cover
Contact Name
Alfons Renaldo Tampenawas
Contact Email
alfonsreenz@gmail.com
Phone
+6281331834627
Journal Mail Official
journal@sttybmanado.ac.id
Editorial Address
Jln. Cendana, Kel. Sumompo, Lingk 1, Kec. Tuminting, Manado, Sulawesi Utara
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani
ISSN : 27744477     EISSN : 27469026     DOI : 10.51615
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, merupakan wadah publikasi ilmiah dari hasil penelitian Teologi dan Pendidikan Kristiani, serta diperuntukkan bagi semua dosen maupun peneliti, baik di lingkungan Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru maupun institusi lain yang memiliki bidang kajian yang sama. Jurnal Shamayim menggunakan sistem double-blind review. Adapun yang menjadi Fokus dan Ruang Lingkup dalam Jurnal SHAMAYIM adalah: Teologi Biblika (Perjanjian Lama & Perjanjian Baru) Teologi Historika Teologi Sistematika Misiologi Biblikal & Praktikal Etika Kristen Pendidikan Kristiani dalam Gereja, Keluarga & Sekolah
Articles 21 Documents
Tinjauan Etis Kristen Terhadap Seksualitas Di Kalangan Pemuda-Pemudi Gereja Alfons Renaldo Tampenawas; Veydy Yanto Mangantibe
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 1 (2020): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.848 KB) | DOI: 10.51615/sha.v1i1.1

Abstract

AbstractThis article discusses the Christian Ethics review of sexuality activities among Christian youth. This article uses a qualitative approach with descriptive methods. The young people are people who are considered as the nation’s next generation as well as the church’s next generation. However, in the time, these future generations are trapped in a life of promiscuity or fall in free sex (premarital sex). Sexuality is actually a part of creation that wa given by God for humans to develop or continue their offspring, but young people misinterpret sexuality, so they think that sexuality is part of their relationship and can be done even though they are not married.Key words: Christian Ethics, Young, Sexuality AbstrakArtikel ini membahas tentang tinjauan Etika Kristen terhadap aktivitas Seksualitas di kalangan pemuda-pemudi Kristen. Artikel ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan metode deskriptif. Pemuda-pemudi adalah orang-orang yang dianggap sebagai generasi penerus bangsa juga sebagai generasi penerus gereja. Akan tetapi dalam perkembangan zaman, para generasi penerus ini terjebak dalam kehidupan pergaulan bebas atau jatuh dalam hubungan seks bebas (seks pranikah). Seksualitas sebenarnya merupakan bagian dari ciptaan yang diberikan Allah bagi manusia untuk berkembang atau meneruskan keturunan, namun seksualitas disalah artikan oleh para kaum muda, sehingga mereka meanggap bahwa seksualitas itu adalah bagian dari pergaulan dan bisa untuk dilakukan walaupun belum menikah.Kata kunci: Etika Kristen, Pemuda-pemudi, Seksualitas. 
Kajian Teologis Peran Kepala Keluarga Kristen Yakub Hendrawan Perangin Angin; Tri Astuti Yeniretnowati
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.182 KB) | DOI: 10.51615/sha.v1i2.21

