cover
Contact Name
Muhajir
Contact Email
qathruna@uinbanten.ac.id
Phone
+628121907168
Journal Mail Official
qathruna@uinbanten.ac.id
Editorial Address
Jalan Jendral Sudirman No. 30 Panancangan Cipocok Jaya, Sumurpecung, Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42118
Location
Kota serang,
Banten
INDONESIA
Qathrun Jurnal Keilmuan dan Pendidikan Islam
ISSN : 2406954X     EISSN : 27765563     DOI : http://dx.doi.org/10.32678/qathruna
Core Subject : Education,
QATHRUNÂ: Jurnal Keilmuan dan Pendidikan Islam invites scholars, researchers, and students to contribute the result of their studies in the areas of Islamic Education, which cover the following research focuses: Learning strategy of Islamic education Development of Islamic education curriculum Curriculum implementation of Islamic Education Development of learning media and resources of Islamic education Islamic education learning evaluation Practices of Islamic education learning in school Inclusive education in Islamic education Action research in Islamic education
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 5 No 2 (2018): Desember 2018" : 7 Documents clear
IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DAN KURIKULUM 2013 DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI SMP MADINATUL HADID CILEGON DAN SMP NEGERI 1 CILEGON Muhajir Muhajir; Zaenal Muttaqin
QATHRUNÂ Vol 5 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In order to respond to various changes in efforts required to improve the relevance and quality of education, one of the concrete results of the hard work effort is the formulation of the curriculum as an effort to improve the quality of education and learning process. Curriculum changes are expected to improve the quality of education. Implementation of any curriculum in learning, the attainment of a quality educational process becomes the most important part. Curriculum as a basic benchmark or reference of teachers in implementing and developing learning in which there are standards to be achieved so that the results of the implementation of the curriculum can achieve the goal of national education maximally. This study aims to know the implementation of Education Unit Level Curriculum (KTSP) 2006 in Madinatul Hadid Cilegon Junior High School and the implementation of Curriculum 2013 in SMP Negeri 1 Cilegon. Knowing the quality of learning Islamic Religious Education in Madinatul Hadid Cilegon Junior High School and in SMP Negeri 1 Cilegon. Knowing the indicators of successful implementation of Education Unit Level Curriculum (KTSP) 2006 at SMP Madinatul Hadid Cilegon and Curriculum 2013 at SMP Negeri 1 Cilegon. Knowing the implementation analysis of Education Unit Level Curriculum (KTSP) 2006 in Madinatul Hadid Cilegon Junior High School and Curriculum 2013 at SMP Negeri 1 Cilegon. Knowing the factors driving and impeding the implementation of Education Unit Level Curriculum (KTSP) 2006 in Madinatul Hadid Cilegon Junior High School and in SMP Negeri 1 Cilegon. The results of this study concluded that: (1) Implementation Curriculum in Madinatul Hadid Cilegon junior, using active learning, creative, and fun. Implementation Curriculum in SMP Negeri 1 Cilegon, using scientific pendektan / scientific. (2) The quality of PAI learning at SMP Madinatul Hadid Cilegon, and SMP Negeri 1 Cilegon, can be seen from the result of USBN PAI in Madinatul Hadid junior high school with an average score of 76.16, the highest score of 86 and the lowest score of 58 and the 88% completeness rate. While the results of USBN PAI in SMP N 1 Cilegon, the average value is 89.14, the highest value 98 and the lowest score 82 and 100% completeness level (3) The successful implementation of the Curriculum at Madinatul Hadid Cilegon Junior High School, the independence and initiative of principals and teachers in managing and utilizing available resources. Learning is successful when ≥ 75% of learners are actively involved in learning. Successful implementation of curriculum in SMP Negeri 1 Cilegon, can be seen the improvement of the relationship between school personnel and society. Learning is considered complete if students are able to complete and master the ability ≥ 80%. (4) Implementation of Curriculum at Madinatul Hadid Cilegon Junior High School, in accordance with Competency Standards and Basic Competency, with 2x40 minute face-to-face hours. Implementation Curriculum in SMP Negeri 1 Cilegon, according to SKL in it there is implementation of KI-KD with hours per week 3x40 minutes. (5) Madinatul Hadid Cilegon Management Curriculum, improving learning strategy with benchmark of student achievement. Management of Krikulum at SMP Negeri 1 Cilegon through School-Based Quality Improvement Management (MPMBS)
HUBUNGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PENDIDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Budiman Budiman
QATHRUNÂ Vol 5 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan memiliki sedikit kesamaan dalam hal tujuannya yaitu menanamkan nilai-nilai kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta budi pekerti atau akhlak yang luhur. Di samping menanamkan sikap budi pekerti yang luhur, Pendidikan Kewarganegaraan juga membentuk anak didik agar dapat memahami, mengamalkan dan melestarikan nilai-nilai Pancasila sehingga menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab mencakup pada dimensi pengetahuan kewarganegaraan, ketrampilan kewarganegaraan dan nilai-nilai kewarganegaraan. Sedangkan didalam Pendidikan Agama Islam, untuk kepentingan pendidikan dalam mencapai dan mengamalkan moral atau akhlak dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan melalui proses ijtihad, para ulama mengembangkan materi Pendidikan Agama Islam pada tingkat yang lebih rinci (Depdiknas, 2003:2). Akhlak dalam Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan mengandung unsur yang sama. Hal ini sesuai dengan sifat bangsa Indonesia yang religius sehingga moral Pancasila lebih banyak mengacu pada tatanan nilai yang ada dalam agama. Dengan demikian karena secara materiil atau kajian isinya merupakan pendidikan yang sama-sama berorientasi dalam membentuk peserta didik dan warga negara yang baik, beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan konstitusi dan falsafah bangsa Indonesia.
PENERAPAN METODE BERNYANYI DALAM MENINGKATKAN HAFALAN ASMAUL HUSNA Dede Fatchuroji
QATHRUNÂ Vol 5 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Many teachers and the general public are still confused about distinguishing between children with mild intellectual disabilities with normal children in general, in fact there are different things that must be handled and served specifically for children with mild disabilities, they have significant intelligence below the average and accompanied by an inability in behavioral adaptation that arises during development. For mentally retarded children have academic barriers in such a way that the learning services require a modification of the curriculum that is appropriate to their specific needs and carried out new innovations in the learning method. The application of the singing method as an effort to improve or train them in memorization, the singing method is repeating by filling out the Asmaul Husna material through the singing lyrics. The contents of this article are about the classification of mental retardation which is viewed from various perspectives and the implementation of the singing method.
IMPLEMENTASI NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DAN TASAWUF DALAM KITAB NASHOIHUL ‘IBAD PADA PONDOK PESANTREN HOIRUL PAKIH
QATHRUNÂ Vol 5 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Akhlak sebagian santri saat ini memprihatinkan. Indikasinya dapat dilihat dari sering terjadinya gasab menggasab, tidak jujur dalam berkata, iri hati, melanggar peraturan pondok, dan akhlak tidak terpuji lainnya. Pondok pesantren identik sebagai tempat pendidikan dan pengembangan akhlakul karimah bagi santri. Artikel ini menjelaskan implementasi nilai-nilai pendidikan akhlak dan tasawuf dari kitab Nashoihul Ibad di Pondok Pesantren Assayfiyah Rangkasbitung Lebak tahun 2016. Kesimpulal hasil penelitian ada 5 nilai yaitu (1) keimanan, (2) kesabaran, (3) dzikir, (4) bersikap lemah lembut, dan (5) tawadhu’. Sedangkan 2 yang lainnya yaitu (1) zuhud dan (2) keutamaan diam/menjaga lisan belum dapat diimplementasikan di Pondok pesantren Assayfiyah.
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DALAM KBK, KTSP, DAN KURIKULUM 2013 Cecep Hunaefi
QATHRUNÂ Vol 5 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum di Indonesia telah mengalami banyak sekali perubahan. Mulai dari kurikulum tradisional pasca kemerdekaan sampai kurikulum modern. Kemudian dikenal kurikulum modern hingga pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kuikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan Kurikulum 2013. Dari ketiga kurikulum ini terjadi banyak perubahan dan perkembangan dalam pendidikan di Indonesia. Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), siswa dituntut untuk memiliki suatu kompetensi yang dihasilkan dari proses pembelajaran di sekolah, dan guru dalam kurikulum ini hanya menjalankan kurikulum yang telah dirancang oleh pusat. Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran dan kurikulum yang digunakan adalah hasil dari rancangan tiap satuan pendidikan masing-masing dengan melihat dari beberapa aspek. Kurikulum 2013 merupakan penyempurna dari kurikulum-kurikulum yang ada sebelumnya. Tulisan ini akan mengupas lebih banyak tentang kurikulum KBK, KTSP dan kurikulum 2013.
