha.v2i1.35

Abstract

Abstract: Covid-19 is a disease outbreak with terrible effects, where it can cause death. In this case the body will form an immune system to fight the incoming virus. One thing that will affect the immune system is anxiety. So the focus and purpose of the researcher is to show the relationship between anxiety and covid-19 based on the quote of the Lord Jesus in Luke. 21:26. A qualitative method with literature study and hermeneutics will be used in this paper. As a result, fear and anxiety are currently being experienced by everyone because of the covid-19 pandemic which can be interpreted as a pestilence and as a sign of the end of time. Although this is not a sign of the end times that can be measured with certainty, it is psychologically and emotionally disturbed and exacerbated by the news that is presented on the internet and social media in excess.Abstrak: Covid-19 merupakan sebuah wabah penyakit dengan efek yang mengerikan, di mana hal ini dapat menyebabkan kematian. Dalam hal ini tubuh akan membentuk sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus yang masuk. Satu hal yang mempengaruhi akan sistem kerja kekebalan tubuh adalah kecemasan. Maka fokus dan tujuan dari peneliti fokusnya ingin menunjukkan korelasi antara kecemasan dengan covid-19 berdasarkan perkataan Tuhan Yesus dalam Luk. 21:26. Sebuah metode kualitatif dengan teknik studi pustaka dan hermeneutika akan dipergunakan dalam penulisan ini. Hasilnya, ketakutan dan kecemasan saat ini sedang dialami oleh setiap orang karena pandemi covid-19 yang dapat diinterpretasikan sebagai penyakit sampar dan sebagai tanda akhir zaman. Meskipun ini bukanlah tanda akhir zaman yang dapat diukur kepastiannya, tetapi memang secara psikologis dan emosional pikiran manusia menjadi terganggu dan diperparah dengan berita-berita yang disajikan di internet dan media sosial secara berlebihan.
Konstruksi Etis Teologis tentang Investasi Keuangan Gereja: Analisis Lukas 19:16-24 Tjandra Munanto; Yanto Paulus Hermanto; Juliana Hindrajat
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 2, No 1 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.684 KB) | DOI: 10.51615/sha.v2i1.33

Abstract

Abstract: The church as a non-profit organization has a vision and mission related to effective fund management. Considering recent developments where the church is being challenged to face various world problems such as natural disasters, economic crises, pandemics, lack of funds, world inflation, the church must find a way out so that all the main activities of the church can run well. One of the most important factors in managing church funds is how the church can find alternative sources of income so that church funds do not depend solely on the congregation's love offerings and the congregation's tithe which tends to be increasingly uncertain in number. To answer the research problem, the author uses a qualitative research approach and through excavation of Luke 19:12-27. The purpose of this research is to provide a way out for churches in managing church funds. From the results of this study obtained a biblical method of investment, effective and low risk level.Abstrak: Gereja sebagai organisasi non-profit memiliki visi dan misi yang berkaitan dengan pengelolaan dana yang efektif. Mengingat perkembangan akhir-akhir ini dimana gereja ditantang menghadapi berbagai permasalahan dunia seperti bencana alam, krisis ekonomi, pandemi, kekurangan dana, inflasi dunia, maka gereja harus mencari jalan keluar agar seluruh kegiatan utama gereja dapat berjalan dengan baik. Salah satu faktor yang terpenting dalam mengelola dana gereja adalah bagaimana gereja dapat mencari sumber pendapatan alternatif agar dana gereja tidak semata-mata tergantung kepada persembahan kasih jemaat dan persepuluhan jemaat yang cenderung makin tidak menentu jumlahnya. Untuk menjawab permasalah penelitian maka penulis menggunakan pendekatan penetian kualitatif dan melalui penggalian terhadap Lukas 19:12-27. Tujuan penelitian ini untuk memberikan jalan keluar  bagi gereja-gereja dalam mengelola dana gereja. Dari hasil penelitian ini diperoleh cara inestasi yang alkitabiah, efektif dan tingkat resiko yang rendah.
Relevansi Teori Keraguan Descartes bagi Pendidikan Agama Kristen yang Dialogis Ni Gusti Ayu; Addy Purnomo Lado; Evani April Sinurat
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 2, No 1 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.292 KB) | DOI: 10.51615/sha.v2i1.30