Abstract

AbstractMany husbands do not understand their responsibility to love their wives at all, and for centuries, many fathers have become fathers who do not play their roles properly so that they do not feel their positive contribution to society. The research method used in this research is the library research method. The purpose of this research is to review the important role of a man as head of a Christian family through theological studies. The results of this study conclude that the role as head of a Christian family is a mission of life responsibility and the correct response to the cultural mandate of God, and to be an effective head of a Christian family must have a vision of a great obsession that is planned, focused and has a goal according to biblical truth. AbstrakBanyak para suami sama sekali tidak memahami tanggung jawabnya untuk mengasihi istrinya, dan juga sudah berabad-abad, banyak kaum bapa yang telah menjadi seorang ayah yang tidak memerankan perannya dengan baik sehingga tidak dirasakan kontribusinya yang  positif bagi masyarakat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kembali peran penting seorang pria sebagai kepala keluarga Kristen melalui kajian teologis. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa  peran sebagai kepala keluarga Kristen adalah sebuah misi pertanggungjawaban kehidupan dan respon yang benar atas mandat budaya dari Allah, dan untuk menjadi kepala keluarga Kristen yang efektif harus memiliki visi obsesi agung yang terencana, fokus dan mempunyai tujuan seturut kebenaran Alkitab
Menerapkan Matius 5:13 Tentang Garam Dunia di Tengah Era Disrupsi Yonatan Alex Arifianto; Reni Triposa; Daniel Supriyadi
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 1 (2020): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.094 KB) | DOI: 10.51615/sha.v1i1.7

Abstract

AbstractSpiritual growth to be a blessing and influence and impact on others cannot be separated from the challenges of life. And it is part of the believer's role to be able to color and make himself a useful person. Yet the church and the believers experienced divisions that created conflict and contention so that the church could not speak or give anything to a divided, corrupted world. With the background of the problem, the author uses a library research method with a descriptive quantitative approach. So the author concludes that the role of believers as the salt of the world in Matthew 5:13, in the midst of an era of disruption, is the first Christianity that does not become tasteless. Second, Christianity must function like salt and third, Christianity must glorify God in its life. By applying to all believers, the role of Christians as the salt of the earth has an impact.Key words: Salt Of The World, Believers, The Role Of Christianity AbstrakPertumbuhan rohani untuk menjadi berkat dan pengaruh serta berdampak bagi sesama tidak lepas dari tantangan kehidupan. Dan hal itu sebagai bagian peran orang percaya untuk dapat mewarnai dan menjadikan dirinya sebagai orang yang berguna. Namun gereja dan orang percaya mengalami perpecahan yang menimbulkan konflik dan pertengkaran sehingga gereja tidak bisa berbicara atau memberikan apa-apa kepada dunia yang terpecah, rusak. Dengan latar belakang permasalahan, penulis menggunakan metode penelitian pustaka dengan pendekatan kuantitatif deskriptif. Maka penulis dengan mendapatkan kesimpulan bahwa   peran orang percaya sebagai garam dunia dalam Matius 5: 13, ditengah era disrupsi adalah pertama kekristenan yang tidak menjadi tawar. Kedua Kekristenan harus berfungsi seperti garam dan yang ketiga, Kekristenan harus memuliakan Tuhan dalam hidupnya. Dengan mengaplikasikan bagi semua orang percaya peran orang kristen sebagai garam dunia yang berdampak.Kata kunci: Garam Dunia, Orang Percaya, Peran Kekristenan 
Peran Guru Dalam Menerapkan Pendidikan Agama Kristen Untuk Menumbuhkan Iman Kristen Anak Sejak Dini Sriyati Sriyati; Esen Hon Nakamnanu
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 1 (2020): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.678 KB) | DOI: 10.51615/sha.v1i1.2