Hubungan Bimbingan Keagamaan Orang Tua dan Penguatan Guru Dalam Pembelajaran dengan Perilaku Ibadah Siswa Eni Sri Mulyani
QATHRUNÂ Vol 5 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan bimbingan keagamaan orang tua dengan perilaku ibadah siswa, hubungan penguatan guru dalam pembelajaran dengan perilaku ibadah siswa, serta hubungan antara bimbingan keagamaan orang tua dan penguatan guru dalam pembelajaran di Kelas V SDN segugus 2 Kecamatan Kibin Kabupaten Serang. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dan analisis statistik. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan observasi, angket dan studi dokumentasi. Adapun responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 46 orang. Teknik pengolahan datanya ialah uji validitas, uji reliabilitas dan uji hipotesis. Teknik analisis data pada dasarnya merupakan suatu metode yang mengkaji pengaruh langsung dan tidak langsung, serta variabel yang disajikan sebagai sebab akibat, alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah dengan angket yang disusun dengan teknik selfreport dengan menggunakan skala likert. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh antara bimbingan keagamaan orang tua dan penguatan guru dalam pembelajaran dengan perilaku ibadah siswa, diperoleh thitung = 3,951 dan ttabel = 2,410, karena thitung > ttabel , Oleh karenanya H0 di tolak dan H1 diterima, artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara bimbingan keagamaan orang tua dan penguatan guru dalam pembelajaran dengan perilaku ibadah siswa dengan pengaruh langsung (Rsquare) sebesar 0,655 atau 65,5% dan sisanya 34,5% dipengaruhi faktor lain.
PSIKOLOGI NEO BEHAVIOR DALAM PEMBELAJARAN Hunainah Hunainah; Nur Hidayati
QATHRUNÂ Vol 5 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan keluarganya, menjadi penentu berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu berbagai teori belajar dikembangkan oleh para ahli untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Salah satu dari beberapa teori belajar yang berkembang adalah teori neobehaviorisme. Teori belajar yang dikemukakan Robert M. Gagne ini merupakan perpaduan yang seimbang antara behaviorisme dan kognitivisme, yang berpangkal pada teori pemrosesan informasi. Belajar merupakan sesuatu yang terjadi dalam benak seseorang, di dalam otaknya. Belajar terjadi ketika seseorang merespon dan menerima rangsangan dari lingkungan eksternalnya. Dalam belajar, pengamat akan mengetahui tentang terjadinya proses belajar pada orang yang diamati bila pengamat itu memperhatikan terjadinya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang tetap sebagai hasil belajar harus terjadi bila orang tersebut berinteraksi dengan lingkungan. Ide Gagne yang sangat penting adalah pengetahuan dari kemampuan baru membutuhkan pengetahuan sebelumnya dari kemampuan yang lebih rendah yang terlibat dalam kemampuan baru tersebut. Oleh karena itu, seseorang yang pada tingkat kemampuan yang lebih tinggi, membutuhkan pengetahuan sebelumnya dari kemampuan yang lebih sederhana. Gagne menanamkan gerak maju dari belajar itu dengan istilah tingkatan belajar (learning hierarchy). Tingkatan belajar menurut Gagne dimulai dari informasi verbal (Verbal Information) sampai keterampilan motorik (Motor Skills). Gagne juga menemukan delapan tahapan pengolahan yang esensial bagi belajar dan harus dilaksanakan secara berurutan. Diawali dari fase mengarahkan perhatian (attending phase) hingga fase umpan balik ( Feedback phase). Sebagai aplikasi dari teori ini, tingkah laku individu pada dasarnya dikontrol oleh delapan tipe belajar dan hasi-hasilnya dimana tipe belajar yang satu menjadi landasan bagi tipe belajar yang berikutnya.

Page 1 of 1 | Total Record : 7