Abstract

Abstract: The fundamental understanding of religion positions its adherents in a closed attitude to dialogue. Descartes opposed the fundamental understanding of a truth, because for him every truth could be doubted. Departing from Descartes' thought, many people use Descartes' method of doubt as a basis for arguments against religious fundamentalism. By using the library method, the author utilizes the relevant literature to process various information that can be used as study material. In relation to Christian Religious Education (PAK), doubt contributes to encouraging students to think critically and to realize a dialogical learning process. Thus, the act of doubting does not need to be feared or avoided, but rather as a very human thought process to find the ultimate truth.Abstrak: Pemahaman agama yang fundamental memposisikan penganutnya pada sikap tertutup akan dialog. Descartes menentang pemahaman fundamental tentang suatu kebenaran, karena baginya setiap kebenaran dapat diragukan. Berangkat dari pemikiran Descartes, banyak orang menggunakan metode keraguan Descartes sebagai dasar argumen menentang fundamentalisme agama. Dengan menggunakan metode kepustakaan, penulis memanfaatkan literatur yang relevan untuk mengolah berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan kajian. Dalam kaitannya dengan Pendidikan Agama Kristen (PAK),  keraguan memberikan sumbangsih untuk mendorong siswa berpikir kritis dan mewujudkan proses belajar yang dialogis. Dengan demikian, tindakan meragu tidak perlu ditakuti atau dihindari, melainkan sebagai sebuah proses berpikir yang sangat manusiawi untuk menemukan kebenaran yang hakiki. 
Personalitas Yesus dan Kritik terhadap Nestorius: Analisis Ibrani 4:12-14 Leti Yulita Samai; Hendi Hendi
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 2, No 1 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.959 KB) | DOI: 10.51615/sha.v2i1.28

Abstract

Abstract: The doctrine of the personal personality of Jesus Christ is still controversial today. Jesus Christ is the central figure and has the highest authority in Christianity, Jesus Christ is trusted by Christians because He is the Savior of all mankind, the proof that He is the Savior is through the Incarnation of the divine nature taking Mary's human nature so that Jesus Christ has two natures in His person namely, divine and human, the nature of Jesus is distinguishable but inseparable. However, a Christian figure in the fifth century, Nestorius, gave the opinion that Jesus Christ had separate divine and human natures in two distinct persons. It was Nestorius's teaching that became a major debate and rejection by Church fathers such as Cyril of Alexandria and rejected Nestorius's teaching in the Church. The author uses the method of text analysis or exegesis from Hebrews 4:12-14 which includes syntactic and semantic analysis, the semantic content will be analyzed by interacting with other texts such as the Bible and the writings of the Church Fathers. :12-14 to make comparisons with the teachings of Nestorius. Based on the results of the research in Hebrews 4:12-14 and the opinion of the church fathers, it shows that Nestorius' teaching is heresy and should not be accepted in the Church. Jesus Christ is fully God and human because in Him there are two natures or natures, namely divine and human and these two natures cannot be separated in two different persons, if the person of Jesus can be separated then He cannot die, rise and save all mankind and it is useless to believe in Him.Abstrak: Doktrin tentang personalitas pribadi Yesus Kristus masih menjadi kontroversi sampai zaman sekarang. Yesus Kristus adalah tokoh sentral dan memiliki otoritas tertinggi dalam Kekristenan, Yesus Kristus dipercaya oleh umat Kristiani karena Dia adalah Juruselamat bagi seluruh manusia, bukti bahwa Ia adalah Juruselamat yaitu melalui Inkarnasi natur keilahian menggambil natur kemanusiaan Maria sehingga Yesus Kristus memiliki dua natur dalam pribadi-Nya yaitu ilahi dan manusiawi, natur Yesus dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Namun tokoh Kekristenan pada abad ke-lima yaitu Nestorius memberikan pendapat bahwa Yesus Kristus memiliki natur ilahi dan manusiawi yang terpisah dalam dua pribadi yang berbeda. Pengajaran Nestorius inilah yang menjadi perdebatan besar dan penolakan yang dilakukan oleh para bapa Gereja seperti Cyril dari Alexandria dan menolak pengajaran Nestorius dalam Gereja. Penulis menggunakan Metode analisis teks atau eksegesis dari surat Ibrani 4:12-14 yang mencangkup analisis sintaksis dan semantis, isi semantis akan dianalisis dengan berinteraksi pada teks-teks lain seperti Alkitab dan tulisan para Bapa Gereja, Selanjutnya Penulis juga mengambil hasil teks eksegesis Ibrani 4:12-14 untuk menjadikan bahan perbandingan dengan ajaran Nestorius. Berdasarkan Hasil penelitian Ibrani 4:12-14 dan pendapat para bapa Gereja menunjukan bahwa pengajaran Nestorius adalah bidah dan tidak sepantasnya diterima dalam Gereja. Yesus Kristus sepenuhnya Allah dan manusia karena dalam diri-Nya terdapat kedua natur atau kodrat yaitu ilahi dan manusiawi dan kedua natur ini tidak dapat dipisahkan dalam dua pribadi yang berbeda, jika pribadi Yesus dapat dipisahkan maka Dia tidak dapat mati bangkit dan menyelamatkan seluruh umat manusia dan sia-sialah beriman kepada-Nya.
Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di Era Society 5.0 Ya’aman Gulo; Talizaro Tafonao; Rita Evimalinda
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 2, No 1 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.495 KB) | DOI: 10.51615/sha.v2i1.40