Abstract

AbstractThe application of Christian faith is not only knowledge to add insight into Christianity, but the application of education is a way to be able to cultivate Christian faith in every child. The application of Christian education is not limited to being applied from primary school to university but is applied to start from early childhood education (PAUD). In the application of Christian education, teachers have an important role in faith growth because Christian education implemented in Sion Tridamarsari Kindergarten aims to foster faith in every child through Christian education. Before applying the Christian education, teachers need to realize that being a PAUD teacher is not just a job or a profession but is a calling from God so that teachers will be able to understand that the growth of Children’s Christian faith must be implemented from an early age. The type of research in this article is qualitative research. Where every informant is interviewed and observed. Based on the result that has been done, the role of the teachers in implementing Christian education for children is teachers can put themselves as friends, pastors, evangelists, facilitators, mentors, motivators, and role models. With these roles, can help and assist each child in the growth of faith that is achieved, namely believing that Jesus Christ is Lord and Savior, dare to pray for himself and others, distinguishing right and wrong actions and helping others. This achievement requires a continuous process and is carried out for a long time. By implementing Christian education it has an impact on the growth of Christian faith from an early age.Key words: Teacher, Rolling and Faith AbstrakPenerapan pendidikan iman Kristen pada intinya bukan sebagai pengetahuan untuk menambah wawasan mengenai agama Kristen, akan tetapi penerapan pendidikan merupakan suatu cara untuk dapat menumbuhkan iman Kristen dalam pribadi anak. Penerapan pendidikan Agama Kristen tidak sebatas diterapkan dari pendidikan dasar sampai pada perguruan tinggi, tetapi diterapkan mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD). Dalam penerapan pendidikan agama Kristen, guru mempunyai peran penting terhadap pertumbuhan iman karena pendidikan agama Kristen yang diterapkan di Taman Kanak-Kanak Sion Tridamarsari bertujuan untuk menumbuhkan iman Kristen anak sejak dini yaitu pada usia empat sampai enam tahun. Sebelum menerapkan pendidikan agama Kristen, guru Taman Kanak-Kanak Sion Tridamarsari perlu menyadari bahwa menjadi guru PAUD bukanlah merupakan suatu pekerjaan atau profesi saja tetapi sebuah panggilan dari Tuhan, sehingga guru akan dapat mengerti bahwa pertumbuhan iman Kristen anak haruslah diterapkan sejak usia dini. Jenis penelitian dalam tulisan ini adalah penelitian kualitatif. Di mana setiap informan diwawancarai dan diobservasi. Berdasarkan hasil yang telah dilakukan, peran guru dalam menerapkan pendidikan agama Kristen pada anak harusnya guru mampu memposisikan diri  sebagai sahabat, gembala, penginjil, fasilitator, pembimbing, motivator, dan teladan, dengan peran tersebut dapat membantu dan menolong setiap anak dalam pertumbuhan iman yang dicapai yaitu percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, berani berdoa untuk dirinya dan orang lain, membedakan perbuatan yang benar dan yang salah dan menolong sesama atau orang lain. Pencapaian tersebut membutuhkan proses secara terus menerus dan dilakukan dalamwaktu yang lama. Dengan menerapan pendidikan agama Kristen berdampak terhadap pertumbuhan iman Kristen sejak dini.Kata kunci: Guru, Peranan dan Iman 
Peran Integrasi Teologi Psikologi Terhadap Pemulihan Prilaku Menyimpang Joko Santoso
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.726 KB) | DOI: 10.51615/sha.v1i2.24

Abstract

AbstractHumans were created in the image of God. Have a perfect personality. However, human perfection does not guarantee that humans are free from deviant behavior. This is evidenced by the biblical figures, namely Adam and Eve, deviating from God's law. Using literature studies in a qualitative descriptive approach. Thus, it can prove that theology is the foundation for everything related to humans and psychology which contributes according to their needs. Although the theological and psychological aspects have different roles and roles in handling patients, the integration of these two aspects certainly has a big impact on achieving expectations in behavioral problem. AbstrakManusia diciptakan segambar dengan Allah. Memiliki kepribadian yang sempurna. Namun kesempurnaan yang dimiliki manusia tidak menjamin manusia bebas dari perilaku menyimpang. Hal ini dibuktikan melalui tokoh Alkitab yaitu Adam dan Hawa menyimpang terhadap hukum Allah. Menggunakan studi literatur dalam pendekatan deskriptif kualitatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teologi sebagai dasar fondasi atas segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia dan psikologi memberikan kontribusi sesuai dengan kebutuhannya. Walaupun aspek teologis dan aspek psikologi memiliki peran yang berbeda satu dengan yang lain dan penanganan terhadap pasien, namun dengan terintregrasinya kedua aspek tersebut tentunya sangat memberikan dampak besar untuk meraih harapan dalam menyelesaikan persoalan penyimpangan perilaku.
Sejarah Lahirnya Gereja Kebangsaan di Minahasa Changlie Harter Assa
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.888 KB) | DOI: 10.51615/sha.v1i2.18

Abstract

AbstractThis paper aims to show the existence of a national church in the land of Minahasa. This nationalist church was born from a group of Christian nationalists and Christian figures from the Minahasa. The result of the birth of the National Church was the establishment of KGPM, which was an independent church that was free from the shadows of Dutch colonialism. The national spirit of KGPM is manifested in its theme: Jesus Christ in Nationality, Nationality in Jesus Christ. The KGPM founders believed that Indonesian independence must also be in line with ecclesiastical independence. Concerning the national movement, the founders of KGPM were directly involved in Indonesia's independence. The movement performed together for the realization of independence from Dutch colonial The results of this paper, recommended to need for massive socialization of Christian leaders and organizations involved in the Indonesian independence processAbstrak Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan adanya gereja kebangsaan atau gereja yang menekankan landasan semangat nasionalisme di tanah Minahasa. Gereja kebangsaan ini lahir dari kelompok nasionalis Kristen dan tokoh-tokoh Kristen dari Minahasa. Hasil dari lahirnya gereja kebangsaan ialah berdirinya Kerapatan Gereja Protestan Minahasa yang adalah gereja mandiri yang lepas dari bayang-bayang kolonial Belanda. Semangat nasionalisme KGPM dinyatakan melalui tema: Yesus Kristus dalam Kebangsaan, Kebangsaan dalam Yesus Kristus. Pendiri KGPM yakin bahwa kemerdekaan Indonesia harus sejalan juga dengan kemerdekaan bergereja. Dalam kaitannya dengan pergerakan nasional, para pendiri KGPM ikut terlibat langsung terhadap pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Pergerakan dilakukan secara bersama-sama demi terwujudnya kemerdekaan dari kolonial Belanda. Hasil penulisan ini merekomendasikan perlunya sosialisasi secara masif akan adanya tokoh-tokoh Kristen dan organisasi-organisasi Kristen yang terlibat dalam proses kemerdekaan Indonesia
Peranan Orang Tua Dalam Pendidikan Agama Kristen Terhadap Pertumbuhan Rohani Anak Semuel Ruddy Angkouw; Simon Simon
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 1 (2020): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.953 KB) | DOI: 10.51615/sha.v1i1.3

Abstract

AbstractParents who are given a mandate by God to be the main spiritual educators for their children. The purpose of God is to encourage parents as the main spiritual educators for their children, so that their children will experience spiritual growth in their faith in Him. This paper discusses the role of parents in Christian religious education on children's spiritual growth. The method used in this writing is a quantitative method with a questionnaire approach accompanied by descriptions of the answers of the respondents to the questionnaires that were distributed. The findings of this study are the respondents, in this case the church Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Glenmore Kabupaten Banyuwangi, carry out its role as a parent in cultivating Christian values for the spiritual growth of children although not significantly overall.Key words: Spiritual Growth, Congregation, Christian Education. AbstrakOrang tua diberikan mandat oleh Allah untuk menjadi tenaga pendidik kerohanian yang utama bagi anak-anaknya. Tujuan Allah menghimbau orang tua sebagai pendidik kerohanian utama bagi anak, agar kerohanian anak mengalami pertumbuhan secara iman kepada-Nya. Tulisan ini membahas tentang peran orang tua dalam pendidikan agama Kristen terhadap pertumbuhan kerohanian anak. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan angket disertai pendeskrifsian jawaban para responden atas angket yang dibagikan. Temuan dari penelitian ini adalah para respoden dalam hal ini jemaat Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Glenmore Kabupaten Banyuwangi, melaksanakan perannya sebagai orang tua dalam penanaman nilai-nilai kekristenan untuk pertumbuhan kerohanian anak walau tidak secara signifikan secara keseluruhan.Kata kunci: Pertumbuhan Rohani, Jemaat, Pendidikan Agama Kristen
Peranan dan Kedudukan Orang Tua Di Tengah Keluarga dan Gereja Sebagai Pendidik Ida Bagus Nyoman Widiartawan; Talizaro Tafonao
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.491 KB) | DOI: 10.51615/sha.v1i2.27