Abstract

Abstract: The purpose of writing this article is to explain learning strategies that are relevant in the 5.0 era of society in learning Christian religious education. The author observes that the learning strategy is a means to achieve the learning objectives that have been set. Because one of the challenges faced by teachers today is the development of technology. The era of society 5.0 demands a teacher to be more creative, innovative and informative. That's why, the author reviews this paper to provide some tricks and tips so that teachers are able to compete and use appropriate learning strategies in the era of society 5.0. The method used in this study is a descriptive qualitative research method by examining the learning strategies of Christian religious education in the era of society 5.0. The method used in this study is a descriptive qualitative research method by examining the learning strategies of Christian religious education in the era of society 5.0. The results obtained in this study show that one of the learning strategies for Christian religious education in the era of society 5.0 that are still relevant are participatory strategies, inquiry strategies, discovery learning strategies, cooperative strategies, and blended learning strategies. Thus, the era of society 5.0 is a community concept that was developed to apply and balance the use of technology in everyday life so that access occurs in virtual space and physical space to solve social problems in order to create super smart humans.Abstrak: Tujuan penulisan artikel ini adalah menjelaskan strategi pembelajaran yang relevan di era society 5.0 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen. Penulis mengamati bahwa strategi pembelajaran merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Karena salah satu tantangan yang dihadapi oleh guru saat ini adalah perkembangan teknologi. Era society 5.0 menuntut seorang guru untuk lebih kreatif, inovatif dan informatif. Oleh karena itu, penulis mengkaji tulisan ini untuk memberi beberapa trik dan tips agar guru-guru mampu bersaing dan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat di era society 5.0. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan mengkaji strategi pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di era society 5.0. Hasil yang dapatkan dalam kajian ini menunjukan bahwa salah satu strategi pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di era society 5.0 yang masih relevan adalah strategi partisipatif, strategi inkuiri, strategi discovery learning, strategi koorperatif, dan strategi blended learning. Dengan demikian  bahwa era society 5.0 adalah sebuah konsep masyarakat yang dikembangkan untuk mengaplikasikan dan menyeimbangkan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari sehingga terjadinya akses dalam ruang virtual dan ruang fisik untuk memecahkan masalah sosial agar terciptanya manusia yang super smart.

Page 2 of 3 | Total Record : 21