Abstract

AbstractThis study departs from the author's concern about the formation of parents, which the church has so far only underestimated. The church does not have a special interest in cultivating parents as educators in the family and church as explained in this article. The purpose of writing this article is to encourage the church to increase its role in coaching parents / the elderly. The method used is the literature research method by examining the role and influence of parents in the family and church. The analysis process carried out is to use various literary sources, both journals, books and other reliable reference materials to support the author's analysis. The results found in the review of this article have a very significant role in fostering and educating families. Based on these findings, it can be concluded that the negative assumptions regarding the role of parents so far can be ignored by the real explanation in this article. AbstrakKajian ini berangkat dari keprihatinan penulis terhadap pembinaan kepada orang tua yang selama ini hanya dipandang dengan sebelah mata oleh gereja. Gereja tidak memiliki perhatian secara khusus dalam membina orang tua sebagai pendidik dalam keluarga dan gereja sebagaimana penjelasan dalam artikel ini. Tujuan penulisan artikel ini adalah mendorong gereja untuk meningkatkan perannya dalam melakukan pembinaan orang tua/lansia. Metode yang digunakan adalah metode penelitian pustaka dengan mengkaji peran dan pengaruh orang tua dalam keluarga dan gereja. Proses analisis yang dilakukan adalah menggunakan berbagai sumber literatur-literatur baik jurnal, buku dan bahan referensi lainnya yang terpercaya untuk mendukung analisis penulis. Hasil yang ditemukan dalam kajian artikel ini memiliki peran yang sangat signifikan dalam membina dan mendidik keluraga. Berdasarkan hasil temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa asumsi-asumsi negatif terhadap peran orang tua selama ini dapat ditepis dengan penjelasan riil dalam artikel ini.
Problematika Pendidikan Karakter, Antara Konsep dan Realita Ida Destariana Harefa; Ahmad Tabrani
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.936 KB) | DOI: 10.51615/sha.v1i2.23

Abstract

AbstractCharacter education is a conscious effort to shape and develop a person with the aim of building national character. Various aspects support the implementation of characher education, namely family, school, community, friends and society. However, the reality is that Indonesia is currently experiencing an alarming moral decline. The government has tried a strategy in implementing character education by integrating character education with subjects applied in schools. The concept that has been devised by the government with reality is inversely proportional. So, the purpose of this study is to describe the problematics of character education, between concept and reality. Researcher used library research by examining theories based on facts from previous studies. The result of researct on the prolematics of character education strategy consists of aspects that play a role in building character education, including schools, families, communities and oneself. Second, creating noble character education will be realized because of the awareness of their respective responsibilities in building the character of the nation because all asoect are always sustainable.Abstrak Pendidikan karakter adalah suatu usaha sadar untuk membentuk dan mengembangkan karakter seseorang dengan tujuan membangun karakter bangsa. Berbagai aspek yang mendukung terlaksananya pendidikan karakter yaitu keluarga, sekolah, komunitas, teman bergaul dan masyarakat. Kenyataan yang terjadi Indonesia saat ini mengalami kemerosotan moral yang mengkhawatirkan. Pemerintah telah memikirkan strategi dalam menerapkan pendidikan karakter dengan mengintegrasikan pendidikan karakter dengan mata pelajaran yang diterapkan di sekolah-sekolah. Konsep yang telah dirancangkan oleh pemerintah dengan realita berbanding terbalik. Jadi, tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan problematika pendidikan karakter, antara konsep dan realita.  Peneliti menggunakan penelitian kepustakaan dengan mengkaji teori-teori berdasarkan fakta dari penelitian-penelitian. Hasil penelitian dari prolematika pendidikan karakter, pertama pentingnya strategi pendidikan karakter terdiri dari aspek-aspek yang berperan dalam membangun pendidikan karakter antara lain sekolah, keluarga, komunitas dan diri sendiri. Kedua, menciptakan pendidikan karakter luhur itu akan terwujud karena adanya kesadaran akan tanggungjawabnya masing-masing dalam membangun karakter bangsa karena semua aspek selalu berkesinambungan.
Tinjauan Teologis Tentang Gereja Sejati dan Aplikasinya Bagi Pelayanan Gereja Kontemporer Paulus Purwoto
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 1 (2020): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Yerusalem Baru, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.347 KB) | DOI: 10.51615/sha.v1i1.4

Abstract

AbstractThe church is a chosen group or congregation, namely those who are called by God to come out of the world, go away from sin and enter into the realm of grace. The church has a relationship with God's people in the Old Testament, where in the Old Testament God chose Abraham as the embryo of the birth of the nation of Israel, which was God's chosen nation. Theologically, the idea of God's people being called out clearly existed in Old Testament times, as well as in New Testament times. Linguistically the Greek word ekklesia appears repeatedly in connection with Israel in the Septuagint translation. The elements in the Old Testament exist in the New Testament church, however, they cannot be correctly equated between the Old Testament congregation and the church, because the church is a new product, founded on the Lord Jesus, made by the Holy Spirit and contains people from all the races of all nations become one new people of God. The true church has the signs as described in the Word of God. The purpose of this research is to conduct a theological review of the true church and its application to the contemporary church. The method used in this research is literature study method. The true church has signs, joy, holiness, truth, mission, unity, love, proclaims the Word of God properly, uses the sacraments properly, and exercises church discipline. The conclusion of this study is that the true church has signs that can be applied in contemporary church ministry.Key words: Chruch, Contemporer, True, Ministry AbstrakGereja adalah kumpulan atau jemaat pilihan, yaitu mereka yang dipanggil Allah keluar dari dunia, pergi dari dosa dan masuk ke dalam wilayah anugerah. Gereja memiliki relasi dengan umat Allah dalam Perjanjian Lama, dimana dalam Perjanjian Lama Tuhan memilih Abraham sebagai embrio lahirnya Bangsa Israel yang merupakan bangsa pilihan Allah. Secara teologis gagasan tentang umat Allah yang dipanggil keluar jelas telah eksis pada masa Perjanjian Lama, sebagaimana pada masa Perjanjian Baru.  Secara linguistik kata Yunani ekklesia muncul berulang kali dalam kaitannya dengan Israel dalam terjemahan Septuaginta. Unsur-unsur dalam Perjanjian Lama tersebut ada dalam gereja Perjanjian Baru, namun demikian tidak dapat disamakan dengan tepat antara Jemaah Perjanjian Lama dengan gereja, oleh karena gereja adalah sesuatu produk baru, didirikan diatas Tuhan Yesus, dijadikan oleh Roh Kudus dan berisi orang-orang dari segala ras dari seluruh bangsa menjadi satu umat Allah yang baru. Gereja sejati memiliki tanda-tanda sebagaimana dijelaskan dalam Firman Tuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan tinjauan teologis tentang gereja sejati dan aplikasinya bagi gereja kontemporer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi literatur. Gereja sejati memiliki tanda-tanda, sukacita, kekudusan, kebenaran, misi, kesatuan, kasih, memberitakan Firman Tuhan dengan benar, menggunakan sakramen dengan benar, dan menjalankan disiplin gereja. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa gereja sejati memiliki tanda-tanda yang dapat diaplikasikan dalam pelayanan gereja kontemporer.Kata kunci: Gereja, Kontemporer, Sejati, Pelayanan. 

Page 1 of 3 | Total Record : 21